Imam Ghozali
Pendidikan Seni Pertunjukan, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura

Published : 21 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial

Seni Beduda: Penanaman nilai-nilai tradisi melalui musik dan syair pada masyarakat Suku Dayak Kebahan Penyelopat Imam Ghozali
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 6 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/satwika.v6i1.18902

Abstract

Beduda adalah seni tutur pada masyarakat Suku Dayak Kebahan Penyelopat Desa Engkurai Kabupaten Melawi. Penelitian ini dilatarbelakangi peran penting kesenian tersebut dalam penanaman nilai-nilai kearifan lokal pada masyarakatnya. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini tentang bentuk dan penanaman nilai-nilai seni Beduda pada masyarakat Suku Dayak Kebahan Penyelopat. Penanaman nilai-nilai pada masyarakat berfungsi untuk membantu masyarakat tersebut mengenal dan mempertahankan tradisi budayanya yang meliputi sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya dari masyarakat tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan bentuk penelitian analitik interpretatif dengan sumber data pelaku maupun tokoh seni beduda. Teknik analisis data yang digunakan adalah  model analisis interaktif (interactive analysis models). Beduda bentuk seni tutur yang disertai dengan nada dan cengkok. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Selayan. Isi syair Beduda berupa nasihat, hiburan, penyambutan, maupun riwayat hidup seseorang serta ucapan rasa syukur dan harapan. Nilai-nilai yang ditanamkan melalui syair-syair beduda  meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, dan juga kemandirian. Penanaman nilai-nilai tersebut termaktub dalam syair-syair beduda yang dilantunkan. Secara konteks hampir seluruh syair mengandung nilai-nilai dengan makna yang dalam. Syair-syair yang dilantunkan dalam bahasa kuno menjadi kendala bagi kalangan muda untuk mempelajarai dan memahaminya. Seni beduda digunakan dalam lingkup kecil dalam keluarga, maupun pada masyarakat yang lebih luas, sebagai hiburan maupun pengisi acara-acara ritual. Penanaman nilai pada seni beduda dilakukan melalaui syair maupun dalam pengggunaan alat musik pengiringnya.   Beduda is the art of speech in the Dayak Kebahan Penyelopat Tribe, Engkurai Village, Melawi Regency. This research is motivated by the important role of the arts in instilling the values ​​of local wisdom in the community. The problem posed in this research is about the form and inculcation of Beduda artistic values ​​in the Kebahan Penyelopat Dayak Tribe community. Instilling values ​​in the community serves to help the community recognize and maintain its cultural traditions which include a system of ideas, actions, and the work of the community. This study uses a qualitative method in the form of interpretive analytic research with data sources from actors and figures of the Beduda art. The data analysis technique used is interactive analysis models. Beduda art form of speech accompanied by tone and twist. The language used is the Malay language. The contents of Beduda's poetry are in the form of advice, entertainment, welcoming, as well as a person's life history as well as expressions of gratitude and hope. The values ​​that are instilled through beduda poems include religious values, honesty, tolerance, discipline, hard work, and independence. The cultivation of these values ​​is embodied in the beduda poems that are sung. In context, almost all of the poems contain values ​​with deep meaning. The poems sung in ancient languages ​​are an obstacle for young people to learn and understand them. Beduda art is used in small circles within the family, as well as in the wider community, as entertainment and as performers in ritual events. Instilling values ​​in the art of beduda is carried out through poetry and in the use of musical accompaniment instruments.
Co-Authors Achmadi Achmadi Ade Elbani Ade Mirza Afrizal - Agustina Listiawati Aktris Nuryanti, Aktris Alhadiansyah Aline Rizky Oktaviari ALINE RIZKY OKTAVIARI SATRIANINGSIH Andi Arif Wahyono Andi Ihwan Arianda yarso Asep Nursangaji Asfar Muniir Asfar Muniir Asfar Muniir Asfar Munir Aswandi - Aufa Zahra Bistari Chiristianli Yery Silaban Chiristianly Yeri Silaban Chiristianly Yery Silaban Chiristianly Yery Silaban Christianly Y Deplo Supoyo Dwi Oktariani Dwi Zulfita Edy Suasono Elly Suharlina Erni Djun Astuti Eva Dolorosa Fitri Imansyah Geovani Risa Krisanta Grandena, Egi Putri Gregorian Imanuel Hadary, Ferry Hamdani - Harry Fandinus Herry Sujaini Imma Fretisari Ismawartati - Ismunandar Ismunandar Kensiwi Kameswari Mastri Dihita Sagala Mastri Dihita Sagala Mastri Dihita Sagala Mega Cantik putri Aditya Meiran Panggabean Memet Agustiar Mochammad Meddy Danial Muanuddin - Muhammad Yusuf Muhsin Muhsin Ningsih, Kurnia Nurhayaningsi Nurhayaningsi Nurmainah - Nurmila Sari Djau Nurmila Sari Djau Nurmila Sari Djau Priyo Saptomo Purwaningsih - Rachmawati Rahmidiyani - Ratna Herawatiningsih Regaria Tindarika Riduansyah - Rommy Patra Setia Budi Sholva, Yus Silvia Uslianti Siti Hadijah Siti Halidjah Stepanus Sahala Sitompul Surachman - Sy. Hasyim Azizurrahman Syaifurrahman Syaifurrahman Syamswisna , Uti Asikin Vivi Bachtiar Welli Aprian Wendy Windhu Putra Witarsa - Yanuar Dwi Adi Prabowo Yohanes Gatot Sutapa Yudhistira Oscar Olendo Yuline - Yulis Jamiah Zakarias Aria Widyatama Zakarias Aria Widyatama P Zakarias Aria Widyatama Putra Zubaidah R