Beduda adalah seni tutur pada masyarakat Suku Dayak Kebahan Penyelopat Desa Engkurai Kabupaten Melawi. Penelitian ini dilatarbelakangi peran penting kesenian tersebut dalam penanaman nilai-nilai kearifan lokal pada masyarakatnya. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini tentang bentuk dan penanaman nilai-nilai seni Beduda pada masyarakat Suku Dayak Kebahan Penyelopat. Penanaman nilai-nilai pada masyarakat berfungsi untuk membantu masyarakat tersebut mengenal dan mempertahankan tradisi budayanya yang meliputi sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya dari masyarakat tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan bentuk penelitian analitik interpretatif dengan sumber data pelaku maupun tokoh seni beduda. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif (interactive analysis models). Beduda bentuk seni tutur yang disertai dengan nada dan cengkok. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Selayan. Isi syair Beduda berupa nasihat, hiburan, penyambutan, maupun riwayat hidup seseorang serta ucapan rasa syukur dan harapan. Nilai-nilai yang ditanamkan melalui syair-syair beduda meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, dan juga kemandirian. Penanaman nilai-nilai tersebut termaktub dalam syair-syair beduda yang dilantunkan. Secara konteks hampir seluruh syair mengandung nilai-nilai dengan makna yang dalam. Syair-syair yang dilantunkan dalam bahasa kuno menjadi kendala bagi kalangan muda untuk mempelajarai dan memahaminya. Seni beduda digunakan dalam lingkup kecil dalam keluarga, maupun pada masyarakat yang lebih luas, sebagai hiburan maupun pengisi acara-acara ritual. Penanaman nilai pada seni beduda dilakukan melalaui syair maupun dalam pengggunaan alat musik pengiringnya. Beduda is the art of speech in the Dayak Kebahan Penyelopat Tribe, Engkurai Village, Melawi Regency. This research is motivated by the important role of the arts in instilling the values of local wisdom in the community. The problem posed in this research is about the form and inculcation of Beduda artistic values in the Kebahan Penyelopat Dayak Tribe community. Instilling values in the community serves to help the community recognize and maintain its cultural traditions which include a system of ideas, actions, and the work of the community. This study uses a qualitative method in the form of interpretive analytic research with data sources from actors and figures of the Beduda art. The data analysis technique used is interactive analysis models. Beduda art form of speech accompanied by tone and twist. The language used is the Malay language. The contents of Beduda's poetry are in the form of advice, entertainment, welcoming, as well as a person's life history as well as expressions of gratitude and hope. The values that are instilled through beduda poems include religious values, honesty, tolerance, discipline, hard work, and independence. The cultivation of these values is embodied in the beduda poems that are sung. In context, almost all of the poems contain values with deep meaning. The poems sung in ancient languages are an obstacle for young people to learn and understand them. Beduda art is used in small circles within the family, as well as in the wider community, as entertainment and as performers in ritual events. Instilling values in the art of beduda is carried out through poetry and in the use of musical accompaniment instruments.