Claim Missing Document
Check
Articles

Potensi Pajak Daerah sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah di Provinsi Riau Zakya HS, Ismon; Harahap, Heryudarini; Bangun, Rindukasih; Yurnalis
IPTEKIN Jurnal Kebijakan Pembangunan dan Inovasi Vol. 4 No. 1 (2018)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pajak daerah merupakan salah satu dari pendapatan asli daerah (PAD). Pajak daerah merupakan sumber pandapatan asli daerah yang memberikan kontribusi cukup besar di Provinsi Riau. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menganalisis potensi dan kontribusi pajak daerah terhadap PAD, dan strategi untuk meningkatkan pajak daerah. Data skunder pajak daerah dikumpulkan dari tahun anggaran 2011-2015 yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah, Badan Pusat Statistik, dan lain-lain. Data primer tentang permasalahan yang dihadapi dalam pengumpulan pajak daerah dan strategi untuk meningkatkan pajak daerah dikumpulkan dengan focus group discussion dengan stakeholder terkait di Kota Dumai, Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Bengkalis. Analisis data yang digunakan adalah analisis tingkat pertumbuhan, tingkat kontribusi, dan analisis SWOT. Rata-rata pertumbuhan pajak daerah selama tahun 2011 – 2015 adalah 9,08% terhadap PAD, dengan realisasi adalah 106,04 persen. Berdasarkan peta SWOT yang berada pada kuadran I, strategi yang dapat diterapkan adalah SO (strength and opportunities ) dengan cara meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, meningkatkan dan mengefektifkan sosialisasi Peraturan Daerah kepada masyarakat secara luas, mengintensifkan pelaksanaan sosialisasi dan penyuluhan baik secara formal maupun informal, memperluas tax-base retribusi /pajak daerah yang menjadi kewenangan provinsi, memudahkan cara pembayaran pajak tahunan melalui online, menetapkan dan membuat strategi baru dalam memungut pajak dan lebih memperhatikan kualitas dan pelayanan prima. Rekomendasi untuk peningkatan pajak daerah adalah melakukan pendataan ulang terhadap wajib pajak dan memperluas tax-base pajak daerah, melakukan pembenahanan manajemen pengelolaan pajak, melakukan re-identifikasi misi dan mandat organisasi, memberi sangsi bagi pelanggaran pajak daerah dan mengadakan komputerisasi pendapatan asli daerah (KOMPATDA).
PENGASUHAN DAN KEADAAN GIZI ANAK DARI IBU YANG BEKERJA DI DKI JAKARTA Heryudarini Harahap; Dyah Santi Puspitasari
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 15 (1992)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2249.

Abstract

PENGASUHAN DAN KEADAAN GIZI ANAK DARI IBU YANG BEKERJA DI DKI JAKARTA
STATUS GIZI MURID TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR DI SEKOLAH FAVORIT DAN BUKAN FAVORIT Anies Irawati; Heryudarini Harahap; Dyah Santi Puspitasari; M. A. Husaini
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 14 (1991)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2200.

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang status gizi murid di sekolah favorit dan bukan favorit taman kanak-kanak (TK) maupun sekolah dasar (SD). Penelitian dilakukan di tiga provinsi/daerah yang berbeda keadaan geografi dan sosial budayanya, yaitu DKI Jakarta, DIY dan Lampung. Di tiap-tiap daerah tersebut diteliti tiga TK (satu TK favorit dan dua TK bukan favorit) dan tiga SD (satu SD favorit dan dua SD bukan favorit). Kecuali untuk DIY, jumlah SD yang menjadi lokasi penelitian adalah 4 SD (1 SD favorit dan 3 SD bukan favorit), dan dari ketiga TK yang dijadikan sebagai lokasi penelitian tidak ada yang berstatus TK favorit. Jumlah sampel untuk TK favorit dan bukan favorit masing-masing sebanyak 90 dan 349 murid, sedangkan untuk SD favorit dan bukan favorit masing-masing sebanyak 789 dan 1742 murid. Jumlah murid TK dan SD favorit yang berada diatas P>50 sebanyak 51.8%, sedangkan pada sekolah bukan favorit sebanyak 42.9%. Rata-rata BB murid TK maupun SD favorit lebih berat daripada murid sekolah bukan favorit. Jumlah murid TK favorit yang berstatus gizi kurang (dibawah P3) sebanyak 1.1% dan pada TK bukan favorit sebanyak 2.0%. Jumlah murid SD favorit yang berstatus gizi kurang sebesar 3.4% dan pada SD bukan favorit sebesar 4.7%. Jumlah murid yang berstatus gizi kurang pada TK dan SD bukan favorit lebih banyak daripada TK dan SD bukan favorit. Jumlah murid TK favorit yang berstatus gizi lebih (diatas P>97) sebanyak 12.2% dan pada TK bukan favorit sebanyak 6.0%, sedangkan pada SD favorit sebanyak 8.6% dan SD bukan favorit sebanyak 2.9%. Jumlah murid yang berstatus gizi lebih pada TK dan SD favorit lebih banyak daripada TK dan SD bukan favorit. Di DKI Jakarta, murid TK maupun SD yang berstatus gizi lebih masing-masing 19.5% dan 10.9%, lebih tinggi daripada di kedua daerah lainnya. Murid TK yang berstatus gizi-lebih lebih banyak berada di DIY dibandingkan dengan dua daerah lainnya, yaitu sebanyak 3.5%. Murid SD yang berstatus gizi kurang lebih banyak terdapat di DKI Jakarta, yaitu sebesar 5.0%. Pada umumnya dengan menggunakan KMS Anak Sekolah, pada sekolah favorit kecenderungan kurvanya terletak pada persentil yang sama, tetapi pada sekolah bukan favorit cenderung naik. Aspek positif dari KMS Anak Sekolah ini, tampaknya memotivasi peningkatan BB responden.
PROFIL KEADAAN GIZI USILA DI DKI JAKARTA DAN YOGYAKARTA Heryudarini Harahap; Anies Irawati; Dyah Santi Puspitasari; Sihadi Sihadi; M. A. Husaini
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 14 (1991)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2203.

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang profil keadaan gizi usila di DKI Jakarta dan DIY. DKI Jakarta menggambarkan daerah perkotaan dengan etnik yang beragam; DIY menggambarkan daerah pedesaan dengan etnik Jawa yang kebudayaannya masih kuat dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian dilakukan pada 90 orang usila di DKI Jakarta dan 180 usila di DIY dengan tingkat sosial ekonomi rendah. Hasil penelitian menunjukkan 82.8% dan 58.3% usila masing-masing untuk DKI Jakarta dan DIY adalah perempuan. Usila perempuan yang janda adalah 91.9% di DKI Jakarta dan 78.1% di DIY. Usila laki-laki yang duda 62.5% di DKI Jakarta dan 16.0% di DIY. Rata-rata jumlah anggota keluarga Usila di Jakarta 6.4 ± 3.5 orang, lebih besar daripada jumlah anggota keluarga Usila di DIY, yaitu 4.0% ± 2.2 orang. Pendapatan keluarga Usila di DKI Jakarta dan DIY hampir sama, yaitu Rp 87.744 di DKI Jakarta dan Rp 85.988 di DIY, tetapi pendapatan per kapita berbeda. Rata-rata pendapatan per kapita di DKI Jakarta adalah Rp 14.590 dan DIY Rp 18.160. Konsumsi zat-zat gizi Usila di DKI Jakarta dan DIY umumnya tidak ada yang mencapai 100% RDA, kecuali konsumsi vitamin C di Usila di DIY. Konsumsi kalori, protein dan zat besi Usila di kedua daerah penelitian kurang dari 80%, kalsium kurang dari 60%. Konsumsi zat-zat gizi Usila di DIY. Rata-rata perbedaan konsumsi berkisar antara 19.2%-59.3% kecukupan gizi pada laki-laki dan 8.2%-41.3% kecukupan gizi pada perempuan. Lebih dari 3/4 laki-laki berstatus gizi kurus yaitu 83.3% di DKI Jakarta dan 89.9% di DIY. Tidak terdapat laki-laki yang berstatus gizi gemuk, sedangkan pada perempuan terdapat 21.5% di DKI Jakarta dan 2.2% di DIY yang berstatus gizi gemuk. Prevalensi anemia Usila di DKI Jakarta lebih tinggi daripada di DIY yaitu 50.0% pada laki-laki dan 52.3% pada perempuan, dibanding 39.1% pada laki-laki dan 35.3% pada perempuan.
HUBUNGAN KONSUMSI KACANG-KACANGAN (SUMBER PHYTOESTROGEN) DENGAN USIA MENOPAUSE Sri Muljati; Susie Suwarti; Heryudarini Harahap; Titus Priyo Harjatmo; Komari Komari; Sandjaja Sandjaja; Amelia Amelia
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) Vol. 26 No. 1 (2003)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v26i1.1427.

Abstract

PHYTOESTROGEN CONSUMPTION AND MENOPAUSEBackground: Health development increase the life expectancy age on women. The life expectancy on women in 1980 was 50.9 years, which was Increase to 62.7 years in 1995. Due to decline of estrogen level, the menopause often get menopause syndrome. The impact of low estrogen level could decrease the bone mass (osteoporosis). Phytoestrogen could be deriving menopause syndrome in women. Isoftavone is one of phytoestrogen compound and has anti oxidant. Bean, e.g. soybeans as phytoestrogen sources were consumption in great quantity in Indonesia. Objectives: The study was conducted to examine the relationship between bean as phytoestrogen sources and menopause aged.Methods: The study was cross-sectional that was done in Tanah Datar (West Sumatra) and Bantul (Yogyakarta). Respondents were 360 women who had menopause. Food consumption was collected by Food Frequency Questioner (FFQ) and menopause age was interviewed by asking the women history. Results: Soybean and its products e.g. Tempe, tofu as well as bean, e.g. kidney bean, 'tolo bean' are phytoestrogen sources that often are eaten by the menopause women in both area. The average of isoflavon consumption of women that had menopause aged > 50 years higher than women that had menopause aged 50 years. Conclusions: Women that consumed less phytoestrogen had higher risk of early menopause. Phytoestrogen could be obtained from nuts as well as it's product e.g soybean, tempe, tofu. Recommendations: Women naturally have a high risk suffering from osteoporosis therefore they are suggested to consume beans as (a one way) to prevent early menopause. The promotion of bean advantages could be done through PUGS approach.Keywords: menopause, phytoestrogen, soybeans
STRATEGI PENINGKATAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Yekti Widodo; Heryudarini Harahap; Sri Muljati; Agus Triwinarto
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) Vol. 26 No. 1 (2003)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v26i1.1428.

Abstract

STRATEGY TO IMPROVEMENT EXCLUSIVE BREASTFEEDING COVERAGEBackground: Exclusive breastfeeding practice in Indonesia not yet gratified, ranging from 3,6% up to 27,5%. Therefore require to be developed a promotion strategy to motivate the exclusive breastfeeding, by entangling target of besides mother with given by a complete information about exclusive breastfeeding. Objectlves: Knowing exclusive breastfeeding promotion impact to coverage of exclusive breastfeeding. Methods: This research represent the research observational, with kohort design. Sampel research is all pregnancy women which old age its pregnancy have entered the third trimester. All sampel research given the counselling with interpersonal communication and non-formal condition and also the discussion with husband, parent, grandmother. At this research the strategy counselling to motivate the exclusive breastfeeding by giving information about exclusive breastfeeding, creating condition and environment supporting, improving husband involvement, other family member, traditional birth attendant, cadre, and rural midwife (bidan di desa) and also lessen the negative consequence, like busy, baby rewel, and insufficient breastfeeding. Counselling conducted by special worker which have been trained, since the pregnant women in third trimester until the baby 4 month ages. Results: Total sampel in this research is 221 all family have been given the motivation for the pracllcaly of exclusive breastfeeding. From 221 sampel gave the motivation 110 sampel (49,8%) earning given exclusive breastfeeding during 4 month, while 111 sampel (50,2%) cannot given exclusive breastfeeding because some reason among other things: husband, arent, and or parent in law not support, feel too busy, child need the practice eat, fear later child become difficult eat. This applying counselling strategy can motivate the mother to give the exclusive breastfeeding during 4 month reach 49,8%. This matter indicate that this strategy is good enough to increase exclusive breastfeeding coverage. Conclusions: Counselling strategy with infonnal communications and while non-formal condition and given the complete information and also to combining discussion with the counselling target, is good enough to motivate and look after the exclusive breastfeeding gift behavior. Recommendations: Applying of strategy counselling in order to exclusive breastfeeding promotion need the commitment all of health worker to support and also have to entangle the husband, parent, parent in law, and traditional birth attendant as counselling target. Keywords: exclusive breastfeeding, counselling exclusive, breastfeeding improvement
PEMULIHAN GIZI BURUK SECARA RAWAT JALAN DI PUSKESMAS S. Suwarti; Amelia Amelia; S. Muljati; E. Rustan; Reviana Reviana; Heryudarini Harahap; Sihadi Sihadi
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) Vol. 26 No. 1 (2003)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v26i1.1429.

Abstract

OUT-PATIENT MANAGEMENT FOR SEVERE MALNOURISHED CHILDREN IN PUSKESMASBackground: During economic crisis in Indonesia in mid 1997, the numbers of malnourished children has increased. Many efforts had been conducted to solve this problem to prevent the detrimental effect of malnutrition especially in the reduction of the quality of manpower. Since 1980's our ambulatory clinic has developed the management for malnourished children. From 1997 to 2000, cases of malnourished children increased from 27 to 193, but we were facing with the numbers of defaulters. There were 40-50% drops out patients. To solved this problem, we worked together with Districts Health Office (Dinas Kesehatan Kabupaten and Kota) Bogor to build nutrition clinic in 3 health centers (Puskesmas), in South Bogor, Sukaraja, and Sukamanah sub district. Objectives: To build the nutrition clinic in health center. Methods: First step of our action was to train the medical doctors, nurses and nutritionist from the health centers in ambulatory management (registration, anthropometric measurement, nutrition counseling, clinical examination and medication for infectious diseases) of severe malnourished children. The second step was to arrange the nutrition clinic in the health centers. In the first three months, the clinic was run by the team of the Nutrition Research and Development Center together with the team of health centers. In the second three of months, the health centers team run the clinic and NRDC team only supervised them. Results: The activity of nutrition clinic in the health centers was no difference with the activity in the nutrition clinic in the NRDC. The children nutritional status was improved after 4 months intervention. The improvement was measured by weight-for-height as well as by weight-for-age. The weight-for-height index was found as the perfect indicator to measure the effect of intervention on the nutritional status of the children. Conclusions: Community health centers staffs has a potential capacity to solve malnutrition problem, especially when they were trained adequately by proper trainer, and the best parameter to evaluate nutritional status was weight-for-height. Keywords: out-patient, severe malnutrition
PENGEMBANGAN SLOGAN KONSEP ‘GIZI SEIMBANG’ DAN GAMBARNYA (DEVELOPMENT OF SLOGAN AND ITS PICTORIAL FOR THE ‘BALANCED NUTRITION’ CONCEPT) Heryudarini Harahap; Abas Basuni Jahari; Nurfi Afriansyah; Sri Mulyati; Tjetjep syarif Hidayat; Salimar Salimar
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) Vol. 35 No. 2 (2012)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v35i2.3380.110-118

Abstract

ABSTRACT Since officially released by the Ministry of Health in 1995, the Dietary Guidelines for Indonesians, ‘Pedoman Umum Gizi Seimbang’ (PUGS)  is less successful to popularize the concept of 'balanced nutrition'. In contrast to the concept of 'Four Healthy Five Perfect’ (Empat Sehat Lima Sempurna), that was fortuitously at once a slogan. To obtain slogan of ‘balanced nutrition’ and their images that are easy to understand, attractive and easy to remember. The study was conducted in Cirebon, Karawang and Sukabumi district. It was a cross-sectional design. A total of seven slogan and four pictorial was developed by communication professional and researcher. Data was collected by in-depth interviews and focus group discussions (FGD). As in-depth interview informants were students of the last grade of elementary, middle and high school, adults with education elementary, junior high, high and graduate school. While informants in the FGD were cadres, teachers of elementary, junior high, and high school, as well as nutrition personnels at community health service (TPG) in each selected district. On in-depth interviews, 33 informants chose the slogan of “My Balanced Nutrition, More healthy” and 88 chose the slogan of “Eat Properly - Life Healthy”, while out of 15 FGD group, 11 FGD group chose the slogan of “My Balanced Nutrition, More Healthy”. The pictorial that selected in the FGDs and in-depth interviews are mostly circle. The slogan of “Balanced Nutrition, Healthy Life” with “circle pictorial” that might selected as one of an ‘educational message’ alternative for disseminating the concept of balanced nutrition. Kewords: Balanced nutrition, slogan, pictorial, education messages   ABSTRAK Sejak dikeluarkan secara resmi oleh Departemen Kesehatan tahun 1995, Dietary Guidelines for Indonesians, yakni Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS), hingga kini tergolong ‘kurang berhasil’ memasyarakatkan konsep ‘Gizi Seimbang’. Berbeda dengan konsep ‘Empat Sehat Lima Sempurna’ yang kebetulan sudah sekaligus merupakan slogan. Memperoleh slogan dan gambar konsep ‘gizi seimbang’ yang mudah dipahami, mudah diingat dan menarik. Penelitian dengan rancangan potong-lintang ini dilakukan di Kabupaten Cirebon, Karawang dan Sukabumi. Sebanyak tujuh slogan dan empat gambar dikembangkan oleh profesional komunikasi bersama dengan peneliti. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah (FGD). Sebagai Informan dalam wawancara mendalam adalah siswa SD, SMP, dan SMA dari kelas terakhir, orang dewasa dengan pendidikan SD, SMP, SMA dan sarjana. Sementara informan dalam FGD diwakili oleh kader posyandu, guru SD, SMP, SMA, dan tenaga pelaksana gizi (TPG) di setiap kabupaten terpilih. Dalam wawancara mendalam, sebanyak 33 informan memilih slogan “Giziku Seimbang – Lebih Sehat” dan 88 memilih “Makan Tepat – Hidup Sehat”, sedangkan hasil FGD dari 15 kelompok FGD, 11 kelompok FGD memilih slogan “Giziku Seimbang – Lebih Sehat”. Sebagian besar gambar yang dipilih dalam FGD dan wawancara mendalam berbentuk bulat. Slogan “Gizi Seimbang – Hidup Sehat” dengan bentuk gambar bulat dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif alat edukasi terpilih dalam memasyarakatkan konsep ‘gizi seimbang’. [Penel Gizi Makan 2012, 35(2): 110-118] Kata kunci: gizi seimbang, slogan, gambar, alat edukasi
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH, JENIS KELAMIN, USIA, GOLONGAN DARAH DAN RIWAYAT KETURUNAN DENGAN TEKANAN DARAH PADA PEGAWAI NEGERI DI PEKAN BARU Heryudarini Harahap; Hardinsyah Hardinsyah; Budi Setiawan; Imam Effendi
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) Vol. 31 No. 2 (2008)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v31i2.1515.

Abstract

AbstractBackground: The increasing prevalence of hypertension is an important public health problem contributing to significant excess disease and mortality. The risk factors of high blood pressure were obesity, sex difference, aged, and heredity. Some factors had clearly evidence that had relationship with blood pressure, but other had not clearly, e.g. blood group. Objectives: To study the relationship between BMI, sex, age, blood group and heredity of hypertension with blood pressure. Methods: A cross-sectional survey was conducted in Pekan Baru. Subjects were government employee. Blood pressure was collected using sphygmanometer. Weight were collected.by SECA and height by microtoice. Blood group, sex, age, heredity was collected using questionaire. The JNC 7 was used to classify of hypertension. Results: A subject of 510 government employee aged 30 – 55 years was selected in Pekan Baru. The prevalence of pre-hypertension was 37,6% and hypertension was 10,4%. The prevalence of overweight and obese (BMI ≥ 25,0) was 60,6%. BMI was positively associated with systole blood pressure (SBP). This study found that every BMI unit increase was associated with an SBP increase of 0,362 mmHg for men and women. Diastole blood pressure (DBP) of women was lower 3,4 point than men. There was positively associated between aged and systole/diastole. Every one year increase was associated with an SBP increase of 0,493 mmHg, and 0,189 mmHg DBP. Blood group was not associated with SBP, and DBP but SBP of AB blood groups was lower than A, B or O blood group; and DBP was lower than B blood group. There was strong association between heredity hypertension and SBP, and DBP. SBP of subject that had hypertension heredity was higher 4,8 mmHg, and diastole was higher 3,5 mmHg than subject without heredity hypertension. Conclusions: There was positively associated between BMI and SBP; between aged and SBP, and DBP. Men had higher DBP than women. Subject that had hypertension heredity had higher SBP, and DBP than subject without hypertension heredity. [Penel Gizi Makan 2008, 31(2): 51-58]   Keywords: blood pressure, BMI, sex, age, heredity, blood group
Co-Authors ', Gevisioner ', Kiswanto ', Zainuri Abas B. Bahari Abas Basuni Jahari Agus Triwinarto Agus Triwinarto Amalia, Rica Amelia Amelia Anies Irawati Annisa Usraina Mulkiya Arbaini Arbaini Arnawilis Arnawilis Basuki Budiman Budi Setiawan Candra Sari Mutiara Damayanti, Elok Dedi Parlaungan Destriyani , Reni Deurenberg, Paul Dewi Purnomosari Dyah Santi Puspitasari E. Rustan Edith Sumedi, Edith Elnovarian Purnama Fawziah A. Hadis Fitrah Ernawati Gevisioner Gevisioner Gevisioner Gustina Sofia Hardinsyah Herniwanti Herniwanti Herwanto Hery Widijanto Hidayat Syarief Ikasarie Zamora Imam Effendi Imam Effendi Indah Zuriati Ramadhani Ismon Zakia Ismon Zakya HS Jajah K. Husaini Jajah K. Husaini Karjoso, Tri Krianto Karlina Nur Cahyo Khouw, Ilse Kiswanto Komari Komari Kurniawati Fitri Laily, Noer M. A. Husaini Machasin Machasin Mahdin A. Husaini Mahdin A. Husaini Marhadi MARINI ARIESTA Marlina, Hastuti Mhd. Yunus Mitra Mitra Mitra Mitra Mitra Mitra Mitra Moesijanti Soekatri Moesijanti Soekatri, Moesijanti Mulawati Purwanti Noviana, Ika nFN Minarto, nFN nFN Sandjaja nFN Sandjaja, nFN Nugraha, A. Fajri Nur Cahyo, Karlina Nurfi Afriansyah Nurlisis Nurlisis, Nurlisis Nurvi Susanti Pidajunita Munte Ramadhani, Indah Zuriati Rany, Novita Reviana Reviana Rina Mitasari Rina Yurianti Rindukasih Bangun, Rindukasih Rudianda Sulaeman Rustan Effendi S. Muljati S. Suwarti Sa’am, Zulfan Salimar Salimar Samsir Sandjaja Sandjaja Sandjaja Sandjaja Sihadi Sihadi Siska Mayang Sari Sri Desfita, Sri Sri Muljati Sri Muljati Sri Mulyati Sri Mulyati Suharsanto Suharsanto Susi Suwarti Susie Suwarti Susie Suwarti Syaiful Hadi Tengku Hartian Silawati Ningsih Tengku Harunur Rasyid Titus Priyo Harjatmo Tjetjep syarif Hidayat Vivin Seygita, Vivin Warso Syahputra, Hasan Yekti Widodo Yekti Widodo Yekti Widodo Yeni Kusumawaty Yessica Devis Yunita, Jasrida Yurnalis Zainuri Zakya HS , Ismon Zakya HS, Ismon Zulfan Sa’am