Meski sudah lebih dari dua tahun (2020-2022), pandemi Covid-19 masih terus menyerang penduduk dunia,, bahkan di Indonesia juga masih mengalami penyebaran kasus Covid-19 yang meningkat oleh beberpa varian baru. Meskipun tingkat resiko kematiannya lebih kecil, namun hal ini membuat seluruh masyarakat dan pemerintah merasa prihatin, pasalnya upaya pemerintah untuk menanggulangi pandemi dan proses pemulihan ekonomi diberbagai sektor masih mengalami kendala yang cukup signifikan, demikian juga halnya pada sector pelayanan transportasi khususnya pelayanan angkutan bagi masyarakat kelas menengah kebawah. Disisi lain transportasi secara umum memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat disuatu daerah, khususnya dalam pembangunan ekonomi, dan sosial politik suatu daerah, dan memberi dampak tinggi pada sector-sektor lainnya, salahsatunya layanan ojeg baik konvensional maupun yang online. Aspek operasional mod aini haruslah direncanakan dengan baik agar layanannya dapat menjadi pendukung kota modern yang ekonomis, efeisien dan tetap menjamin Kesehatan penggunanya terjaga. Di masa pandemic (2020) sampai pada masa post pandemic (2022) ini kita mengetahui bahwa terdapat perbedaan karakteristik perilaku perjalanan dari operator ojek online dan ojek konvensional dalam memberikan pelayanan terhadap para penggunanya. Guna untuk memberikan pedoman palayanan yang tetap menjalankan prokes covid-19 dengan baik, maka penyuluhan dan pembinaan pelaku ojeg konvensional dan ojeg online telah dilakukan, dengan mendasarkan survei lanjut di akhir tahun 2022, dengan mendasarkan atas tingkat eksplanasinya dalam penelitian deskriptif, dengan mnyebarkan kuisioner kepada 400 responden yang merupakan pengguna ojeg konvensional dan ojeg online. Jumlah populasi pengguna ojek sebanyak 486.715 (Kota Mataram dalam Angka, 2019), sehingga dengan menggunakan rumus perhitungan jumlah sampel dari Slovin dan tingkat kepercayaan 95%, maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 400 responden. Hasil sintesis kedua karakteristik tersebut bisa disampaikan sebagai berikut: Gender pengguna didominasi oleh wanita sebanyak 58,8%, maksud perjalanan didominasi oleh perjalanan bekerja dan belanja 51,87 %, moda sebelum beralih didominasi oleh moda sepeda motor sebanyak 59,5 % , perjalanan hubung ke pangkalan didominasi oleh jarak 0 – 1 km, perjalanan hubung dari pemberhentian ke tempat tujuan didominasi oleh jarak 0 – 1 km dengan menggunakan moda jalan kaki. Sementara dari tingkat kepatuhan penerapan prokes covid-19 oleh operator ke pengguna menunjukkan penurunan kepatuhan yang cukup signifikan, hal ini berarti bahwa masyarakat memandang pandemic covid-19 sudah tidak mengkhawatirkan atau tingkat keprcayaan operator dalam operasional nya relative cukup tinggi bahwa mereka sudah vaksinasi memadai.