Claim Missing Document
Check
Articles

PENAMBAHAN LATIHAN KOMBINASI CORE STABILITY PADA LATIHAN FOOTWORK MENINGKATKAN KELINCAHAN PEMAIN BULUTANGKIS PUTRI PB. PUMA MAS MADIUN Triyanto Nugroho; Gde Indraguna Pinatih; Muthiah Munawwarah; Luh Made Indah Sri Handari Adiputra; I Putu Adiartha Griadhi; Muh. Irfan
Sport and Fitness Journal Volume 6, No.1, Januari 2018
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.977 KB) | DOI: 10.24843/spj.2018.v06.i01.p11

Abstract

Pendahuluan:Karakteristik permainan bulutangkis yang serba cepat dan eksplosif membuat seorang pemain bulutangkis harus memiliki kondisi fisik dan performa yang baik. Faktor kelincahan sangat dibutuhkan untuk melakukan penguasaan pertandingan sehingga baik dalam melakukan serangan (smash), pertahanan (block), maupun servis. Penambahan latihan kombinasi Core stability pada latihan footwork diharapkan dapat memberikan landasan atau pondasi yang dapat mengontrol posisi dari trunk sampai pelvicsehingga gerakan ekstrimitas atas dan ekstrimitas bawah dapat bekerja secara optimal dalam melakukan perubahan gerak. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui penambahan latihan kombinasicore stability pada latihan footwork lebih baik dibandingkan latihan footwork dalam meningkatkan kelincahan pemain bulutangkis. Metode:Penelitian ini mengunakan rancangan randomized preandpost test two groups design. Penelitian dilaksanakan di PB. Puma Mas Madiun. Subjek sebanyak 30 pasien yang memenuhi kriteria yang ditetapkan peneliti. Kelincahan diukur dengan Agility t testsebelum dan sesudah pelatihan. Subjek dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Kelompok I diberikan footwork dan Kelompok II diberikankombinasicore stability danfootworkdenganfrekuensi3 kali semingguselama4minggu.Hasil :terjadi peningkatan kelincahanpada Kelompok I dengan nilai rerata sebelum latihan 13,85 detik ± 1,114 menjadi rerata setelah latihan13,20 detik ± 1,163 (p=0,000) dan pada Kelompok II dengan nilai rerata sebelum 13,41detik ± 1,136 menjadi rerata setelah latihan11,64detik ± 1,043(p=0,000). Ini berarti Kelompok I dan Kelompok II sama-sama dapat meningkatkan kelincahan secara bermakna. Dari uji komparasi data dengan Independent t-test menggunakan data selisih pada kedua Kelompok didapatkan nilai (p=0,001). Simpulan : latihan kombinasi core stability dan footwork lebih baik dibandingkan latihan footwork dalam meningkatkan kelincahan pemain bulu tangkis PB. Puma Mas Madiun. Penelitian diharapkan bermanfaat pada pemain bulutangkis di dalam meningkatkan kelincahan pemainbulutangkis.Kata kunci : core stability, footwork, kelincahan, bulutangkis, Agility t test
PEMBERIAN LATIHAN INTERVAL INTENSITAS TINGGI LEBIH EFEKTIF DARIPADA LATIHAN KONTINU INTENSITAS SEDANG DALAM MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA MAHASISWI DENGAN OVERWEIGHT DI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA I Nyoman Agus Pradnya Wiguna; I Putu Gede Adiatmika; S. Indra Lesmana; I Putu Adiartha Griadhi; Luh Putu Ratna Sundari; Susy Purnawati
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 1 (2020): Volume 8, No. 1, Januari 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.072 KB) | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i01.p10

Abstract

Pendahuluan: Overweight di kalangan mahasiswi masih banyak dijumpai, yang harus segera diatasi agar tidak menyebabkan berbagai penyakit dikemudian hari. Tujuan Penelitian: untuk membuktikan pemberian latihan interval intensitas tinggi lebih efektif daripada latihan kontinu intensitas sedang dalam menurunkan persentase lemak tubuh. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan randomized pre-test dan post-test control group design. Sampel penelitian sebanyak 20 mahasiswi overweight, dan terbagi ke dalam 2 kelompok. Kelompok 1 sebagai kelompok pelatihan interval intensitas tinggi, sedangkan Kelompok 2 sebagai kelompok pelatihan kontinu intensitas sedang. Persentase lemak tubuh diukur menggunakan Handheld BIA. Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil uji Independent sample t-test menunjukkan rerata persentase lemak tubuh setelah pelatihan antar kelompok dengan beda rerata penurunan lemak tubuh sebesar 5,65±0,81% pada Kelompok 1 dan 3,33±0,59% pada Kelompok 2 serta diperoleh nilai p=0,002 (p<0,05). Simpulan: Pelatihan interval intensitas tinggi lebih efektif daripada pelatihan kontinu intesitas sedang dalam menurunkan persentase lemak tubuh pada mahasiswi dengan overweight di Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
KOMBINASI SHUTTLE RUN DAN CORE STABILITY SAMA BAIK DENGAN KOMBINASI SHUTTLE RUN DAN GLUTES CONTROL DALAM MENINGKATKAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA DI SSB BALI UNITED Resti Nurpratiwi; I Putu Gede Adiatmika; S. Indra Lesmana; I Wayan Weta; I Putu Adiartha Griadhi; Ni Nyoman Ayu Dewi
Sport and Fitness Journal Vol 9 No 1 (2021): Volume 9, No. 1, Januari 2021
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2021.v09.i01.p06

Abstract

Pendahuluan: Kelincahan suatu kemampuan mengubah posisi dan arah tubuh secara cepat pada saat bergerak dengan kondisi tubuh tetap seimbang. Kelincahan sangat penting bagi pemain sepak bola agar dapat menerobos dan menghindari hadangan lawan serta mengurangi resiko cedera. Pelatihan kelincahan sangat sesuai diberikan bagi pemain sepak bola usia 10-12 tahun yakni dengan pelatihan shuttle run yang dikombinasikan dengan pelatihan stabilisasi, baik berupa core stability maupun glutes control.Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui apakah kombinasi shuttle run dan core stability sama baik dengan kombinasi shuttle run dan glutes control dalam meningkatkan kelincahan pemain sepak bola di SSB Bali United. Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, menggunakan rancangan pre and post test group design. Sampel penelitian 22 orang dan di bagi menjadi dua kelompok. Kelompok I mendapat kombinasi shuttle run dan core stability, sedangkan Kelompok II mendapat kombinasi shuttle run dan glutes control. Frekuensi latihan dilakukan 3 kali seminggu selama 6 minggu. Pengukuran kelincahan menggunakan Illinois agility run test. Kelincahan dikatakan meningkat apabila nilai setelah lebih pendek dari nilai sebelum pelatihan. Hasil Penelitian: Didapatkan Kelompok I mengalami peningkatan kelincahan dengan nilai signifikan p = 0,01dari nilai kelincahan 19,87±0,94 detik menjadi 15,49±0,78 detik. Demikian juga pada Kelompok II mengalami peningkatan kelincahan dengan nilai signifikan p = 0,01 dari nilai kelincahan 19,50±0,86 detik menjadi 15,70±0,75 detik. Dari hasil independent t-test tidak didapatkan perbedaan dengan nilai sebelum p = 0,358 dan sesudah p = 0,531. Simpulan : Kombinasi shuttle run dan core stability sama baik dengan kombinasi shuttle run dan glutes control dalam meningkatkan kelincahan pemain sepak bola di SSB Bali United. Kata Kunci: Shuttle run, core stability, glutes control, kelincahan, sepak bola
LATIHAN HIGH-INTENSITY INTERVAL TRAINING RASIO WORK-TOREST 2:1 SAMA BAIKNYA DENGAN 1:1 DALAM MENINGKATKAN DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI PADA PELARI KOMUNITAS Leandra Erdina Usmany; I Made Krisna Dinata; S. Indra Lesmana; J Alex Pangkahila; Luh Made Indah Sri Handari Adiputra; I Putu Adiartha Griadhi
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 1 (2020): Volume 8, No. 1, Januari 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.086 KB) | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i01.p02

Abstract

Pendahuluan: Performa seorang pelari dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya daya tahan kardiorespirasi. High-intensity interval training (HIIT) telah diusulkan sebagai strategi latihan yang menghemat waktu untuk meningkatkan daya tahan kardiorespirasi (VO2max). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan pengaruh HIIT rasio work-to-rest 2:1 dengan 1:1 dalam meningkatkan daya tahan kardiorespirasi pada pelari komunitas. Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan berupa randomized pre and post test group design, teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Sampel penelitian berjumlah 22 orang usia 20-30 tahun. VO2max diukur dengan menggunakan 1,5 mile run test / tes lari 2,4 km. Hasil: . Hasil analisis uji t tidak berpasangan setelah intervensi pada kedua kelompok diperoleh nilai p = 0,579 (p > 0,05) yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna pada intervensi HIIT rasio work-to-rest 2:1 dibandingkan dengan HIIT rasio work-to-rest 1:1 terhadap peningkatan daya tahan kardiorespirasi pada pelari komunitas. Simpulan : HIIT 1:1 sama baiknya dengan 2:1 dalam meningkatkan daya tahan kardiorespirasi. Latihan HIIT dengan rasio work-to-rest 1:1 dan 2:1 dapat digunakan sebagai strategi latihan untuk meningkatkan daya tahan kardiorespirasi (VO2max).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TERJADINYA ANKLE SPRAIN PADA SISWA SMA PEMAIN BASKET DI DENPASAR Catherina .; I Putu Adiartha Griadhi; I Made Muliarta
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 3 (2021): Vol 10 No 03(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i3.P11

Abstract

ABSTRAK Permainan Bola Basket adalah permainan yang sangat populer. Permainan ini menuntut banyak aktivitas fisik dengan tingkat risiko yang tinggi untuk mengalami cedera. Salah satu risiko cedera yang paling sering terjadi adalah ankle sprain (cedera ankle), ini disebabkan permainan bola basket meliputi banyak gerakan-gerakan yang membebani pergelangan kaki. Ankle Sprain dapat berkembang menjadi cedera kronis seperti penurunan kemampuan dalam menggerakan sendi, nyeri pada bagian sendi, dan penurunan stabilitas sendi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya ankle sprain pada siswa SMA pemain basket di Denpasar. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei deskriptif cross-sectional serta menggunakan 125 sampel. Hasil dari penelitian ini, ditemukan faktor-faktor dengan kecenderungan pengaruh cukup besar terhadap kejadian dari ankle sprain adalah riwayat ankle sprain, jenis kelamin, pemanasan, indeks massa tubuh, serta penggunaan kaki dominan, durasi permainan saat mengalami ankle sprain, tipe atasan sepatu, Jenis permainan saat mengalami ankle sprain, posisi bermain responden, dan posisi tubuh responden saat mengalami ankle sprain. Sedangkan, faktor-faktor yang kurang berpengaruh terhadap kejadian ankle sprain adalah bantalan pada sepatu, ruang udara pada sepatu, dan penggunaan ankle tape dan ankle braces. Dapat disimpulkan bahwa Faktor-faktor dengan perbedaan persentase cukup besar adalah riwayat ankle sprain, jenis kelamin, pemanasan, indeks massa tubuh, serta penggunaan kaki dominan, durasi permainan saat mengalami ankle sprain, tipe atasan sepatu, Jenis permainan saat mengalami ankle sprain, posisi bermain responden, dan posisi tubuh responden saat mengalami ankle sprain. Faktor intrinsik memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan dengan faktor ekstinsik. Kata kunci: ankle sprain, faktor-faktor, fakor intrinsik, faktor ekstrinsik, memengaruhi
Prevalensi Kenyamanan dan Kemandirian di Kamar Mandi pada Lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Wana Seraya Denpasar Ida Bagus Gede Danny Ananta; I Putu Adiartha Griadhi
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 10 (2017): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.145 KB)

Abstract

Being old is the natural process, with being old many degenerative disease springing with so human progressively will loseendurance against infection and many distortions of metabolic and structural. Injury in the bathroom can result in death , a problemthe bathroom is still very require improvement and the adjustment of a means. Ergonomic problems that they encountered isa mismatch between the size of a means of the bathroom with ability of body for the elderly. The overall health in the bodyfor the elderly can be measured by the body neurologis system change, muskuloskeletal system change. This research aboutcomfortable and independence of elderly patient at social workhouses on tresna wredha wana seraya in denpasar. Respondentsto this research were elderly patients older than 50 years and totally 31 person. Analysis technique used a descriptive crosssectional analysis. Sampling technique using questionnaires and interviews. Results of the research found that elderly patientsat social workhouses on tresna wredha wana seraya in denpasar as a whole have the independence and comfortable of thebathroom in the workhouses. Advice to Governments that administer workhouses was provide a bathroom to suit ergonomicscience in order to facilitate the elderly in everyday activities inside the bathroom. This will have an impact on elderly ergonomicpatients on long term.
PERBEDAAN PERSENTASE KEJADIAN LOW BACK PAIN (LBP) ANTARA SUPIR BUS YANG MENGENDARAI BUS ERGONOMIS DAN TIDAK ERGONOMIS DI TERMINAL UBUNG DAN MENGWI, BALI I Gede Wahyu Adi Raditya; I Putu Adiartha Griadhi
E-Jurnal Medika Udayana vol 3 no 11(2014):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.14 KB)

Abstract

Tingginya penggunaan fasilitas bus meningkatkan beban kerja supir bus sebagai fasilitator jasa perjalanan.Kecenderungan supir bus untuk duduk dan sedikit bergerak dalam waktu lama di bus merupakan salah satu risiko terjadinya Low Back Pain (LBP).Hingga saat ini belum ada laporan tentang angka kejadian LBP pada supir bus yang diakibatkan perjalanan bus.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan persentase kejadian LBP pada supirbus yang mengendaraibus ergonomis dan supirbus yang mengendarai bus non ergonomis. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional study. Penelitian ini menggunakan sampel 80 orang supir bus di Terminal Ubung dan Mengwi yang diperoleh secara consecutive sampling. Data diolah secara statistik dengan menggunakan Chi-Square dan didapatkan kejadian LBP berhubungan dengan kondisi ergonomis bus yang digunakan (p<0,05).  
HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN LAMA DUDUK TERHADAP KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGRAJIN PERAK DI DESA CELUK, KECAMATAN SUKAWATI, KABUPATEN GIANYAR Ni Komang Sri Padmiswari B; I Putu Adiartha Griadhi
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 2 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.672 KB)

Abstract

Nyeri punggung bawah merupakan suatu sindroma nyeri yang terjadi pada region punggung bagian bawah yang merupakan akibat dari berbagai sebab. Gangguan ini paling banyak ditemukan di tempat kerja, terutama pada mereka yang beraktivitas dengan sikap duduk yang salah dan duduk lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sikap duduk dan lama duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada pengrajin perak di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Penelitian ini menggunakan metode analitik cross-sectional dengan menggunakan data primer melalui kuisioner dan wawancara. Populasi sampel penelitian ini adalah pengrajin perak di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Dengan menggunakan metode random sampling menghasilkan 48 sampel. Analisis data menggunakan SPSS for Windows versi 21.0 dengan tingkat kemaknaan 0,05. Pada analisis bivariat menunjukkan didapatkan hubungan sikap duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada pengrajin perak (p=0,030) dan lama duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada pengrajin perak (p=0,005).  Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap duduk dan lama duduk terhadap keluhan nyeri punggung bawah pada pengrajin perak di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Berdasarkan hasil penelitian tersebut masih sangat diperlukan perhatian dan perubahan dari sikap duduk dan lama duduknya bagi pengrajin perak dan pemilik usaha perak untuk menunjang kesehatan para pengrajin perak.
HUBUNGAN FAKTOR PENGHALANG BEROLAHRAGA TERHADAP TAHAP PERILAKU OLAHRAGA BERDASARKAN MODEL TRANSTEORI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DI DENPASAR Yogi haditya; I Putu Adiartha Griadhi
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 4 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.588 KB)

Abstract

Obesitas merupakan faktor risiko terjadinya penyakit-penyakit NCDs. Penanganan terbaik obesitas yang paling sederhana dan murah adalah olahraga. Namun terdapat dua hal yang mempengaruhi mau tidaknya seseorang berolahraga yaitu apakah terdapat faktor penghalang dan bagaimana perilaku berolahraganya saat ini. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional yang dilakukan pada bulan Maret hingga Desember 2016. Subjek penelitian adalah mahasiswa PSPD FK UNUD semester II, IV dan VI. Responden di acak dengan metode two stages cluster sampling. Penelitian menggunakan kuesioner dengan 58 pertanyaan untuk mengetahui persepsi halangan subjek untuk berolahraga dan menilai tahapan perilaku berolahraga yang sedang dialami. Terdapat 150 orang responden yang masuk menjadi sampel penelitian dari 180 kuesioner yang dibagikan. Data kemudian dianalisis menggunakan metode Chi square untuk menguji hubungan faktor penghambat dan perilaku berolahraga dan didapatkan Prevalence Ratio (PR) 8.5 dengan p=0.04 (signifikan). Sedangkan jika dilihat dari kelompok jenis kelamin dan perilaku berolahraga didapatkan PR 5.4 dengan p=0.045. Mahasiswa yang memiliki faktor penghambat memiliki risiko 8.5 kali lebih besar berada pada tahap awal perilaku berolahraga (prekontemplasi dan kontemplasi) dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak memiliki faktor penghambat. Sedangkan mahasiswa perempuan 5.4 kali lebih besar memiliki kecenderungan untuk memiliki perilaku berolahraga prekontemplasi dan kontemplasi dibandingkan dengan mahasiswa laki-laki.
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU SEDENTARI DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA SISWA KELAS V DI SD CIPTA DHARMA DENPASAR Risna Dea Pramita; I Putu Adiartha Griadhi
E-Jurnal Medika Udayana vol 5 no 2(2016):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi saat ini telah meningkatkan perilaku sedentari yang dilakukan oleh anak-anak, seperti menonton televisi, bermain komputer, dan juga bermain video games. Beberapa penelitian terakhir menunjukkan bahwa perilaku sedentari yang berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku sedentari, prevalensi obesitas, dan juga hubungan antara perilaku sedentari dengan indeks massa tubuh pada siswa kelas 5 di SD Cipta Dharma Denpasar. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan studi cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 51 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Adolescent Sedentary Activity Questionnaire (ASAQ), kuesioner pola makan untuk mendapatkan gambaran tentang pola makan yang merupakan variabel perancu, serta penghitungan berat badan dan tinggi badan menggunakan timbangan dan microtoise. Dari 51 siswa, 17,6% mengalami obesitas. Hampir sebagian besar siswa melakukan perilaku sedentari >5 jam sehari. Menonton televisi merupakan kegiatan dengan rata-rata terbanyak yakni 1,8 jam. Hubungan antara perilaku sedentari dengan indeks massa tubuh menunjukkan nilai p sebesar 0,1. Pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan antara perilaku sedentari dengan indeks massa tubuh. Kedepannya diharapkan adanya penelitian lebih lanjut dengan desain penelitian yang lebih baik tentang perilaku sedentari, indeks massa tubuh, serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi.  
Co-Authors A A I Ayesa Febrinia Adyasputri A. A. Parama Swari Khrisna Adela Nathania Agung Istri Dewi Agus Frandes Sariaman Ainul Ghurri Andy Sirada Ari Wibawa Ari Wibawa Arisandy Achmad Aryaning Dwi Antyesti Bagus Komang Satriyasa Bambang Widayanto Bertha Melyana Catherina . Celine Setiawan Cindy Anastasia Okhotan Clarin Hayes Clorinda Chandra Damha Al Banna Dedi Silakarma Dewa Agung Gina Andrini Dewa Nyoman Wirawan Dewa Nyoman Wirawan, Dewa Nyoman Dewi, Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dharshinee Suresh Kumar Dionisius Wora Djuliana, Salsabila Fernanda Dr. Luh Made Indah Sri Handari Adiputra, S. Psi. M. Erg Eka Oktafianti Eko Wibowo Felicia Holil Fendy Nugroho Frida Angelina Gde Ngurah Idraguna Pinatih Gede Desy Darmawan Gusti Agung Gede Rama Wintara I Dewa Ayu Inten D. P I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti I Dewa Putu Sutjana I Gd Mediastama I Gede Wahyu Adi Raditya I Gede Widyatmika Pratama I Gusti Agung Ayu Narita Savitri I Gusti Ayu Mega Purwani I Gusti Ayu Surya Nirmala I Ketut Suyasa I Ketut Wedarthana Aditya Prana I Komang Bintang Satria Mahaputra I Made Ari Sastrawan I Made Dhita Prianthara I Made Dwi Apri Pramana I Made Dwi Ariyuda I Made Jawi I Made Krisna Dinata I MADE MULIARTA . I Made Niko Winaya I Nengah Sandi I Nyoman Adi Putra I Nyoman Agus Pradnya Wiguna I Nyoman Ari Suryawan I Nyoman Baktiyasa I Nyoman Sutarsa, I Nyoman I Putu Gde Surya Adhitya I Putu Gede Adiatmika I Putu Meika Semara Putra I Putu Prisa Jaya . I Putu Sutha Nurmawan I Wayan Sugiritama I Wayan Weta Ida Ayu Dewi Wiryanthini Ida Bagus Gede Danny Ananta Ida Bagus Ngurah Ida Bagus Ngurah Ida Sri Iswari Imakulata Magi Loda Indira Juhanna Indira Vidiari J Indira Vidiari J Indira Vidiari Juhanna Indra Lesmana Ireene Hillary Artauli Sinurat J. A. Pangkahila James W H Manik Jawi, Made Joanne Ingrid Robot Jonathan David Rajaratnam Peter K Tirtayasa Kadek Nindia Dwi Pratiwi Putri Ketut Tirtayasa Kevin Kusuman Khaerul Anam Komang Dhyanayuda P. Komang Satrya Wirawan Komang Trisna Bayu Suta Krismawati, Luh Dwi Erna Kusumaningrum, Cornelia Ayu Leandra Erdina Usmany Lia Arista Wijaya Lidia Valentin Lilik Evitamala Luh Made Indah S.H. Adiputra Luh Made Indah Sri Handari Luh Made Indah Sri Handari Luh Made Indah Sri Handari Adiputra Luh Made Indah Sri Handari Adiputra LUH MADE INDAH SRI HANDARI ADIPUTRA Luh Made Indah Sri Handari Adiputra Luh Made Indah Sri Handari Adiputra Luh Putu Ayu Vitalistyawati Luh Putu Ratna S Luh Putu Ratna Sundari Luh Putu Ratna Sundari M. Ali Imron M. Irfan Made Aditya Yogi Guntara Made Hendra Satria Nugraha Made Krisna Dinata Made Kristira Yanti Made Widnyana Manuela Serrano, Christina Zita Maria Imaculata Date Marta Wangsadinata Wong Md Ayu Puspita Citra Novelia Mezzi Wulandari Arenza Moh Ali Imron Muh Irfan Muh Irfan Muh. Ali Imron Muh. Ali Imron Muh. Irfan Muh. Irfan Muh. Irfan Muhammad Ali Imron Muhammad Ali Imron Muhammad Irfan Muhammad Irfan Muhammad Irfan Munawwarah, Muthiah Muthia Munawaroh Muthiah Munawaroh Mutiah Munawarah N. Adiputra N. Adiputra Ni Kadek Utari Warmadewi Ni Komang Ayu Juni Antari Ni Komang Sri Padmiswari B Ni Luh Nopi Andayani Ni Luh Putu Gita Karunia Saraswati Ni Made Indri Sagita Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Putu Ayu Sasmita Sari Ni Wayan Tianing Nila Wahyuni Nilam Sari Nur Basuki Nurpratiwi, Resti Oktovianus Fufu Oktovianus Fufu Pande Made Indra Premana Putu Astawa Putu Ayu Sita Saraswati Putu Dyah Wulandari Putri Putu Dyah Wulandari Putri Putu Gupta Arya Gumilang Putu Rina Indahsari Putu Satriya Yudha Permadi Putu Seriari Ambarini Rahita, Dewa Ayu Agung Mas Berliana Rahma Cempaka Putri Reza Fatchurahman Risna Dea Pramita Rita Maria S Indra Lesmana S. Indra Lesmana S. Indra Lesmana S. Indra Lesmana S. Indra Lesmana Santi Bery Hastuti Sienny Muliaty Sumali Suadnyana, Ida Ayu Astiti Sugijanto - Sugijanto - Susanto, Vennesa Vitari Maureen Susy Purnawati Sutjna, Dewa Putu Tirtayasa, Ari Tjokorda Gde Bagus Mahadewa Triyanto Nugroho Ummaiya, Fadilla Vennesa Vitari Maureen Susanto Virgilya S Wahyu Gunarto Wahyuddin, Wahyuddin Wahyuni Novianti, I Gusti Ayu Sri Yogi haditya Yohanes Seran