Articles
Studi Histopatologi dan Kadar Timbal pada Ginjal Sapi Bali di Tempat Pembuangan Akhir Suwung Denpasar
Janardani, Ni Made Kunti;
Berata, I Ketut;
Kardena, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (1) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (415.621 KB)
|
DOI: 10.19087/imv.2018.7.1.42
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan histopatologi dan kadar logam berat timbal pada ginjal sapi bali yang dipelihara di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung Denpasar. Penelitian menggunakan 5 ekor sapi yang dipelihara di TPA. Sapi di nekropsi kemudian diambil organ ginjal sebagai sampel dan selanjutnya dibagi menjadi dua bagian, pertama digunakan untuk pemeriksaan logam berat timbal dan bagian kedua untuk pemeriksaan histopatologi. Pemeriksaan kadar logam berat timbal dilakukan dengan metode Atomic Absorption Spectrofotometri (AAS). Untuk pembuatan preparat histopatologi dilakukan dengan teknik embedded block paraffin dan pewarnaan Hematoxilin-Eosin. Hasil Pemeriksaan 5 sampel ginjal sapi bali secara keseluruhan ditemukan adanya cemaran logam berat timbal yang bervariasi yaitu 0,5829 ppm, 1,0504 ppm, 1,0505 ppm, 1,1305 ppm sampai dengan 1,1306 ppm. Sedangkan pada pemeriksaan histopatologi secara keseluruhan ditemukan perubahan berupa infiltrasi sel radang, degenerasi melemak dan nekrosis. Perubahan histopatologi ini kemungkinan disebabkan oleh toksisitas dari logam berat timbal yang terakumulasi di dalam ginjal. Selain itu, faktor-faktor yang tidak dikendalikan kemungkinan juga berpengaruh. Simpulannya adalah ginjal sapi bali yang dipelihara di TPA Suwung terpapar logam berat timbal dengan perubahan histopatologi peradangan, degenerasi melemak dan nekrosis. Perlu penelitian lebih lanjut tentang pengaruh logam berat timbal yang murni tanpa adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi terhadap perubahan histopatologi ginjal.
Perbandingan Sensitivitas dan Spesifisitas Uji Pewarnaan Sellers’ dan Fluorescent Antibody Technique (FAT) dalam Mendiagnosa Penyakit Rabies pada Anjing di Bali
BOGIA, STEVEN YOHANES;
Kardena, I Made;
Supartika, Ketut ELI
Indonesia Medicus Veterinus Vol.1 (1) 2012
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (302.659 KB)
Telah dilakukan penelitian terhadap 109 sampel otak anjing yang dicurigai terinfeksi rabies dari berbagai wilayah di Bali. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat sensitivitas dan spesifisitas dari uji Seller’s dan Fluorescent Antibody Technique (FAT) dalam mendiagnosa penyakit rabies pada anjing di Bali. Hasil uji seluruh sampel baik uji Sellers’ maupun FAT ditabulasi, lalu dianalisi dengan tabel 2 X 2. Hasil menunjukkan uji Sellers’ yang digunakan dalam mendiagnosa penyakit rabies pada anjing memiliki tingkat sensitivitas sebesar 64,10% dan spesifisitas sebesar 98,57%. Namun, uji FAT didapatkan tingkat sensitivitas sebesar 97,43% dan spesifisitasnya sebesar 100%. Tingkat sensitivitas dan spesifisitas dari uji FAT yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat sensitifitas dan spesifisitas dari uji Sellers’ yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit rabies pada anjing di Bali menunjukkan validitas dari uji FAT lebih baik dibandingkan uji Seller’s.
Susunan Nukleotida Gen Hemagglutinin-Neuraminidase dari Virus Newcastle Disease Isolat Denpasar-03/AK/07
Widiarta, Lutfi;
Adi, Anak Agung Ayu Mirah;
Kardena, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (3) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (241.476 KB)
Virus Newcastle Disease (ND) merupakan salah satu agen penyakit unggas infeksius yang tersebar di Bali dan bersifat endemik. Virus ND merupakan virus dengan materi genetik RNA sehingga memiliki tingkat mutasi yang tinggi. Oleh karena itu evaluasi keragaman genetik virus di lapangan perlu diadakan secara berkala. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui susunan nukleotida gen penyandi protein HN dari Virus ND isolat lapangan asal kota Denpasar. Isolat Denpasar-03/AK/07 diisolasi dari kasus penyakit ND di Denpasar, Bali. Isolasi RNA dilakukan dengan metode Trizol. Fragmen gen penyandi protein HN diamplifikasi dengan RT-PCR. Hasil RT-PCR divisualisasikan pada gel agarosa 1% kemudian produk PCR ini disekuensing di PT. Genetika Science, Jakarta. Untuk melihat jarak genetik dan variasi asam amino, sekuen nukleotida yang didapat kemudian dijajarkan dengan beberapa isolate Virus ND terdahulu yang diakses dari Gen Bank. Analisis filogenetik dilakukan dengan menggunakan aplikasi MEGA version 6.0. Dari hasil analisa filogenetik didapatkan bahwa jarak genetik isolate ini dekat dengan isolat Bali-1/07 yakni 2,3 %. Namun terhadap isolat Banjarmasin /010/10, Gianyar /013/10, Kudus /018/10, dan Sragen /014/10 jarak genetiknya adalah 8,5%. Sementara itu dengan isolat Badung-02/AK/14 adalah 9 %. Jarak genetik anatara isolat Denpasar-03/AK/07 dengan isolat vaksin LaSota/46 (genotipe II) adalah 84,8%. Dari analisis susunan asam amino didapatkan bahwa ada variasi antara isolat Denpasar-03/AK/07 dengan isolat terdahulu dari genotipe VII.
Gambaran Ulas Darah Ikan Lele Di Denpasar Bali
Preanger, Chanda;
Utama, Iwan Harjono;
Kardena, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (2) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (349.392 KB)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak dan macam jenis abnormalitas serta morfologi leukosit dan eritrosit yang dijumpai pada sediaan hapusan darah ikan lele (Clarias spp.). Sampel berasal dari darah ikan lele (Clarias spp.) yang diperiksa di Laboratorium Interna Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Pengamatan terhadap leukosit dan eritrosit dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran lensa 1000x. Untuk melihat macam jenis dari leukosit dan eritrosit dilakukan penghitungan yang dimulai dari satu sisi bergerak menuju sisi yang lain, kemudian berpindah sejauh 2-3 lapang pandang ke kiri atau ke kanan sehingga didapatkan jumlah 100 sel. Pengamatan dilakukan di daerah paling tipis (Counting area) dengan metode battlement. Hasil pengamatan terhadap jenis leukosit pada sampel hapusan darah ikan lele yang diambil dari 50 ekor ikan lele di lima tempat yang ada di kota Denpasar menunjukan bahwa persentase limfosit yang diamati lebih tinggi dibandingkan dengan monosit, heterofil/neutrofil, basofil maupun eosinofil. Persentase limfosit berada pada kisaran 53,5-69,7 %, monosit 26.9-43.4 %, heterofil/neutrofil 2,2-9,0 %, basofil 0,1 % dan eosinofil tidak ditemukan.
Persebaran Wilayah Tertular Rabies dan Hubungan Kejadiannya pada Anjing dan Manusia di Kabupaten Jembrana, Bali Tahun 2010-2015
Indrawan, Hieronimus;
Batan, I Wayan;
Kardena, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (4) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (261.145 KB)
Penelitian ini bertujuan memetakan persebaran penyakit rabies di Kabupaten Jembrana, Balidan hubungannya berdasarkan kejadian rabies pada anjing dan manusia. Metode penelitian dilakukandengan survey lapangan ke Kabupaten Jembrana, Bali. Survey dilakukan terhadap kejadian rabiespada anjing dan manusia yang terjadi pada tingkat desa. Data sekunder yang diperoleh dari instansiterkait dianalisis secara deskriptif dan analisis korelasi menggunakan uji Rank Spearman. Surveypenelitian dilakukan dengan wawancara langsung kepada pihak yang terkait dan memanfaatkan datasekunder. Hasil penelitian menunjukkan total kejadian rabies tahun 2010-2015 pada anjing 124 kasusdan pada manusia dua orang. Berdasarkan hasil analisis uji Rank Spearman menyatakan tidak adakorelasi antara kejadian rabies pada anjing dengan manusia. Hasil penelitian juga menyimpulkanbahwa penyakit rabies telah menyebar di lima kecamatan di Kabupaten Jembrana, Bali yangmencangkup 38 desa dari 51 desa. Rabies dalam tempo enam tahun telah menyebar di seluruhKabupaten Jembrana, Bali dan meningkatnya kejadian rabies pada anjing didaerah ini tidak diikutidengan meningkatnya kejadian rabies pada manusia.
Laporan Kasus Newcastle Diseases Dan Avian Influenza Pada Ayam Buras
Pranatha, Wahid Danang;
Irhas, Rajiman;
Arhiono, Haru Nira Putra;
Widyasanti, Ni Wayan Helpina;
Kardena, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (5) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (448.618 KB)
|
DOI: 10.19087/imv.2018.7.5.498
Ayam buras (bukan ras) merupakan salah satu sumber plasma nutfah yang mempunyai potensi penggerak ekonomi pedesaan. Newcastle Disease (ND) dan Avian influenza (AI) merupakan penyakit fatal yang menginfeksi ayam buras. Kedua virus ini termasuk jarang menginfeksi unggas dalam waktu bersamaan karena memiliki virulensi yang tinggi dan dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar pada peternakan unggas. Pada kasus ini dari 120 ekor ayam, 62 ekor ditemukan sakit dan 27 ekor mati. Hasil tes laboratorium dengan uji HA/HI menunjukkan ayam kasus terinfeksi virus Newcastle Disease dan Avian Influenza. Hasil pengamatan sampel organ secara Patologi Anatomi (PA) diketahai bahwa otak, jantung, dan hati normal; trakea, paru-paru, dan usus mengalami hemorrhagi; proventrikulus menunjukan ptekie. Sedangkan pemerikasaan secara Histopatologi (HP) pada otak terdapat vaskulitis dan edema; trakea hemorrhagi dan edema; paru-paru hemorrhagi; miokardium jantung edema; mukosa usus infiltrasi sel radang makrofag dan nekrosis difusa; hati menunjukan adanya kongesti pada vena ventralis dan kapiler; proventrikulus terdapat pelebaran dan perlekatan epitel satu sama lain, nekrosis dan adanya nucleus eritrosit.
Perilaku dan Pemahaman Masyarakat Pemelihara Anjing terhadap Risiko Rabies di Kabupaten Karangasem, Bali
Nurrohman, Fahmi Galuh;
Batan, I Wayan;
Kardena, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (5) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (233.197 KB)
Rabies merupakan salah satu penyakit pada hewan yang bersifat zoonosis dan ditularkan melalui luka gigitan hewan terutama anjing yang terinfeksi rabies. Penyakit strategis nasional ini telah menular ke Kabupaten Karangasem, Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku dan pemahaman masyarakat pemelihara anjing terhadap risiko rabies di Kabupaten Karangasem, Bali. Penelitian ini menggunakan 200 responden masyarakat pemelihara anjing di delapan desa Kabupaten Karangasem yang terbagi menjadi empat desa yang pernah dan empat desa yang belum dilaporkan terjadi kasus rabies. Kepada setiap responden ditanyakan sejumlah pertanyaan yang telah disiapkan berupa kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara pemeliharaan anjing masyarakat desa yang belum dilaporkan terjadi kasus rabies 48% dilepas dengan persentase pengetahuan bahaya rabies dan ciri-ciri anjing rabies sebesar 78% , sementara masyarakat di desa yang pernah dilaporkan terjadi kasus rabies 71 % anjingnya dilepas dan 70% masyarakat pemelihara anjing mengetahui tentang bahaya rabies dan ciri-ciri anjing rabies. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan anjing masyarakat desa di Kabupaten Karangasem sebagian besar dilepas dan pengetahuan masyarakat tentang rabies baik, namun kesadaran terhadap risiko rabies masih kurang.
Studi Histopatologi dan Kadar Timbal Pada Otak Sapi Bali Di Tempat Pembuangan Akhir Suwung Denpasar
Kartika, Erena Hajar;
Berata, I Ketut;
Kardena, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (1) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (334.439 KB)
|
DOI: 10.19087/imv.2018.7.1.51
Tempat Pembuangan Akhir Suwung sebagai lokasi pemeliharaan ternak dapat menimbulkan risiko kontaminasi logam berat, salah satunya yaitu timbal (Pb). Salah satu jaringan yang rentan terhadap logam berat adalah otak. Meskipun jaringan saraf atau otak dilindungi oleh struktur pembuluh khusus (brain blood barrier) namun Pb mampu melintasi brain blood barrier. Penelitian ini brtujuan untuk mengetahui kandungan logam berat Pb pada otak sapi bali dan gambaran histopatologi otak sapi bali yang dipelihara di TPA Suwung Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional study. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 otak sapi yang berasal dari TPA Suwung Denpasar. Pengambilan sampel jaringan otak sapi bali dilakukan di RPH Dharmasaba. Pengukuran kadar logam berat Pb dilakukan dengan metode Atomic Absorption Specthrophotometry (AAS). Pembuatan preparat histopatologi dilakukan dengan metode pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE). Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi kadar logam berat Pb yakni : 0,5582 ppm, 1,1860 ppm, 1,1864 ppm, 1,245 ppm, 1,246 ppm. Perubahan histopatologi yang ditemukan bervariasi diantaranya degenerasi sel neuron, demyelinasi dan peradangan (vaskulitis). Dapat disimpulkan bahwa ada cemaran logam berat Pb dan perubahan histopatologi otak sapi bali yang dipelihara di TPA Suwung Denpasar.
Gambaran Patologi Kasus Kolibasilosis pada Babi Landrace
Rahmawandani, Fitri Irawan;
Kardena, I Made;
Berata, I Ketut
Indonesia Medicus Veterinus Vol 3 (4) 2014
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (555.505 KB)
Kolibasilosis merupakan penyakit yang sering terjadi pada babi dengan patologis pada usus halusnya yang disebabkan oleh bakteri E. coli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perubahan patologi anatomi berupa distensi dan pembengkakan usus halus babi Landrace yang terinfeksi kolibasilosis pada umur babi sebelum dan setelah disapih, serta mengetahui perbedaan derajat keparahan lesi histopatologi berupa kongesti, perdarahan, dan infiltrasi sel-sel radang usus halus babi Landrace yang terinfeksi kolibasilosis pada kedua perbedaan usia babi tersebut. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa kasus patologi dari 18 sampel usus halus dan preparatnya pada babi Landrace yang positif terinfeksi kolibasilosis di Laboratorium Patologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana tahun 2010 sampai 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Patologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan nyata terhadap derajat keparahan distensi dan pembengkakan usus halus babi Landrace yang terinfeksi kolibasilosis baik pada umur babi yang sebelum maupun yang setelah disapih. Namun ada perbedaan derajat keparahan pada pengamatan infiltrasi sel-sel radang usus halus babi Landrace yang terinfeksi kolibasilosis diantara babi sebelum disapih dengan yang setelah disapih. Jadi ada keterkaitan antara derajat keparahan dengan umur sapih babi.
Derajat Keparahan Patologi Usus Dan Paru Babi Penderita Kolibasilosis
Meha, Hendrina Konda M;
Berata, I Ketut;
Kardena, I Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 5 (1) 2016
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (408.695 KB)
Kolibasilosis merupakan penyakit pada babi ditandai dengan adanya diare putih dan dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh Enterotoxigenic Escherichia coli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi histopatologi derajat keparahan gambaran usus dan paru babi penderita kolibasilosis. Penelitian ini menggunakan 21 sampel preparat histolopatologi kolibalosis yang telah terkonfirmasi positif dengan isolasi dan identifikasi E. coli pada media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA). Sampel tersebut diambil dari kasus kolibasilosis yang masuk ke Laboratorium Patologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana dari tahun 2009-2013. Preparat diperiksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 10X, 40X dan 100X, pada 5 lapang pandang mikroskopik. Variasi derajat perubahan histopatologi yang diamati berupa kongesti, peradangan dan perdarahan dikaitkan dengan umur babi penderita kolibasilosis yaitu umur dibawah 2 minggu, 2-4 minggu dan diatas 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan variasi kongesti dan infiltrasi sel radang pada usus tertinggi terjadi pada umur dibawah 2 minggu sedangkan infiltrasi sel radang pada organ paru tertinggi terjadi pada umur dibawah 2 minggu. Lesi kongesti tertinggi terjadi pada umur 2-4 minggu dibandingkan umur diatas 4 minggu. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa keparahan lesi histopatologi dipengaruhi oleh faktor umur, dimana semakin meningkatnya umur semakin menurun keparahan kolibasilosis.