Claim Missing Document
Check
Articles

PASAR 45 SQUARE DI MANADO (OPTIMALISASI KONSEP PLACE DALAM ARSITEKTUR) Lintang, Ridho A.; Tinangon, Alvin J.; Karongkong, Hendriek H.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 5, No 2 (2016): Volume 5 No.2 November 2016
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan Pusat Kota Manado lebih khusus kawasan Kota Lama merupakan kawasan bersejarah dan cagar budaya yang berada di kawasan Pelabuhan Manado dan sekitarnya, Kawasan Kota Lama atau Kota Tua Manado yang kita kenal sekarang ini sebagai Pusat Kota atau kompleks Pasar 45. Areal Pasar 45 tersohor sejak tahun 1950-an, Areal Pasar 45 yang dulu menjadi pusat keramaian kota Manado, di tengahnya terdapat taman terbuka yang dikenal dengan sebutan Taman Kesatuan Bangsa (TKB) sebagai lokasi pementasan seni budaya. Sektor formal berupa jasa dan perdagangan yang begitu eksis kini trennya semakin menurun. Beberapa perbaikan dikompleks TKB dan jalur pejalan kaki di kompleks pertokoan pusat kota belum cukup mengangkat kembali aktivitas perdagangan di kawasan ini. Adapun maksud dari merencanakan Pasar 45 Square di Manado adalah merevitalisasi areal pertokoan Pasar 45 dengan merencanakan dan merancang pusat perbelanjaan dengan perpaduan indoor dan outdoor. Untuk mewujudkan fasilitas ini menjadi suatu rancangan yang Arsitektural maka dibutuhkan suatu pendekatan dalam proses perancangannya. Tema yang digunakan pada proses desain Pasar 45 Square ini yaitu Optimalisasi Konsep Place dalam Arsitektur. Teori Place memahami kota lebih kepada makna dari ruang kota tersebut. Yang dimaksud makna adalah nilai atau value yang berakar dari budaya setempat.
TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN LAUT DI TAHUNA (Arsitektur Perilaku) Dalip, Almiritia; Prijadi, Rachmat; Karongkong, Hendriek H.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 No.1 Mei 2016
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Perkembangan pembangunan bidang transportasi laut yang semakin pesat dewasa ini menuntut adanya sistem penunjang sarana dan prasarana transportasi laut yang memadai, sehingga dapat mewujudkan sistem pelayaran yang aman dan layak. Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagai wilayah kepulauan memiliki banyak keuntungan dan kerugian dalam berbagai hal. Keberadaan pelayaran sebagai salah satu penghubung antar pulau memiliki peran besar bagi aspek-aspek kehidupan di daerah ini baik, ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan, dan  pertahanan keamanan. Ketergantungan akan sarana trasportasi laut sangat dirasakan bagi masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Menigkatnya jumlah penumpaang, mengakibatkan jumlah kapal pun meningkat sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan akan sarana transportasi laut. Peningkatan jumlah pelayanan kapal dan penumpang ini menjadi masalah yang cukup jelas yang mengakibatkan kondisi terminal yang ada menjadi sangat padat, dengan kata lain kapasitas gedung terminal yang sebagai titik awal dan akhir dimulainya aktivitas pelayaran, tidak mampu lagi menampung lonjakan kenaikan penumpang. Hal lain yang juga menjadi masalah adalah  perilaku pemakai yang kurang memperhatikan fungsi dari fasilitas yang ada di terminal sehingga kerap kali mengganggu kenyamanan dan aktivitas pemakai lain. Oleh sebab itu perlu diadakan suatu perancangan terminal yang baru sebagai solusi pemecahan masalah-masalah yang ada di terminal, sehingga di harapkan bisa menjadi terminal yang baik. Baik disini tidak terbatas dengan perbaikan fisik terminal saja, diperlukan juga usaha untuk mengelola terminal agar menjadi sebuah terminal yang nyaman dan menyenangkan untuk dikunjungi. Tema atau konsep yang diterapkan dalam perancangan objek ini adalah Arsitektur Perilaku. Dari konsep ini disimpulkan untuk mendapatkan kapasitas bangunan yang meadai, kondisi sirkulasi yang tertib, nyaman, serta penggunaan fasilitas yang sesuai dengan fungsinya. Kata kunci: Angkutan laut, Arsitektur Perilaku, Terminal Penumpang
RESORT di Area HUTAN BAKAU MANADO “Natural Issue” dalam Arsitektur Laoli, Agus I.; Rengkung, Joseph; Karongkong, Hendriek H.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 No.2 November 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wisata merupakan suatu kebutuhan mendasar manusia di zaman yang serba modern ini sebagai suatu hiburan dari kepenatan dan aktivitas manusia. Manado merupakan salah satu tujuan wisata yang sangat baik di Indonesia, hal ini ditujang oleh adanya Taman Laut Bunaken yang terletak diarea perairan kota Manado. Selain itu juga kondisi alam kota Manado yang memiliki garis pantai panjang dan ditumbuhi oleh berbagai vegetasi pantai salah satunya bakau, merupakan suatu kekayaan alam dimiliki kota Manado. Kondisi alam seperti ini harus dapat dimanfaatkan secara optimal. Salah satu cara pemanfaatan kondisi alam yang dimiliki kota Manado yaitu pengembangan dibidang parawisata dengan pendekatan alam sebagai strategi desainnya. Resort merupakan sarana akomodasi bagi wisatawan untuk dapat menikmati suasana alam kota Manado. Perancangan resort itu sendiri dengan mengedepankan pemanfaatan keindahan ekosistem hutan bakau yang dimiliki kota Manado  dalam penataan tapak. Selain itu kualitas view yang baik perlu juga diperhatikan, sehingga menjadi daya dukung dari resort tersebut.  Penerapan tema “Natural Issue” dalam arsitektur merupakan sebuah solusi yang ditawarkan dalam membangun resort tersebut agar mampu memberikan suatu fasilitas dan akomodasi wisata alam. Penggunaan tema tersebut juga dimaksudkan agar dalam desainnya, objek memiliki ketergantungan terhadap alam sekitar, sehingga hal ini menyebabkan pengelolaan objek haus memperhatikan kelestarian alam. Kata kunci : Hutan Bakau,  Natural Issue, Wisata Alam
GEDUNG KESENIAN PAPUA SEBAGAI PUSAT SENI DAN BUDAYA (ARSITEKTUR SIMBOLISME) Lamia, Vero A.; Karongkong, Hendriek H.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 No.1 Mei 2016
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap manusia adalah seniman, disadari ataupun tidak karena manusia adalah suatu karya seni Tuhan Yang Maha Kuasa. Sehingga dapat dikatakan bahwa dimanapun manusia berada yang adalah makhluk Tuhan yang diciptakan penuh dengan seni akan selalu melakukan seni dengan cara-cara dan kebudayaannya masing-masing. Berkesenian adalah salah satu ekpresi proses kebudayaan manusia. kesenian adalah salah satu ciri utama suatu kebudayaan. Bagi manusia kesenian memiliki dua dimensi, yaitu dimensi budaya (pemerdekaan diri) dan dimensi fungsional (kegunaan, efisiensi, teknis dan komersil). Manusia ingin menikmati  dan membagikan pengalaman estetis dalam kehidupannya, sehingga berkesenian menjadi penting dalam hidup. Dari uraian tersebut diatas, Kota Jayapura membutuhkan wadah yang dibangun khusus untuk keperluan konvensi, pameran,  dan kegiatan yang secara masal. Rencana pembangunan Gedung Kesenian Papua di Kabupaten Jayapura yang nantinya dirancang dengan dasar penerapan tema Arsitektur Simbolisme sebagai symbol/tanda keindahan merupakan kebutuhan objek rancangan  sebagai pameran dan pertunjukan yang lingkupnya regional atau nasional maupun internasional. penerapan tema Arsitektur Simbolisme melalui kajian yang ada diharap dapat mengoptimalkan fungsi bangunan, memberikan kenyamanan serta meningkatkan kepariwisataan kota Jayapura.   Kata kunci : simbolisme, seni, gedung kesenian, papua
E-GAME CENTER DI MANADO, Bangunan Pintar Putri N. Watulingas; Frits O. P. Siregar; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 10 No. 2 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 2, November 2021
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v10i2.39065

Abstract

Pada era modern dengan perkembangan teknologi yang berkembang pesat ini, game online telah dijadikan sebagai hobi sekaligus sarana mencari penghasilan oleh berbagai kalangan dari segala penjuru dunia termasuk di Kota Manado. Peminat dan atlet yang ada di Manado tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk menyalurkan hobi dan pekerjaan mereka. Banyak usaha Game Center yang tidak bisa memberikan kenyamanan kepada penggunanya, oleh karena itu sangat cocok untuk membangun E-Game Center yang akan mewadahi kegiatan mereka mulai dari bermain game dengan bebas dan nyaman hingga mengikuti perlombaan bergengsi. Bangunan ini akan bertemakan Bangunan Pintar dengan teknologi touchless sejalan dengan era pandemi yang diharuskan mengurangi sentuhan langsung. Kata kunci : Manado, Game Center, Bangunan Pintar
PERANCANGAN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT DI KOTA MANADO, Behavior Modifier Priscilia R. Lalenoh; Pingkan P. Egam; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 10 No. 2 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 2, November 2021
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v10i2.43269

Abstract

ABSTRAKMinimnya kesadaran masyarakat kota Manado akan pentingnya merawat Kesehatan Gigi dan Mulut menjadi salah satu penyebab utama kurangnya kunjungan pasien/masyarakat untuk memeriksa dan merawat kesehatan Gigi dan Mulut. Tidak sedikit pula pasien takut berobat ke dokter Gigi, karena biaya pemeriksaan dan perawatan yang sangat mahal. Hal tersebut mendasari perancangan Rumah Sakit Gigi dan Mulut yang bertujuan untuk mewadahi pelayanan kesehatan pada Gigi dan Mulut secara lengkap, mampu memberikan pelayanan dan kenyamanan dalam pengobatan dan perawatan sampai benar-benar sembuh dengan biaya perawatan yang terjangau untuk semua kalangan masyarakat. Metode perancangan menggunakan metode Glass Box yang memiliki prinsip umum, yaitu objektif, analisis yang lengkap, evaluasi bersifat deskriptif dan dapat dijelaskan secara logis, sasaran dan strategi perancangan ditetapkan terlebih dahulu secara pasti dan jelas sebelum proses analisis. Pengembangan tema Behavior Modifier diharapkan menghasilkan produk rancangan yang dapat mengalami perubahan baik kemasan, pelayanan/fungsi dan paradigma/citra yang baru bagi masyarakat kota Manado.Kata Kunci : Kesehatan, Rumah Sakit, Gigi dan Mulut, Behavior Modifier, Kota Manado
YOUTH CENTER di TAHUNA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE, ARSITEKTUR EKSPRESIONISME Afrilia G. Karundeng; Julianus A. R. Sondakh; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v11i1.43385

Abstract

Kesenian di daerah sangihe yang meliputi seni vocal, seni musik dan seni tari, serta juga sekarang ini sedang berkembang di Sangihe yaitu terdapat seni lukis dan peran. Dilihat sudah terdapat komunitas-komunitas remaja baik dalm bidang seni maupun olahraga yang berpotensi serta juga berpresentasi dibidang tersebut. Akan tetapi kurangnya fasilitas yang mendukung pengembangan aktivitas serta kreativitas remaja-remaja ini membatasi mereka dalam mengembangkan minat serta bakat mereka dalam seni maupun olahraga. Adanya perancangan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif, terlebih di luar jam pembelajaran juga dapat memotivasi kaum remaja-remaja untuk dapat mengembangkan kembali nilai-nilai ksesenian Sangihe yang sudah hampir dilupakan. Dengan menggunakan tema arsitektur Ekspresionisme dengan banyak unsur-unsur yang dapat dipadukan salah satunya yaitu dengan menerapkan unsur-unsur kesenian yang ada di Sangihe ini akan menjadi konsep baru untuk objek perancangan sehingga nantinya perancangan ini bisa menjadi salah satu daya tarik baru khusus di kota Tahuna Kapubapten Kepulauan Sangihe.Kata Kunci : Tahuna, Youth Center, Arsitektur Ekspresionisme
SARANA REKREASI EDUKASI BUDAYA SULAWESI UTARA DI MANADO, WAYFINDING ARCHITECTURE Angelina E. S. Sihotang; Judy O. Waani; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v11i1.43386

Abstract

Bermula dari lokasi di Sulawesi Utara, provinsi yang dikunjungi banyak turis luar mengakibatkan akulturasi budaya tak dapat terhindarkan. Maka perlu dihadirkan objek yang menunjang masyarakat mengetahui dan lebih mengenal budaya lokal. Dengan demikian, objek “Sarana Rekreasi Edukasi Budaya Sulawesi Utara di Manado” perlu untuk dihadirkan. Dalam implementasinya, penerapan tema wayfinding architecture terpilih untuk menunjang objek. Proses perancangan ini menggunakan metode kotak kaca (glass box) beserta teori Horst Rittel. Di mana dikenali atas sejumlah prosedur tindakan yang berurut dimulai dari adanya target dan strategi pencapaian target melalui pengumpulan informasi sehingga memunculkan beragam analisis/alternatif yang kemudian dievaluasi untuk mendapat solusi responsif atau yang terbaik dari sejumlah alternatif yang ada. Pada dasarnya, hasil rancangan “Sarana Rekreasi Edukasi Budaya Sulawesi Utara di Manado penerapan tema Wayfinding Architecture” berfokus mengingatkan kembali kebudayaan Sulawesi Utara secara menarik melalui implementasi tema. Penulis merekomendasikan adanya pengkajian lebih dalam tentang literatur terkait objek perancangan, penguasaan yang lebih baik terkait software perancangan arsitektur.Kata Kunci : Rekreasi, Edukasi, Budaya, Wayfinding Architecture
SEKOLAH TINGGI SINEMATOGRAFI DI KOTA SORONG : Arsitektur Neo Moderen John C. Jitmau; Andy A. M. Malik; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi di Indonesia telah dirasakan oleh masyarakat Papua khususnya perkembangan televisi dan film. Perkembangan ini terlihat dari para pelajar dan mahasiswa yang telah menunjukkan ketertarikannya pada bidang sinematografi dengan membuat video yang dikemas dengan caranya sendiri. Hasil dari pembuatan video ini dapat menjadi produk sinematik yang berharga bagi stasiun TV, seperti berita harian, iklan, video klip, dll. Produk film biasanya diproduksi secara profesional oleh perusahaan produksi dengan peralatan yang memadai dan sumber daya manusia yang berkualitas Kota Sorong sendiri telah memiliki stasiun TV lokal dengan beberapa program, namun tidak ada perusahaan produksi atau rumah produksi yang secara langsung memproduksi setiap program yang disiarkan oleh stasiun TV lokal, sehingga program yang ditayangkan belum menarik perhatian masyarakat khususnya masyarakat Sorong. Berbeda dengan acara yang diproduksi oleh perusahaan produksi Jakarta dan disiarkan di televisi swasta, mereka dicintai oleh masyarakat Indonesia dan menjadi tontonan favorit. Meskipun keuntungan memiliki perusahaan produksi sendiri adalah Anda dapat membuat film atau sinetron dalam bahasa dan dialek Papua dengan alur cerita berdasarkan kehidupan masyarakat Papua itu sendiri. Produk dari rumah produksi lokal juga bisa berdampak baik dan mempunyai nilai tinggi untuk televisi lokal Papua atau bahkan sampai ke televisi nasional karena mempunyai ciri khas tersendiri. Kata Kunci : Sekolah Tinggi, Sinematografi, Arsitektur Neo Modern
POLA POLA PERMUKIMAN SUKU BAJO DI PULAU BUNGIN KABUPATEN SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Verry Lahamendu; Michael M. Rengkung; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pulau Bungin terkenal sebagai pulau terpadat di dunia. Pulau ini terletak di Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pulau Bungin tidak mempunyai garis pantai dan lahan hijau. Bangunan di Pulau Bungin berdiri di atas tumpukan batu karang. Mayoritas penduduk yang mendiami pulau tersebut adalah Suku Bajo yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Suku Bajo memiliki budaya yang unik dan berpengaruh terhadap pola permukiman di pulau tersebut. Budaya tersebut adalah bila seorang pemuda hendak menikah, diharuskan mengumpulkan karang mati yang diambil dari dasar laut sebagai tempat untuk membangun rumah. Proses pengambilan karang mati ini sudah berlangsung lama dan turun temurun. Sehingga menyebabkan luas daratan Pulau Bungin dan penduduknya semakin bertambah dari tahun ke tahun. Luas pulau ini awalnya hanya 3 hektar namun pada tahun 2014 bertambah menjadi 8 hektar dengan jumlah penduduk sekitar 3.184 jiwa atau 939 KK. Jarak antara rumah satu dengan rumah lainnya saling berdekatan dan semakin menurun kualitas lingkungannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola permukiman Suku Bajo di Pulau Bungin dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode purposive sampling dengan menetapkan kriteria sampel tertentu agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola permukiman Suku Bajo di Pulau Bungin Kabupaten Sumbawa terbentuk akibat perkawinan antar generasi yang masih mempertahankan dan melestarikan adat istiadat Suku Bajo di Pulau Bungin. Kata Kunci : Pola, Permukiman, Suku Bajo, Pulau Bungin.
Co-Authors . Suryono Adrian A. Tandjung, Adrian A. Afrilia G. Karundeng Agus I. Laoli, Agus I. Almiritia Dalip, Almiritia Alvin J. Tinangon Alvin J. Tinangon Andika E. Bawontea Andy A. M. Malik Angelina E. S. Sihotang Arifin Kamil Aristotulus E. Tungka Aristotulus E. Tungka, Aristotulus E. Batara, Chandrika O. Candle D. P. Lang Capriati C. Pandeirot, Capriati C. Chandrika O. Batara Chotijah M. Kusumawati Christine I. Mesakh, Christine I. Claudia S. Punuh Claudio A. A. Laatung Cynthia E. V. Wuisang Danisa W. M. Bataha Deddy Erdiono Dien, Raymond Apolinaris Elisabet Bela, Elisabet Esli D. Takumansang Estherlita, Kawinda T. Fela Warouw Fella Warouw Frits O. P. Siregar Frits O. P. Siregar Gabriel Mawu Gloria M. Poluakan Gontung, Anatasya T. Gosal, Lisa Christie Gratia S. Punuh Hanny Poli Hanny Poli Hapili, Tri Pratama C.S. Haribulan, Renhard Ingerid L. Moniaga Ingerid L. Moniaga Ira Pabunnak Johannes Van Rate John C. Jitmau Joseph Rengkung Josias D. Sumangkut, Josias D. Judy O. Waani Judy O. Waani Juita Rerung Julianus A. R. Sondakh Juneyver Lemeng Kalalo, Loudy M. B. Kalalo, Loudy M.B. Karouw, Claryta Jeanette V. Kowal, Rolando Rischi Kristania M. Lahu Kyoto M. Bella Lakat, Ricky M.S. Leonard J. Ngadiman Leonardo A. Kumayas Lintang, Ridho A. Mailoor, Felicia M. Malik, Andy A. M. Maun, Jofran I. Michael M. Rengkung Micky Kapoh Missela E. Paseki Octavianus Hendrik Alexander Rogi Onthoni, Margaretha K. P. Peggy Egam Pierre H. Gosal Pingkan P. Egam Priscilia R. Lalenoh Putri N. Watulingas R. Rahman Rachel M. Solang Rachmat Prijadi Rachmat Prijadi Rahmat D. Abdullah Raymond Ch. Tarore Raymond D. Ch. Taroreh Rocky B. Wongkar Septian K. Rantung Shelany Suselo Sidadu, Febrianto Surijadi Supardjo Surjadi Supardjo Suryono Takaheghesang, Miranda Cicilia Tesalonika M. Wungow Triah D. Sarihi Vero A. Lamia, Vero A. Veronika A. Kumurur Verry Lahamendu Vicky H. Makarau Windy M. Nangoy Windy Mononimbar Wokas, Efraim N.