Claim Missing Document
Check
Articles

REDESAIN PASAR TRADISIONAL REMU DI SORONG. Arsitektur Vernakular Ira Pabunnak; Pierre H. Gosal; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.20446

Abstract

Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Perkembangan suatu daerah dapat di lihat dari beberapa indikator di antaranya infrastruktur yang tersedia. Suatu daerah yang berkembang sangat baik jika diikuti dengan infrastruktur yang memadai, maju tidaknya ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari pasarnya.Kota Sorong merupakan wilayah kota yang pada hakekatnya sebagai pusat kegiatan ekonomi bagi kota itu sendiri maupun wilayah di sekitarnya, mempunyai pusat pertokoan dan pusat perbelanjaan yang dilengkapi dengan pasar yaitu Pasar Tradisional Remu namun pasar tersebut kurang tertata dengan baik, kawasan tersebut menjadi pusat tujuan belanja bagi penduduk di seluruh wilayah Remu Selatan. Keadaan inilah yang menyebabkan dampak ketidaknyamanan masyarakat dalam berbelanja. Maka ada beberapa infrastruktur dan fasilitas yang harus di desain kembali.Berdasarkan masalah yang terdapat pada Pasar Tradisional Remu di Sorong, maka perlunya dilakukan Redesain Pasar Tradisional Remu dengan perencanaan penataan ulang pasar dari kondisi yang didasarkan pada realita dari permasalahan yang ada. Penataan ulang pasar merupakan jawaban. Sebagai pendukung kegiatan di dalamnya menggunakan tema “Arsitektur Vernakular” karena objek perancangan terletak di Kota Sorong Papua Barat maka akan di terapkan budaya dari daerah setempat.Kata Kunci: Kota Sorong, Pasar Tradisional Remu, Redesain Pasar, Arsitektur Vernakular.
MANADO CONCERT HALL. Optimasi Akustik dalam Ruang Gratia S. Punuh; . Suryono; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.23692

Abstract

Fasilitas concert hall secara umum mempunyai masalah yang cukup kompleks, bukan hanya dalam ruang lingkup sosial tetapi juga membahas desain bangunan yang membutuhkan penyelesaian yang optimal. Maka sangat perlu diperhatikan juga desain pada ruang utamanya, semakin optimal desain akustik suatu ruang maka semakin optimal pula pesan dan makna yang tersampaikan kepada pendengar. Untuk itu, pemilihan material pada elemen interior dan perabot sangat berperan pada kualitas akustik suatu ruang. Dengan desain arsitektural yang baik, suara-suara yang diinginkan dapat dinikmati dengan sempurna dan suara-suara yang mengganggu pendengaran dapat dihindarkan contohnya pada bangunan khususnya di ruang utama. Di Kota Manado saat ini, peminat seni sudah sangat berkembang pesat khususnya dalam seni musik. Oleh sebab itu untuk meningkatkan kualitas terhadap seni musik di Manado, maka perlu diadakan wadah yang dapat menfasilitasi hal tersebut, karena kota Manado sampai saat ini belum mempunyai standar gedung dengan akustik yang memadai. Sehingga, wadah itu diharapkan bisa memberikan pengaruh yang baik pada perkembangan seni musik di kota Manado. Jadi, kesimpulannya penerapan arsitektural akustik pada Concert Hall di Manado mampu menyajikan bangunan yang modern serta mampu memberikan kenyamanan dan keamanan akustika bangunan. Kata kunci: Concert Hall, Akustik, Kota Manado.
MUSEUM BAHARI KOTA MANADO . Waterscape Architecture Gloria M. Poluakan; Claudia S. Punuh; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.23701

Abstract

Manado adalah ibu kota Provinsi Sulawesi Utara dan terletak di Teluk Manado sehingga masuk dalam kategori waterfront city dengan garis pantai sepanjang 18,7 km. Hal ini membuat letak Kota Manado sangat strategis akan kebaharian. Museum bahari adalah suatu bangunan/lembaga yang mengoleksi hal-hal yang berkenaan dengan kelautan, baik itu benda-benda bersejarah, tokoh-tokoh bahari maupun biodiversitas (keanekaragaman hayati) laut. Pada era modern ini, angka jumlah pengunjung museum di Indonesia terjadi penurunan hingga sebesar 8,5% sejak tahun 2006 (Sumber Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Jaringan, Depbudpar,2009) dan setelah dilakukan evaluasi ditemukan bahwa teknik penyajian koleksi museum yang terkesan tidak menarik. Waterscape Architecture adalah perancangan dengan menerapkan unsur air didalam merancang suatu objek. Unsur air menjadi pokok dalam melakukan konsep bahkan desain tentang objek yang dimaksud. Konsep ini akan dapat menarik pengunjung karena kadang dijumpai di museum-museum lainnya. Dalam penerapannya, konsep ini haruslah ada sentuhan air baik dari landscape, eksterior dan bahkan interior dari museum bahari ini. Kata kunci: Manado, Museum Bahari, Waterscape Architecture
MANADO ART CENTER. Complexity and Contradiction in Architecture Rachel M. Solang; Alvin J. Tinangon; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.24064

Abstract

Indonesia adalah tanah yang kaya. Berbagai keragaman suku, bahasa, bangsa, dan kebudayaan memenuhi tanah air. Setiap provinsi bahkan kabupaten/ kota memiliki kebudayaan menarik yang wajib diperkenalkan ke masyarakat luas bahkan hingga ke jenjang internasional. Selain itu kreativitas yang dimiliki manusia pada umumnya tidak hanya melalui seni kognitif seperti prestasi-prestasi akademik, melainkan juga segi afektif yang sangat erat dengan optimalisasi penggunaan otak kanan, sehingga seni menjadi sebuah gaya hidup bahkan menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari.Perkembangan seni, seprti pelaku seni yang ada di Manado ini memerlukan suatu wadah agar seni dan kebudayaan yang merupakan identitas bangsa dapat terpelihara dengan baik. Sebuah wadah yang dapat menjawab segala keutuhan para pengguna seni baik itu pelaku seni maupun penikmat seni. Sehingga seni dapat terpelihara dengan baik, dinikmati, dan dapat dibawa luas hingga ke jenjang internasional, agar bisa menarik para wisatawan untuk mengunjungi bahkan mempelajari seni milik tanah air.Manado Art Center dengan penerapan Complexity and Contradiction ini hadir untuk menjawab segala kebutuhan para pelaku seni tanpa mengesampingkan estetika dalam pembangunan pada iklim tropis seperti di Indonesia ini.Metode yang digunakan merupakan kriteria yang telah tentukan berupa analisis sebelum pemecahan masalah, sintesis outpun secara sistematis, kemudian mengevaluasi secara logis, secara bertahap dan berulang-ulang suatau rancangan, sehingga menghasilkan gambar-gambar desain perancangan Manado Art Center seperti, rencana tapak, layout, denah, tampak, dengan konsep bangunan sesuai penerapan Complexity and Contradiction in Architecture.             Kata kunci : Manado, Art Center, Complexity And Contradiction In Achitecture, Seni.
HOTEL RESORT di TAHUNA. Arsitektur Metafora Juneyver Lemeng; Esli D. Takumansang; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.24616

Abstract

Tahuna Baraat merupakan salah satu kecamatan yang terletak di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe Propinsi Sulawesi Utara. Pariwisata di Tahuna Barat mempunyai prospek yang baik dan masih dapat dikembangkan secara lebih optimal. Objek wisata yang beragam menjadi salah satu potensi dalam sektor pariwisata di Tahuna Barat sehingga tergolong primadona dalam menghasilkan devisa Negara. Keindahan yang menakjubkan dari pulaupulau dan pantai-pantai yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Sangihe diprediksi akan semakin diminati wisatawan domestik maupun mancanegara. Penekanan desain pada hotel resort ini adalah arsitektur metafora yang mengambil ide-ide bentukan dari makhluk hidup di alam yang kemudian diterapkan pada denah, ornament, bentuk jendela atau pintu, bentuk atap, material dan warna. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai Hotel Resort, tipe dan syarat hotel, sejarah dan perkembangan hotel, pedoman perencanaan hotel resort dan tinjauan arsitektur metaforaa. Akhirnya, seluruh hasil kajian dituangkan dalam bentuk program ruang dan konsep-konsep perancangan yang diaplikasikan ke dalam desain yang dipresentasikan ke dalam bentuk gambar-gambar arsitektur.Kata Kunci : Metafora , Hotel, Tahuna, Resort.
PUSAT KEGIATAN LANSIA. Arsitektur Perilaku Candle D. P. Lang; Fela Warouw; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 2 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 2, November 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i2.25049

Abstract

Pusat Kegiatan Lansia merupakan sebuah tempat yang mewadahi berbagai kegiatan yang dikhususkan bagi para lansia. Di kota Manado sangat jarang ditemui fasilitas yang dikhususkan untuk lansia. Hal ini tidak seimbang dengan terus bertambahnya jumlah penduduk lansia dari tahun 2011 – 2016. Inilah yang melatar belakangi perancangan Pusat Kegiatan Lansia di Manado. Persoalan desain dari perancangan ini adalah bagaimana merancang sebuah fasilitas yang dikhususkan untuk para lansia dengan mempertimbangkan perilaku dari lansia. Dan tujuan perancangan adalah untuk merancang sebuah objek (Pusat Kegiatan Lansia) yang bisa memfasilitasi berbagai kegiatan para lansia dengan mempertimbangkan perilaku dari lansia. Metode perancangan yang digunakan merupakan metode perancangan Glass box dari J. Christopher Jones. Melaui metode desain ini dapat di ketahui bagaimana proses pengumpulan data, analisis, sintesa, sampai pada hasil dari desain itu sendiri. Kemudian digabungkan pendekatan Arsitektur Perilaku. Hasil yang diperoleh yaitu desain Pusat Kegiatan Lansia dengan pendekatan Arsitektur Perilaku yang di aplikasikan pada rancangan bangunan itu sendiri. Penerapan tema berdasarkan aspek fisiologis dan psikologis dari lansia. Kata Kunci: Pusat Kegiatan Lansia, Fasilitas Lansia, Arsitektur Perilaku, Aspek Fisiologis, Aspek Psikologis
PUSAT SENI PAPUA DI KOTA NABIRE. Iconic Micky Kapoh; Surijadi Supardjo; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i1.28808

Abstract

Pusat Seni Papua di Kota Nabire merupakan suatu wadah atau tempat terpusatnya seluruh kegiatan seni daerah Papua. Karya-karya, keahlian, serta seluruh aspek adat istiadat, baik yang pernah ada dan tak terlihat lagi sekarang, maupun yang terwariskan / masih membudaya sekarang ini, semuanya diidentifikasi, dipelajari, dan dikembangkan oleh para pelaku seni dan budayawan yang ada. Lokasi dari wadah ini terletak di Kabupaten Nabire.Pada perancangan ini digunakan Tema Iconic. Tujuan utamanya ialah merancang bangunan sebagai daya tarik. Dalam hal ini aspek visual menjadi sangat spesifik untuk membantu menampilkan karakter tertentu dari sebuah benda hasil karya seni. Selain itu karya arsitektur yang terhadirkan harus bisa mengimplementasikan konsep desain, memaksimalkan hasil kajian tema Iconic dari budaya lokal, bahkan bisa menggarap unic genius loci (keunggulan tapak/lokasi), baik melalui site planning maupun olahan bentuk dan tampilan massa bangunan.Sesuai dengan RTRW Kabupaten Nabire, lokasi pengembangan daerah terletak pada Distrik Nabire dan penulis mengambil lokasi di Jl. Yos Sudarso Distrik Nabire.Dengan adanya Pusat Seni Papua di Kota Nabire ini diharapkan mampu menunjang kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesenian di kota Nabire. Kata Kunci : Pusat Seni, Kota Nabire, Iconic
MUSEUM SENI DI TALAUD. Simbolisme Arsitektur Chandrika O. Batara; Rachmat Prijadi; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i1.29212

Abstract

 Museum Seni di Talaud merupakan suatu wadah atau tempat yang terpusat dari seluruh karya, keahlian, serta seluruh aspek adat istiadat yang diturunkan, dipelajari, dan dikembangkan oleh para pelaku seni dan budaya yang terletak di Kabupaten Kepulauan Talaud.Tema perancangan yang digunakan ialah Simbolisme Architecktur dimana tujuan utamanya ialah merancang bangunan sebagai daya tarik dan menggunakan hal-hal visual serta spesifikasi / karakter tertentu dari sebuah benda. Selain itu karya arsitektur yang hadir harus bisa menunjukkan keunggulan tapak, baik melalui site planning maupun bentuk serta tampilan massa bangunan.Sesuai dengan RTRW Kabupaten Kepulauan Talaud, lokasi pengembangan daerah terletak pada penulis mengambil lokasi di Perkantoran Kabupaten Kepulauan Talaud.Dengan adanya Museum Seni di Talaud ini diharapkan mampu menunjang kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesenian di Kabupaten Kepulauan Talaud. Kata Kunci : Kabupaten Kepulauan Talaud, Museum Seni, Simbolisme Arsitektur
PASAR MODERN LIRUNG Di KABUPATEN TALAUD. Arsitektur Kontemporer Andika E. Bawontea; Vicky H. Makarau; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i1.31012

Abstract

Perkembangan pembangunan kabupaten Talaud semakin meningkat tiap tahunnya. Khususnya sektor industri perdagangan dan jasa, pembangunannya juga semakin maju, hal ini juga didukung oleh faktor letak geografis. Melihat peluang dan potensi yang dimiliki Kabupaten Talaud sangat besar maka hadirlah konsep perencanaan “Pasar Moderen Lirung di Kabupaten Talaud, yang mengacu dari  kebutuhan akan barang dan jasa sebagai penunjang kebutuhan masyarakat sehari-hari. Berangkat dari tujuan perancangan objek ini maka tema yang digunakan adalah Arsitektur Kontemporer yang diharapkan dapat menciptakan sesuatu objek yang baru dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat dalam melakukan aktifitas di pasar modern. Dengan hadirnya perancangan pasar modern di talaud ini, dapat menunjang keperluan masyarakat akan barang dan jasa, serta menambah pendapatan daerah. Pasar modern ini mampu menampung masyarakat kabupaten talaud dalam mencari kebutuhan sehari-hari, karna pasar ini dirancang sesuai dengan standard kebutuhan di dalam pasar modern.Kata Kunci : Arsitektur, Kontemporer, Pasar  modern Lirung di Kabupaten Talaud
TONDANO WALK, Biofilik Desain Missela E. Paseki; Ingerid L. Moniaga; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 9 No. 2 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 2, November 2020
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v9i2.34583

Abstract

Keberadaan sebuah tempat perbelanjaan dalam suatu kota selalu menjadi tempat yang paling menarik dan mudah diingat karena termasuk tempat yang sering dikunjungi oleh warga kota tersebut. Tempat ini biasanya terletak di jalan-jalan utama dan pusat-pusat kota sehingga dapat menimbulkan image baru pada sebuah kota. Bahkan tidak jarang kuantitas dan kualitas tempat perbelanjaan dapat memberikan gambaran tingkatan kemakmuran warga kota tersebut. Strategi penataan ruang di wilayah kabupaten Minahasa mewujudkan kebijakan penataan ruang sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) menjadi pusat pelayanan utama di Kabupaten Minahasa yang terintegrasi dengan sistem kota-kota di wilayah Provinsi Sulawesi Utara. Ibukota wilayah Kabupaten Minahasa yaitu Tondano. Tondano memiliki iklim udara yang sejuk dengan pemandangan bentang alam perairan yakni danau Tondano dan petak sawah yang membentang indah membelah wilayah perkotaan Tondano. Pola ruang perkotaan Tondano berbentuk grid atau petak-petak dengan garis-garis jalan yang saling memotong sehingga berbentuk kotak-kotak yang teratur.Hasil dari objek ini adalah pusat perbelanjaan yang memberikan suasana baru bagi masyarakat kota Tondano yang ingin memenuhi kebutuhan berbelanja dan bersantai (refreshing). Sehingga Tondano Walk bisa menjadi suatu magnet atau daya tarik tersendiri bagi masyarakat Provinsi Sulawesi Utara untuk menikmati fasilitas perbelanjaan modern yang rekreatif dan healthy.Kata Kunci: Kota Tondano, Pusat perbelanjaan, Biofilik Desain
Co-Authors . Suryono Adrian A. Tandjung, Adrian A. Afrilia G. Karundeng Agus I. Laoli, Agus I. Almiritia Dalip, Almiritia Alvin J. Tinangon Alvin J. Tinangon Andika E. Bawontea Andy A. M. Malik Angelina E. S. Sihotang Arifin Kamil Aristotulus E. Tungka Aristotulus E. Tungka, Aristotulus E. Batara, Chandrika O. Candle D. P. Lang Capriati C. Pandeirot, Capriati C. Chandrika O. Batara Chotijah M. Kusumawati Christine I. Mesakh, Christine I. Claudia S. Punuh Claudio A. A. Laatung Cynthia E. V. Wuisang Danisa W. M. Bataha Deddy Erdiono Dien, Raymond Apolinaris Elisabet Bela, Elisabet Esli D. Takumansang Estherlita, Kawinda T. Fela Warouw Fella Warouw Frits O. P. Siregar Frits O. P. Siregar Gabriel Mawu Gloria M. Poluakan Gontung, Anatasya T. Gosal, Lisa Christie Gratia S. Punuh Hanny Poli Hanny Poli Hapili, Tri Pratama C.S. Haribulan, Renhard Ingerid L. Moniaga Ingerid L. Moniaga Ira Pabunnak Johannes Van Rate John C. Jitmau Joseph Rengkung Josias D. Sumangkut, Josias D. Judy O. Waani Judy O. Waani Juita Rerung Julianus A. R. Sondakh Juneyver Lemeng Kalalo, Loudy M. B. Kalalo, Loudy M.B. Karouw, Claryta Jeanette V. Kowal, Rolando Rischi Kristania M. Lahu Kyoto M. Bella Lakat, Ricky M.S. Leonard J. Ngadiman Leonardo A. Kumayas Lintang, Ridho A. Mailoor, Felicia M. Malik, Andy A. M. Maun, Jofran I. Michael M. Rengkung Micky Kapoh Missela E. Paseki Octavianus Hendrik Alexander Rogi Onthoni, Margaretha K. P. Peggy Egam Pierre H. Gosal Pingkan P. Egam Priscilia R. Lalenoh Putri N. Watulingas R. Rahman Rachel M. Solang Rachmat Prijadi Rachmat Prijadi Rahmat D. Abdullah Raymond Ch. Tarore Raymond D. Ch. Taroreh Rocky B. Wongkar Septian K. Rantung Shelany Suselo Sidadu, Febrianto Surijadi Supardjo Surjadi Supardjo Suryono Takaheghesang, Miranda Cicilia Tesalonika M. Wungow Triah D. Sarihi Vero A. Lamia, Vero A. Veronika A. Kumurur Verry Lahamendu Vicky H. Makarau Windy M. Nangoy Windy Mononimbar Wokas, Efraim N.