Articles
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematika Kelas III Sekolah Dasar Pada Materi Mengenal Konsep Bilangan Pecahan
retsie resdiantie liestarie;
karlimah karlimah
PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 4, No 1 (2017): PEDADIDAKTIKA
Publisher : Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (785.813 KB)
|
DOI: 10.17509/pedadidaktika.v4i1.7106
Penelitian ini didasarkan pada hasil studi pendahuluan di lapangan tentang komunikasi matematis siswa yaitu dalam mengomunikasikan konsep bilangan pecahan menunjukkan kemampuan yang masih rendah. Kemampuan komunikasi adalah suatu kemampuan untuk menyampaikan berbagai konsep matematika berupa ide, simbol, rumus baik secara lisan maupun tulisan agar dapat dipahami oleh orang lain. Komunikasi matematis siswa ini merupakan salah satu tuntutan yang terdapat pada kurikukum pembelajaran matematika di sekolah dasar kelas III, namun perhatian Indonesia terhadap kemampuan komunikasi matematis masih kurang. Maka dari itu perlu dianalisis bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa kelas III pada materi mengenal konsep bilangan pecahan. Metode yang digunakan dalam penelitia ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan kemampuan komunikasi matematis siswa serta membuat kesimpulan mengenai fenomena/kondisi yang sedang berlangsung. Penelitian ini melibatkan siswa kelas III di SDN 2 Kadipaten yang sedang mempelajari konsep bilangan pecahan. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis isi dengan fokus penelitian pada isi komunikasi secara keseluruhan baik yang tersurat maupun yang tersirat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi siswa kelas III Sekolah Dasar pada materi mengenal konsep bilangan pecahan masih kurang. Hal ini ditunjukkan dari 5 indikator yang diteliti, hanya muncul 3 indikator. Indikator yang paling banyak muncul yaitu indikator mengenai menunjukkan bilangan pecahan ke dalam bentuk gambar dan membaca bilangan pecahan dalam bentuk gambar, sedangkan indikator yang tidak muncul adalah indikator mengenai menjelaskan bilangan pecahan menggunakan benda nyata, menyatakan konsep bilangan pecahan pada peristiwa sehari-hari dalam ide-ide matematika dan mengungkapkan kembali konsep bilangan pecahan menggunakan bahasa sendiri secara tertulis
Pentingnya Bahan Ajar Berbasis Lagu Untuk Meningkatkan Minat Belajar Pada Pembelajaran Seni Musik
Fitri Lestari;
Resa Respati;
Karlimah Karlimah
PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 8, No 3 (2021): PEDADIDAKTIKA
Publisher : Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (794.784 KB)
|
DOI: 10.17509/pedadidaktika.v8i3.39238
Salah satu yang dapat mempengaruhi motivasi belajar adalah minat siswa terhadap pembelajaran musik. Pembelajaran musik di sekolah pada dasarnya adalah untuk membentuk kepribadian dan kepekaan estetis sehingga dari kegiatan bermusik diharapkan siswa dapat membina watak, perilaku, dan sikap. Keterampilan yang perlu dikuasai pada pembelajaran seni musik salah satunya adalah keterampilan bernyanyi dan bermain alat musik. Berdasarkan studi pendahuluan didapat fakta bahwa siswa dalam kelas kurang semangat dan kurang tanggap terhadap pembelajaran seni musik pada saat materi bernyanyi. Dari kurangnya perhatian dan minat belajar siswa maka tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai secara maksimal. Hal tersebut dapat diakibatkan dari siswa yang merasa bosan dengan metode pengajaran guru berbasis ceramah dan pembelajaran yang monoton. Dalam hal ini untuk meningkatkan minat belajar siswa guru perlu memperbaiki kualitas pembelajaran di dalam kelas dengan penggunaan bahan ajar yang menarik. Bahan pembelajaran berbasis lagu memiliki peran penting dalam meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran seni musik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan pentingnya bahan ajar berbasis lagu untuk mengatasi masalah perhatian dan minat siswa terhadap pembelajaran seni musik. Terdapat alasan mengapa pentingnya bahan ajar lagu dalam menyampaikan materi, yakni pertama, siswa akan lebih antusias terhadap kegiatan pembelajaran. Kedua, penggunaan bahan ajar lagu dapat membangkitkan motivasi serta minat dalam belajar seni musik. Ketiga, dengan adanya bahan ajar siswa lebih termotivasi belajar dan akan memberikan pengalaman bermakna bagi siswa sehingga materi dalam pembelajaran akan mudah dimengerti.
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat
Rahmi Nur Oktavia;
Karlimah Karlimah
PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 5, No 3 (2018): PEDADIDAKTIKA
Publisher : Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (720.26 KB)
|
DOI: 10.17509/pedadidaktika.v5i3.12558
Penelitian ini didasarkan pada hasil studi pendahuluan tentang komunikasi matematis siswa kelas V sekolah dasar pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menunjukkan penyelesaian soal materi tersebut sudah muncul namun belum optimal. Atas dasar hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis sesuai target capaian belajar materi siswa di kelas IV sekolah dasar yaitu tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Karena itu tujuan umum penelitian adalah mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas IV sekolah dasar pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif dalam menganalisis bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Setiamulya yang berada di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya dengan melibatkan siswa kelas IV dan guru kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa tes, wawancara, dan dokumentasi hasil kerja siswa. Penelitian ini menggunakan tahapan analisis isi menurut Krippendorf untuk menganalisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis dalam menghubungkan gambar ke dalam kalimat matematika pada operasi hitung bilangan bulat sudah optimal, sedangkan kemampuan komunikasi matematis yang belum optimal yaitu kemampuan dalam menyajikan ide-ide matematika pada operasi hitung bilangan bulat dengan gambar, kemampuan dalam menuliskan kalimat matematika pada bilangan bulat sesuai model matematika, serta kemampuan dalam menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat pada peristiwa sehari-hari.
PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT BERDASARKAN MISKONSEPSI SISWA
Desy Andini;
Karlimah Karlimah;
Momoh Halimah
PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 2, No 2 (2015): PEDADIDAKTIKA
Publisher : Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (451.975 KB)
|
DOI: 10.17509/pedadidaktika.v2i2.5865
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya miskonsepsi siswa tentang konsep bilangan bulat serta operasi penjumlahan dan pengurangannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan desain pembelajaran konsep penjumlahan dan pengurangan yang dapat mengatasi miskonsepsi siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian desain didaktis (Didactical Design Research). Lokasi tempat dilaksankannya penelitian yaitu di SD Negeri Sindaggalih dan SD Negeri 5 Sukamenak yang berada di Kota Tasikmalaya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara melaksanakan uji instrumen miskonsepsi, implementasi desain didaktis, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian adalah suatu desain didaktis alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika sekolah dasar pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Pengaruh Penggunaan Media Lagu Anak terhadap Perkembangan Kognitif Siswa Sekolah Dasar
Ayu Shinta Bella;
Resa Respati;
Karlimah Karlimah
PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 8, No 3 (2021): PEDADIDAKTIKA
Publisher : Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (778.451 KB)
|
DOI: 10.17509/pedadidaktika.v8i3.39232
Lagu menjadi media perantara setiap orang dalam berekspresi atau menuangkan perasaannya. Kajian ini bertujuan untuk mengkaji terkait pengaruh penggunaan media lagu anak terhadap perkembangan kognitif siswa sekolah dasar. Dalam pembelajaran seni musik di sekolah dasar, pembelajaran belangsung dengan menggunakan media lagu. Salah satunya adalah dengan mengenalkan lagu-lagu anak. Lagu anak dipandang sebagai lagu yang diciptakan secara khusus untuk anak-anak. Pembelajaran yang disampaikan melalui media lagu mampu mengembangkan pola pikir anak yang didapatkan dari lagu-lagu yang dinyanyikan dengan realitas kehidupan. Dalam teori kognitif, hal ini melibatkan antara stimulus dan respon dalam pembelajaran yang menitikberatkan pada proses berpikir siswa. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian in yaitu studi literatur. Data yang diperoleh dilakukan analisis dari hasil temuan jurnal, artikel ilmiah, literature review yang berisi tentang rancangan yang akan di teliti, lalu menyusun hasil temuan yang telah di review. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa lagu anak memiliki pengaruh terhadap perkembangan kognitif siswa sekolah dasar yaitu meliputi (1) meningkatkan daya ingat anak, (2) meningkatkan konsentrasi belajar, (3) menambah motivasi belajar siswa, dan (4) meningkatkan imajinasi siswa
Pengaruh Reward dan Punishment Keluarga terhadap Tanggung Jawab Belajar Peserta Didik Kelas Tinggi Sekolah Dasar pada Pembelajaran Jarak Jauh
Irfan Hilmi;
Syarip Hidayat;
Karlimah Karlimah
PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 8, No 3 (2021): PEDADIDAKTIKA
Publisher : Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (886.776 KB)
|
DOI: 10.17509/pedadidaktika.v8i3.39250
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta di lapangan mengenai tanggung jawab belajar peserta didik pada saat pembelajaran jarak jauh yang belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan dan seberapa besar sumbangan pengaruhnya antara pemberian reward dan punishment keluarga terhadap tanggung jawab belajar peserta didik kelas tinggi sekolah dasar selama pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif jenis penelitiannya ex post facto. Populasinya adalah peserta didik kelas tinggi dari tiga sekolah yaitu SDN Sindang Asih, SDN 1 Cigantang, dan SDN 2 Cigantang, sampelnya berjumlah 170 responden. Teknik pengambilan sampelnya adalah proportionate stratified random sampling. Instrumen pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara reward dan punishment keluarga terhadap tanggung jawab belajar peserta didik kelas tinggi. Hal tersebut didapat dari perhitungan uji regresi diperoleh hasil uji F nilai Fhitung nya 62,699 yang lebih besar dari nilai Ftabel 3,0498 dengan distribusi 5%. Karena Fhitung (62,699) Ftabel (3,0498) dengan nilai sig. 0,000 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pemberian reward dan punishment keluarga terhadap tanggung jawab belajar peserta didik kelas tinggi sekolah dasar selama pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi COVID-19. Besarnya sumbangan pengaruh yang diberikan oleh reward dan punishment keluarga terhadap tanggung jawab belajar adalah 0,429, artinya variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat sebesar 42,9% dan sisanya 57,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Analisis Karangan Teks Deskripsi Melalui Mind Mapping
Iis Kholisah;
Dian Indihadi;
Karlimah Karlimah
PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 7, No 4 (2020): PEDADIDAKTIKA
Publisher : Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (777.325 KB)
|
DOI: 10.17509/pedadidaktika.v7i4.26303
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya keterampilan menulis pada peserta didik dalam karangan teks deskripsi. Menulis masih dianggap sulit bagi peserta didik dalam menuangkan ide, mengembangkan tulisan dan menyusun kalimat. Berdasarkan apa yang terjadi dilapangan, penelitian ini difokuskan pada kegiatan analisis keterampilan menulis yang meliputi hasil karangan teks deskripsi melalui mind mapping. Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Manonjaya Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan hasil analisis karangan teks deskripsi melalui mind mapping. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan dokumentasi. Penentuan sampel ini menggunakan teknik purposive sampling. Digunakannya teknik purposive sampling karena peneliti bertujuan meneliti kemampuan peserta didik dalam menulis teks deskripsi. Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan indikator berupa: (1) kaidah kesesuaian isi tulisan dengan mind mapping, (2) penggunaan ejaan. Berdasarkan hasil penelitian dari 13 peserta didik menunjukkan adanya dua kategori yang dicapai diantaranya: sangat tinggi dan tinggi. Dalam kategori sangat tinggi diperoleh 11 peserta didik dan kategori tinggi diperoleh 2 peserta didik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil analisis karangan teks deskripsi melalui mind mapping cenderung baik untuk memacu kreativitas peserta didik dalam menulis.
DESAIN DIDAKTIS PENGELOMPOKAN BANGUN DATAR UNTUK MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR
Diana Angraeni Aprianti;
Karlimah Karlimah;
Syarif Hidayat
PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 3, No 1 (2016): PEDADIDAKTIKA
Publisher : Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (378.927 KB)
|
DOI: 10.17509/pedadidaktika.v3i1.5102
Kemampuan komunikasi sangat penting dimiliki oleh manusia sebagai mahluk sosial yang selalu berinteraksi dengan manusia lainnya. Komunikasi merupakan cara untuk menyampaikan pesan, baik disampaikan secara lisan ataupun tulisan. Penelitian ini didasarkan atas ditemukannya hambatan belajar siswa dalam mengkomunikasikan pemikiran matematikanya pada materi pengelompokan bangun datar. Kemampuan komunikasi matematis siswa merupakan tuntutan pada kurikulum dalam pembelajaran matematika sekolah dasar. Hambatan komunikasi yang terjadi pada siswa harus diantisipasi dengan pembelajaran yang dapat mengembangkan komunikasi matematis dengan strategi pembelajaran yang tepat. Tujuan dari penelitian adalah untuk membuat desain didaktis pengelompokan bangun datar sebagai antisipasi terhadap hambatan komunikasi matematis siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Didactical Design Research (DDR). Pada proses penelitian melibatkan doesen matematika, dosen pendidikan nilai/karakter, dosen, rekan sejawat, guru SD dan siswa SD. Desain didaktis yang disusun adalah materi pengelompokan bangun datar yang dapat mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas II SD. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran bermakna menurut Ausubel. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode ceramah plus dan demonstrasi, dan langkah-langkah pembelajaran Geometri menurut van Hiele. Kegiatan pembelajaran pertama yaitu menyebutkan berbagai bentuk bangun datar dengan mengamati lingkungan kelas dan menyebutkan benda-benda lengkap dengan bentuk permukaannya. Menuliskan berbagai jenis bangun datar melalui kerangka bangun datar. Mengurutkan ukuran bangun datar melalui kartu bangun datar. Mengelompokan bangun datar berdasarkan jenisnya. Membuat gambar bangun datar dengan merangkai kartu bangun datar. Penelitian ini menghasilkan data mengenai hambatan komunikasi matematis pada materi pengelompokan bangun datar. Desain didaktis pengelompokan bangun datar untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis diimplementasikan. Hasil dari pengembangan siswa dapat menyebutkan, menuliskan, mengurutkan, mengelompokan dan membuat gambar bangun datar. Kesimpulannya telah dihasilkan desain didaktis pengelompokan bangun datar yang dapat mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas II SD.
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR DALAM MENGENAL DAN MENGGAMBAR JENIS-JENIS SUDUT
Ami Nur Fahmi;
Karlimah Karlimah;
Rosarina Giyartini
PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 4, No 1 (2017): PEDADIDAKTIKA
Publisher : Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (860.933 KB)
|
DOI: 10.17509/pedadidaktika.v4i1.7180
Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa kelas III Sekolah Dasar dalam mengenal dan menggambar jenis-jenis sudut. Metode penelitian ini adalah analisis kualitatif. Lokasi dan subjek penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri Mugarsari dengan partisipan siswa dan guru kelas III Sekolah Dasar Negeri Mugarsari. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, untuk melengkapi dan mengantisipasi adanya kebiasan data, digunakan instrumen tambahan yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data yang dilakukan adalah analisis isi berupa deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam mengenal dan menggambar jenis-jenis sudut, dan mendeskripsikan upaya guru dalam memberi fasilitas belajar mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa dalam mengenal dan menggambar jenis-jenis sudut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah proses pembelajaran mengenal dan menggambar jenis-jenis sudut ada indikator kemampuan komunikasi matematis yang muncul, yaitu memahami, menginterpretasikan ide matematik tentang jenis-jenis sudut yang disajikan dalam bentuk tulisan atau visual. Indikator yang belum muncul yaitu menggunakan bahasa atau kalimat melalui lisan dan tulisan untuk menyajikan ide tentang jenis-jenis sudut, serta menyatakan ide matematik tentang jenis-jenis sudut dengan tulisan, mendemonstrasikan dan menggambarkan dalam bentuk visual. Hal tersebut terjadi karena upaya guru dalam memberi fasilitas belajar mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa dalam mengenal dan menggambar jenis-jenis sudut tidak maksimal.Kata Kunci: komunikasi matematis, mengenal jenis-jenis sudut, menggambar jenis-jenis sudut.
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar pada Penyelesaian Soal Cerita Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
Widia Apriyanti Dwi Rahayu;
Karlimah Karlimah
PEDADIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar Vol 7, No 3 (2020): PEDADIDAKTIKA
Publisher : Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (629.961 KB)
|
DOI: 10.17509/pedadidaktika.v7i3.26323
Penelitian ini dilakukan berdasarkan dari hasil studi pendahuluan mengenai hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan soal cerita mengenai Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) yang belum menunjukkan langkah-langkah yang sistematis. Maka dari itu, untuk mendapatkan informasi secara keseluruhan perlu dilakukan penelitian mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa kelas IV sekolah dasar pada penyelesaian soal cerita faktor persekutuan terbesar (FPB). Tujuan dari penelitian ini secara umum yaitu untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas IV sekolah dasar pada penyelesaian soal cerita faktor persekutuan terbesar (FPB). Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan faktor persekutuan terbesar (FPB). Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini melibatkan siswa dan guru kelas IV sekolah dasar. Penelitian dilaksanakan di rumah masing-masing siswa SDN 1 Sidamulya, Kec. Jalaksana, Kab. Kuningan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, wawancara, dan dokumentasi hasil kerja siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis konten menurut Krippendorf. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah memiliki kemampuan menuliskan permasalahan dengan bahasa sendiri sebagai bentuk pemahaman pada soal cerita faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kemampuan menuliskan sistematika penyelesaian perhitungan soal cerita faktor persekutuan terbesar (FPB). Sedangkan kemampuan menuliskan perencanaan penyelesaian soal cerita faktor persekutuan terbesar (FPB) dengan bahasa sendiri belum ditunjukkan dalam hasil pekerjaan siswa.