Etika Ratna Noer
Department Of Nutrition Science, Faculty Of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia; Center Of Nutrition Research (CENURE), Faculty Of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Published : 64 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN FRAKSI RADIOTERAPI DAN INDEKS KOMPOSISI TUBUH PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Novitasari, Anggi; Puruhita, Niken; Noer, Etika Ratna; Syauqy, Ahmad
Journal of Nutrition College Vol 5, No 1 (2016): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.369 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v5i1.16356

Abstract

Latar belakang: Pasien kanker serviks yang menjalani radioterapi berisiko mengalami efek samping radioterapi. Efek samping radioterapi berhubungan dengan jumlah fraksi radioterapi, dan dapat berpengaruh pada status gizi. Status gizi pasien dapat diukur dengan nilai indeks komposisi tubuh, yakni fat mass index (FMI) dan fat-free mass index (FFMI). Tujuan: Menganalisis hubungan jumlah fraksi radioterapi dengan FMI dan FFMI pasien kanker serviks di RSUP dr. Kariadi (RSDK) Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik cross sectional yang dilakukan di unit radioterapi dan ginekologi RSDK Semarang pada bulan Oktober-November 2015. Sampel penelitian berjumlah 38 yang diambil secara consecutive random sampling. Hasil: Sejumlah 19 subjek dikategorikan normal, 4 fat defisit, 12 excess fat, dan 3 obese I berdasarkan FMI. Nilai FMI dan FFMI mengindikasikan 2 subjek mengalami kekurangan energi kronis (KEK), dan 1 pasien mengalami penurunan massa otot (muscle wasting). Subjek dengan fraksi radioterapi I (n=13) memiliki nilai rerata FMI dan FFMI tertinggi (9,53 kg/m; 16,37 kg/m2), sedangkan subjek dengan fraksi radioterapi IV (n=9) memiliki nilai rerata FMI dan FFMI terendah (7,47 kg/m; 14,8 kg/m2). Tidak ada hubungan signifikan antara fraksi radioterapi dengan FMI dan FFMI berdasarkan uji Rank Spearman dan ANCOVA (p=>0,05)Simpulan: Tidak ada hubungan fraksi radioterapi dengan FMI maupun FFMI pasien kanker serviks,  namun terdapat perbedaan nilai FMI dan FFMI pada setiap kategori fraksi.
Karakteristik makanan pendamping ASI balita yang disubstitusi dengan tepung ikan lele dan labu kuning Noer, Etika Ratna; Rustanti, Ninik; Leiyla, Elvizahro
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.289 KB) | DOI: 10.14710/jgi.2.2.83-89

Abstract

Background: When breast milk is no longer enough to meet the nutritional needs of the infant, complementary foods should be added. Complementary feeding should be start giving from 6 months onwards. The period from 6-months of age is a very vulnerable period. It is the time when malnutrition starts in many infants. One form of complementary feeding which are hygienic, and ready to serve is an instant baby food. Utilization of local food such as catfish (Pangasius sp) and pumpkin (Cucurbita moschata) as a source of protein and beta-carotene may increase the nutrient content of complementary feeding. Objective: This study was designed to analyze the difference of nutrients content, bulk density, and acceptability among the percentage varieties of catfish and pumpkin flour substitution on instant baby porridge. Methods: An experimental study with a single factor completely randomized design. The experiment carried out by combining the percentage of catfish and pumpkin flour substitution in to 4 formulas. The nutrients content that were analyzed are levels of protein, betacarotene, fat, and carbohydrate. Statistical analysis of the nutrients content, bulk density, and acceptability using One Way ANOVA test CI 95% followed by Tukey posthoc test. Results: Instant baby food recommended is the substitution of catfish 20% and 15% pumpkin. Servings (25 g) instant baby food to meet the 34% and 102% of protein adequacy adequacy of vitamin A. Conclusion: Instant baby porridge substituted with catfish and pumpkin flour are high in protein and vitamin A, appropriate to the bulk density, and acceptable.
HUBUNGAN RASIO LP/TB (LINGKAR PINGGANG TERHADAP TINGGI BADAN) DENGAN RASIO KADAR TG/HDL PADA REMAJA OBES SENTRAL Noer, Etika Ratna; Dewi, Luthfia; Tjahjono, Kusmiyati DK; Sulchan, Mohammad; Ardiaria, Martha
Journal of Nutrition College Vol 9, No 2 (2020): April
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.041 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v9i2.27487

Abstract

Latar belakang: Penanda aterogenik dan resistensi insulin pada subjek obesitas sentral yang akurat dan aplikatif dapat menggunakan rasio TG/HDL. Penelitian sebelumnya telah banyak diteliti tentang pemeriksaan HOMA-IR pada subjek dengan resistensi insulin. Rasio LP/TB diketahui lebih unggul dalam memprediksi risiko penyakit jantung koroner dibandingkan LP saja karena rasio ini merupakan indeks yang stabil pada ras, umur, dan jenis kelamin berbeda. Saat ini penelitian tentang hubungan rasio LP/TB dengan rasio TG/HDL pada subjek remaja obes masih terbatas.Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan rasio LP/TB dengan rasio TG/HDL pada remajadengan obesitas sentral.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di Universitas Diponegoro, Semarang. Kriteria inklusi meliputi, remaja perempuan atau laki-laki, berusia 19-20 tahun,memiliki IMT > 25kg/m2 dan lingkar pingang >80cm untuk perempuan dan >90 cm untuk laki-laki. Berat badan menggunakan alat bio impedance analyzer. LP diukur menggunakan pita metlin statis. Pengambilan sampel darah untuk TG dan HDL melalui vena, setelah puasa semalam (10 jam) kemudian diuji menggunakan autoanalyzer. Data dianalisis menggunakan uji Pearson dan Spearman rank test.Hasil: Kami menganalisis pada 56 remaja dengan obesitas sentral. Rerata LP (88,9 ± 8,67cm), kadar TG (105 ± 56,62mg/dL), HDL-c (45,3 ± 12,61mg/dL), rasio LP/TB (0,55 ± 0,04), rasio TG/HDL 2,3 ± 1,42). Ada hubungan signifikan antara rasio LP/TB dengan TG/HGL (r=0,386; p=0,003)Simpulan: Rasio LP/TB tinggi berkorelasi dengan peningkatan rasio TG/HDL-C pada remaja dengan obesitas sentral dan dapat digunakan sebagai penanda awal resiko metabolik
PENGARUH SUPLEMENTASI ZAT BESI TERHADAP FUNGSI KOGNITIF LANSIA Endrinikapoulos, Ariana; Candra, Aryu; Wijayanti, Hartanti Sandi; Noer, Etika Ratna
Journal of Nutrition College Vol 9, No 2 (2020): April
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v9i2.27501

Abstract

Latar belakang: Penurunan fungsi sel otak pada lansia berdampak pada terjadinya penurunan daya berpikir dan kehidupan psikis, sosial, dan aktivitas fisik. Kebutuhan zat besi yang tercukupi memiliki dampak positif pada fungsi kognitif lansia.Tujuan:Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh suplementasi zat besi terhadap fungsi kognitif lansia.Metode: Metode penelitian ini adalah quasi experimental dengan rancangan pre-post control group design. Subjek penelitian adalah 26 lansia usia 60-77 tahun yang dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Suplemen zat besi berupa NaFe EDTA diberikan pada kelompok perlakuan sebanyak 1 tablet (15 mg) selama 10 minggu, sedangkan kelompok kontrol diberikan plasebo. Penilaian fungsi kognitif dilakukan menggunakan instrumen kuesioner Mini-Mental State Examination (MMSE) yang dilakukan pada sebelum dan sesudah intervensi. Asupan makan subjek selama intervensi diperoleh dengan metode 24 jam food recall 1x/minggu selama intervensi. Pengukuran kadar hemoglobin dilakukan menggunakan alat Hb-meter. Penilaian aktivitas fisik dilakukan menggunakan kuesioner Physical Activity Scale for Elderly (PASE). Penilaian kualitas tidur dilakukan menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon, independent sample t-test, dan Mann Whitney.Hasil: Fungsi kognitif 1 (4%) orang subjek sebelum intervensi tergolong tidak normal. Sebanyak 7 (27%) subjek memiliki kadar hemoglobin normal sebelum intervensi. Terdapat peningkatan skor MMSE pada kelompok perlakuan (p<0,05) dan kelompok kontrol (p<0,05) setelah dilakukan intervensi. Uji bivariat menunjukkan tidak terdapat perbedaan peningkatan skor MMSE yang bermakna (p=0,88) antara kelompok perlakuan dan kontrol, namun rerata skor MMSE kelompok perlakuan lebih tinggi.Simpulan: Suplementasi zat besi selama 10 minggu mampu meningkatkan skor MMSE namun tidak ada beda secara statistik antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
PERBEDAAN ASUPAN ZAT GIZI PADA LANSIA ANEMIA DAN NON ANEMIA Wicaksono, Teguh; Noer, Etika Ratna
Journal of Nutrition College Vol 2, No 3 (2013): Juli 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.008 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i3.3437

Abstract

Latar Belakang : Anemia gizi merupakan salah satu masalah gizi yang sering dialami oleh lansia berkaitan dengan defisiensi asupan protein, folat, vitamin B12, besi, zinc, dan vitamin C. Kejadian anemia pada lansia berdampak terhadap penurunan fungsi kognisi, kinerja fisik, dan peningkatan risiko kematian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan asupan zat gizi pada lansia anemia dan non anemia.Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional. Subjek penelitian adalah lansia wanita berusia 60 – 70 tahun yang dipilih menggunakan tehnik consecutive sampling. Kadar hemoglobin diukur menggunakan metode cyanmethemoglobin. Asupan zat gizi dihitung menggunakan metode Food Frequency Questionnaire (FFQ).Hasil : Subjek penelitian berjumlah 61 orang. Kelompok anemia berjumlah 13 orang (21,32%) dan kelompok non anemia berjumlah 48 orang (78,68%). Rerata asupan protein, folat, vitamin B12, zinc, dan vitamin C kelompok anemia lebih rendah dibandingkan kelompok non anemia, sedangkan rerata asupan besi kedua kelompok tidak berbeda. Asupan folat dan zinc kedua kelompok tidak terpenuhi. Secara statisitik, asupan protein dan vitamin B12 kedua kelompok menunjukkan perbedaan signifikan (p < 0,05), sedangkan asupan besi, vitamin C, folat, dan zinc  tidak menunjukkan perbedaan signifikan (p > 0,05).Simpulan : Asupan folat dan zinc kedua kelompok tidak terpenuhi. Asupan protein dan vitamin B12 kedua kelompok menunjukkan perbedaan signifikan, sedangkan asupan besi, vitamin C, folat dan zinc tidak menunjukkan perbedaan signifikan.
DIETARY PATTERNS WERE ASSOCIATED WITH OBESITY PARAMETERS AMONG HEALTHY WOMEN Syauqy, Ahmad; Noer, Etika Ratna; Fajrani, Alifia Mukti; Kurniawati, Dewi Marfu’ah; Purwanti, Rachma; Rahadiyanti, Ayu; Rahma, Devi Elvina
Journal of Nutrition College Vol 9, No 4 (2020): Oktober
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v9i4.28674

Abstract

Background: Obesity is a growing major health problem in some developing countries including Indonesia. Study examined the association between dietary patterns and obesity parameters using both body mass index (BMI) and waist circumference (WC) among healthy women in Indonesia was still rare.  Objectives: The objective of this study was to evaluate the correlation between dietary patterns and obesity parameters using BMI and WC among healthy women.Methods: This study used a cross-sectional design with consecutive sampling. Healthy women aged 20 and above were selected in this study. Dietary data were collected using a food frequency questionnaire (FFQ). For categorical data, chi-squared test was done to compare the differences in the characteristics of the subjects among tertiles of dietary patterns. For continuous variables, a general linear model test was used for comparison. To evaluate the association between dietary patterns and obesity parameters (BMI and WC), we used multiple linear regression analysis adjusting for multiple confounding variables (age, current smoking, current drinking, and physical activity). Results: Dietary pattern 1 consisted of 12 food items: snack cooked with oil, fish and seafood, processed food, organ meats, meat, poultry, rice- or flour-based products, staples cooked with oil, sugary drinks, refined dessert, and tea and coffee. Dietary pattern 2 consisted of 5 food items: eggs, light-colored vegetables, dark-colored vegetables, fruits, and soybeans. Dietary pattern 3 consisted of 7 food items: milk products, legumes, processed fruits, wholegrain, snacks cooked without oil, root crops, and jam/honey. Dietary pattern 1 was positively associated with obesity parameters including BMI and WC (P < 0.05); whereas, dietary pattern 2 and dietary pattern 3 were inversely correlated (P < 0.05).Conclusions: Our study find that dietary patterns were associated with BMI and WC among healthy women.
HUBUNGAN KONSUMSI IKAN TERHADAP RISIKO SINDROM METABOLIK PADA WANITA OBESITAS ABDOMINAL Noer, Etika Ratna; Syauqy, Ahmad; Rahardiyanti, Ayu; Fitranti, Deny Yudi; Ayustaningwarno, Fitriyono; Fajrani, alifiaA muktiM
Journal of Nutrition College Vol 9, No 4 (2020): Oktober
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jnc.v9i4.29147

Abstract

Latar belakang: Obesitas abdominal dikaitkan dengan sindrom metabolic yang dikombinasikan dengan dislipidemia, intoleransi glukosa, dan hipertensi. Obesitas abdominal muncul untuk mendahului munculnya komponen sindrom metabolik lainnya, dipicu oleh kenaikan berat badan, terutama peningkatan penumpukan lemak perut. Ikan merupakan sumber protein hewani yang bergizi. Konsumsi ikan diketahui dapat menjadi pangan fungsional dengan cara melindungi terhadap beberapa jenis penyakit.Tujuan: Mengetahui hubungan antara asupan ikan dalam seminggu dengan sindrom metabolik dan komponennya pada wanita obesitas abdominal, diharapkan bahwa konsumsi ikan yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko sindrom metabolic yang lebih rendah dan profil metabolisme yang lebih baikMetode: Penelitian ini merupakan penelitian observatif dengan desain cross–sectional dan teknik pengambilan sampel purposive sampling sebanyak 88 wanita yang mengalami obesitas abdominal. Pengumpulan data dilakukan setelah melakukan puasa selama 12 jam sebelum pemeriksaan dan asupan ikan diperolah dari FFQ. Uji hubungan dilakukan dengan menggunakan korelasi Pearson.Hasil: Terdapat hubungan bermakna antara konsumsi ikan dalam seminggu dengan komponen sindrom metabolic seperti GDP (p < 0,001, r=-0,376), kolesterol total (p < 0,05, r=-0,270), HDL (p < 0,001, r=0,349), LDL (p < 0,001, r= -0.421) dan LBTB (p < 0,001, r=-0,856) dengan korelasi positif dan sangat kuat. Terdapat 53,4% subjek mengonsumsi ikan 1-3 kali/minggu.Simpulan: Konsumsi ikan memiliki korelasi positif dengan komponen sindrom metabolic. Penggantian sumber lemak jenuh menjadi lemak n-3 dapat menjadi efek terapeutik untuk perbaikan sindrom metabolik, namun diikuti dengan jangka waktu yang lama
Praktik Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI Eksklusif Studi Kualitatif pada Dua Puskesmas, Kota Semarang Etika Ratna Noer; Siti Fatimah Muis; Roni Aruben
MEDIA MEDIKA INDONESIANA 2011:MMI Volume 45 Issue 3 Year 2011
Publisher : MEDIA MEDIKA INDONESIANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.246 KB)

Abstract

ABSTRACTEarly initiation of breastfeeding and exclusive breastfeeding practice: qualitative study at public health centers, Semarang cityBackground: Early initiation of breastfeeding (EIB) and exclusive breastfeeding (EB) up to six months are two important breastfeeding practices for child’s survival. EIB plays an important role in reducing infant mortality and improve the success of exclusive breastfeeding. Determinants in EIB and EB practices are predisposing, enabling, reinforcing, and environment. This study aimed to investigate determinants in EIB and EB practice until 4 months.Method: This study used a qualitative approach. Data were collected through intensive observations, non-intervention and in-depth interviews to 12 mothers. Data were analyzed using content analysis including data collection, reduction, presentation, and conclusions.Result: All the mothers were successful in the EIB with the help of professional midwife. Exclusive breastfeeding were successful in 3 mothers, partial breastfeeding were practiced by 6 mothers and not breastfeeding or formula feeding were practiced by 3 mothers. Predisposing and reinforcing were two strongly factors that cause the unsucessfull EB practices. The former were lack of knowledge of EB and breastfeeding techniques. The latter were lack of commitment of health providers, family support, and the status ofworking mothers.Conclusion: EIB practice does not ensure the success of EB.Keywords: Early initiation of breastfeeding, exclusive breastfeeding, qualitativeABSTRAKLatar belakang: Inisiasi menyusu dini (IMD) dan ASI eksklusif sejak lahir hingga usia enam bulan merupakan dua praktik pemberian ASI yang penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan optimal bayi. IMD berperan penting dalam mengurangi angka kematian bayi dan meningkatkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Beberapa faktor determinan dalam praktik IMD dan  ASI eksklusif yaitu faktor predisposisi (predisposing), pemungkin (enabling), penguat (reinforcing), dan lingkungan. Penelitian inibertujuan untuk mempelajari beberapa faktor determinan pada praktik IMD dan ASI eksklusif selama 4 bulan pada ibu yang melahirkan pada dua puskesmas di kota Semarang. Hasil penelitian ini akan diteruskan sebagai masukan terhadap program peningkatan cakupan pemberian ASI eksklusif.Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif pada 12 ibu. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi intensif, non intervensi dan menggunakan teknik wawancara mendalam. Data dianalisis dengan cara analisis isi yang bersifat terbuka. Hasil: Semua ibu dapat melakukan praktik IMD dengan bantuan profesionalisme bidan puskesmas. Praktik ASI eksklusif dilaksanakan oleh 3 ibu, ASI parsial pada 6 ibu dan pemberian susu formula oleh 3 ibu. Hambatan utama praktik pemberian ASI eksklusif adalah dari faktor ibu yaitu rendahnya pengetahuan tentang ASI eksklusif dan teknik menyusui. Faktor penghambat lainnya adalah kurangnya komitmen petugas kesehatan, dukungan suami, dan status ibu bekerja.Simpulan: Praktik IMD tidak menjamin keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
Asupan Zat Besi Berhubungan dengan Perkembangan Anak Stunting Usia 6 - 36 Bulan di Semarang Maria Martiani; Ani Margawati; Maria Mexitalia; Farid Agung Rahmadi; Etika Ratna Noer; Ahmad Syauqy
Sari Pediatri Vol 23, No 2 (2021)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp23.2.2021.95-102

Abstract

Latar belakang. Salah satu masalah gizi pada anak yaitu stunting (pendek). Salah satu faktor penyebab stunting yakni asupan zat gizi. Salah satu akibat stunting dapat mempengaruhi perkembangan anak. Ibu berperan penting pada asupan gizi serta perkembangan anak. Skrining pada usia dini berperan dalam mengetahui ada tidaknya gangguan perkembangan pada anak stunting.Tujuan. Mengetahui hubungan asupan gizi dengan perkembangan anak stunting usia 6—36 bulan di wilayah Semarang SelatanMetode. Desain penelitian cross sectional yang dilaksanakan di 8 puskesmas di wilayah Semarang Selatan. Data diperoleh dengan cara interview kuesioner serta pemeriksaan perkembangan dilaksanakan dengan instrumen Capute Scales pada bulan September - November 2020. Analisis multivariat regresi linier digunakan untuk mengetahui hubungan perkembangan dengan variabel dengan mengontrol variabel luar (usia, jenis kelamin, status stunting) Hasil. Subjek berjumlah 71 anak stunting. Subjek memiliki asupan energi (63,1%) dan zat besi (66,2%) yang rendah. Terdapat 33,8% anak stunting mengalami suspek gangguan perkembangan, 9,9% gangguan komunikasi dan 11,3% suspek disabilitas intelektual. Uji multivariat regresi linier menunjukkan bahwa asupan zat besi berhubungan positif dengan perkembangan anak stunting (p 0,05).Kesimpulan. Terdapat hubungan signifikan antara asupan zat besi dengan perkembangan anak stunting.
The Sedentary Lifestyle of Urban Adolescent Associated with Emotional Eating Zelyn Damayanti; Ani Margawati; Etika Ratna Noer
Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi Vol 4, No 1: Desember 2020
Publisher : Prodi Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/endogami.4.1.28-49

Abstract

Emotional eating, one of which is eating in the absence of hunger. Eating in the absence of hunger or EAH is a psychological condition that encourages uncontrolled eating. Moreover, EAH is a response to stress factors, external factors, and physical factors in teenagers. In the teenage years, they experience changes both mentally and physically. Besides, teenagers also experience changes in eating behavior. According to previous research, adolescents have a sedentary high lifestyle. A sedentary lifestyle is associated with metabolic limitations that activate hunger signals and will affect a person's hunger and satiety. Therefore, this research aims to determine the relationship between sedentary lifestyle and eating in the absence of hunger in student college. This research used the method of Observational study with a cross-sectional design. Respondents in this study were Diponegoro University students from Kebumen and for research located in Kebumen. The SPSS test used was the Rank-Spearman test for correlation test. Meanwhile, the sedentary lifestyle with eating in the absence of hunger has a significant relationship.
Co-Authors ,Adriyan Pramono Adhimah, Ayu Fauziyyah Adriyan Pramono Ahmad Syauqy Amalia Nita Widyastuti, Amalia Nita Ameliora Dwi Astani Amirullah, M Fadil Anggia Berlian Buntarlan Anggit Wicaksono Anggriany, Nissa Ani - Margawati Ani Margawati Anjani, Gemala Apoina Kartini Argan Caesar Budiatmaja Arviyani, Tiffany Nisa Arwinda Nugraheni Aryu Candra Astrine Permata Leoni Ayu Rahadiyanti Befi Sundari Binar Panunggal BR Purba, Martalena Candra, Adiska Rani Ditya Choirun Nissa Choirun Nissa Danarsi, Chorina Swasti Denny Nugroho Sugianto Deny Yudi Fitranti Deny Yudy Fitranti Desi Sofiyana destiana - florencia Destikasari, Widya Dewanti Dewanti Dewi Kurnia Sandi Dewi Marfu’ah Kurniawati Dewi, Luthfia Dian Ratna Sawitri Diana Nur Afifah, Diana Nur Djuara P Lubis Elvizahro Leiyla Endang Mahati Endang Mahati Endrinikapoulos, Ariana Enny Probosari Erin Ratna Kustanti Etisa Adi Murbawani Faizah Fulyani Fajrani, Alifia Mukti Fajrani, alifiaA muktiM Farid Agung Rahmadi, Farid Agung Fatih Az Zahra Febriani, Brilliantika Resy Fidiasari, Intan Sepna Fillah Fithra Dieny Fillah Fitra Dieny Fitriyanti, Addina Rizky Fitriyono Ayustaningwarno Fronthea Swastawati Gunawan, Sekar Ayu Putri Gustiana Mega Anggita Hardhono Susanto Hartanti Sandi Wijayanti Hastuti, Vivilia Niken Henny, Via Anugrah Hersanti Sulistyaningrum Hidayati Hidayati Ihat Hatimah Ilmiati, Fatia Ira Roza Milinda Jamhari Jamhari Jauharany, Firdananda Fikri Khikmaturrohman, Sya’bani Isnaen KIRANA LAKSMI Kusmiyati Tjahjono Kusuma, Donny Wira Yudha Leo Nacion Santillana Lingga Edytias Pratiwi Lora Sri Nofi Maria Martiani Maria Mexitalia Maria Mexitalia Maria Pangkrasia Kirimunun Marsa, Firdaus Shadiqa Martalena Br Purba MARTHA ARDIARIA Martha Irene Kartasurya Mayang Januarti Permatasari Miftahul Adnan Mita Arini Mohammad Arif Ali, Mohammad Arif Mohammad Sulchan Mohammad Zen Rahfiludin Muflihatul Muniroh Muniroh, Muflihatul Nani Maharani Niken Puruhita Ninik Rustanti Novitasari, Anggi Nurahmatika, Prisma Nurdin, Nurhanifah Muthmainnah Nurjanah, Ayu Nurmasari Widyastuti Nuryanto Nuryanto Nyoman Suci Widyastiti Perdanawati, Mia Pramita Ariawati Putri Purwita Wijaya Laksmi Rachma Purwanti Rahardiyanti, Ayu Rahma, Devi Elvina Reny Sartika Ria Purnawian Sulistiani Ria Purnawian Sulistiani, Ria Purnawian Robi Andoyo Roni Aruben Rosmalinda, Yusie Said Junaidi Sandi, Dewi Kurnia Siti Baitul Mukarromah Siti Fatimah Muis Siti Fatimah Muis Sophia Rose Sri Achadi Nugraheni Sugiarto Sugiarto Sumardi Widodo Suroto Tiara Rosania Hestuningtyas Tiffany Nisa Arviyani Titis Rakhma Imtihani Tjahjono, Kusmiyati DK Usydatul Falasifah Vanessa Yudha Azizul Ilmi Widya Destikasari Widyastuti, Trioni Winda Amalia Pertiwi Wita Rizki Amelia Yenni, Fitri Yuswo Supatmo Zainab Sholihah Zainudin Amali Zelyn Damayanti Zetta, Adelia Paradya