Roni Nugraha
Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Jalan Agatis, Bogor, 16680, Jawa Barat, Indonesia

Published : 34 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

DNA Barcoding untuk Autentikasi Produk Hiu Segar dari Perairan Nusa Tenggara Barat: DNA Barcoding for Fresh Shark Products Authentication from West Nusa Tenggara Waters Muhammad Alsere Bardian Sahaba; Asadatun Abdullah; Roni Nugraha
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 24 No 3 (2021): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 24(3)
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v24i3.38318

Abstract

Perikanan hiu dan pari di Indonesia, termasuk Tanjung Luar di NTB, menghadapi tantangan besar karena populasi hiu dan pari yang terus menurun. Hiu sangat rentan terhadap penangkapan berlebih dan kepunahan karena faktor seperti kematangan seksual yang lambat dan fekunditas yang rendah. Daging dan sirip hiu umunya diminati konsumen; namun, produk hiu lainnya tidak dicatat secara terpisah dalam statistik perdagangan, sehingga sulit untuk diidentifikasi berdasarkan indikator morfologi. Sebagai alternatifnya dapat menggunakan metode DNA barcoding. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies hiu langka yang terdaftar di CITES yang telah mendarat di pelabuhan NTB menggunakan metode DNA barcoding. Penelitian yang dilakukan meliputi tahap isolasi DNA, amplifikasi DNA, sekuensing dan analisis bioinformatika. Hasil sekuensing DNA dan analisis bioinformatika menunjukkan spesies Sphyrna lewini dan Carcharhinus falciformis teridentifikasi pada sampel dengan tingkat kemiripan 99-100%. Hasil ini menunjukkan ikan hiu yang termasuk dalam daftar CITES masih kerap ditangkap dan dimanfaatkan, sehingga perlu dilakukan regulasi yang lebih tegas dan transfer pengetahuan kepada masyarakat agar spesies hiu yang tergolong terancam punah dapat dilestarikan.
DNA Barcoding untuk Autentikasi Produk Hiu Segar dari Perairan Nusa Tenggara Barat: DNA Barcoding for Fresh Shark Products Authentication from West Nusa Tenggara Waters Muhammad Alsere Bardian Sahaba; Asadatun Abdullah; Roni Nugraha
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 24 No 3 (2021): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 24(3)
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v24i3.38318

Abstract

Perikanan hiu dan pari di Indonesia, termasuk Tanjung Luar di NTB, menghadapi tantangan besar karena populasi hiu dan pari yang terus menurun. Hiu sangat rentan terhadap penangkapan berlebih dan kepunahan karena faktor seperti kematangan seksual yang lambat dan fekunditas yang rendah. Daging dan sirip hiu umunya diminati konsumen; namun, produk hiu lainnya tidak dicatat secara terpisah dalam statistik perdagangan, sehingga sulit untuk diidentifikasi berdasarkan indikator morfologi. Sebagai alternatifnya dapat menggunakan metode DNA barcoding. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies hiu langka yang terdaftar di CITES yang telah mendarat di pelabuhan NTB menggunakan metode DNA barcoding. Penelitian yang dilakukan meliputi tahap isolasi DNA, amplifikasi DNA, sekuensing dan analisis bioinformatika. Hasil sekuensing DNA dan analisis bioinformatika menunjukkan spesies Sphyrna lewini dan Carcharhinus falciformis teridentifikasi pada sampel dengan tingkat kemiripan 99-100%. Hasil ini menunjukkan ikan hiu yang termasuk dalam daftar CITES masih kerap ditangkap dan dimanfaatkan, sehingga perlu dilakukan regulasi yang lebih tegas dan transfer pengetahuan kepada masyarakat agar spesies hiu yang tergolong terancam punah dapat dilestarikan.
Identifikasi Spesies Ikan Hiu dan Pari pada Produk Olahan Ikan Asap dengan Metode DNA Barcoding : Identification of Shark and Sting Fish Species in Smoked Fish Processed Products Using The DNA Barcoding Method Misla Alfitri; Asadatun Abdullah; Roni Nugraha
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 25 No 1 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(1)
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v25i1.38518

Abstract

Sharks and rays are a group of fish whose trade is regulated both locally and internationally. The high demand for shark products in the market can result in the scarcity of certain shark species in the wild. Authentication on processed shark products is needed to detect the type of shark species used in a product. The purpose of this study was to identify species of sharks and rays in processed smoked products originating from the PANTURA, Tegal Jawa Tengah using the DNA barcoding method. The research method consisted of sample collection, DNA isolation, DNA extraction, DNA concentration and purity, PCR amplification and sequencing, Electrophoresis, Sanger Sequencing, PCR testing with COI molecular marker, and analysis of bioinformatics data. Species identification results from processed products of stingrays and smoked sharks were detected using sharks, including Carcharhinus brevipinna, Telatrygon zugei, Rhizoprionodon oligolinx, Himantura uarnacoides, Maculabatis macrura, Hydrolagus novaezealandiae, and Rhynchobatus australiae. Rhynchobatus australiae and Carcharhinus brevipinna are species listed as a protected shark in CITES II. The sequences obtained have a similarity percentage between 99.84-100% with the sequences found in GenBank.
Perubahan Komposisi Kimia, Aktivitas Antioksidan, Vitamin C dan Mineral Tanaman Genjer (Limnocharis flava) Akibat Pengukusan Nurjanah Nurjanah; Agoes M Jacoeb; Roni Nugraha; Marisa Permatasari; Tri Kalbu Ardiningrum Sejati
Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship Vol 3 No 03 (2014): September 2014
Publisher : UII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/ajie.vol3.iss3.art3

Abstract

Yellow velvetleaf (L. flava) is a type of aquatic plants commonly consumed by the public.  Yellow velvetleaf steamed of processing products.  The purpose of research was to determine the effect of steaming period on chemical composition, antioxidant activity, ascorbid acid, and minerals on yellow velvetleaf.  Chemical composition of  fresh yellow velvetleaf consisted of 93.92% of water, 0.20% of fat, 2.38% of protein, 0.70% of ash, 0.10% of acid soluble ash, 2.70% of carbohydrate and 1.31% crude fiber. Steaming caused a decrease in water levels and increased levels of fat, protein, ash, carbohydrate and crude fiber yellow velvetleaf.  Phytochemical components of the three crude extracts yellow velvetleaf (fresh, steamed 3 and 5 min) were steroids, saponins, phenol hydroquinone and reducing sugar.  Antioxidant activity of the crude extracts was 131 ppm and steaming for 3 minutes and 5 minutes increased IC50 value to 1350 ppm and 3409 ppm, respectively. In conclusion steaming proses changed the antioxidant activity of yellow velvetleaf. Losses of ascorbid acid of fresh genjer were 3.20% and 11.15% correspondingly after 3 and 5 minutes steaming. Beta carotene in fresh genjer decreased by 20.02% (steamed 3 minutes) and  60.90% (steamed 5 minutes). Minerals respectively were decreased due to steaming. Hightest mineral loss happened to natrium with 70.44% (steamed 3 minutes) and 82.87% (steamed 5 minutes). Total minerals loss in steaming for 3 minutes was 26.60% and the for 5 minutes was 45.40%.    Keyword: antioxidant activity, ascorbid acid , beta caroten , bioactive components, mineral, proximate, yellow velvetleaf (Limnocharis flava).
AKTIVITAS ENZIM KATEPSIN DAN KOLAGENASE PADA KULIT IKAN BANDENG (Chanos chanos, Forskal) SELAMA PERIODE KEMUNDURAN MUTU TATI NURHAYATI; ELLA SALAMAH; MOHAMMAD IRFAN; RONI NUGRAHA
Akuatik: Jurnal Sumberdaya Perairan Vol 4 No 1 (2010): AKUATIK : Jurnal Sumberdaya Perairan
Publisher : Department of Aquatic Resources Management, Faculty of Agriculture, Fisheries, and Biology, University of Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.542 KB)

Abstract

Fish skin is one of many parts from fish that can be utillized beside the muscle. Proteolytic enzymes like cathepsin and collagenase are known as one of the factors that influence in fish skin quality deterotiation after death. The research purposes were to determine post mortem phase, quality deterioration pattern, cathepsin and collagenase activity, and its correlation to the parameters of milkfish freshness. The observations were done on fasted and fed fish before harvested at room and chilling temperature storage. The highest chatepsin and collagenase activity i.e. 7800-1429 U/ml and 0,0667-0,0792 U/ml respectively, were found in fish during the post-rigor phase. Simple linear correlation analysis showed that chatepsin and collagenase activity have a very close linear relationship (r 0.7) with fish freshness quality parameters during the process of quality deterioration from pre rigor until post rigor phase.
Perubahan Suhu Media Air Berpengaruh terhadap Survival Rate dan Glukosa Darah Ikan Mas (Cyprinus Carpio): The Effects of Water Temperature Change on The Survival Rate and Blood Glucose Levels of Frozen Carp (Cyprinus Carpio) Roni Nugraha; Ruddy Suwandi; Firda Agnes Monica; Rizsa Mustika Pertiwi
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 25 No 2 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(2)
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v25i2.37435

Abstract

Kualitas ikan dapat menurun akibat adanya aktivitas fisik ataupun stress selama proses transportasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh perubahan suhu media air dalam pembugaran ikan mas terhadap survival rate, kadar glukosa darah, serta jaringan mata dan insang ikan mas (Cyprinus carpio). Penelitian ini menggunakan bahan anestesi ekstrak serai 13% yang memiliki rata-rata waktu pingsan terendah yaitu 2,02 menit dan rata-rata waktu pingsan terlama yaitu 2,62 menit. Waktu sadar ikan mas tercepat terdapat pada perlakuan suhu 28ºC dengan nilai yaitu 6,31 menit, sedangkan pada suhu 8ºC didapatkan hasil yaitu 22,76 menit. Pembugaran pada suhu 28ºC meningkatkan nilai glukosa darah sebesar 79,56 mg/dL, sedangkan pada suhu 8ºC hanya 20,78 mg/dL. Nilai survival rate ikan mas dengan perlakuan suhu pembugaran 8ºC dan 28ºC mencapai 100%. Perubahan suhu lingkungan yang terjadi secara tiba-tiba berpengaruh langsung terhadap tingkat stress ikan dan menyebabkan glukosa darah pada ikan semakin tinggi.
Etil Ester Minyak Ikan Tuna sebagai Bahan Penyediaan Suplemen Omega-3 menggunakan Perlakuan NaOH dan Suhu: Ethyl Ester of Tuna Fish Oil as an Ingredient in Providing Omega-3 Supplements using NaOH and Temperature Treatment Agus Yulianto; Sugeng Heri Suseno; Roni Nugraha
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 25 No 2 (2022): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 25(2)
Publisher : Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v25i2.40547

Abstract

Asam lemak omega-3 rantai panjang berperan penting bagi kesehatan manusia namun asam lemak tidak jenuh dalam bentuk trigliserida rentan mengalami oksidasi sehingga perlu dimodifikasi antara lain dengan mengubahnya menjadi etil ester. Transesterifikasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu suhu, kecepatan pengadukan, rasio molar etanol-minyak dan konsentrasi katalis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi NaOH dan suhu terhadap parameter oksidasi minyak etil ester dari hasil samping minyak ikan tuna hasil pengalengan yang sesuai dengan standar IFOS. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen rancangan acak lengkap faktorial (RALF) dengan taraf perlakuan konsentrasi NaOH (0,5; 1; 1,5)%, suhu (60; 70 dan 80)°C. Total asam lemak jenuh (SFA) pada minyak ikan tuna kasar sebesar 31,59%. Adapun asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA) sebesar 30,34%, sedangkan asam lemak tak jenuh majemuk (PUFA) adalah sebesar 24,94%. PUFA didominasi DHA (14,15%), sementara kandungan asam lemak EPA sebesar 2,90%. Minyak ikan tuna ditransesterifikasi menjadi etil ester terpilih yakni perlakuan dengan konsentrasi NaOH 0,5% dan suhu 60°C, dengan rendemen 93,90% parameter oksidasi terbaik dan sudah memenuhi standar IFOS (2014) yakni asam lemak bebas (FFA) 0,63±0,02%, bilangan peroksida (PV) 2,38±0,00 mEq/kg, bilangan p-anisidin (p-AnV) 2,37±0,44 mEq/kg; nilai total oksidasi (TOTOKS) 7,14±0,4 mEq/kg.
Aplikasi Enzim Pepsin Lambung Tuna terhadap Karakteristik Protein Daging Sapi Tati Nurhayati; Roni Nugraha; Riki Kurniawan
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 19, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Politeknik - Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v19i1.981

Abstract

Pepsin dari lambung ikan tuna merupakan salah satu bentuk pemanfaatan hasil samping berupa enzim proteolitik yang dapat digunakan dalam bidang pangan. Enzim pepsin dapat diaplikasikan pada daging. Daging sapi merupakan salah satu bahan pangan dengan kandungan protein yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh penambahan enzim pepsin dari lambung ikan tuna sirip kuning dan perlakuan tusukan terhadap protein daging sapi. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap faktorial (RALF) dengan dua faktor yaitu konsentrasi enzim (0, 14.000, dan 28.000 U/mg) dan faktor tusukan (dengan tusukan dan tanpa tusukan). Kombinasi penambahan enzim dan perlakuan tusukan memengaruhi proporsi protein daging. Penambahan pepsin dengan aktivitas 14.000 U/mg dengan tusukan menghasilkan total protein daging terlarut sebesar 19,03 ± 0,64 mg/g, kandungan protein sarkoplasma daging terlarut 15,16 mg/g, protein sarkoplasma 9,09 mg/g dan protein myofibril sebesar 23,51 mg/g. Penambahan enzim pepsin dan perlakuan tusukan memengaruhi kadar sarkoplasma dan profil protein. Enzim pepsin dan tusukan pada daging memengaruhi kelarutan protein miofibril, tetapi tidak mengurangi kadar protein miofibril. AbstractTuna gastric pepsin is a fishery by-product waste in the form of proteolytic enzymes that can be used in the food segment. The pepsin enzyme can be applied to meat. Beef is a food source of high protein. This study aimed to determine the effect of adding the pepsin enzyme from yellowfin tuna stomach and stabbing treatment to beef protein. This study used a completely randomized factorial design with two factors, namely enzyme concentration (0, 14.000, and 28.000 U/mg) and stabbing factor (with and without stabbing). The combination of enzyme addition and stabbing treatment affects the protein proportion of the meat. The addition of pepsin 14.000 U/mg with stabbing showed results with a total protein solubility value of meat was 19,32 mg/g, sarcoplasmic protein solubility of meat was 15,16 mg/g, sarcoplasmic protein content was 9,09 mg/g, and myofibril protein content was 23,51 mg/g. The treatment with the addition of pepsin enzyme and stabbing affected the sarcoplasmic levels and protein profile. Enzyme treatment and stabbing affected myofibril protein solubility, but did not reduce myofibril protein levels.
POETIC INTERPRETATION OF THE QUR'AN AND SUNDANESE LITERATURE: PUPUJIAN POEM OF WAL FAJRI BY K.H.E.ABDULLAH Nugraha, Roni
Jurnal At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alqur'an dan Tafsir Vol 7 No 1 (2022): Volume 7 No. 1, June 2022
Publisher : The Department of the Qur'anic Studies, Faculty of Ushuluddin, Adab, and Da'wah, State Institute of Islamic Studies (IAIN) Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/at-tibyan.v7i1.3839

Abstract

This article examines the poetic explanation of K.H.E. Abdullah (1918-1994) about time in Q.S. al-Fajr [89]: 1-5. The poem K.H.E. Abdullah not only interprets Q.S. al-Fajr [89]: 1-5 as a phenomenon of the circulation of time in the universe but also as a metaphor for the journey of human life. His interpretation was published in the Iber Sundanese magazine in the October-December 1970 edition in the rubric of Tafsir Al-Qur'an. E. Abdullah is the second generation activist of the Islamic Unity organization (PERSIS) after A. Hassan. Based on library research and the descriptive-analytical method, this article shows that the verse about the phenomenon of time in al-Fajr/89: 1-5 is interpreted metaphorically as a description of human life in the world. The word al-Fajr means youth before ruruntuk (old age) comes. Laya>l 'asr is interpreted as alternating nights describing the increasing age. Al-syaf' interpreted as a whole moon night, represents a perfect age as an adult. Al-watr interpreted when the night turns dark reflects the time of getting older. The passage of youth into old age means wa al-layl iz\a> yasr (by night when it passes). From the Sundanese literary approach, E. Abdullah's pupujian poem generally shows the works that refer to the rules of pupujian, as seen in the number of lines, syllables of arrays, and the final rhyme of each line (a-a-a-a). This pupujian poem emphasizes that although E. Abdullah is active in the modernist Islam movement, he still preserves the tradition of pupujian in his work to bring himself closer to the local culture.
Relasi 'Abid-Ma'bud dalam Al-Quran dan Relevansinya Terhadap Pengembangan Pendidikan Budi Pekerti Nugraha, Roni; Hidayat, Arief; Kamilawatie, Ella; Kamil, Ihsan; Nurhakim, Iwan Ridwan
JURNAL SYNTAX IMPERATIF : Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5 No. 3 (2024): Jurnal Syntax Imperatif: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
Publisher : Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntaximperatif.v5i3.445

Abstract

transformasi moral dalam masyarakat Arab dari masa Jahiliyah menuju Islam, khususnya dalam konteks penghambaan kepada Allah. Nabi Muhammad dianggap sebagai wasilah untuk membawa kembali masyarakat Arab ke arah kepercayaan tunggal kepada Allah dan pemahaman yang lebih baik tentang perilaku moral. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif, induktif, dan analisis isi, dengan fokus pada keesaan dalam perspektif Pendidikan Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tema utama dalam teologi Islam adalah keesaan Allah, yang mempengaruhi pandangan manusia terhadap ketaatan, ketundukan, dan penghambaan. Pembahasan dalam penelitian ini menyoroti perintah untuk beribadah kepada Allah secara ikhlas, sambil menjauhi kemusyrikan. Ayat-ayat Al-Quran menggarisbawahi pentingnya ikhlas dalam pengabdian dan larangan terhadap syirik. Penelitian ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang hubungan antara manusia dan Tuhan, yang dapat membentuk dasar bagi pengembangan kurikulum yang inklusif secara spiritual dan pengajaran yang mempromosikan toleransi, empati, dan penghargaan terhadap keragaman keyakinan. Ini juga memberikan kontribusi pada pembentukan individu yang berbudaya dan beretika dalam masyarakat yang beragam