Claim Missing Document
Check
Articles

KUALITAS KERTAS SENI DARI PELEPAH TANAMAN SALAK MELALUI “BIOCHEMICAL” JAMUR Phanerochaete crysosporium DAN Pleurotus ostreatus DENGAN VARIASI LAMA PEMASAKAN DALAM NaOH Triastuti Rahayu; Aulia Asifati Asifa
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 2, No 2: September 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v2i2.2493

Abstract

Kertas seni atau biasa disebut kertas daur ulang merupakan kertas yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan kerajinan tangan. Biasanya terbuat dari limbah tanaman yang mengandung serat tinggi. Limbah pelepah tanaman salak yangtidak termanfaatkan mengandung serat tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kertas seni. Bahan baku tersebut diproses melalui biopulping jamur Phanerochaete crysosporium dan Pleurotus ostreatus. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kualitas kertas seni dari pelepah tanaman salak melalui biokraft jamur Phanerochaete crysosporium dan Pleurotus ostreatus dengan variasi lama pemasakan dalam NaOH dengan parameter penelitian uji daya tarik, daya sobek dan uji sensoris (tekstur, warna, kenampakan serat dan daya terima masyarakat). Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor, faktor 1 yaitu lama pemasakan dalam NaOH 15% (P1=1 jam, P2= 2 jam) dan faktor 2 yaitu lama inkubasi (L1= 30 hari, L2= 45 hari) dengan 4 perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas kertas seni terbaik adalah pada perlakuan P2L1 (lama pemasakan 2 jam dan lama inkubasi 30 hari) yaitu 0,243 N/mm2 yang merupakan hasil uji daya tarik dan 18,711 N yang merupakan daya sobek tertinggi, tekstur halus, warna coklat muda, kenampakan serat kurang jelas dan panelis suka terhadap kertas ini.
BIOPULPING PELEPAH TANAMAN SALAK MENGGUNAKAN JAMUR PELAPUK PUTIH Phanerochaete chrysosporium Triastuti Rahayu; Aminah Asngad; Suparti Suparti
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 3, No 1: March 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v3i1.3671

Abstract

Serat pelepah tanaman salak yang menjadi limbah perkebunan salak di Kabupaten Sleman Yogyakarta sama sekali belum dimanfaatkan dan menjadi sampah/limbah padahal mengandung selulosa 42%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh JPP (Jamur Pelapuk Putih) P. chrysosporium pada proses biopulping serat pelepah salak. Rancangan penelitian menggunakan RAL 1 faktor yaitu jenis inokulum (J0=kontrol, J1= P.chrysosporium).  Pelepah tanaman salak dicacah dengan pencacah sampah kemudian disterilkan dalam autoclave selama 45 menit pada suhu 121°C. Serpih pelepah salak  (150 g berat kering) dimasukkan ke dalam kantong plastik tahan panas kemudian diinokulasi 10% inokulum jamur dan diinkubasi dalam suhu ruang (29-30˚C) selama 45 hari. Serpih pelepah tanaman salak yang telah diinkubasi sampai masa inkubasi berakhir dimasak dengan NaOH 10%  L: W = 1:5 (L=berat serpih, W=larutan pemasak), lama pemasakan 1 jam. Setelah dimasak, serpih direndam dalam air dingin 1 L selama 24 jam untuk mengoptimalkan sisa-sisa bahan pemasak dalam melunakkan serpih. Selanjutnya serpih dicuci sampai bebas alkali dan diblender menjadi serbuk untuk analisis bilangan Kappa dan kadar holoselulosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa P.chrysosporium dapat tumbuh bagus pada substrat serat pelepah salak untuk biopulping dan dapat menurunkan bilangan Kappa 5% setelah 45 hari inkubasi tetapi kadar holoselulosa sama dengan kontrol.
Potensi Bakteri Endofit Asal Tanaman Pisang Klutuk (Musa balbisiana Colla) Sebagai Pendukung Pertumbuhan Tanaman Triastuti Rahayu; Yekti Asih Purwestri; Siti Subandiyah; Donny Widianto
Al-Kauniyah: Jurnal Biologi Vol 14, No 2 (2021): AL-KAUNIYAH JURNAL BIOLOGI
Publisher : Department of Biology, Faculty of Science and Technology, Syarif Hidayatullah State Islami

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/kauniyah.v14i2.19140

Abstract

AbstrakBakteri endofit yang terdapat di tanaman pisang Klutuk dan keterkaitannya dengan sifat ketahanan tanaman pisang Klutuk pada cekaman biotik dan abiotik belum dilaporkan dalam publikasi ilmiah. Sebanyak 93 isolat bakteri endofit telah diperoleh dari pisang Klutuk, tetapi belum diketahui kemampuannya sebagai pendukung pertumbuhan tanaman (PPT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter isolat-isolat bakteri endofit dari pisang Klutuk sebagai pendukung pertumbuhan tanaman. Kelompok bakteri Gram positif dan negatif ditentukan dengan metode pewarnaan Gram. Kemampuan memfiksasi nitrogen (N2), memproduksi asam indol asetat (AIA), dan antagonisme terhadap Fusarium oxysporum f. sp. cubense (Foc) diuji untuk mengetahui kemampuan isolat bakteri endofit sebagai pendukung pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 87,10% isolat bakteri endofit dari tanaman pisang Klutuk merupakan kelompok bakteri Gram negatif dan 82,80% (77 isolat bakteri) menunjukkan karakter tunggal atau ganda sebagai PPT. Di dalam kelompok isolat tersebut, terdapat berturut-turut 60, 38, dan 20 bakteri yang mampu memfiksasi N2, menghasilkan AIA, dan antagonisme terhadap Foc. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa bakteri endofit dari pisang Klutuk didominasi oleh bakteri kelompok Gram negatif yang memiliki kemampuan sebagai pendukung pertumbuhan tanaman.Abstract The role of endophytic bacteria on the biotic and abiotic resistance of Klutuk banana plants has never been reported. A total of 93 endophytic bacterial isolates were obtained from Klutuk banana plants in a previous study, but their potency as Plant Growth Promoting Bacteria (PGPB) is not elucidated. This study aims to characterize those 93 endophytic bacterial isolates. Gram staining was performed to differentiate between Gram-positive and negative bacteria among the isolates. The ability to fix nitrogen (N2), produce indole acetic acid (IAA) and antagonize Fusarium oxysporum f. sp. cubense (Foc) were also examined to determine their potency as PGPB. The results showed that 87.1% of the endophytic bacterial isolates were Gram-negative bacteria and 83.87% (78 bacterial isolates) had single or multiple traits of PGPB. Among the isolates, 60, 38, and 20 bacteria were able to fix N2, produce IAA, and antagonize Foc, respectively. The results indicated that the endophytic bacteria inhabiting Klutuk banana plant are dominated by Gram-negative PGPB.
Alternatif Media for Fungal Growth Using a Different Source of Carbohidrats Nurul Aini; Triastuti Rahayu
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 12, No 1 (2015): Prosiding Seminar Nasional XII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.334 KB)

Abstract

Fungi needs utrient, a source of energy and certain environmental conditions in order to growth. PDA was a common medium used to grow fungi in laboratories. The high of instant media PDA encourage researchers to find out alernatif media of the raw materials was easily available and more cheap. This researche determine the fungal growht in alternative media on carbohydrate source of the Canna edulis, Dioscorea aculeata and Maranta arundinacea. This study was an experimental studi using Completely Randomize Design (CDR), two factor. The first factor is a type of fungi: Candida albicans (J1), Aspergillus niger (J2). The second factor was the types of alternative media: the media of Canna edulis (M1),Discorea esculenta (M2) and Maranta arundinaceae L (M3). The collected data is analized by using qualitative descriptive. In this research Candida albicans was tested by spread method at 28oC for 2 days, Aspergillus niger by agar block method was tested at 30oc for 7 days. The result show that growth of Candida albicans best on medium Canna edulis with a population of 2,87×108CFU/ml  and the size of fungal colony was large white, while the growth of Aspergillus niger best on medium Canna edulis with a diameter about 39,7 mm and heavy sporulation. Both of fungi test showed that almost comparable growth of PDA. Media Canna edulis, Dioscorea aculeata and Maranta arundinacea can be used as  alternatives media for fungal growth. Keyword: fungal growth media, fungal, the source of carbohydrates, PDA.
The Response of Node and Leaf Explant of Binahong (Anredera cordifolia L.) on MS Media with Variation of BAP Concentration Triastuti Rahayu; Ucik Mardini
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 12, No 1 (2015): Prosiding Seminar Nasional XII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to determine the response of nodal explants and leaves of plants binahong on MS medium with the addition of 2,4-D with BAP variation. Research was designed using two factors: factor 1: types of explants (E1 = node, E2 = leaf),  factor 2: the concentration of plant growth regulator BAP (B0 = 2,4-D 2 mg / L (without BAP); B1 = 2, 4-D 2 mg / L and BAP 1 mg / L; B2 = 2,4-D 2 mg / L and BAP 2 mg / L). Explants nodes and leaves of plants Binahong sterilized using Bayclin 45 "sterile distilled water and then rinsed 3 times further incubated in a culture room. Parameters include callus formation time (Days After Planting / HST), size, and color callus. Additional parameters: the presence or absence of roots and shoots. Observations made during the 35 days and the result that the treatment of E1 (explants nodes) more quickly induced to form callus and callus size larger than E2 (leaf explants). B0 treatment induced to form roots (E1 and E2), while B1 forming buds at E1. The conclusion is the response of nodal explants Binahong better for the formation of callus on MS medium with the addition of 2 ppm 2,4-D and variations in the concentration of BAP (0, 1, 2 ppm) compared explants of leaves and the most excellent in the treatment E1B1 (explants nodes on MS + 2 ppm 2,4-D and 1 ppm BAP).Keywords: Binahong, Callus, 2,4-D, BAP
Pertumbuhan Miselium Jamur Pelapuk Putih Isolat dari Edupark Universitas Muhammadiyah Surakarta Hafiyan Zahroh Al Wahid; Triastuti Rahayu
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2017: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.948 KB)

Abstract

Jamur pelapuk putih merupakan salah satu jenis jamur pelapuk kayu. Jamur pelapuk ini memilikikemampuan mendegradasi lignin yang tinggi dengan sedikit mengakibatkan kehilangan selulosa. Isolatjamur pelapuk putih diperoleh dari hasil skrining jamur pelapuk putih melalui uji Bavendamm. Tujuanpenelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan miselium jamur pelapuk putih isolat Edupark UMS. Metodepenelitian ini adalah menumbuhkan miselium isolat jamur pelapuk putih pada media Potato Dextrose AgarChloramphenicol (PDA-C). Pertumbuhan miselium jamur pelapuk putih diketahui dengan mengukurdiameter koloni miselium isolat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat jamur pelapuk putih dariEdupark Universitas Muhammadiyah Surakarta mengalami pertumbuhan miselium yang bervariasi yaituterdapat miselium tipis dan tebal dengan pertumbuhan cepat, serta terdapat miselium tipis dan tebal denganpertumbuhan lambat.
Pengaruh Jenis Pelarut dalam Ekstraksi Daun Rhoeo discolor sebagai Kertas Indikator Asam Basa Garin Puspa Latih; Triastuti Rahayu
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2017: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.673 KB)

Abstract

Indikator pH sangat penting keberadaannya untuk menunjukkan sifat asam dan basa suatu larutan. Beberapajenis tumbuhan dapat digunakan sebagai indikator asam-basa alternatif. Berdasarkan penelitian terdahulu,ditemukan senyawa antosianin yang dapat mengidentifikasi asam maupun basa. Senyawa antosianin alamicenderung berasal dari pigmen warna merah dan biru-ungu pada suatu tanaman. Rhoeo discolor atausosongkokan merupakan tanaman yang mudah dijumpai di Indonesia. Pigmen ungu dan pigmen hijau yangmenjadi ciri khas dari tanaman tersebut dihasilkan dari senyawa flavonoid yaitu antosianin dan pigmenklorofil. Karena adanya kandungan pigmen antosianin, Rhoeo discolor dapat dijadikan sebagai indikator asam-basa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut dalam ekstraksi pigmen warnaantosianin pada Rhoeo discolor. Metode yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan satufaktor yaitu variasi pelarut berupa etanol 95% dan etanol 95%+ HCl 1% dalam ekstraksi daun Rhoeodiscolor dengan cara maserasi. Parameter penelitian ini adalah perubahan warna kertas indikator asam basadaun Rhoeo discolor setelah diujikan pada larutan asam-basa kuat dan asam-basa lemah. Berdasarkan hasilpenelitian, ekstrak daun Rhoeo discolor menggunakan pelarut etanol 95% + HCl 1% menunjukkan warnayang lebih kontras membedakan larutan asam dan basa dibandingakan dengan menggunakan pelarut etanol95%, yaitu berwarna pink pada larutan asam kuat, pink muda pada larutan asam lemah, hijau belerang padalarutan basa kuat, dan hijau kumala pada larutan basa lemah.
Pengaruh Jenis Pelarut Dalam Ekstraksi Daun Jati Muda Sebagai Kertas Indikator Asam-Basa Vina Noviasanti Putri Wibowo; Triastuti Rahayu
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2017: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.995 KB)

Abstract

Indikator asam basa adalah zat yang warnanya bergantung pada pH larutan sehingga menunjukkan sifatasam, basa, dan netral. Pada materi klasifikasi zat, indikator ini sangat penting keberadaannya dalampraktikum. Daun jati muda memiliki pigmen warna merah yang berasal dari antosianin sehinggaberpotensi sebagai indikator asam basa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pelarutterhadap perubahan warna kertas indikator asam-basa dari ekstrak daun jati muda. Penelitian inimenggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan satu faktorperlakuan yaitu jenis pelarut : Etanol 96% dan Etanol 96%+HCl 1%. Parameter dalam penelitian iniadalah perubahan warna kertas indikator asam basa dari ekstrak daun jati muda setelah diuji pada larutanasam basa kuat dan lemah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan warna yang dihasilkan padapelarut Etanol 96%+HCl 1% yaitu kertas berwarna merah pada asam kuat dan lemah, hijau tentara padabasa kuat dan hijau lumut pada basa lemah dan lebih kontras dibandingkan dengan pelarut etanol 96%.Ekstraksi dengan pelarut Etanol 96%+HCl 1% menghasilkan ekstrak terbaik dibandingkan pelarutEtanol 96%.
Pengaruh Jenis Pelarut Dalam Ekstraksi Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana ) Sebagai Kertas Indikator Asam Basa Devi Ernawati; Triastuti Rahayu
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2017: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.803 KB)

Abstract

Indikator asam basa merupakan salah satu bahan penting yang digunakan dalam praktikum di sekolahmenengah. Penelitian terdahulu membuktikan bahwa kandungan antosianin yang diekstraksi dari tanamanmenggunakan kertas saring dapat dijadikan sebagai kertas indikator asam basa alami yang mudah dan praktisuntuk digunakan. Kulit buah manggis (Garcinia mangostana) memiliki kandungan antosianin yang cukuptinggi yaitu sebesar 59,3 gram/100 gram massa kulit manggis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh jenis pelarut dalam ekstrak kulit buah manggis sebagai kertas indikator asam basa. Penelitian inimenggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu variasi pelarut dalamekstraksi kulit manggis. Antosianin larut dalam pelarut polar, jenis pelarut yang digunakan dalam penelitianini antara lain akuades, etanol 95% dan etanol 95%+HCl 1%. Parameter penelitian ini adalah perubahan warna kertas indikator asam basa ekstrak kulit manggis setelah diujikan pada larutan asam basa kuat danasam basa lemah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kertas indikator asam basa ekstrak kulit buahmanggis berwarna merah sampai orange pada larutan asam dan berwarna hijau pada larutan basa. Jenispelarut yang berbeda menunjukkan hasil kepekatan pigmen warna yang berbeda pada kertas saring. Kertasindikator dengan karakteristik terbaik dihasilkan pada perlakuan etanol 95%+HCl 1% ditunjukkan dengankepekatan pigmen antosianin pada kertas saring dan ketajaman warna yang dihasilkan saat diujikan padalarutan asam dan basa.
Kualitas Mikrobiologi Es Krim Pot berdasarkan Tempat Penyimpanan dan Varian Toping Berbeda yang Dijual di Sekitar Kampus UMS dengan Metode MPN Taufiq Satria Mukti; Triastuti Rahayu
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2016: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.664 KB)

Abstract

Es krim adalah olahan dari bahan baku susu yang sedikit padat serta mempunyai rasa yang lezat. Saat ini penyajian es krim lebih kreatif dan inovatif, salah satunya adalah “Es Krim Pot”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan es krim pot yang dijual disekitar kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan menggunakan metode MPN. Pengujian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UMS dengan dua tahap yaitu Uji Penduga (Presumptive Test) dengan media LB dan Uji Penguat (Comfirmed Test) dengan media BGLB. Kelayakan konsumsi es krim pot diketahui dengan membandingkan nilai MPN bakteri koliform fekal dengan ketentuan Badan POM RI Nomor HK 00.06.1.52.401 tahun 2009 yaitu batas maksimal nilai MPN adalah 3. Sampel yang digunakan adalah 3 pedagang (P1, P2 dan P3) dengan waktu sampling pukul 15.00 (W). Hasil yang diperoleh secara berurutan adalah nilai MPN P1W = 11; P2W = 2,9; P3W = 2,1. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada nilai MPN P1W sebesar 11 dinyatakan tidak layak konsumsi karena berdasarkan ketentuan Badan POM tahun 2009 nilai MPN koliform fekal melebihi batas nilai MPN 3.
Co-Authors Abd. Rasyid Syamsuri Agus Supriadi Alanindra Saputra Aminah Asngad Anggita Juniar Laspartriana Anggun Dwi Nur Annisa Ariyanti, Olivia Puja Arum Dyah Ripdianti Asifa, Aulia Asifati Aulia Asifati Asifa Bagas Adityaradja Chairunnisa, Maurizka Dea Wieda Indrajaya Wardhani Defina Anggita Silviani Desfika Ardia Putri Devi Ernawati Diajeng Ukhty Mahirro Dinda Ayu Wijayanti Donny Widianto Donny Widianto Elvina Sophia Ranti Erma Musbita Tyastuti Erma Musbita Tyastuti Erma Musbita Tyastuti Erma Musbita Tyastuti Erma Musbita Tyastuti Erma Musbita Tyastuti Erma Musbita Tyastuti Fari Fadilah Firda Amanah Garin Puspa Latih Guntur Nurcahyanto Hafiyan Zahroh Al Wahid Halim, Ilham Surya Hardianto, Alden Ganendra Madhava Priya Heni Pujiastuti Hidayah Adihaningrum Ima Aryani Imragaa, Abdelqader Jamil, Nazia Kistantia Elok Mumpuni Kistantia Elok Mumpuni Kun Harismah Kusala, Katrin Vidya Lativa Restu Hapsari Lestari, Ulfa Putri Listy Hasti Mandiri Listy Hasti Mandiri M. Reisa Andika Maimun, Muhammad Halim Mandiri, Listy Hasti Maurisa Yuant Khairani Melita Arofatun Nisa Muhamad Wisnu Muhammad Halim Maimun Ningsih, Ike Warti Ninik Nihayatul Wahibah Nofa Anjani Nurul Aini Perdana, Aprilia Putri Pujiati Putra, Sahasika Sean Putri Agustina Putri Agustina Putri Salwa Salsabilla Putri, Salsabilla Ardilia Putri, Vika Manda Qori Tsaniyah Ainun Insani Ratih Dewianty Rika Dini Saputri Rina Astuti Rini, Heni Sulistyo Ripdianti, Arum Dyah Sahasika Sean Putra Salissatul Husniah Sari, Siti Kartika Seno, Hernandito Aryo Siddiq, Yasir Siti Kartika Sari Siti Nur Syarifah Siti Nur Syarifah Siti Subandiyah Sofyan Anif Suparti - - Suparti Suparti Titik Suryani Titik Suryani Trio Ageng Prayitno, Trio Ageng Tyastuti, Erma Musbita Ucik Mardini Vika Febriyanti Vina Listiawati Vina Noviasanti Putri Wibowo Viryateja, Gavin W Wahyuni, W Wahyu Purwo Raharjo Wanda Datik Risnasari Wuri Wulandari Wuri Wulandari, Wuri Yasir Sidiq Yayuk Mundriyastutik, Yayuk Yekti Asih Purwestri Yulianti, Anisa Yusnita Rahmawati Zainulmuttaqin, Ariki Zulperi, Dzarifah