Claim Missing Document
Check
Articles

Kualitas Mikrobiologi Buah pada Rujak yang Dijual di Sekitar Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta berdasarkan Kondisi Penyimpanan Buah Melita Arofatun Nisa; Triastuti Rahayu
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2016: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.073 KB)

Abstract

Buah merupakan sumber pangan yang kaya akan gizi, vitamin, dan serat yang mampu melancarkan sistem pencernaan. Selain dikonsumsi secara langsung, buah dapat dikonsumsi dengan cara lain misalnya rujak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas mikrobiologi buah pada rujak dengan metode MPN yang dijual di sekitar kampus UMS berdasarkan jumlah cemaran bakteri koliform fekal. Pengujian menggunakan seri tabung 3-3-3 dengan sampel 10 ml, 1 ml, 0,1 ml. Hasil yang diperoleh disesuaikan dengan tabel MPN berdasarkan ketentuan BPOM RI Nomor HK 00.06.1.52.401 tahun 2009. Rancangan penelitian menggunakan dua faktor, faktor pertama yaitu kondisi penyimpanan buah 1, 2, dan 3 (P1, P2, P3) dan faktor kedua waktu pengambilan yang berbeda pukul 10.00 WIB (W1) dan 14.00 WIB (W2). Pengujian sampel dilakukan melalui dua tahap yaitu Uji Penduga (Presumtive test) dan Uji Penguat (Confirmed test). Kesimpulan dari penelitian menunjukkan bahwa semua sampel dinyatakan layak konsumsi karena nilai MPN yang didapatkan di bawah ambang batas cemaran bakteri koliform fekal menurut BPOM RI Nomor HK 00.06.1.52.401 tahun 2009 yaitu < 3/ml, kecuali sampel pedagang 1 dengan pengambilan pukul 14.00 WIB yang dinyatakan tidak layak konsumsi dengan nilai 11/ml.
Efektivitas Daun Belimbing Wuluh untuk Menghambat Kontaminasi pada Pertumbuhan Biji Kacang Hijau secara In Vitro Salissatul Husniah; Triastuti Rahayu
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2016: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.411 KB)

Abstract

Masalah utama dalam teknik perbanyakan tanaman kultur jaringan tanaman adalah kontaminasi oleh bakteri atau jamur, untuk mengatasi kontaminasi ini sering menggunakan Plant Preservative Mixture (PPM) sebagai antimikroba. Buah dan daun belimbing wuluh mengandung golongan senyawa oksalat, fenol, flavonoid, tanin, sulfur, dan asam format yang mengandung banyak manfaat salah satunya dapat menjadi antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas ekstrak buah dan daun belimbing wuluh dapat menghambat kontaminasi pada pertumbuhan biji kacang hijau secara in vitro. Rancangan penelitian ini dengan Rancangan Acak Lengkap 2 faktor yaitu: faktor 1: Buah belimbing wuluh (E1); daun belimbing wuluh (E2) dan faktor 2 :Konsentrasi ekstrak 15% (K2) ; konsentrasi ekstrak 30% (K3). Ekstraksi buah dan daun belimbing wuluh dilakukan dengan metode infundasi menggunakan pelarut air (1:10) temperature pelarut air harus mencapai suhu 900C selama 15 menit dengan bantuan waterbath. Parameter yang diamati selama 5 hari dari tanaman biji kacang hijau adalah persentase media tidak kontaminasi, tinggi batang, jumlah akar, dan kondisi kecambah. Kondisi kecambah pada E1K1, E2K2, E2K2, dan E2K3 adalah normal. Ekstrak daun belimbing wuluh konsentrasi 15% efektif untuk mencegah kontaminasi sebesar 70 % pada pertumbuhan biji kacang hijau secara in vitro.
Pengaruh Konsentrasi Serbuk Biosida Pelepah Pisang Kepok Pada Pertumbuhan Biji Kacang Hijau Secara In Vitro Dea Wieda Indrajaya Wardhani; Triastuti Rahayu
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.374 KB)

Abstract

Tanaman pisang kepok memiliki kandungan flavonoid dan saponin yang berpotensi sebagai biosida yang digunakan untuk menghambat mikroorganisme dalam teknik kultur jaringan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui presentase media yang tidak terkontaminasi dan mengetahui konsentrasi serbuk biosida pelepah pisang kepok yang tidak menghambat pertumbuhan eksplan. Parameternya adalah media yang tidak terkontaminasi, laju pertumbuhan kecambah biji kacang hijau berupa tinggi tanaman, jumlah akar dan jumlah daun. Percobaan dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan yaitu control positif, control negative, P1K1 (0,30%), P1K2 (0,35%), P1K3 (0,40%) dan P1K4 (0,45%), masing-masing perlakuan dengan 6 ulangan. Ekstraksi pelepah pisang kepok menggunakan metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70% (1:10) dilanjutkan dengan evaporasi hingga mendapatkan ekstrak kental menggunakan watterbath. Untuk mendapatkan serbuk maka ditambahkan laktosa dengan perbandingan 1:3. Hasil penelitian menunjukan P1K4 dengan konsentrasi serbuk biosida 0,45% mampu mencegah terjadinya kontaminasi sebesar 100%. P1K4 lebih efektif sebagai biosida dibandingkan konsentrasi yang lainnya tanpa menghambat laju pertumbuhan kecambah biji kacang hijau secara in vitro. Pertumbuhan kecambah terlihat dari tinggi batang 16,01 cm, jumlah daun 2 helai dan jumlah akar 6 helai.
Potensi Biosida Serbuk Pelepah Pisang Kepok pada Kultur In Vitro Benih Beras Hitam Hidayah Adihaningrum; Triastuti Rahayu
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.7 KB)

Abstract

Kontaminasi pada Teknik kultur jaringan tanaman merupakan salah satu masalah utama yang diakibatkan oleh mikroorganisme. Untuk mengatasi terjadinya kontaminasi pada media kultur dapat dilakukan dengan penambahan Plant Preservative Mixtured (PPM) sebagai biosida. Banyak bahan alami yang dapat dijadikan sebagai biosida untuk menghambat pertumbuhan mikroba salah satunya pelepah pisang kepok. Kandungan pada pelepah pisang kepok yaitu senyawa bioaktif saponin, flavonoid, tannin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, mempercepat pertumbuhan sel, dan sebagai antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi biosida serbuk pelepah pisang kepok pada kultur in vitro benih beras hitam. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor dengan taraf perlakuan yaitu serbuk pelepah pisang kepok dengan konsentrasi serbuk 0,30% (K1); konsentrasi serbuk 0,35% (K2); konsentrasi serbuk 0,40% (k3); konsentrasi serbuk 0,45% (K4), dalam setiap perlakuan dilakukan 4 kali pengulangan. Pembuatan biosida serbuk pelepah pisang kepok dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 70% (1:10) selama 3 hari, dan diuapkan dengan rotary evaporator untuk mendapatkan ekstrak kental dengan suhu 40oC, selanjutnya ekstrak kental yang didiamkan di Frezzer selama 1 hari ditambahkan serbuk laktosa dengan perbandingan 1:3 secara perlahan dan diaduk hingga homogen. Parameter yang diamati pada kultur in vitro selama 7 hari dari proses penanaman biji beras hitam yaitu presentase media yang tidak mengalami kontaminasi, tinggi batang, jumlah akar, jumlah daun, dan kondisi benih. Kondisi benih pada perlakuan K1,K2,K3,K4, K+, K- yaitu normal. Serbuk pelepah pisang kepok dengan konsentrasi 0,45% lebih efektif menghasilkan 2 helai daun, 7 buah akar, tinggi rata-rata batang 8,6 cm, dan tinggi rata-rata benih 14,70 cm dibandingkan dengan konsentrasi yang lain dan konsentrasi 0,45% dapat mencegah terjadinya kontaminasi sebesar 100% pada pertumbuhan benih beras hitam secara in vitro. Sehingga dapat disimpulkan biosida serbuk pelepah pisang kepok memiliki potensi sebagai pengganti PPM dalam pembuatan media kultur jaringan tanaman secara in vitro pada pertumbuhan benih beras hitam dengan konsentrasi ideal yaitu 0,45%.
Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Rizosfer Pohon Kamboja (Plumeria acuminata) di TPU Pracimaloyo sebagai penghasil IAA Sahasika Sean Putra; Triastuti Rahayu; Erma Musbita Tyastuti
BIOEDUSCIENCE Vol 7 No 1 (2023): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jbes/7111375

Abstract

Background: Cambodian trees are known to be resistant to biotic and abiotic stresses which may be influenced by the presence of rhizosphere bacteria as Plant Growth-Promoting Rhizobacteria (PGPR). This study aims to isolate and characterize Cambodian tree rhizosphere bacteria from burial soils that have the potential to produce IAA. Methods: Rhizospheric soil samples were taken from Pracimaloyo TPU, Surakarta, Central Java, at 5 points attached to the surface of the frangipani tree roots to be inoculated using the scattering cup method at 10-5 and 10-6 dilutions in NA (nutrient agar). After 48 hours, colonies were counted to obtain population data. The ability of rhizosphere bacteria to produce IAA was carried out qualitatively and quantitatively at the age of 24 and 48 hours of culture. Rhizospheric bacteria isolates potential to produce IAA were characterized macroscopically (colony morphology) and microscopically by Gram staining. Results: The population of frangipani tree rhizosphere bacteria in all blocks did not show a significant difference and was detected to have a population between 1.9 – 10.4 x 106. Qualitative test of the ability to produce IAA, it was detected that 34.88% of isolates produced very high IAA. The highest concentration of IAA was produced by isolate P37, followed by P38 and P24 at 48 hours of age, namely 113.58 ppm, 77.95 ppm, and 55.69 ppm. All potential isolates to produce IAA are cocci-shaped gram-negative bacteria. Conclusion: The population of frangipani tree rhizosphere bacteria in Pracimaloyo TPU ranged from 1.9-10.4 x 106 CFU/g and 34.88% had the ability to produce IAA. The concentration of IAA produced was higher at 48 hours of culture compared to 24 hours with the highest concentration by isolate P37 (83.098 ppm and increased to 113.588 ppm). Isolate P37 is a gram-negative cocci-shaped bacterium and irregular colonies.
Keragaman dan Resistensi Antibiotik Isolat Bakteri Tanah di Dalam dan Luar TPU Bonoloyo, Surakarta Jawa Tengah Yusnita Rahmawati; Triastuti Rahayu; Erma Musbita Tyastuti; Yasir Sidiq
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 20, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v20i1.22572

Abstract

A cemetery acts as an active decomposition site and contains bacteria which most likely have antibiotic resistance. However, related data to the phenomenon is limited. This study aimed to compare the diversity of bacteria inside and outside the cemetery and examine bacterial antibiotic resistance. First, samples were collected from three different spots inside and outside the Bonoloyo public cemetery in Surakarta, Central Java. Then, the bacteria were isolated by spread plate method on NA medium and were observed using Gram staining after 48 hours of incubation. Also, bacterial resistance against cefepime, bacitracine, and ampicilin were examined. As the results, bacterial populations inside and outside the cemetery area are 3.4x106 and 4.6x106 CFU/gram, respectively, with a diversity of 38% and 34%, while 28% of isolates are collected from both areas. The result of morphological observation showed that 15 and 21 isolates are respectively round and irregular, white to yellow colour with raised (16 isolates) and flat (19 isolates) elevation. Gram staining showed 48 isolates are coccus and 2 are bacilli, with 23 isolates of Gram negative and 27 isolates of Gram positive. Bacterial isolates showed resistance against cefepime (50%-50%)  and against bacitracine (52%-43%) each from both areas of the cemetery, while resistance against ampicilin was relatively low (33%-21%). The number of bacterial populations and bacterial diversity inside and outside the cemetery area are not significantly different. In fact, the resistance of the soil bacteria population collected from cemetery soil are higher than that collected from soil outside the cemetery.
Public Cemetery’s Potency as The Source of Proteolytic Bacteria Rika Dini Saputri; Erma Musbita Tyastuti; Yasir Sidiq; Triastuti Rahayu
Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 15 No 2 (2023): QUAGGA : Jurnal Pendidikan dan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v15i2.44

Abstract

Cemetery is an area provided  for burial and acts as an active bodies disposal site. One group of bacteria which is likely to be found with a high population is the proteolytic bacteria because the human body is made up of 46.85% protein. The exploration of proteolytic bacteria from public cemetery in Indonesia has not been conducted as so this research is necessary and become the main objective of this study. This research is a non-experimental study to isolate soil bacteria from Pracimaloyo public cemetery in the district of Kartasura.  Skim Milk Agar (SMA) is used as selective media. Proteolytic capacity was determined using the proteolytic index (PI). Potential proteolytic bacteria isolates were identified based on  morphology features and PI values > 2 were isolated from P23 and P22 isolates. Bacterial proteolytic isolates are dominantly colonies of white to yellowish with irregular and circular shapes. Gram-staining results indicated that bacterial isolates with proteolytic abilities are belong to Gram-negative bacili bacteria. The highest PI value of bacterial isolates exhibited by P23 isolates and possibly belong to the genus Bacillus. The study has discovered  that Pracimaloyo holds the potential as a proteolytic soil bacteria habitat dominated by the Gram-negative group.
ECOPOUNDING SEBAGAI TEMA PROYEK MERDEKA BELAJAR SISWA SMP MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR GUMPANG KARTASURA Triastuti Rahayu; Titik Suryani; Guntur Nurcahyanto; Rina Astuti; Erma Musbita Tyastuti; Siti Kartika Sari; Muhamad Wisnu
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023): Volume 4 Nomor 4 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i4.18562

Abstract

SMP Muhammadiyah Al Kautsar Kartasura akan menerapkan proyek merdeka belajar pada semester II 2022/2023 dengan tema kewirausahaan (KWU), tetapi sekolah belum siap karena ketiadaaan tutor.  Tim P2AD UMS menawarkan topik ecoprint sebagai tema KWU karena mempunyai praktisi di bidang tersebut. Tujuan kegiatan ini adalah membekali ketrampilan KWU bagi siswa-siswa SMP Muhammadiyah Al Kautsar Gumpang Kartasura dalam membuat batik alami menggunakan teknik ecopounding. Obyek kegiatan adalah seluruh siswa kelas VII. Tahapan kegiatan diawali dengan sosialisasi, penyiapan materi, bahan, dan alat, pelaksanaan, penilaian, dan perlombaan. Data yang dikumpulkan berupa nilai proses dan hasil kerja siswa yang ditabulasi menjadi nilai Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam rapor, nilai produk, dan evaluasi kegiatan menggunakan angket.  Pendampingan secara langsung oleh tim P2AD UMS di sekolah dilakukan sebanyak 4 kali dan pemberian video tutorial melalui youtube. Hasil nilai P5 menunjukkan ketrampilan siswa dengan kategori “SB” (sangat berkembang) sebanyak 64,52-96,77% dan kategori “BSH” (berkembang sesuai harapan) sebanyak 3,23-35,48%, sedangkan nilai produk menunjukkan kategori cukup dengan nilai 70-80 sebanyak 45% dan 12% dengan nilai >80. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 71% siswa mengalami peningkatan ketrampilan menggunakan teknik ecopounding dan 76% siswa menyatakan bahwa video tutorial sangat membantu siswa. Kegiatan pengabdian P2AD terlaksana sesuai rencana dengan beberapa penyesuaian. Hasil penilaian P5 komponen kreativitas sudah mencapai 96,77% tetapi nilai produk masih cukup dan kegiatan ini dapat meningkatkan ketrampilan siswa untuk mempraktekkan teknik ecopounding.
Unveiling the Potential of Rhizosphere Bacteria from Plumeria acuminata Tree as Plant Growth-Promoting Rhizobacteria Diajeng Ukhty Mahirro; Triastuti Rahayu
Scientiae Educatia: Jurnal Pendidikan Sains Vol 12, No 1 (2023): June 2023
Publisher : Tadris Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/sc.educatia.v12i1.13761

Abstract

The rizosphere bacteria are known to have the characteristics of Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). From the rhizosphere of the Cambodian white tree at the Pracimaloyo Cemetery in Surakarta, 43 bacterial isolates have been obtained. Bacterial isolates have the ability to produce IAA up to 113.58 ppm. Publications related to the Cambodian tree rizospheric bacteria from the found burial site require further PGPR characterization tests because the characters as PGPR include IAA, N fixation, the antagonism of the pathogen, the ability to produce siderofores, ACC deaminases, and non-pathogens to host plants that are proven to have hypersensitive reactions, so this study aims to characterize the isolate of Cambodgian bacteria as the PGPR in improving the nitrogen and hypersensor reactions (HR). A total of 40 isolates of Cambodian tree rizosphere bacteria were tested for their ability to repair N2 by measuring the concentration of ammonia formed using spectroscopic photometer methods, while the HR test used tobacco plants. The ability to measure nitrogen shows that as many as 11 isolates (26.82%) are capable of producing NH3 (ammonia). The highest ammonia concentrations are produced by P8 isolates at 13.815 mM and P2 at 10.523 mM. Of the 41 rhizospheric bacterial isolates tested for hypersensitivity, 18 showed positive responses. A positive response to the HR test is characterized by symptoms of necrosis on tobacco leaves. The rhizosphere bacteria from the Cambodian trees in the cemetery have the potential to repair nitrogen, and 23 isolations show no symptoms of necrosis.
Bacteria Isolation from Public Cemeteries Soil and Test for Resistance to Antibiotics Anggita Juniar Laspartriana; Triastuti Rahayu; Erma Musbita Tyastuti; Yasir Sidiq
BIOEDUSCIENCE Vol 7 No 2 (2023): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jbes/11740

Abstract

Background: A public burial place (TPU) is used to bury the dead. There is an active decomposition of corpses in the soil, which produces soil nutrients and minerals that can support the growth of microorganisms in the ground, including pathogenic bacteria. Pathogenic bacteria have a more severe impact if they are resistant to antibiotics. Methods: Soil samples were taken in the Bonoloyo TPU area, Surakarta, Central Java, at 3 points each of 2 depths of 20 and 50 cm. Soil samples were inoculated on NA (Nutrient agar) media using the spread plate method. After 48 hours, colony counting and morphology observations were carried out, followed by gram staining. Isolated bacterial isolates were tested for resistance to 3 types of antibiotics. Results: The average population of soil bacteria in blocks 12, 17, and 21 at a depth of 20 cm is 4 x 10⁶ CFU/g; 8 x 10⁶ CFU/g; and 1 x 10⁶ CFU/g, while at a depth of 50 cm, it is 2.3 x 10⁶ CFU/g; 6 x 10⁶ CFU/g; and 4 x 10⁶ CFU/g. The morphology of bacterial colonies is irregular (26 isolates), flat elevation (19 isolates), and the color of isolates is predominantly white. The Gram staining results obtained 23 isolates are Gram-negative, and 22 are Gram-positive with a dominant cell form in cocci. Antibiotic resistance tests showed that the bacterial isolates were resistant to ampicillin (28.9%), Bacitracin (64.4%), and Cefepime (57.8%). Conclusions: Burial soil bacterial populations at Bonoloyo TPU at different depths did not differ markedly, with numbers ranging from 1 - 8 x 10⁶ CFU/g.
Co-Authors Abd. Rasyid Syamsuri Agus Supriadi Alanindra Saputra Aminah Asngad Anggita Juniar Laspartriana Anggun Dwi Nur Annisa Ariyanti, Olivia Puja Arum Dyah Ripdianti Asifa, Aulia Asifati Aulia Asifati Asifa Bagas Adityaradja Chairunnisa, Maurizka Dea Wieda Indrajaya Wardhani Defina Anggita Silviani Desfika Ardia Putri Devi Ernawati Diajeng Ukhty Mahirro Dinda Ayu Wijayanti Donny Widianto Donny Widianto Elvina Sophia Ranti Erma Musbita Tyastuti Erma Musbita Tyastuti Erma Musbita Tyastuti Erma Musbita Tyastuti Erma Musbita Tyastuti Erma Musbita Tyastuti Erma Musbita Tyastuti Fari Fadilah Firda Amanah Garin Puspa Latih Guntur Nurcahyanto Hafiyan Zahroh Al Wahid Halim, Ilham Surya Hardianto, Alden Ganendra Madhava Priya Heni Pujiastuti Hidayah Adihaningrum Ima Aryani Imragaa, Abdelqader Jamil, Nazia Kistantia Elok Mumpuni Kistantia Elok Mumpuni Kun Harismah Kusala, Katrin Vidya Lativa Restu Hapsari Lestari, Ulfa Putri Listy Hasti Mandiri Listy Hasti Mandiri M. Reisa Andika Maimun, Muhammad Halim Mandiri, Listy Hasti Maurisa Yuant Khairani Melita Arofatun Nisa Muhamad Wisnu Muhammad Halim Maimun Ningsih, Ike Warti Ninik Nihayatul Wahibah Nofa Anjani Nurul Aini Perdana, Aprilia Putri Pujiati Putra, Sahasika Sean Putri Agustina Putri Agustina Putri Salwa Salsabilla Putri, Salsabilla Ardilia Putri, Vika Manda Qori Tsaniyah Ainun Insani Ratih Dewianty Rika Dini Saputri Rina Astuti Rini, Heni Sulistyo Ripdianti, Arum Dyah Sahasika Sean Putra Salissatul Husniah Sari, Siti Kartika Seno, Hernandito Aryo Siddiq, Yasir Siti Kartika Sari Siti Nur Syarifah Siti Nur Syarifah Siti Subandiyah Sofyan Anif Suparti - - Suparti Suparti Titik Suryani Titik Suryani Trio Ageng Prayitno, Trio Ageng Tyastuti, Erma Musbita Ucik Mardini Vika Febriyanti Vina Listiawati Vina Noviasanti Putri Wibowo Viryateja, Gavin W Wahyuni, W Wahyu Purwo Raharjo Wanda Datik Risnasari Wuri Wulandari Wuri Wulandari, Wuri Yasir Sidiq Yayuk Mundriyastutik, Yayuk Yekti Asih Purwestri Yulianti, Anisa Yusnita Rahmawati Zainulmuttaqin, Ariki Zulperi, Dzarifah