Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Evaluasi faktor risiko mukositis oral pada pasien kanker kepala dan leherEvaluation of risk factors for oral mucositis in head and neck cancer patients Adi Ahmad Yusuf; Irna Sufiawati
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 33, No 3 (2022): Maret 2022 (Suplemen 3)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v33i3.33564

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Mukositis oral merupakan efek samping perawatan kemoterapi dan/atau radioterapi untuk perawatan kanker kepala dan leher yang mengganggu asupan gizi sehingga menurunkan kualitas hidup pasien. Laporan kasus ini bertujuan untuk mengevaluasi faktor risiko yang memengaruhi keparahan dan perawatan mukositis oral  dua pasien anak dan dewasa kanker kepala dan leher yang menjalani radioterapi dan kemoterapi. Laporan kasus: Kasus pertama, perempuan usia 15 tahun dengan kanker nasofaring stadium II (KNF) yang menjalani kemoterapi siklus ke-3. Pemeriksaan intraoral didapatkan lesi ulserasi dan eritema pada mukosa labial atas dan bawah dan oral hygiene (OH) baik. Kasus kedua, perempuan usia 42 tahun dengan kanker sinonasal stadium III post hemimaksilektomi yang menjalani radioterapi siklus ke-17. Pemeriksaan ekstraoral didapatkan fisur eritema pada sudut mulut. Pemeriksaan intraoral ditemukan ulser multipel dan erosi pada mukosa labial, palatum dan dorsum lidah serta OH yang buruk. Diagnosis lesi oral kasus pertama yaitu mukositis oral tingkat II dan kasus kedua yaitu mukositis oral tingkat III. Pasien pertama diberikan larutan NaCl 0,9% dan hidrokortison salep. Pasien kedua diberikan diphenhydramine, nystatin, klorheksidin diglukonat, dan parasetamol. Kedua pasien menunjukkan penyembuhan yang baik setelah terapi awal. Faktor risiko keparahan mukositis oral kedua kasus ialah usia, jenis kelamin, kebersihan mulut, tipe dan stadium kanker, agen kemoterapi, daerah radiasi, fraksionasi, frekuensi, dosis kumulatif dan volume mukosa teradiasi. Simpulan: Perbedaan tingkat mukositis oral yang terjadi pada dua kasus pada laporan ini dapat dikarenakan perbedaan usia, tingkat oral hygiene, dosis kemoterapi maupun radioterapi, dan stadium kanker pada pasien. Evaluasi faktor risiko dan tindakan preventif diperlukan pada pasien yang menjalani kemoterapi ataupun radioterapi guna terhindar dari mukositis oral yang parah dan dapat menurunkan kualitas hidup.Kata kunci: faktor risiko; kemoterapi; mucositis; radioterapi; kanker ABSTRACTIntroduction: Oral mucositis is a side effect of chemotherapy and radiotherapy for treating head and neck cancer that interferes with nutritional intake, thereby reducing the patient's quality of life. This case report evaluates the risk factors influencing the severity and treatment of oral mucositis in two pediatric and adult head and neck cancer patients undergoing radiotherapy and chemotherapy. Case report: The first case was a 15-year-old woman with stage II nasopharyngeal cancer (NPC) who underwent third cycle chemotherapy. Intraoral examination revealed ulcerated and erythematous lesions on the upper and lower labial mucosa and good oral hygiene (OH). The second case was a 42-year-old woman with stage III sinonasal cancer after hemimaxillectomy who underwent radiotherapy in the 17th cycle. Extraoral examination revealed an erythematous fissure at the corners of the mouth. Intraoral examination revealed multiple ulcers and erosions on the tongue's labial, palate, and dorsum and poor OH. In the first case, the diagnosis of oral lesions was grade II oral mucositis and in the second case was grade III oral mucositis. The first patient was given 0.9% NaCl solution and hydrocortisone ointment. The second patient was given diphenhydramine, nystatin, chlorhexidine digluconate, and paracetamol. Both patients showed good recovery after initial therapy. The risk factors for the severity of oral mucositis in both cases were age, sex, oral hygiene, type and stage of cancer, chemotherapeutic agents, radiation area, fractionation, frequency, cumulative dose and volume of irradiated mucosa. Conclusions: The difference in the level of oral mucositis that occurred in the two cases in this report could be due to differences in age, level of oral hygiene, doses of chemotherapy and radiotherapy, and stage of cancer in patients. Evaluation of risk factors and preventive measures are needed in patients undergoing chemotherapy or radiotherapy to avoid severe oral mucositis and reduce the quality of life.Keywords: risk factors; chemotherapy; mucositis; radiotherapy; cancer
Karakteristik pasien, jenis terapi, dan tingkat imunosupresi hasil terapi pada wanita penderita HIV/AIDS dengan kandidiasis oralPatient characteristics, type of therapy, and immunosuppression level of therapy outcomes in HIV/AIDS female patients with oral candidiasis An Nisaa Mardhatillah; Sri Tjahajawati; Irna Sufiawati
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 32, No 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v32i2.27552

Abstract

Pendahuluan: Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sel darah putih dan menyebabkan kumpulan gejala klinis yang disebut Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). HIV/AIDS menjadi faktor predisposisi infeksi kandidiasis oral. Ketidakadilan gender serta minimnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan hak seksualitas menyebabkan kerentanan penularan infeksi HIV/AIDS terhadap wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien, jenis terapi, dan tingkat imunosupresi pada wanita penderita HIV/AIDS dengan kandidiasis oral. Metode: Jenis penelitian deskriptif menggunakan data sekunder berupa rekam medis pasien HIV/AIDS tahun 2013-2017, dengan kriteria inklusi wanita penderita kandidiasis oral,  terapi ARV, tingkat imunosupresi. berdasarkan jumlah sel T CD4. Kriteria eksklusi adalah penderita yang berhenti mengikuti penelitian sebelum selesai. Hasil: Terdapat 116 dari 328 (35%) pasien wanita penderita HIV/AIDS mengalami kandidiasis oral. Kelompok sosial mayoritas adalah ibu rumah tangga. Sejumlah 83 dari 84 sampel (99%) berada pada tingkat imunosupresi berat sebelum penerapan ARV. Jumlah wanita HIV/AIDS dengan kandidiasis oral terbanyak yaitu pada usia 20-30 tahun (44%), 68% berstatus ibu rumah tangga (atau tidak bekerja), dengan pendidikan terakhir mayoritas Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 53%, dan sebanyak 68% status pernikahannya menikah atau memiliki pasangan tetap. Simpulan: Sebagian besar wanita penderita HIV/AIDS mengalami infeksi oportunistik kandidiasis oral. Karakteristik wanita penderita HIV/AIDS adalah mayoritas berusia 20-30 tahun, memiliki tingkat pendidikan SMA, berasal dari kalangan ibu rumah tangga / tidak memiliki pekerjaan, dan memiliki status menikah atau memiliki pasangan tetap. Jenis terapi yang banyak diberikan adalah terapi ARV lini pertama. Tingkat imunosupresi pada wanita penderita HIV/AIDS dengan kandidiasis oral yang diberikan terapi ARV mayoritas masuk ke dalam kategori tingkat imunosupresi sedang.Kata kunci: Wanita, kandidiasis oral, HIV/AIDS. ABSTRACTIntroduction: Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that attacks white blood cells and causes several clinical symptoms called Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). HIV/AIDS is a predisposing factor for oral candidiasis infection. Gender inequality and lack of knowledge regarding reproductive health and sexuality rights lead to the vulnerability of HIV/AIDS infection in women. This study was aimed to determine the patient characteristics, type of therapy, and the immunosuppression level of therapy outcomes of the female patients with oral candidiasis. Methods: The research was descriptive using the secondary data from medical records of HIV-AIDS patients in the period of 2013-2017. Inclusion criteria were female patients with oral candidiasis, treated with ARV-type medication, immunosuppression based on the t-cell CD4 level. Results: There were 116 out of 328 (35%) HIV/AIDS female patients with oral candidiasis. The majority of the social groups were housewives. There was 83 out of 84 samples (99%) at the level of severe immunosuppression prior to the application of ARV medications. The highest number of HIV/AIDS female patients with oral candidiasis was at the age of 20-30 years (44%), 68% were housewives (or unoccupied), the majority of their last education was high school graduate (53%), and 68% of their marital status was married or had a permanent partner. Conclusion: Most HIV/AIDS female patients experience opportunistic infection (oral candidiasis). The patients’ characteristics were the majority in 20-30 years old age group, have a high school education level, homemakers / unoccupied, and have the marital status of married or had a permanent partner. The type of therapy mostly given was first-line ARV therapy. The majority of HIV / AIDS female patients with oral candidiasis who were given ARV therapy were in the moderate immunosuppression level.Keywords: Female, oral candidiasis, HIV/AIDS.
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Achmad Noerkhaerin Putra Adi Ahmad Yusuf Adji Kusumadjati Aga Satria Nurrachman Agnes Rengga Rendati Alamsyah Piliang Alongsyah Zulkarnaen Ramadhan Amalia, Riezki An Nisaa Mardhatillah Ananda Sagita Andiesta, Niekla Survia Arny E. Muryah Arny E. Muryah, Arny E. Asri Arum Sari Budi Setiabudiawan Dani R. Firman Dani R. Firman Dendi Sandiono Dewi - Dewi Kania Intan Permatasari Dewi Marhaeni Diah Herawati Dewi Oktafia Traktama Dewi Puspasari Dewi Puspasari Dewi Zakiawati Dewi Zakiawati Dewi Zakiawati Dida Akhmad Gurnida Dida Akhmad Gurnida Dudi Aripin Eliza Kristina M. Munthe Eriska Riyanti Etis Duhita Rahayuningtyas Farhani Azizah Farina Pramanik Hapid, M. Hasan Harry Galuh Nugraha Hartati Purbo Darmadji, Hartati Purbo Harum Sasanti, Harum Husnul Mahfaza Ibnu Suryatmojo Ignatius Setiawan Indah Suasani Wahyuni Indra Gunawan Isabellina Dwades Tampubolon Larasati Dyah Utami Lusi Epsilawati Maulani, Intan Merry Annisa Mieke Hemiawati Satari Munthe, Eliza Kristina M Nanan Nur'aeny Nanan Nur’aeny Nanan Nur’aeny Nanan Nur’aeny Nur'aeny, Nanan Nuri Fitriasari Nurmilah Maelani, Nurmilah Oki Suwarsa Radzuan, Maryam Rahmat Gunadi Rahmi Harmiyati Ratna Indriyanti, Ratna Revi Nelonda Revi Nelonda Ria N.Firman Ria Noerianingsih Firman, Ria Noerianingsih Riani Setiadhi Riezki Amalia Risti Saptarini Risti Saptarini Primarti Rita Wardhani Rudi Wisaksana S. Suniti Samsuridjal Djauzi Sarifah, Norlaila Siti Aliyah Pradono Sri Tjahajawati Sunardhi Widyaputra Sunardhi Widyaputra Sunardhi Widyaputra Syarifah Fatimah, Syarifah Tenny Setiani Tenny Setiani Dewi Tony S. Djajakusumah Tony S. Djajakusumah Vatchala Rani Ramamoorthy Wahyu Hidayat Wahyu Hidayat Wahyu Hidayat Wicaksono, Imme Kris Wijaya, Indra