Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Kedokteran Syiah Kuala

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Mia Rahardjo; Eko Budi Koendhori; Yuani Setiawati
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 17, No 2 (2017): Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v17i2.8975

Abstract

Abstrak. Staphylococcus aureus merupakan salah satu flora normal pada kulit, membran mukosa, orofaring, saluran pencernaan dan vagina yang berpotensi menjadi patogen. Pertumbuhan S. aureus yang berlebihan dapat menimbulkan infeksi yang serius baik di manusia atau hewan. Dan sekarang, beberapa S. aureus dikabarkan telah resisten terhadap antibiotik karena proses mutasi. Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba memberi alternatif pengobatan dengan memanfaatkan ekstrak etanol gel Aloe vera yang menurut beberapa penulis lain, gel Aloe vera mengandung antraquinone, tannin, polysaccharide, flavonoid, and saponin yang bersifat sebagai antibakteri. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dengan metode difusi dan dilusi. Penelitian ini menggunakan konsentrasi 100%, 75%, 50%, 25%, dan 0% pada metode difusi. Sementara itu metode dilusi menggunakan konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,5625% kontrol positif (+), dan kontrol negatif (-).Dari pengamatan hasil penelitian, tidak didapatkan zona inhibisi pada metode difusi serta tidak dapat ditentukan konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi bunuh minimum (KBM) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Hal ini terkait dengan rendahnya senyawa aktif yang digunakan di sampel gel Aloe vera dalam penelitian ini akibat pengaruh dari faktor lingkungan, perbedaan usia tanaman dengan literatur awal, proses degradasi dan reaksi enzimatik, adanya perbedaan metode ekstraksi, serta proses oksidasi saat terpapar oleh udara. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol gel Aloe vera terhadap Staphylococcus aureus tidak dapat ditentukandengan metode difusi dan metode dilusi. (JKS 2017; 2: 65-71) Kata Kunci : Gel lidah buaya (Aloe vera), Staphylococcus aureus, antibakteri, metode difusi dan dilusi.  Abstract. Staphylococcus aureus is one of the normal flora in human skin, mucous membrane, oropharynx, gastrointestinal tract, and vagina which potentially becomes a pathogen. The excessive growth of S. aureus can cause many serious infection whether in human or animal. And nowadays, some of S.aureus have become resistant to antibiotic caused by its mutation. According to that case, researcher try to find an alternative solution by using Aloe vera gel ethanol extract that some other researchers say it contains antraquinone, tannin, polysaccharide, flavonoid, and saponin as anti bacterial compound. This research aimed to find out the effectiveness of Aloe vera gel ethanol extract in inhibiting Staphylococcus aureus.This research is designed as an laboratorium experimental with difusion and dilusion method. Test performed with using 100%, 75%, 50%, 25%, and 0% concentration in difusion method and using 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,5625% concentration , positive control (+) and negative control (-) in dilution method. There is no inhibition zone in difusion method, also no minimum inhibitory concentration and no bactericidal concentration can be seen in dilution method that inhibit the growth of Staphylococcus aureus. This result might be related to the minimal amount of active compound in this sample, that is taken from Aloe vera gel. The amount of active compound can be influenced by the environment, difference in Aloe’s age, degradation process and enzymatic reaction, difference in extraction method and also influenced by oxidation process when it’s exposed to air. Based on the results, anti bacterial activity of Aloe vera gel ethanol extract towards Staphylococcus aureus can not be determined in difusion and dilution method.  (JKS 2017; 2: 65-71) Key words : Aloe vera gel, Staphylococcus aureus, antibacterial, difusion and dilusion method
Comparison of Aloe vera leaves ethanol extract effect against Escherichia coli ESBL and Klebsiella pneumoniae ESBL Dewinta Enggar Pramesthi; Yuani Setiawati; Eko Budi Koendhori
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 20, No 2 (2020): Volume 20 Nomor 2 Agustus 2020
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v20i2.18502

Abstract

Abstrak. Aloe vera merupakan tanaman herbal yang mengandung beberapa zat aktif yang telah terbukti mempunyai efek antibakteri untuk berbagai macam bakteri. Dapat ditemukan banyak infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif. Beberapa bakteri gram negatif ini memproduksi enzim β lactamase mutan, yang diketahui sebagai Extended Spectrum Beta Lactamase (ESBL). Bakteri ESBL resisten terhadap beberapa macam antibiotik dalam golongan beta laktam, hal ini menjadi salah satu permasalahan utama di rumah sakit. Berdasarkan latar belakang yang ada, tujuan dari studi ini adalah untuk membandingkan efek antibakteri dari ekstrak etanol daun lidah buaya terhadap Escherichia coli ESBL dan Klebsiella pneumoniae ESBL. Studi ini merupakan eksperimental laboratorium. Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM) ditentukan dengan metode dilusi. Konsentrasi yang digunakan pada penentuan KHM untuk kedua bakteri adalah 90%; 80%; 70%; 60%; 50%; 40%; 30%; dan 20%. Penentuan KBM dilakukan dengan cara penanaman suspensi dari muller hinton broth pada nutrient agar plate. Hasil yang didapatkan dianalisis menggunakan metode deskripsi. KHM untuk kedua bakteri ditemukan pada konsentrasi yang sama yaitu 80% (8 g ml-1). KBM untuk kedua bakteri juga ditemukan pada konsentrasi yang sama yaitu 80% (8 g ml-1). Penentuan KHM dan KBM dilakukan sebanyak 10 kali replikasi. Dapat disimpulkan bahwa ektrak etanol daun lidah buaya tidak mempunyai efektivitas yang berbeda terhadap Escherichia coli ESBL dan Klebsiella pneumoniae ESBL. Kata kunci: Escherichia coli ESBL - Klebsiella pneumoniae ESBL - Ekstrak etanol daun lidah buaya- antibakteri - dilusi Abstract. Aloe vera is a herbal which has some active substances that have been proven for its antibacterial effect for some bacterias. There are many infections caused by gram negative bacterias. Some of gram negative bacterias produce mutant β lactamase enzyme, that known as Extended Spectrum Beta Lactamase (ESBL). ESBL bacteria are resistant to some antibiotics in beta lactam class and become one of main problem in hospital. Based on this background, the aim of this study was to compare the antibacterial activity of aloe vera leaves ethanol extract between Escherichia coli ESBL and Klebsiella pneumoniae ESBL. This study was a lab experimental. Minimum Inhibitory Concentration (MIC) values and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) values were determined by dilution method. The concentration used in MIC determination for both bacteria is 90%; 80%; 70%; 60%; 50%; 40%; 30%; and 20%. The MBC values were determined by suspension streaking from muller hinton broth on nutrient agar plate. The result is analyzed with description method. The MIC value for Escherichia coli ESBL and Klebsiella pneumoniae ESBL is found in the same concentration which is 80% (8 g ml-1). The MBC values for Escherichia coli ESBL and Klebsiella pneumoniae ESBL also found in the same concentration 80% (8 g ml-1).  MIC and MBC values have been proved in the first until tenth replications. Thus, aloe vera leaves ethanol extract has no different effectiveness against Escherichia coli ESBL and Klebsiella pneumoniae ESBL. Keywords: Escherichia coli ESBL - Klebsiella pneumoniae ESBL - Aloe vera leaves - antibacterial - dilution method
Peran Ethanol Extract Propolis sebagai terapi penunjang pada mencit yang diinfeksi dengan Mycobacterium tuberculosis Eko Budi Koendhori; Ni Made Mertaniasib; Yuliati Hood; M. Amin M. Amin
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 9, No 2 (2009): Volume 9 Nomor 2 Agustus 2009
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak.  Tuberkulosis masih menjadi penyakit infeksi yang serius di dunia.  Menurut laporan WHO,  penyakit ini menginfeksi  sepertiga penduduk dunia.  Menyebabkan 2 juta kematian tiap tahun dan hampir 8 juts penderita baru.  Beberapa tahun terakhir jugs dilaporkan  adanya  peningkatan   kuman tuberkulosis   yang tahan terhadap obat anti tuberkulosis (MDR-TB).   Pada sisi   lain, sejak   50 tahun yang lalu beluro ditemukan adanya obat anti tuberkulosis    baru,  Riset ini  dilakukan  dalam  rangka  untuk  memberikan pandangan  baru  terhadap peran imunomodulator  alami (EEP)  sebagai  obat   penunjang  dalam  pengobatan  tuberkulosis.    100   ekor  mencit dikelompokkan menjadi grup 5  dan grup 12.  Tiap grup dipisahkan  lagi menjadi    5 kelompok yang lebih kecil yaitu grup control, EEPlOO,  200,  400 dan 800.  Mencit kemudian diinfeksi dengan Mycobacterium tuberculosis intranasal.  4 minggu kemudian semua mencit diberi isoniazid  25  mg/kgBB per oral .. grup EEP diberi EEP per oral  l 00, 200,  400 dan 800  mglkgBB sesuai  grupnya, sedang grup kontrol tidak. Pada minggu ke 5 semua mencit grup S diterminasi  dengan jalan pemberian eter overdosis  dan grup 12  diterminasi   pada minggu ke 12 dengan cara yang sama,  Paru-paru mencit diambil  secara aseptic untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi. Untuk konfirmasi perbedaan antara perlakuan dan kontrol  digunakan  uji annova dan uji T dengan p0,05.  Basil pada grup  5  dan  12 memperlihatkan bahwa EEP dapat menurunkan kerusakan jaringan paru,  skor Dorman untuk kontrol, EEPIOO,  200,  400 dan  800 mg/kgBB berturut-turut adalah 13,55;   10,05;   9,3;  8,65 dan 11,45 untuk grup 5 sedang untuk grup 12 berturut-turut adalah 18,l;    14;  11,7;10,1     dan 9,4.  Sebagai  kesimpulan  kami laporkan  bahwa  EEP  dapat  mengurangi  kerusakan   jaringan   paru  pada  mencit  yang  diinfeksi  denganMycobacterium  tuberculosis. (JKS 2009;2:6.S-70) Kata kunci : Mycobacterium tuberculosis, EEP, IFN--y,  lung damage. Abstract.  Tuberculosis still the leading infection disease in the world. According to WHO report, it affected almost one thirth people in the world.  It caused 2  millions death anually and almost 8  millions new people infected  with  this  bacteria  every year.  In the  last  years,  it  has  been  reported  that  multidrug resistentMycobacterium tuberculosis (MDR-TB)  have increased.  On the other band. since SO years ago no new drug for tuberculosis  have been reported.   This research conducted to give a new view of natural immunomoduJator(ethanol extract propolis/EEP) as an adjuvant therapy for tuberculosis.  Hundred mice separated into two groups, group S and 12.  Each group separated again into 5 small groups,  control, EEP 100,  EEP 200,  EEP 400 and EEP800. Mice infected with Mycobacterium tuberculosis   intranasal.   4 weeks later, they were given isoniazid 25mg/kgBW orally.  The EEP's  groups were given ·EEP   100, 200,  400 and 800 mg/kgBW respectively but the control groups were not. At the end of S 'th week, all mice in groups S were terminated by overetherisatioo and group  12 were terminated at the end of  12'th weeks.  Mice lung were separated aseptically, examination of histopathologic were  done as  described on  methodology.   We used  the Anova  and T test to  confirm the differentiation between control and EEP's  groups with p0,05.  In group 5 and 12 the result showed that EEP could reduce lung damaged, Dormans scores for control, EEP  100,  200,  400 and 800 mg/kgBW respectively were 13,55;  10,05; 9,3;  8,65  and 11,45  for group 5,  and 18,1;   14;   11,7;10,l    and 9,4 for group 12.  In summary we reported that EEP could reduce the lung damages do to Mycobacterium tuberculosis. (JKS 2009;2:65-70) Key word: Mycobacterium tuberculosis,EEP, IFN-y,lung damage
Co-Authors ACHMAD RIFAI Alimsardjono, Lindawati Alpha Fardah Athiyyah Anak Agung Putri Nadia Paramitha Andy Darma Andy Setiawan Arthur Pohan Kawilarang Ayu Lidya Paramitha Bagus Meurah Suropati Bambang Purwanto Betty Agustina Tambunan Catur Endra Arky, Catur Endra Cynthia Dwi Ramadhanie Deby Kusumaningrum Dewi Ratna Sari Dewinta Enggar Pramesthi Dian Neni Naelasari Diani Dwi Indrasari Dimas Firman Hidayat Eddy Bagus Wasito Endraswari, Pepy Evy Ervianti Fernanda Toriq Ainur Rochman Gatut Hardianto, Gatut Hanik Urifah, Hanik Harsono, Setio Henky Mohammad Masteryanto Hermanto Tri Joewono Hidayat, Dimas Firman I Gusti Made Reza Gunadi Ranuh Ikhwani, Irfan Arif Imam Susilo Irfan Arif Ikhwani Ismi Masyithah Jayanti Putri, Jayanti Juita, Liza Puspa Senja Asmara Juniastuti Juniastuti Kadariswantiningsih, Ika Khadijah Rizky Sumitro Kuntaman Kuntaman Kusumaningrumm, Deby Lestari, Aprilia Dwi Linda Dewanti Lindarto, Wira Widjaya M. Amin M. Amin ManikRetno Wahyunitisari Mia Rahardjo Muhammad Aafi Baharuddin Attamimi Muna, Nafdzu Mahmudatul Muna, Nafdzu Makhmudatul Nasicha, Arifatun Ni Made Mertaniasib Ni Made Mertaniasih Ni Njoman Juliasih Nurul Wiqoyah, Nurul Nuswantoro, Djohar Paramitha, Ayu Lidya Pepy Dwi Endraswari, Pepy Dwi Priyo Budi Purwono Putri, Naomi Lesmana Raihan Akbar Muhammad Rakhmatul Binti Sulistya Ratna Kusumawati Ratna Kusumawati Ratna Kusumawati Rebekah Setiabudi, Rebekah Rosantia Sarassari S. Soedarsono Sardjono, Lindawati Alim Sawitri Sawitri Semita, I Nyoman Setiawan, Firman Setya Wijoyo, Dhia Lintang Shazia Hafazhah Aulia Silvia Sutandhio Sri Purwaningsih Steven Christian Susianto Subijanto Marto Sudarmo Sugeng Harijono, Sugeng Terza Aflika Happy Titiek Sulistyowati Titiek Sulistyowati Ummi Maimunah Usman Hadi Vermasari, Naritha Wahyu Setyarini Wahyunitisari, Manik Retno Wardhani, Puspa Widyatama, Fikri Sasongko Wiwin Retnowati Yelvi Levani Yitijuatni Yuani Setiawati Yudayanti, Elprania Credo Yuliati Hood