Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Biomedika

JUVENILE DERMATOMIYOSITIS: PENEGAKAN DIAGNOSIS Prakoeswa, Flora Ramona Sigit; Suswardana, .; Danarti, Retno
Biomedika Vol 6, No 1 (2014): Biomedika Februari 2014
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Juvenile dermatomiyositis (JDM) merupakan suatu penyakit autoimun infl amatif yang jarang dijumpai dan secara khas ditandai oleh adanya lesi-lesi kulit tipikal serta kelemahan otot proksimal yang simetris. Etiologi penyakit tersebut belum diketahui dengan pasti, namun demikian patogenesisnya diketahui bersifat multifaktorial meliputi faktor genetik, paparan sinar ultra violet (UV) serta infeksi oleh berbagai mikroba seperti virus Coxsackie atau Borrelia burgdorferi. Penegakan diagnosis JDM adalah berdasarkan kriteria Bohan-Peter meliputi: 1) kelemahan otot proksimal simetris, 2) peningkatan enzim otot, 3) infl amasi miopati pada hasil biopsi otot 4) gambaran miyopati pada hasil pemeriksaan EMG, dan 5) lesi kulit tipikal. Ditemukannya papul-papul Gottron dan heliotrope rash di kulit, serta adanya kelemahan otot proksimal yang simetris, merupakan manifestasi klinis yang khas untuk JDM. Terapi lini pertama penatalaksanaan JDM adalah kortikosteroid sistemik. Dilaporkan satu kasus JDM pada seorang anak perempuan berusia 6 tahun. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya lesi kulit tipikal, kelemahan otot proksimal simetris dan peningkatan kadar enzim penanda infl amasi jaringan muskuloskeletal. Pasien berespon baik terhadap pemberian kortikosteroid adekuat serta tabir surya.Kata Kunci: Juvenile dermatomiyositis, systemic corticosteroid
HUBUNGAN ANTARA KELAINAN SIKLUS MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN AKNE VULGARIS PADA SANTRIWATI SMA ISLAM TERPADU NUR HIDAYAH KARTASURA Siregar, Ersi Dwi Utami; Ramona, Flora; Dewi, Listiana Masyta
Biomedika Vol 8, No 2 (2016): Biomedika Agustus 2016
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v8i2.2912

Abstract

Akne vulgaris (AV) merupakan penyakit kulit yang meradang berasal dari folikel pilosebasea. Insidensi terbesar terjadi pada umur 14-17 tahun pada wanita, 16-19 tahun pada pria. Kejadian AV berkaitan dengan peningkatan produksi sebum oleh hormon androgen serta hormon estrogen dan progesteron yang merupakan pemacu terjadinya AV sebelum menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelainan siklus menstruasi dengan kejadian akne vulgaris. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian adalah santriwati SMA-IT Nur Hidayah Kartasura yang berusia 15-18 tahun yang telah mengalami menstruasi.Pemilihan sampel dengan metode simple random sampling dan didapatkan 55 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi.Data primer menggunakan kuesioner dan foto wajah responden.Uji analisis yang digunakan adalah uji chi square. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai p= 0,103 (p>0,05). Pada penelitian ini insidensi siklus menstruasi normal dengan AV sebesar 43,6% lebih tinggi dibandingkan dengan kelainan siklus menstruasi dengan AV sebesar 30,9%. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kelainan siklus menstruasi dengan kejadian akne vulgaris pada santriwati SMA-IT Nur Hidayah Kartasura. Kata Kunci: akne vulgaris, menstruasi.
HUBUNGAN ANTARA KELAINAN SIKLUS MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN AKNE VULGARIS PADA SANTRIWATI SMA ISLAM TERPADU NUR HIDAYAH KARTASURA Ersi Dwi Utami Siregar; Flora Ramona; Listiana Masyta Dewi
Biomedika Vol 8, No 2 (2016): Biomedika Agustus 2016
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v8i2.2912

Abstract

Akne vulgaris (AV) merupakan penyakit kulit yang meradang berasal dari folikel pilosebasea. Insidensi terbesar terjadi pada umur 14-17 tahun pada wanita, 16-19 tahun pada pria. Kejadian AV berkaitan dengan peningkatan produksi sebum oleh hormon androgen serta hormon estrogen dan progesteron yang merupakan pemacu terjadinya AV sebelum menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kelainan siklus menstruasi dengan kejadian akne vulgaris. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian adalah santriwati SMA-IT Nur Hidayah Kartasura yang berusia 15-18 tahun yang telah mengalami menstruasi.Pemilihan sampel dengan metode simple random sampling dan didapatkan 55 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi.Data primer menggunakan kuesioner dan foto wajah responden.Uji analisis yang digunakan adalah uji chi square. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai p= 0,103 (p0,05). Pada penelitian ini insidensi siklus menstruasi normal dengan AV sebesar 43,6% lebih tinggi dibandingkan dengan kelainan siklus menstruasi dengan AV sebesar 30,9%. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kelainan siklus menstruasi dengan kejadian akne vulgaris pada santriwati SMA-IT Nur Hidayah Kartasura. Kata Kunci: akne vulgaris, menstruasi.
JUVENILE DERMATOMIYOSITIS: PENEGAKAN DIAGNOSIS Flora Ramona Sigit Prakoeswa; . Suswardana; Retno Danarti
Biomedika Vol 6, No 1 (2014): Biomedika Februari 2014
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v6i1.285

Abstract

Juvenile dermatomiyositis (JDM) merupakan suatu penyakit autoimun infl amatif yang jarang dijumpai dan secara khas ditandai oleh adanya lesi-lesi kulit tipikal serta kelemahan otot proksimal yang simetris. Etiologi penyakit tersebut belum diketahui dengan pasti, namun demikian patogenesisnya diketahui bersifat multifaktorial meliputi faktor genetik, paparan sinar ultra violet (UV) serta infeksi oleh berbagai mikroba seperti virus Coxsackie atau Borrelia burgdorferi. Penegakan diagnosis JDM adalah berdasarkan kriteria Bohan-Peter meliputi: 1) kelemahan otot proksimal simetris, 2) peningkatan enzim otot, 3) infl amasi miopati pada hasil biopsi otot 4) gambaran miyopati pada hasil pemeriksaan EMG, dan 5) lesi kulit tipikal. Ditemukannya papul-papul Gottron dan heliotrope rash di kulit, serta adanya kelemahan otot proksimal yang simetris, merupakan manifestasi klinis yang khas untuk JDM. Terapi lini pertama penatalaksanaan JDM adalah kortikosteroid sistemik. Dilaporkan satu kasus JDM pada seorang anak perempuan berusia 6 tahun. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya lesi kulit tipikal, kelemahan otot proksimal simetris dan peningkatan kadar enzim penanda infl amasi jaringan muskuloskeletal. Pasien berespon baik terhadap pemberian kortikosteroid adekuat serta tabir surya.Kata Kunci: Juvenile dermatomiyositis, systemic corticosteroid
Co-Authors . Suswardana . Suswardana, . Adzhani, Muhammad Pria Aflit Nuryulia Praswati Agus Sri Wardoyo Alfiyani, Lina Amalia, Shafira Nurul Anang Endaryanto Andini, Putri Dwi Andri Rianawati, Andri Anggelina Aiyoslla Nabilla Putu Pratomo Anik Enikmawati Ardhana Januar Mahardhani Arief Hidayat Ariyanti, Rika Awanis, Ghina Shabrina Aziz, Yusuf Abdullah Bayu Hendro Wicaksono Binuko, Raafika Studiviani Dwi Budi Prasetyo Budi Utomo Burhannudin Ichsan Cita Rosita Sigit Prakoeswa Dadi Rosadi Dewi, Listiana Masyta Dian Ardifah Iswari Dimawan, Rully Setia Agus Dominicus Husada Dyah Puji Astuti Dzikri, Dykall Naf'an Ekayanti, Septi Rismala Em Sutrisna Erika Diana Risanti Erma Widyastuti Ersi Dwi Utami Siregar Fanani Firdaus Faradiba Maharani Fauziah, Isnaeni Nur Febriani Aldila Safitri Febrianty, Astrida Fesky Hardyanto Soebono Hari Basuki Notobroto Harun Joko Prayitno Hazimah, Jihan Naufa Hindun Luthfia Rosyida Hindun Luthfia Rosyida Husna, Az zahra Miftahul Ida Betanursanti Ida Untari Inggrit Thalasavia Utami Isnaniyanti Fajrin Arifin Kharisma, Annisa Nur Khoirunisya, Vina Kumala, Aswa Arsa Kumalaningtyas, Martdwitanti Ajeng Kurniasih, Rahmi Kurniawati, Pipit Melyana Lenny Puspita Dewi Listiana Masyita Dewi Listiana Masyta Dewi Luthfia Rosyida, Hindun M. Yulianto Listiawan Maharani, Annisa Rizki Maharani, Faradiba Maureen, Raden Roro Nadya Mitha Amelia Rahmawati Mulyono, Didik Muthiah, Suci N. Juni Triastuti Nafasadila, Fatma Nining Lestari Nisa, Siti An Noor Alis Setiyadi Noviaty Kresna Darmasetiawan, Noviaty Kresna Nur Mahmudah Nurwina, Hasna Syifa Oki Wihardiyanto Prameswari, Elza Puspitasari, Erlita Putri, Elsya Nur Fadhilla Putri, Salma Febrina Raafika Studiviani Dwi Binuko Rahma, Sitta Rahmawati, Dita Rahmi Kurniasih Ratih Pramuningtyas Ratih Pramuningtyas Rika Ariyanti Rika Ariyanti Rima Munawaroh Rizqi, Mohammad Fathur Rochmadina Suci Bestari Rohmat rohmat Rosyida, Hindun Luthfia Rully Setia Agus Dimawan Safitri, Febriani Aldila Saiful Hidayat Santi Martini Santi, Tika Melandya Santoso, Kohar Hari Santoso Hari Saputri, Nada Ayu Sari, Winda Atika Satria, Yohanes Aditya Adhi Setyawati, Yayuk Sidiq Diwa Montella Siregar, Ersi Dwi Utami Sitta Rahma Suci Bestari, Rochmadina Sumaji, Muhammad Anis Sutedjo, Mazaya Bilqiis Deswynand Trias Mahmudiono Vianti, Melita Febry Widyatmoko, Yudha Pratama Winda Atika Sari Yakob, Asmirati YAN ADITYA PRADANA Yohanes Aditya Adhi Satria Yundari, Yundari Yusuf Alam Romadhon Yusuf Alam Romadhon Zamawi, Zamawi Zufara, Iffa Maulida