Claim Missing Document
Check
Articles

Manajemen Pembelajaran Tahfidz dalam Mencapai Target Hafalan di MI Asyafi’iyah Jatinangor Sany Nurchoeriyah; Asep Dudi Suhardini; Khambali
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.15382

Abstract

Abstract. This research is motivated by the researcher's interest in the management of Tahfidz Qur'an learning at MI Asyafi'iyah school is an Islamic religious education institution that tries to guide students to love the Qur'an and produce a generation of memorizers of the Qur'an. Tahfidz Qur'an learning has a memorization target, to achieve the memorization target is certainly inseparable from the management. This knowledge aims to analyze the management of Tahfidz Al-Qur'an which includes planning, implementation, and evaluation of learning. The research method used in this study is descriptive analysis with a qualitative approach approach. The results of this study indicate that: 1). Tahfidz Qur'an Learning Planning formulates and determines Tahfidz Qur'an learning, prepares Tahfidz Qur'an learning lesson plans, prepares learning materials, implements activities, learning methods, time and place for implementing Tahfidz Qur'an learning. 2). Implementation of Tahfidz Qur'an learning activities Tahfidz Qur'an Learning activities at MI Asyafii'yah are carried out every Monday - Friday at 08.00-09.30. The implementation of this Qur'an Tahfidz learning is divided into three stages, namely: Introduction, core, and closing. The inhibiting factors include children who do not learn the Qur'an at all, finally at school starting from scratch, and finally the child has difficulty reciting the Qur'anic verses, especially for long letters. The supporting factor is in terms of time. 3). Evaluation of Tahfidz Qur'an learning, evaluation of the Tahfidz Qur'an learning process to evaluate the success of teachers in teaching Tahfidz Qur'an, namely meetings every six months held by the principal. Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi dari ketertarikan peneliti terhadap pengelolaan pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di sekolah MI Asyafi’iyah merupakan lembaga pendidikan agama islam yang berusaha membimbing siswanya untuk cinta terhadap Al-Al-Qur’an dan mencetak generasi penghafal Al-Al-Qur’an. Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an ini mempunyai target hafalan, untuk mencapai target hafalan tentunya tidak terlepas dari pengelolaan tersebut. Pengetahuan ini bertujuan untuk menganalisis manajemen Tahfidz Al-Al-Qur’an yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan pendekatan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1). Perencaan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an merumuskan dan menetapkan pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an, menyusun RPP pembelajaran tahfidz Al-Qur’an, menyiapkan materi pembelajaran, pelaksanaan kegiatan, metode pembelajaran, waktu dan tempat pelaksanaan pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an. 2). Pelaksanaan pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an kegiatan Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di MI Asyafii’yah dilaksanakan setiap hari senin-jum’at pukul 08.00-09.30. Pelaksanaan pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu: Pendahuluan, inti, dan penutup. Faktor penghambat diantaranya yaitu anak-anak yang tidak belajar sama sekali Al-Al-Qur’an, akhirnya disekolah memulainya dari nol, dan akhirnya anak tersebut agak kesulitan melafadzkan ayat Al-Al-Qur’an terutama untuk surat-surat yang Panjang. Faktor pendukung yaitu dari segi waktu, karena telah di programkan oleh sekolah supaya anak-anak bisa mencetak generasi tahfidz Al-Qur’an. 3). Evaluasi pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an, evaluasi proses pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an untuk mengevaluasi keberhasilan guru dalam pengajaran Tahfidz Al-Qur’an, yaitu pertemuan setiap enam bulan sekali yang diadakan oleh kepala sekolah. Hal itu dilakukan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an dalam kurun enam bulan. Dan masukan selanjutnya dapat dijadikan motivasi dan bahan penyempurnaan kegiatan Tahfidz Al-Qur’an kedepannya.
Upaya Kepala Madrasah Ibtidaiyah dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru di Desa Katapang Dhiyaan Wadzikran; Asep Dudi Suhardini; masnipal
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.15459

Abstract

Abstract. A professional teacher is a guarantee of more effective teaching and learning implementation, and a qualified teacher is expected to be able to make the teaching and learning process successful to the maximum, from that it can create educational products that meet educational standards and follow the demands and needs of the community. The efforts made by the elementary madrasah in Katapang village are carried out by involving teachers in training and other development activities to improve the professional competence of teachers. The method used is a descriptive method with data collection techniques used are interviews and documentation. Data analysis techniques are carried out through several stages of data reduction, data presentation, and data verification. The results of this study are that the efforts of the elementary madrasah in Katapang village have participated in several trainings such as workshops, KKG, training, and supervision, but there are several obstacles in developing teacher professional competence seen from internal factors and external factors of the teacher. Abstrak. Guru yang profesional ialah jaminan pelaksanaan belajar mengajar yang lebih efektif, dan guru yang berkualitas diharapkan proses belajar mengajar dapat berhasil secara maksimal, dari itu dapat terciptanya produk pendidikan yang memenuhi standar pendidikan dan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Upaya yang dilakukan madrasah ibtidaiyah di desa katapang di lakukan dengan mengikutsertakan guru dalam pelatihan dan kegiatan pengembangan yang lainnya untuk meningkatkan kompetensi profesional guru. Metode yang digunakan adalah metode dekriptif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan melalui beberapa tahapan reduksi, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil dari penelitian ini bahwa upaya madrasah ibtididaiyah di desa katapang sudah mengikuti beberapa pelatihan seperti workshop, KKG, diklat, dan supervisi, namun terdapat beberapa kendala dalam pengembangan kompetensi profesional guru dilihat dari faktor internal dan faktor eksternal guru tersebut.
Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Film Animasi Omar dan Hana Khaira Shaliha; Suhardini, Asep Dudi; Pratikno, Heru
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.15543

Abstract

Abstract. This research aims to analyze the values of Islamic education shown in the animated film Omar and Hana. The method used in this research is qualitative research method with the type of research library research. Screening, codification and documentation are techniques used to gather data, as well as content analysis models used to analyze data. The results of the analysis show that the animated films Omar and Hana present significant Islamic educational values. There are eight values that can be identified in the Omar and Hana animated film in particular in the compilation “Faris”, which covers the episodes “Kotak Apa Ini?”, “Asyura”, “Main Sama-Sama”, “Dah Tak Sakit”, “Mulakan dengan Bismillah”, and “Doa Setelah Wuduk”. These values cover three aspects, namely akidah, akhlak and syari’ah aspects. The aspect of akidah consists of faith in the Prophet (saw). Aspects of akhlak include the attitude of help, honesty, sharing, maintaining cleanliness. Aspects of syari’ah include, reading bismillah, praying after ablution and fasting. With the animated film Omar and Hana as a learning medium, it is expected that religious values will be given priority and the public will be able to understand, live, and practice the entire teachings of Islam. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai-nilai pendidikan Islam yang ditunjukkan dalam film animasi Omar dan Hana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian library research. Teknik simak-catat, kodifikasi dan dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, serta model analisis isi digunakan untuk menganalisis data. Hasil analisis menunjukkan bahwa film animasi Omar dan Hana menyajikan nilai-nilai pendidikan Islam yang signifikan. Terdapat 8 nilai yang dapat diidentifikasi dalam film animasi Omar dan Hana khususnya pada kompilasi “Faris”, yang meliputi episode-episode “Kotak Apa Ini?”, “Asyura”, “Main Sama-Sama”, “Dak Tak Sakit”, “Mulakan dengan Bismillah”, dan “Doa Selepas Wuduk”. Nilai-nilai tersebut mencakup meliputi tiga aspek, yaitu aspek akidah, aspek akhlak dan aspek ibadah. Aspek akidah terdiri dari iman kepada Rasulullah saw. Aspek akidah diantaranya adalah sikap tolong-menolong, kejujuran, saling berbagi, menjaga kebersihan. Aspek ibadah meliputi, membaca bismillah, berdoa setelah wudhu dan berpuasa. Dengan film animasi Omar dan Hana sebagai media pembelajaran, diharapkan nilai-nilai keagamaan diprioritaskan dan masyarakat dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan seluruh ajaran agama Islam.
Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Siti Marwah Nurmuffidah; Asep Dudi Suhardini; Dinar Nur Inten
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.15581

Abstract

Abstract. The learning process at SDIT Al-Maqom experiences difficulties in student learning activeness in history of islamic culture which still uses traditional or conventional methods. This research aims to determine the condition of active learning of class IV students at SDIT Al-Maqom before and after the implementation of the Project Based Learning (PjBL) learning model and the influence on this learning model. This type of research is quantitative with a quasi-experimental approach model. The results of this research show that 1) The condition of students' activeness before the Project Based Learning (PjBL) learning model was implemented has decreased, as can be seen from the observation sheet which is categorized as "less active and the test on the pretest is at an average which is in the "sufficient" category. 2) The condition of activeness learning after it was implemented improved as shown in the posttest average in the "very good" category with the results of the observation sheet in the "active" category. 3) The influence of the Project Based Learning (PjBL) learning model can increase student learning activity. This can be seen from the results of the Paired-Samples t-Test which obtained a Sig value, so it can be concluded that Ho is rejected and Ha is accepted, there is a significant influence on the use of the Project Based Learning (PjBL) learning model. Thus, it can be concluded that there is a significant influence on the Project Based Learning (PjBL) learning model in increasing the learning activity of class IV students in the History of Islamic Culture (SKI) at SDIT Al-Maqom. Abstrak. Proses pembelajaran di SDIT Al-Maqom mengalami kesulitan dalam keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang masih menggunakan metode tradisional atau konvesional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi keaktifan belajar siswa kelas IV SDIT Al-Maqom sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) serta pengaruh pada model pembelajaran tersebut. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan model pendekatan quasi eksperimen. Hasil penelitian ini menujukan 1) Kondisi keaktifan siswa sebelum diterapkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) menurun dapat dilihat dari lembar observasi yang berkategori “kurang aktif” dan tes pada pretest pada rata-rata yang berkategori ”cukup”. 2) Kondisi keaktifan belajar setelah diterapkan menjadi meningkat ditunjukan dalam perolehan rata-rata posttest dengan kategori “baik sekali” dengan hasil lembar observasi berkategori “aktif”. 3) Pengaruh model pembeljaran Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji Paired-Samples t-Tes yang memperoleh nilai Sig. 2 tailed, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima terdapat pengaruh yang signifikan pada penggunaan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan pada model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam (SKI) di SDIT Al-Maqom.
Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Al-Muwatha Imam Malik Nury Nurjanah; Asep Dudi Suhardini; Ayi Sobarna
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.15627

Abstract

Abstract. One of the problems in the world of education today is the emergence of the phenomenon of moral decline that occurs in the younger generation. Therefore, it is important to know how moral education should be instilled in children from an early age in everyday life. This study aims to determine the moral values contained in the book of Al-Muwatha by Imam Malik. This research approach uses a qualitative approach by using library research and the data analysis technique used is content analysis. The results of this study show several conclusions, namely: (1) This hadith contains an order to do useful things and leave what is not useful, and to have a sense of shame in himself when doing something that is not in accordance with Islamic law. (2) The essence of the hadith discussed contains an order to do useful things and leave what is not useful, and have a sense of shame in himself. In this case, it includes all actions and words. (3) According to education experts, the purpose of moral education is to instill noble habits and behaviors to form a person with morals based on the Qur'an and hadith, to achieve salvation in the world and the hereafter. (4) The values of moral education in the book of Al-Muwatha are: First, a Muslim should always occupy himself with useful things. Second, a Muslim should minimize speech except for useful things. Third, a Muslim should make shyness an adornment of himself. Abstrak. Salah satu permasalahan dalam dunia pendidikan saat ini ialah munculnya fenomena kemerosotan moral yang terjadi pada generasi muda. Maka dari itu, penting kiranya untuk mengetahui bagaimana pendidikan akhlak yang harus ditanamkan kepada anak sejak dini dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai akhlak yang terkandung dalam kitab Al-Muwatha karya Imam Malik. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan library research dan teknik analisis data yang digunakan adalah content analysis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan beberapa simpulan, yaitu: (1) Hadits ini berisi tentang perintah untuk mengerjakan hal-hal yang bermanfaat dan meninggalkan apa yang tidak bermanfaat, serta memiliki rasa malu dalam dirinya bila melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan syariat Islam. (2) Esensi hadits yang dibahas berisi tentang perintah untuk mengerjakan hal-hal yang bermanfaat dan meninggalkan yang tidak bermanfaat, serta memiliki rasa malu dalam dirinya. Dalam hal ini mencakup segala perbuatan maupun perkataan. (3) Menurut para pakar pendidikan bahwa tujuan dari pendidikan akhlak adalah untuk menanamkan kebiasaan dan perilaku mulia untuk membentuk pribadi yang ber-akhlakul karimah berlandaskan kepada Al-Qur’an dan hadits, untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat. (4) Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Al-Muwatha yaitu: pertama, hendaknya seorang muslim selalu menyibukkan diri untuk hal-hal yang bermanfaat. Kedua, hendaknya seorang muslim menyedikitkan bicara kecuali hal-hal yang bermanfaat. Ketiga, hendaknya seorang muslim menjadikan rasa malu sebagai perhiasan dirinya.
Upaya Orang Tua dalam Menanamkan Sikap Religiusitas Remaja di Masjid Al-Ma’ruf Desa Sukajaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Nova Amelia Putri; Asep Dudi Suhardini; Nurul Afrianti
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.15642

Abstract

Abstract. The role of parents in instilling religiosity in adolescents is a very important aspect in character and moral formation. In shaping the religious attitudes of adolescents, in particular, this study examines the role played by parents in shaping the religious attitudes of adolescents, focusing on the influence carried out in the environment of the Al-Ma'ruf mosque. The objectives of this study are: 1) To find out the description of the profile of adolescents in the Al-Ma'ruf Mosque, Sukajaya Village, Lembang District, West Bandung Regency, 2) To find out the description of religious behavior of adolescents in the Al-Ma'ruf Mosque, Sukajaya Village, Lembang District, West Bandung Regency, 3) To find out how the role of parents in instilling religious attitudes of adolescents in the Al-Ma'ruf Mosque, Sukajaya Village, Lembang District, West Bandung Regency, 4) To find out and describe the strategies of parents in instilling religiosity attitudes in adolescents at the Al-Ma'ruf Mosque, Sukajaya Village, Lembang District, West Bandung Regency. This study uses a qualitative approach with in-depth interview techniques with parents and adolescents who are active in the mosque. The results of the study show that parents have a central role in influencing the development of adolescents' religious attitudes through various ways, including religious education, role models, and active participation in religious activities. Abstrak Peran orang tua dalam menanamkan sikap religiusitas pada remaja merupakan aspek yang sangat penting dalam pembentukan karakter dan moral. Dalam membentuk sikap religius remaja, khususnya dari studi ini mengkaji peran yang dimainkan oleh orang tua dalam membentuk sikap religius remaja, dengan fokus pada pengaruh yang dilakukan di lingkungan masjid Al-Ma'ruf. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui gambaran profil remaja di Masjid Al- Ma’ruf Desa Sukajaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, 2) Untuk mengetahui gambaran perilaku religius remaja di Masjid Al-Ma’ruf Desa Sukajaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, 3) Untuk mengetahui bagaimana peran orang tua dalam menanamkan sikap religiusitas remaja di Masjid Al-Ma’ruf Desa Sukajaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, 4) Untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi orang tua dalam menanamkan sikap religiusitas pada remaja di Masjid Al-Ma’ruf Desa Sukajaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam terhadap orang tua dan remaja yang aktif di masjid tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua memiliki peran sentral dalam mempengaruhi perkembangan sikap religius remaja melalui berbagai cara, termasuk pendidikan agama, teladan, dan partisipasi aktif dalam kegiatan keagamaan.
Pengelolaan Program Pembinaan Kader Perempuan di Lingkungan Kohati (Korps HmI-Wati) Cabang Bandung Iqhlima Yustpika Putri; Nan Rahminawati; Asep Dudi Suhardini
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.15644

Abstract

Abstract. The HmI-Wati Corps (Kohati) is part of a special body within HmI that focuses on fostering women related to issues related to women. Kohati was inaugurated during the congress in Solo on the fourth decree on September 17, 1966 with Kohati's basic guideline "Women are the pillars of the state" and has developed to this day. The issue of womenhood needs to be researched and studied, the rampant issue of women's dignity has greatly decreased in this world and in Indonesia. The problem that exists today, the lack of understanding of the role of women in the public and domestic realms, to answer this problem, there is the management of the cadre system at HmI wati as a forum for women's development which includes planning, organizing, moving, and supervising to improve quality. The purpose of this study is to find, identify and review the cadre system of the Bandung Branch of the HmI-Wati Corps. The research method used is qualitative analysis, which is expected to produce the output of HmI-Wati cadres who can have knowledge about the role of women in the public and domestic realms.The result of this study is that the HmI-Wati Corps Bandung Branch carries out cadres based on HmI guidelines, has an organized organizational structure, implements effective cadres so that HmI-Wati cadres have a good understanding of the role of women in the public and domestic realms, and are active in improving the quality of HmI-Wati cadres. Abstrak. Korps HmI-Wati (Kohati) merupakan bagian badan khusus di dalam HmI yang memiliki fokus dalam pembinaan perempuan terkait isu yang berkaitan dengan perempuan. Kohati di resmikan ketika kongres di solo pada penetapan keputusan yang keempat pada tanggal 17 September 1966 dengan Pedoman dasar Kohati “Wanita adalah tiang negara” dan berkembang sampai saat ini. Masalah tentang keperempuanan perlu diteliti dan dikaji, maraknya isu marwah perempuan sangat menurun di dunia ini dan di negara Indonesia. masalah yang ada saat ini, kurangnya pemahaman peran perempuan di ranah public dan domestic, untuk menjawab persoalan tersebut adanya pengelolaan sistem pengkaderan di HmI wati sebagai wadah pembinaan perempuan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan untuk meningkatkan kualitas. Tujuan dari penelitian ini yaitu menemukan, mengidentifikasi dan mengkaji sistem pengkaderan Korps HmI-Wati Cabang Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kualitatif diharapkan menghasilkan output Kader HmI-Wati dapat memiliki pengetahuan tentang peran perempuan di ranah public dan domestic. Hasil penelitian ini adalah Korps HmI-Wati Cabang Bandung menjalankan pengkaderan berdasarkan pedoman HmI, memiliki struktur organisasi terorganisir, menerapkan pengkaderan efektif sehingga kader HmI-Wati memiliki pemahaman yang baik tentang peran perempuan di ranah public dan domestic, serta aktif untuk meningkatkan kualitas kader HmI-Wati.
Pembentukan Karakter Tasamuh melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di Sekolah Menengah Kejuruan Swasta Mutiara Bangsa Annisa Sa'diah; Sobar Al Ghazal; Asep Dudi Suhardini
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.15647

Abstract

Abstract. The formation of student character takes a long time so one of the strategies used is to integrate student character. Every religion essentially has good teachings to apply in life. However, in fact there are still acts of violence labeled as religious which are carried out by certain religious radical groups, therefore bonds are needed that can accommodate aspirations and strengthen fraternal relations so as not to cause incidents that harm other people. In Islam, tasamuh is tolerance which includes social harmony in society. The results of this research can be concluded that the formation of tasamuh character through extracurricular activities is understanding that every religion has good teachings to apply in life which is very important. So that tasamuh can become the basis for efforts to integrate student character at Mutiara Bangsa Health Vocational School, or anywhere else. Abstrak. Pembentukan karakter peserta didik yang dimana membutuhkan waktu yang lama sehingga salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan mengintegrasikan karakter siswa. Setiap agama pada hakikatnya memiliki ajaran yang baik untuk diterapkan dalam kehidupan. Akan tetapi pada faktanya masih ada terjadi tindakan kekerasan yang berlabel agama yang dimana dilakukan oleh kelompok radikal agama tertentu, oleh sebab itu dibutuhkan ikatan yang dapat menampung aspirasi serta mengeratkan hubungan persaudaraan agar tidak menimbulkan kejadian yang merugikan orang lain. Dalam islam tasamuh ini merupakan toleransi yang mencangkup kerukunan sosial masyarakat. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembentukan karakter tasamuh melalui kegiatan ekstrakulikuler yaitu memahami bahwa setiap agama memiliki ajaran yang baik untuk diterapkan dalam kehidupan yang sangat penting. Sehingga tasamuh ini dapat menjadi landasan bagi upaya integrasi karakter siswa di Smks Kesehatan Mutiara Bangsa, atau dimanapun.
Nilai-Nilai Karakter Religius dalam Film 99 Nama Cinta dan Relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam Sri Hartini; Asep Dudi Suhardini; Fitroh Hayati
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.15674

Abstract

Abstract. The film "99 Names of Love" was shown on the big screen for the first time in November 2019 and tells the story of Talia, a career woman who works as a television host for a gossip program even though she neglects her religious obligations. Then he was met by the figure Qibla who changed his life for the better. This film received quite good attention from the public and received several awards. In Talia's self-improvement process there are Islamic teachings which include the values ​​of aqidah, sharia and morals. In the context of Islamic religious education, this film is an interesting research object because it depicts how religious values ​​can be realized in everyday life through the main characters. This research aims to explore these values ​​more specifically and analyze their relevance in the context of Islamic religious education. This research methodology uses a qualitative approach with analysis from Roland Barthes' semiotic theory. The results of this research found that there were six scenes that depicted religious character values. The analysis also highlights values ​​such as patience and obedience, which are at the core of Islamic religious practices, which are illustrated through the process of growth and transformation of the characters of the main characters in the film. By linking these values ​​to Islamic principles such as ikhlas (sincerity) and tawakal (complete trust in Allah), this research shows how films can act as an effective medium in conveying moral and spiritual messages to audiences. The implication is that films can be used as a powerful tool in teaching religious values ​​to the younger generation, as well as enriching their learning experiences about religious practices in an ever-changing contemporary context. Abstrak. Film "99 Nama Cinta" ditampilkan di layar lebar pertama kali pada November 2019 menceritakan tokoh Talia wanita karier yang berprofesi sebagai pembawa acara televisi program gosip walaupun dia melalaikan kewajiban agamanya. Kemudian dia dipertemukan oleh tokoh Kiblat yang mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Film Ini mendapat sorotan yang cukup baik dari masyarakat dan mendapatkan beberapa penghargaan. Dalam dalam proses perbaikan diri Talia terdapat ajaran Islam yang termasuk dalam nilai-nilai akidah, syariah dan akhlak. Dalam konteks pendidikan agama Islam, film ini menjadi objek penelitian yang menarik karena menggambarkan bagaimana nilai-nilai keagamaan dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari melalui karakter-karakter utamanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami nilai-nilai tersebut secara lebih spesifik dan menganalisis relevansinya dalam konteks pendidikan agama Islam. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis dari teori semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian ini ditemukan ada enam scene yang menggambarkan nilai-nilai karakter religius . Analisis juga menyoroti nilai-nilai seperti kesabaran dan ketaatan, yang merupakan inti dari praktik keagamaan Islam, yang diilustrasikan melalui proses pertumbuhan dan transformasi karakter tokoh utama dalam film. Dengan mengaitkan nilai-nilai ini dengan prinsip-prinsip Islam seperti ikhlas (ketulusan) dan tawakal (kepercayaan sepenuhnya pada Allah), penelitian ini menunjukkan bagaimana film dapat berperan sebagai medium yang efektif dalam menyampaikan pesan-pesan moral dan spiritual kepada penonton. Implikasinya adalah bahwa film dapat digunakan sebagai alat yang kuat dalam mengajarkan nilai-nilai agama kepada generasi muda, serta memperkaya pengalaman belajar mereka tentang praktik keagamaan dalam konteks kontemporer yang terus berubah.
Pengaruh Pembelajaran Adab Berbusana terhadap Etika Berbusana Muslimah Siswi Kelas XI Man 1 Kota Bandung Tahun Pelajaran 2022-2023 Selvi Putri Wahyutiara; Asep Dudi Suhardini; Arif Hakim
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsied.v4i2.15690

Abstract

Abstract. Dress ethics learning in the context of Islamic religious education is crucial for Muslimah students, especially in maintaining moral values and ethical dressing according to religious teachings. This research aims to identify the influence of dress ethics learning on Muslimah dress ethics outside of school among Class XI students of MAN 1 Kota Bandung in the academic year 2022-2023. The research employed a quantitative descriptive approach using field research methods, involving the entire population of Class XI female students of MAN 1 Kota Bandung as the sample. The findings indicate that the majority of students have received good dress ethics learning at school, as evidenced by their choices in attire that covers the aurah, appropriate materials, and suitability with environmental conditions. However, there are still challenges in applying Muslimah dress ethics outside of the school environment, such as forgetting to pray before wearing or removing clothing. Statistical analysis reveals a significant positive correlation between dress ethics learning and the practice of Muslimah dress ethics, indicating that better dress ethics learning correlates with better implementation of Muslimah dress ethics outside of school. This study underscores the importance of comprehensive and consistent religious education in shaping attitudes and practices of Muslimah students' attire. The implications of these findings can serve as a basis for enhancing religious education curricula that effectively support understanding and practice of Muslimah dress ethics aligned with Islamic values among students of MAN 1 Kota Bandung. Abstrak. Pembelajaran adab berbusana dalam konteks pendidikan agama Islam sangat penting bagi siswi Muslimah, khususnya dalam menjaga nilai-nilai moral dan etika berbusana sesuai ajaran agama. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pembelajaran adab berbusana terhadap etika berbusana Muslimah di luar sekolah pada siswi Kelas XI MAN 1 Kota Bandung tahun pelajaran 2022-2023. Metode penelitian lapangan digunakan dengan pendekatan deskriptif kuantitatif, melibatkan seluruh populasi siswi Kelas XI MAN 1 Kota Bandung sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswi telah mendapatkan pembelajaran adab berbusana yang baik di sekolah, terbukti dari pilihan busana yang menutup aurat, material yang sesuai, serta kesesuaian dengan kondisi dan lingkungan. Meskipun demikian, masih ada tantangan dalam menerapkan etika berbusana Muslimah di luar lingkungan sekolah, seperti lupa berdoa sebelum mengenakan atau melepas busana. Analisis statistik menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara pembelajaran adab berbusana dengan praktik etika berbusana Muslimah, menunjukkan bahwa semakin baik pembelajaran adab berbusana, semakin baik juga implementasi etika berbusana Muslimah di luar sekolah. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan agama yang menyeluruh dan konsisten dalam membentuk sikap dan praktik berbusana siswi Muslimah. Implikasi dari hasil ini dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan kurikulum pendidikan agama yang lebih efektif dalam mendukung pemahaman dan praktik berbusana Muslimah yang sesuai dengan nilai-nilai Islam di kalangan siswi MAN 1 Kota Bandung.
Co-Authors 10030121093, Hana Hanifah Firdaus 10030219011, Danisya Firdani Supriono AA Sudharmawan, AA Aep Saepudin Afifa Fauziyah Salsabila Ahmad Yani Aini, Siti Noor Alfi Riza Nugraha Amalia Rizki Febrianti Amy Kurnia Rahmawati Annisa Sa'diah Ansori Ansori Arif Hakim Arif Hakim Asep Rifqi Abdul Mughni Aulia Nakhita Hashi Auryn Virginia Maryani Avid Leonardo Sari Ayi Sobarna Azizah, Hasna Nur Azlan Kiaq Baehaqi, Riyandi Benazia Rahma Putri Cahya Agung Nugraha Dedih Surana Demmy Arfani Arafah Dewi Masitoh Dewi Mulyani Dewi Yulia Dhiyaan Wadzikran Dinar Nur Inten Eko Surbiantoro Eko Surbiantoro Elmuna, Labib Enoh Erhamwilda Erhamwilda Erhamwilda Erlangga, Revan Dwi Fitroh Hayati Hakim, Arif Hasna Nur Azizah Helmi Aziz Heru Pratikno Huriah Rachmah Ihsan Sidikin Iim Rohimah Iim Rohimah Ipah Arianti Iqhlima Yustpika Putri Irwandi Kenia Khaira Shaliha Khairani Istiqamah Khairil Harja Dinata Khofifah Arro'uf Laksmi Dewi Laksmi Dewi, Laksmi masnipal Metha Nahda Afriliya Mila Karmila Milleandi Indra Emil Muhammad, Giantomi Mujahid Rayid Munazzah Hurun Ainun Nadri Taja Nadri Taja Nan Rahminawati Nan Rahminawati Nindy Nur Pitaloka Nova Amelia Putri Nurul Afrianti Nurul Afrianti, Nurul Nury Nurjanah Pamungkas, Muhamad Imam Pipih Sopiah Rasyid, A. Mujahid Revan Dwi Erlangga Revi Rusdatul Jannah Rifan Shodikin Rini Riyani Salma Afifah Nuryani Salma Wildani Siti Hafsah Salsabila Syahda Jaenudin Santi Nurbayani Sany Nurchoeriyah Selvi Putri Wahyutiara Sheren Issaura Siti Hanifah Najmal Jannah Siti Marwah Nurmuffidah Siti Nurazizah Siti Rahmawati Sobar Al Ghazal Sobar Al Ghazal Sri Hartini Suri Dara Adinda Tasya Azzahra Tatat Tarwiah Usamah Almujahid Wahyu Fajar Faadhilah Yayang Purnama Sari