Claim Missing Document
Check
Articles

KEPEMIMPINAN PROFETIK Prabowo Adi Widayat
Akademika : Jurnal Pemikiran Islam Vol 19 No 1 (2014): Agama dan Kepemimpinan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.584 KB)

Abstract

Pemimpin dan kepemimpinan merupakan dualisme sistematis yang terbentuk melalui mekanisme aturan yang dibentuk oleh suatu kelompok, institusi, dan lembaga. Pemimpin seperti yang kita pahami merupakan sosok manusia yang diberi wewenang oleh suatu kelompok, institusi, atau lembaga untuk memimpin, mengelola, memotivasi atau mempengaruhi, dan merancang suatu sistem bersama sekelompok orang yang dipimpinnya untuk mengoptimalisasikan peran institusi atau lembaga bagi kemaslahatan bersama atau masyarakat. Dalam konteks kekinian pemimpin dapat dinisbahkan kepada seseorang yang mempunyai kapabilitas internal dalam hal emosional dan spiritual, dan eksternal dalam hal kepekaan sosial, budaya, dan pemahaman akan pluralitas suatu bangsa dan negara. kepemimpinan profetik merupakan kemampuan mengendalikan diri dan mempengaruhi orang lain dengan tulus untuk mencapai tujuan bersama sebagaimana dilakukan oleh para nabi, dengan pencapaian kepemimpinan berdasarkan empat macam yakni, sidiq, amanah, tabligh, dan fathonah. Kepemimpinan profetik perspektif keindonesiaan hendaknya harus didasarkan pada nilai-nilai patriotisme, nasionalisme, dan khazanah budaya nusantara yang dimanifestasikan dalam suku, agama, ras, dan antar golongan.Leader and leadership are the systematic dualism formed through the mechanism of the rules set up by a group of agencies and institutions. Leader as we understand is the human figure that was authorized by a group, and the institution to lead, manage, motivate or influence, and design a system with a group of his men to enhance the role of the institution for the benefit of the community. In nowadays context, the leader can be ascribed to a person who has the internal capabilities in terms of emotional and spiritual, and externally in terms of social, cultural sensitivity and an understanding of the plurality of the nation and the state. Prophetic leadership is the ability to control himselves and influence people with passion to achieve common goals, as performed by the prophets, with the achievement of leadership based on four different among others; sidiq, amanah, talbligh, and fathonah. As for the prophetic leadership of Indonesia’s perspective should be based on the values of patriotism, nationalism, and cultural treasures of the archipelago which is manifested in the ethnicity, religion, race, and class.
ARGUMENTASI MAKNA JIHAD DALAM AL-QURAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF MASYARAKAT KOSMOPOLITAN Prabowo Adi Widayat
Akademika : Jurnal Pemikiran Islam Vol 18 No 2 (2013): Islam dan Kerukunan Umat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (710.936 KB)

Abstract

Jihad merupakan ajaran hanīf yang dimiliki umat Islam, keberadaannya menjadi sebuah doktrin atau ajaran sendiri ditengah-tengah masyarakat luas, terma jihad telah mengalami penetrasi disegala bidang termasuk kajian keagamaan pun memposisikan jihad sebagai wujud usaha meningkat kualitas beragama berupa implementasi pemikiran keagaamaan dalam konteks keilmuan, peradaban, dan kebudayaan. Dewasa ini terma jihad mengalami distorrsi pemaknaan secara aplikatif, hal ini menjadi sebuah bencana pemikiran keagamaan dikalangan umat Islam. Kejumudan pemikiran dan absolutisme terhadap sebuah gagasan dari kelompok tertentu mengakibatkan dispalitas makna jihad tersebut sehingga mengakibatkan tindakan radikalisme berbasis ajaran jihad. Masyarakat kosmopolitan sebagai masyarakat yang moderat, egaliter, dan berbudaya, mampu menjadi sebuah wacana produktif untuk mengkonsep makna jihad yang proporsional, akomodatif, dan komunikatif dalam segala bidang serta berkontribusi positif untuk memajukan peradaban umat yang majemuk, karena dalam masyarakat kosmopolitan masing-masing anggota komunitas memiliki kemampuan yang tinggi dalam menyikapi perbedaan kontekstual untuk mencukupi kebutuhannya dalam kehidupan sehari-hari. Jihad is a hanīf belonging to the teachings of Islam, its existence became a doctrine or teaching itself among the public at large, term of jihad has experienced penetration in every field including religious studies was positioned as a manifestation of jihad efforts increased the quality of the implementation of the religious thought of religion in the context of scientific knowledge, civilization, and culture. These terma have distorrsi the definition of jihad in applicative, it is becoming a disastrous religious thought among Muslims, rigidity of thought and the absolutism of a notion of certain groups result in dispalitas the meaning of jihad is resulting in acts radicalism based teachings of jihad. A cosmopolitan society as a moderate society, egalitarian, and cultured, capable of being a productive discourse to conceptualize the meaning of jihad is proportional, accommodating, and communicative in all areas as well as to contribute positively to advance civilization of the compounds, as in the cosmopolitan society of each member of the community has a high ability in addressing differences contextual to fullfill his needs in everyday
Konsep Modernisasi Pendidikan Agama Islam Dalam Perspektif Ibnu Khaldun Anas Nur Wahidin; Iswati; Prabowo Adi Widayat
JURNAL PENDIDIKAN ISLAM AL I’TIBAR Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Pendidikan Islam: Al I'tibar
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Nurul Huda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30599/jpia.v9i2.1788

Abstract

Sebagai bentuk kritikan sekaligus perbaikan sistem Pendidikan Agama Islam, Ibnu Khaldun menyampaikan gagasannya berkenaan dengan modernisasi proses pendidikan. Penelitian ini membahas pemikiran Ibnu Khaldun tentang potret konsep modernisasi yang ditawarkan oleh Ibnu Khaldun, perlunya perwujudan konsep modernisasi Ibnu Khaldun dalam Undang-undang Sisdiknas, dan Implementasi modernisasi Pendidikan Agama Islam perspektif Ibnu Khaldun di tingkat Sekolah Menengah Atas. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif kepustakaan, untuk membahas permasalahan tersebut, peneliti menggunakan jenis penelitian study tokoh dengan pendekatan library research, yang menkaji secara teoritis dan mendalam untuk kemudian mendapatkan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan Islam hendaknya tidak hanya diarahkan pada pemahaman nilai-nilai Islam yang berkutat pada pemaparan teori, melainkan peserta didik perlu dihadapkan dengan realitas sosial, sistematisasi materi, dan pematangan pondasi nilai-nilai Islam untuk kemudian mampu menjadi lulusan yang bisa bersaing dan cakap dengan dunia modern. Perwujudan konsep modernisasi Pendidikan Agama Islam Ibnu Khaldun dalam Sistem Pendidikan Nasional perlu dilakukan, hal ini dikarenakan konsep modernisasi Pendidikan Agama Islam dalam perspektif Ibnu Khaldun sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai yang disepakati dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 dan sesuai dengan tuntutan zaman.
Implementation And Implication Of The Arabic Curriculum at MAN 1 Metro Lampung Kuliyatun Kuliyatun; prabowo Adi Widayat; Husni Rahim; Ahmad Thib Raya
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 001 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam (Article In Progress Special Issue 20
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i001.5476

Abstract

This study aims to elucidate the implementation and implications of the Arabic language curriculum for students at Madrasah Aliyah Negeri 1 in Metro Lampung City. The study examines the application of the curriculum and the outcomes it yields for students. The study utilized a descriptive qualitative approach for research and collected data through interviews and analyzing MAN 1 Arabic curriculum documents in Metro City. The implementation of the Arabic language curriculum during the reform era, from KBK and KTSP to the 2013 Curriculum, has affected students' Arabic language proficiency. The findings indicate that the Arabic language curriculum's execution aligns with academic conventions and supports student learning. The study reveals that the implementation of the Arabic language curriculum runs smoothly in Madrasah Aliyah Negeri 1 Metro City. The teacher regularly evaluates students through questions on the categorization of Arabic words - isim, fi'il, and letters- and their associated divisions and characteristics. As part of this process, students must memorize and comprehend 200-300 vocabularies and engage in spoken communication in Arabic. The teacher serves as a facilitator and guide to aid students in learning the language. The new curriculum's implications for teaching and learning activities are relevant, although objective evaluations are required. Students can learn independently and think critically, enhancing their linguistic abilities. The field provides substantial opportunities for students to broaden their knowledge and understanding of the Arabic language.
SOSIALISASI PEMENUHAN GIZI ANAK USIA DINI MELALUI BEKAL KREASI DI KOBER AL-GHIFARI LAMPUNG TIMUR Noormawanti Noormawanti; Annisa Nur Firdausyi; lusi marlisa; Prabowo Adi Widayat
Kreasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2022): Kreasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Perkumpulan Pendidikan Islam Anak Usia Dini Wilayah Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51529/kjpm.v2i2.454

Abstract

A supporting factor in the growth, development and optimization of the brain is a balanced nutritional intake that is fulfilled. Consuming instant food can make it difficult and difficult for children to eat healthy foods such as vegetables, so this will be a difficulty for parents and eventually force their children to eat vegetables. One of the efforts that can be made by parents is to familiarize children with healthy food Self-created lunches are guaranteed to be clean and can choose good quality ingredients. Preparation Stage The method used in this service activity carried out between lecturers and students is through several stages, namely observation, administration, preparation of tools and materials. The Evaluation Stage carried out is assistance in creating assistance using nutritional provision equipment, ensuring that target partners have been able to understand and practice independently and evaluating the impact of the results of socialization activities The results of the service carried out in carrying out the socialization of nutritional fulfillment there are 3 stages that partners need to do. The stages carried out in this assistance include: Determining an interesting theme on the lunch creations to be made, Choosing nutritious or good quality food ingredients, and Assistance in Decorating Lunch Creations Attractively.
KONSEP MODERNISASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF IBNU KHALDUN Wahidin, Anas Nur; Iswati, Iswati; Widayat, Prabowo Adi
PROFETIK: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Vol. 3 No. 2 (2023): JANUARI-JUNI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/profetik.v3i2.3517

Abstract

Sebagai bentuk kritikan sekaligus perbaikan sistem Pendidikan Agama Islam, Ibnu Khaldunmenyampaikan gagasannya berkenaan dengan modernisasi proses pendidikan. Tujuan dari penelitian iniyaitu untuk mengetahui bagaimana konsep modernisasi Pendidikan Agama Islam yang digagas oleh IbnuKhaldun mampu menjadi buah pikiran yang berhasil memperbaiki sistem pendidikan hari ini,sebagaimana yang kita ketahui bahwa perkembangan era globalisasi kurang dibaca oleh para praktisipendidikan khususnya dalam lingkup Pendidikan Agama Islam. Metode penelitian yang digunakan yaitukualitatif kepustakaan, jenis penelitian study tokoh dengan pendekatan library research yang menkajisecara teoritis dan mendalam untuk kemudian mendapatkan kesimpulan. Skripsi ini mengkaji terkaitpemikiran modernisasi Ibnu Khaldun dan implementasinya dalam pendidikan agama dengan sumber dataprimer didapatkan dari buku karangan Ibnu Khaldun dan data sekunder dari buku-buku yang berkaitan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan Islam perlu dihadapkan dengan realitas sosial,sistematisasi materi, dan pematangan pondasi nilai-nilai Islam untuk kemudian mampu menjadi lulusanyang bisa bersaing dan cakap dengan dunia modern. Perwujudan konsep modernisasi Pendidikan AgamaIslam Ibnu Khaldun dalam Sistem Pendidikan Nasional perlu dilakukan, hal ini dikarenakan konsepmodernisasi Pendidikan Agama Islam dalam perspektif Ibnu Khaldun sesuai dengan tujuan dan nilai-nilaiyang disepakati dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 dan sesuaidengan tuntutan zaman.
PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO Halima, Hariyanti; Khaeroni, Cahaya; Widayat, Prabowo Adi
PROFETIK: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Vol. 4 No. 1 (2023): JULI-DESEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/profetik.v4i1.5102

Abstract

Perilaku prokrastinasi mengacu pada kecenderungan seseorang yang menunda penyelesaian tugas atau pekerjaan, perilaku prokrastinasi yang tak hanya berlaku di kalangan masyarakat umum, melainkan juga kerap ditemui di komunitas akademik, khususnya di antara mahasiswa. Menunda-nunda penyelesaian tugas-tugas seperti makalah, review jurnal ilmiah, dan skripsi menjadi kebiasaan yang tidak jarang terjadi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendalami bentuk- bentuk perilaku prokrastinasi akademik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada mahasiswa Fakultas Agama Islam pada Tahun Akademik 2019-2022. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan psikologis, yang termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Untuk mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan teknik kuisioner, wawancara, dan dokumentasi. Tehnik analisis data menggunakan rumus perhitungan presentase dan tabel kriteria indikator. Selanjutnya, penelitian ini menetapkan sampel penelitian sebanyak 80 responden yang merupakan mahasiswa Fakultas Agama Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku akademik mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Metro menunjukkan tingkat prokrastinasi yang cukup tinggi. Terdapat dua bentuk perilaku prokrastinasi yang diamati, pertama functional procrastination, yaitu penundaan dalam mengerjakan tugas karena mahasiswa ingin memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat yang dimaksud karena adanya prioritas yang lebih penting seperti karena sakit atau mencari referensi. Hasil presentase menunjukkan tingkat kecenderungan functional procrastination adalah sebagai berikut: Sangat Sering 28%, Sering 18%, Kadang-Kadang 17%, dan Tidak Pernah 38%.
MINAT GENERASI MILENIAL DALAM MENGIKUTI KAJIAN KEISLAMAN DI MASJID DARUL LUKMAN DESA TAMBAH LUHUR PURBOLINGGO LAMPUNG TIMUR Alviana, Rendi; Kuliyatun, Kuliyatun; Widayat, Prabowo Adi
PROFETIK: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Vol. 4 No. 1 (2023): JULI-DESEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/profetik.v4i1.5103

Abstract

Perkembangan teknologi ibarat pisau bermata dua yang menyebabkan maraknya peristiwa bullying, kekerasan, pelecehan seksual, dan nilai-nilai negatif pada generasi milenial, dampak ini menjadi ciri khas kondisi saat ini. Posisi pendidikan agama kadang menempati posisi terakhir. Oleh karena itu masjid harus mempunyai kegiatan-kegiatan yang dapat menarik perhatian terutama para remaja. remaja perlu mendapatkan tempat dan perhatian dari berbagai elemen masyarakat salah satunya berasal dari pengurus masjid (ta’mir masjid) yaitu dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang menarik dan bermanfaat bagi masyarakat khususnya remaja seperti belajar ilmu tauhid dan ilmu akhlak. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dilihat dari masalah yang ada penelitian ini tergolong dalam penelitian studi kasus, dimana peneliti menganalisis mengenai permasalahan Minat Generasi Milenial dalam mengikuti Kajian Keislaman. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa upaya yang dilakukan oleh Risma Al Furqon dalam minat generasi milenial dalam mengikuti kajian keislaman di Masjid Darul Lukman Desa Tambah Luhur Purbolinggo masih minim, Hal ini di sebabkan Banyak dari remaja yang sedang menempuh studi sehingga tidak bisa membersamai, dalam kegiatan tersebut. Agar pemahaman tentang kesadaran generasi milenial dalam mengikuti kajian keislaman atau pemahaman mengenai keagamaan tidak hanya berupa teoritis namun perlu pendekatan dan keakraban oleh risma itu sendiri dalam mengajak generasi milenial ikut andil maka perlu ada beberapa upaya yang harus di lakukan oleh Komunitas Risma Al-Furqon Mencari pengisi materi yang tidak Monoton untuk mengisi kajian keislaman, Tema-tema kajian yang disukai generasi milenial, metode pendekatan yang intens, menjaga hubungan komunikasi agar tercipta nya hubungan yang baik.
KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PERSPEKTIF BUYA HAMKA DAN IMPLIKASINYA PADA PENGEMBANGAN MORAL REMAJA Amanullah, Farhan; Khaeroni, Cahaya; Widayat, Prabowo Adi
PROFETIK: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Vol. 4 No. 1 (2023): JULI-DESEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/profetik.v4i1.5106

Abstract

Pendidikan akhlak merupakan ukuran kualitas hidup seseorang dan tidak dilihat pada tingkat status, golongan atau harta, tetapi yang membedakan makhluk hidup satu dengan yang lainnya adalah keutamaan budi pekerti. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui pendidikan akhlak dalam perspektif Hamka serta implikasi konsep pendidikan akhlak Hamka dalam pengembangan moral remaja. Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan riset pustaka (library research), yaitu penelitian yang mengkaji data-data kepustakaaan sebagai sumber datanya. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah buku Hamka yang berjudul Falsafah Hidup dan karya-karyanya yang lain seperti Lembaga Budi, Lembaga Hidup, Tasawuf Modern, Falsafah Hidup, Akhlakul Karimah, dan yang lainnya. Buya Hamka meyakini moralitas manusia berasal dari tauhid yang diperkenalkan oleh Nabi. Untuk membentuk karakter remaja, penting menanamkan kesopanan serta menggunakan hikmah untuk memilah tindakan benar dan salah. Syaja’ah (kekuatan emosi) harus dipandu oleh nalar, sedangkan iffah (kemampuan menahan diri) diperkuat dengan metode pembiasaan seperti berpuasa. Mengembangkan sifat syaja’ah melalui bergaul dengan individu berani dan membangun rasa percaya diri, serta memperkuat sikap adil dengan pembiasaan yang baik dan motivasi. Pengembangan sifat hikmah dilakukan melalui bimbingan dan teladan yang baik, serta melalui kegiatan risma.
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AL-QUR’AN OLEH KORPS MUBALLIGH MAHASISWA MUHAMMADIYAH DI TAMAN MERDEKA KOTA METRO Syafi’i, Agri Alfian; Kuliyatun; Widayat, Prabowo Adi
PROFETIK: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Vol. 4 No. 2 (2024): JANUARI-JUNI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/profetik.v4i2.5844

Abstract

Pendidikan Al-Qur'an memiliki peran penting dalam Islam, namun kondisi saat ini menunjukkan banyakumat Muslim yang tidak mampu membaca Al-Qur'an dengan baik. Untuk mengatasi masalah ini, KorpsMubaligh Mahasiswa Muhammadiyah menciptakan program Klinik Qur'an yang bertujuan untukmembantu masyarakat mempelajari Al-Qur'an dengan metode inovatif. Penelitian ini menggunakanpendekatan kualitatif dengan studi kasus. Melalui studi kasus ini, peneliti akan mengumpulkan datamelalui observasi partisipatif, wawancara mendalam dengan pengajar dan peserta program, serta analisisdokumen terkait pelaksanaan program. Hasil peneitian ini menunju’kan: 1) Implementasi pembelajaranmembaca Al-Qur'an dilaksanakan dengan perencanaan yang baik, yaitu dengan melibatkan mentor yangsudah menguasai pemahaman kaidah baca Al-Qur’an, lalu setiap pengunjung di berikan pembelajaranyang sesuai dengan jenjang usianya, dan diakhir pembelajaran para mentor selalu memberikan motivasiagar para pengunjung yang belajar pada hari itu senantiasa membaca Al-Qur’an setiap harinya. 2) KorpsMuballigh Mahasiswa Muhammadiyah menerapkan komponen-komponen belajar membaca Al-Qur’anmengunakan buku Panduan Belajar Tajwid karya Acep Lim. Ibrahim. 3) Faktor penghambat dalampelaksanaan kegiatan mencakup kesibukan personal para mentor, penolakan pengunjung taman , danfaktor cuaca. Sedangkan faktor pendukung meliputi kepedulian terhadap umat Muslim, dorongan darisabda Nabi, dan motivasi dari dalam diri pengunjung untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.