Articles
            
            
            
            
            
                            
                    
                        Readiness to Adopt New Technology: The Role of Psychological Capital and Technology Readiness 
                    
                    Anissa Lestari Kadiyono; 
Andrea Pardosi                    
                     Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No SpecialIssue (2023): UNRAM journals and research based on science education, science applic 
                    
                    Publisher : Postgraduate, University of Mataram 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.29303/jppipa.v9iSpecialIssue.6552                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
The industrial revolution has been the main driver in accelerating the use of technology. The use of technology in automation or data analytics has fundamentally changed the way of working, including at school. The research objective is to highlight the readiness of individuals to adopt new technologies, exploring the important role of psychological capital and technology readiness in this context. The main focus is on the influence of psychological capital, as well as technological readiness, on the likelihood of an individual adopting new technologies. The theories used as the basis of the research are psychological capital and technology readiness. The research was conducted on 403 teacher respondents in Indonesia using a nonprobability sampling method, namely quota sampling. Respondents were obtained by distributing online questionnaires. This research is non-experimental correlational research that is processed quantitatively. The measuring instrument used the Psychological Capital Questionnaire which has been adapted into 4 dimensions and 12 items and the Technology Readiness Index 2.0 which was adapted into 4 dimensions and 8 items. There is a positive correlational relationship between the two variables. An increase in psychological capital increases teachers' technology readiness scores, meaning teachers' positive psychological state can increase their propensity to adopt technology
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Adaptation and Psychometric Analysis of the Workaholism Scale for Workers in Indonesia 
                    
                    Asmi, Tri Wira Gustari; 
Kadiyono, Anissa Lestari                    
                     GUIDENA: Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Konseling Vol 13, No 4 (2023) 
                    
                    Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.24127/gdn.v13i4.8773                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
This study aimed to adapt the workaholism measure instrument and examine the psychometric results to be tested on employees and workers in Indonesia. This measure has been tested and applies to workers in various occupational fields in the United States. The workaholism measurement instrument was developed by Clark, Smith, and Haynes (2020) and has never been adapted for the population in Indonesia. The process of adapting this measuring instrument refers to the International Test Commission. The participants in this study were 102 workers in Indonesia using the incidental sampling technique. The adapted scale is reliable, with a Cronbach's alpha of .931. In the Confirmatory Factor Analysis (CFA) results, the fit model is acceptable (RMSEA = .70, CFI = .96), which indicates that the data are consistent with the research hypothesis. The results of adapting the workaholism scale into Indonesian have a different number of items from the original measuring instrument, namely 13. Evidence through confirmatory factor analysis shows that the workaholism measurement model can be represented in the Indonesian population from four dimensions: motivational, cognitive, emotional, and behavioral.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        ORGANIZATIONAL LEARNING CLIMATE PADA PERUSAHAAN JASA TRANSPORTASI UDARA 
                    
                    Rangga Alam Purnama; 
Marina Sulastiana; 
Anissa Lestari Kadiyono                    
                     Seurune : Jurnal Psikologi Unsyiah Vol 3, No 2: Juli 2020 
                    
                    Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.24815/s-jpu.v3i2.17552                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Perusahaan jasa transportasi udara merupakan bidang bisnis yang tidak umum dan membutuhkan karyawan dengan keterampilan khusus. Hal ini membuat kemungkinan yang mendapatkan karyawan dengan latar belakang dan pengalaman kerja yang sejalan menjadi terbatas. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengembangkan strategi untuk membuat karyawan tetap dapat memenuhi tuntutan tugasnya, yaitu dengan menyediakan kesempatan belajar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran umum, profil, dan perbandingan organizational learning climate dengan demografis responden pada perusahaan jasa transportasi udara. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif serta uji beda menggunakan The Dimensions of Learning Organization Questionnaire (DLOQ) yang diadaptasi ke Bahasa Indonesia dan wawancara kepada beberapa karyawan. Data dikumpulkan dari 73 karyawan yang bekerja di perusahaan jasa penerbangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 53,42% responden memersepsikan organizational learning climate secara positif. Penelitian ini pun memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan nilai organizational learning climate pada lama kerja yang berbeda. Hal ini mengartikan bahwa karyawan memiliki persepsi positif terhadap upaya yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam menyediakan pembelajaran terkait tugas karyawan di perusahaan jasa transportasi udara ini, tetapi persepsi ini dapat berubah bergantung lamanya karyawan bekerja di perusahaan.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Reliabilitas dan Validitas Konstruk Work-Life Balance Pada Remote Working Employee di Indonesia 
                    
                    Faatin Maimunah; 
Anissa Lestari Kadiyono; 
Yus Nugraha                    
                     Tekmapro Vol. 19 No. 1 (2024): TEKMAPRO 
                    
                    Publisher : Program Studi Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.33005/tekmapro.v19i1.387                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Work life balance merupakan salah satu faktor penting yang memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan, termasuk karyawan yang bekerja secara remote. Karyawan yang bekerja secara remote merasakan batas antara rumah dan pekerjaan menjadi kabur. Efeknya adalah tekanan kerja meluas ke kehidupan non-kerja dan kesulitan yang dihadapi dalam bersantai di akhir hari kerja yang pada akhirnya meningkatkan dampak negatif work-life. Maka dari itu, penting untuk mengukur work-life balance pada karywan yang bekerja secara remote di Indonesia. Penelitian work life balance scale ini mengadaptasi work life balance scale yang dikembangkan oleh Fisher, Bulger dan Smith (2009). Partisipan dalam penelitian ini adalah remote working employee yang berjumlah 181 orang yang dipilih menggunakan teknik sampling incidental. Penelitian ini menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk mengukur validitas dan CTT untuk mengukur reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan nilai CFA, model fit dapat diterima (RMSEA = 0.08, GFI = 0.986, CFI = 0.923), yang berarti item yang diadaptasi relevan untuk mengukur konstruk. Kemudian skala yang diadaptasi menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,864, yang menunjukkan bahwa skala akan menghasilkan konsistensi hasil yang sama jika digunakan pada sampel yang berbeda (dengan karakteristik yang sama) dan dalam waktu yang berbeda.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Analysis of Organizational Culture Based on The Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI) 
                    
                    Humaira Mumtazah; 
Anissa Lestari Kadiyono; 
Rezki Ashriyana                    
                     Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Vol 10, No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis 
                    
                    Publisher : Universitas Mercu Buana 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.22441/jimb.v10i1.25031                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
The research aims to determine the current and expected culture at the Tasikmalaya City Institute. The research method used is descriptive quantitative, examining organizational culture variables. The instrument used is the OCAI (Organizational Culture Assessment Instrument) measuring instrument, which has been translated. Participants were 31 lecturers and staff. The findings of this research are that the culture currently occurring is a close clan culture characterized by high levels of kinship, collaboration, and prioritizing flexibility, commitment, and cooperation. Meanwhile, the culture expected to occur in the future is a hierarchical culture characterized by a more structured culture, having a formalized system, prioritizing strict, stable, consistent, and efficient control. The Institute can consider taking cultural change intervention steps to address these gaps.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Adaptasi Alat Ukur Proactive Personality Scale (PPS) Versi Indonesia pada Karyawan 
                    
                    Viratasya, Aura; 
Kadiyono, Anissa Lestari                    
                     Psyche 165 Journal Vol. 17 (2024) No. 3 
                    
                    Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Putra Indonesia YPTK Padang 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.35134/jpsy165.v17i3.414                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Dalam menghadapi perubahan dalam industri, kepribadian proaktif sangat berperan penting dalam berbagai aspek kinerja dan dinamika organisasi. Individu proaktif cenderung lebih fleksibel dan adaptif terhadap perubahan di tempat kerja. Mereka melihat perubahan sebagai peluang daripada ancaman dan lebih mampu beradaptasi dengan cepat terhadap kondisi yang berubah. Kepribadian proaktif memiliki dampak yang signifikan pada efektivitas baik individu maupun organisasi, serta kontribusi keseluruhan terhadap lingkungan kerja yang positif dan produktif. Alat ukur yang dapat mengukur kecenderungan individu untuk bertindak secara proaktif dalam berbagai situasi yaitu Proactive Personality Scale (PPS). PPS dikembangkan oleh Bateman dan Crant pada tahun 1993. Saat ini di Indonesia belum terdapat penelitian yang melaporkan adaptasi alat ukur PPS ke dalam Bahasa Indonesia agar dapat digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan adaptasi PPS dan menguji hasil psikometri. Pengumpulan data dilakukan dengan metode convenience sampling dengan menyebarkan kuesioner melalui media sosial dan menggunakan Google Form. Alat ukur yang terdiri dari 17 item diberikan kepada 290 karyawan dewasa awal yang berusia 18 - 40 tahun. Hasil adaptasi menunjukkan bahwa alat ukur PPS reliabel dengan Cronbach's alpha sebesar .826. Hasil CFA menunjukkan model dapat diandalkan dan memenuhi kriteria (RMSEA = .036, SRMR = .066, CFI = .986, TLI = .984). Berdasarkan hasil CFA menunjukkan bahwa model pengukuran PPS dapat direpresentasikan untuk mengukur kepribadian proaktif pada karyawan di Indonesia.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Pengembangan Alat Ukur Budaya Organisasi Pada Kontingen Garuda Pasukan Perdamaian PBB 
                    
                    Muhammad Eko Heru Saputro; 
Anissa Lestari Kadiyono                    
                     Psyche 165 Journal Vol. 17 (2024) No. 3 
                    
                    Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Putra Indonesia YPTK Padang 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.35134/jpsy165.v17i3.423                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Developments in science and technology that occur in the world bring changes to human life. The change will ultimately bring higher tension to each individual. In order for organizational goals to be carried out properly, support from management is needed. This study aims to examine the extent to which the validity and reliability of Organizational Culture. The impact on personnel carrying out assignments to UN peacekeeping forces, so they can provide an overview and input to the organization in build its organizational culture, to increase success in assignments. The process includes completing the construct of measuring instrument by reducing the dimensions to a number of indicators, creating items that represent indicators from each existing dimension, and conducting an expert review. Furthermore, the researchers collected data using online questionnaire, on a sample of the assignment unit with a total sample of 125 people consisting of various positions. This research was tested with a high Chronbach's Alpha value, so it can be said that the organizational culture measuring instrument has ideal reliability. From the results of calculating Item Response Theory, it is obtained proportion at a good value, it can be said that the item is suitable for use. The results of the confirmatory factor analysis show the relationship between dimensions of Organizational Culture meets the requirements, for model fit and factor loading values of Organizational Culture can be said to be good. Thus the measuring instrument of organizational culture is reliable and valid to use.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        PELATIHAN PEMBUKUAN MANUAL DAN DIGITAL PADA PELAKU UMKM DESA MEKARSARI SUMEDANG 
                    
                    Kadiyono, Anissa Lestari; 
Nugraha, Yus; 
Hakim, Lukmanul                    
                     Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 5 (2023): Volume 4 Nomor 5 Tahun 2023 
                    
                    Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.31004/cdj.v4i5.21336                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya menyumbangkan jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup tinggi. Namun di tengah perkembangan UMKM sebagai sumber utama pencarian nafkah warga, muncul berbagai kendala yang seringkali dihadapi pelaku UMKM di desa Mekar Sari Kabupaten Sumedang yaitu masalah permodalan dan pengelolaan keuangan yang belum baik sehingga menyulitkan para pelaku UMKM dalam perolehan kredit/ permodalan dari perbankan. Dalam upaya mengatasi masalah ini, dilakukan pelatihan pembukuan baik secara manual maupun penggunaan aplikasi digital untuk meningkatkan keterampilan manajemen keuangan yang meliputi perencanaan permodalan, pencatatan keluar masuknya uang dan dibuatnya laporan keuangan UMKM. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan usaha UMKM kedepan sehingga meningkatkan kemampuan para wirausaha dalam mengelola keuangan untuk meningkatkan profit dengan mengembangkan usahanya. Metode penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan pendekatan workshop, terdapat pre-test dan post-test, serta studi kasus. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan pemahaman peserta terhadap pembukuan, yang tercermin dari peningkatan nilai rata-rata antara pre-test dan post-test.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Perubahan Organisasi Dengan Pendekatan Diagnosa Pestle Model Pada Bank X: Organizational Change With Pestle Model Diagnosis Approach At Bank X 
                    
                    MJP, Arif Wibisana; 
Kadiyono, Anissa Lestari                    
                     Efektor Vol 10 No 2 (2023): Efektor Vol.10 No.2 Tahun 2023 
                    
                    Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.29407/e.v10i2.20873                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
This study aims to analyze the condition of Bank. X as the basis for carrying out steps for changing and developing the organization of Bank X in the future uses the PESTLE model analysis. Researchers conducted interviews with 1 Brand Manager and distributed questionnaires to 3 employees of Bank X. The results of the study indicate that there are several changes that are felt directly or indirectly by the company. Changes that occur and must be obeyed by Bank. X is a change in the law or law so that there are so many regulations and they change every year or even every month. However, sometimes some of these regulations hinder the achievement of employee targets/KPIs. Therefore some employees refuse to change according to current regulations. That way the advice that can be given to Bank X is a curative intervention that aims to make employees accept any changes that occur. Employees are given awareness to accept that regulations from Bank Indonesia and OJK must be followed.
                            
                         
                     
                 
                
                            
                    
                        Peningkatan Pemahaman Keamanan Bertransaksi Online dengan Pelatihan Marketplace 
                    
                    Kadiyono, Anissa Lestari; 
Nugraha, Yus; 
Fasha, Adinda; 
Kuds, Salsa Bilkis; 
Wipangga, Tova; 
Valentina Nami Cane Siburian                    
                     CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2024): Agustus 
                    
                    Publisher : Ilin Institute 
                    
                         Show Abstract
                        | 
                             Download Original
                        
                        | 
                            
                                Original Source
                            
                        
                        | 
                            
                                Check in Google Scholar
                            
                        
                                                                                    
                            | 
                                DOI: 10.31960/caradde.v7i1.2346                            
                                            
                    
                        
                            
                            
                                
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kini telah merubah kebiasan masyarakat menggunakan internet dalam segala hal termasuk perdagangan. Marketplace merupakan wadah bagi para pengusaha untuk mempromosikan dan memasarkan produk secara online. Keamanan merupakan hal yang penting dalam melakukan transaksi online di Marketplace. Maka dari itu program pengabdian masyarakat di Desa Mekarsari ini bertujuan meningkatkan pemahaman akan pentingnya keamanan marketplace. Program pengabdian ini dilaksanakan melalui observasi, sosialisasi dan pelatihan. Program pelatihan ini diikuti 30 peserta yang terdiri masyarakat dan pelaku UMKM. Pelatihan marketplace ini berhasil meningkatkan pemahaman akan pentingnya keamanan bertransaksi secara online yang dilihat dari adanya peningkatan nilai dari hasil pre-test dan post-test yang dikerjakan sebelum dan sesudah acara diselenggarakan.