Claim Missing Document
Check
Articles

PAJANAN LOGAM BERAT (Pb) PADA SEDIMEN ALIRAN SUNGAI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) M. Choiroel Anwar; Hari Rudijanto I.W; Tri Cahyono
Jurnal Riset Kesehatan Vol 8, No 1 (2019): MEI 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.698 KB) | DOI: 10.31983/jrk.v8i1.4440

Abstract

TPA Kaliori yang merupakan pengganti dari TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas, mulai beroperasi pada tahun 2013. Setiap hari menampung sampah yang dihasilkan oleh kota Purwokerto dan diperkirakan sekitar 40 – 50 truk/hari. Terjadinya longsor sampah ke tempat penampungan lindi menyebabkan lindi tidak terwadahi dan menyebabkan terjadinya pencemaran badan air serta sumur penduduk yang menjadikankan masyarakat sekitar berdemo untuk menutup TPA . Tujuan penelitian untuk mengetahui pajanan logam berat pada sedimen aliran sungai tempat pembuangan akhir. Jenis penelitian  merupakan penelitian observasional dengan rancangan  cross sectional study. Populasi penelitian  adalah : Lindi, badan air, air sumur dan darah. Pengambilan sampel dilakukan dua kali yaitu pada tanggal  16 dan 19 Oktober 2018. Parameter pencemaran yang diteliti meliputi :   pH, suhu air, TDS, Kekeruhan, warna dan Pb. Alat yang di gunakan yaitu pH meter, termometer, TDS dan untuk pengujian kandungan timbal (Pb), BOD dan COD dilakukan di UPTD Laboratorium Kesehatan Kabupaten Purbalingga serta laboratorium Prodia untuk mengukur kadar Pb di darah. Hasil penelitian didapatkan  rerata hasil Pb pada IPAL yaitu 0,260 mg/l. Rerata hasil Pb dalam badan air/ saluran terbuka yaitu 0,204 mg/l. Rerata hasil Pb dalam air sumur 1 dengan jarak 100m adalah 0,061 mg/l, sumur 2 dengan jarak 135m adalah 0,052 mg/l dan sumur 3 dengan jarak 120 m adalah 0,047 mg/l. Rerata hasil Pb dalam darah manusia 5,6 µg/dL dari empat responden dengan jarak rumah yang berbeda. Hasil penelitian dapat disimpulkaan  bahwa kadar Pb pada IPAL dan Badan air  melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu 0,1 mg/l dan dari tingkat pajanan pencemaran sudah berada dalam darah manusia. Dari hasil penelitian ini dapat kami sarankan untuk dilakukan perbaikan pada tempat pengolahan Lindi
STUDI SUHU DAN KELEMBABAN RUMAH PENDERITA ISPA PADA BALITA DI DESA GANDATAPA KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2018 Nilam Safitri Ariani; M. Choiroel Anwar
Buletin Keslingmas Vol 38, No 2 (2019): BULETIN KESLINGMAS VOL 38 NO 2 TAHUN 2019
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.201 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v38i2.4870

Abstract

One of factors risk the occurrence of URIs disease are temperature and humidity that do not eligible for health requirements. Gandatapa village is a region with a high rate of URIs disease reached 49 patients. The purpose of this study to determine the quality of temperature and humidity in the home of patients with ARI in Gandatapa village, Sumbang sub district, Banyumas regency. The method used in this research is descriptive method by taking 49 houses or the total of patients with URIs by measuring in the sleeping room and family room. The result of the research showed that the patient of URIs in Gandatapa Village was known that the temperature in the sleeping room was eligible (73,47%) and the temperature in the eligible family room (83,67%), humidity in the eligible sleeping room (65,31%) and humidity in eligible family room (61,22%). The conclusion from the results, home temperature URIs patient in the eligible sleeping room thirty six houses and the temperature in the eligible family room fourty one houses, humidity in the eligible sleeping room seventeen houses and humidity in eligible family room nineteen house
GAMBARAN EPIDEMIOLOGI KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KECAMATAN BUAH BATU KOTA BANDUNG TAHUN 2012 - 2016 Putri Intan Pertiwi; M. Choiroel Anwar
Buletin Keslingmas Vol 37, No 3 (2018): BULETIN KESLINGMAS VOL 37 NO 3 TAHUN 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.063 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v37i3.3902

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat seiring dengan kepadatan penduduk. Kota Bandung palingtinggi pada Kecamatan Buah Batu dengan jumlah kasus Tahun 2012 sebanyak 407 kasus, Tahun 2013sebanyak 540 kasus, Tahun 2014 sebanyak 202 kasus, tahun 2015 sebanyak 270, dan tahun 2016sebanyak 293 kasus. Tujuan dari KTI ini adalah menggambarkan kejadian penyakit Demam BerdarahDengue (DBD) berdasarkan waktu, tempat dan orang juga menggambarkan cara pemberantasanpenyakit DBD di Kecamatan Buah Batu. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitianDeskriptif. Hasil penelitian menunjukan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Buah BatuTahun 2012-2016 tertinggi pada Bulan April sebanyak 230 kasus. Tempat persebaran paling tinggi diKelurahan Jatisari dengan jumlah kasus IR:396,9 penderita terbanyak laki-laki sebanyak 923 kasus,terbanyak adalah golongan umur 10-14 Tahun sebanyak 613 kasus dengan pendidikan SMP danpekerjaan pelajar. Pemberantasan dilakukan dengan cara foging bila ditemukan kasus. Kesimpulanpenelitian adalah kasus tertinggi terjadi pada Bulan April, terbanyak di Kelurahan Jatisari, jenis kelaminterbanyak laki – laki tingkat pendidikan SMP pekerjaan pelajar. Saran yang dapat diberikan adalahmemperbaiki perilaku, melakukan 3M plus, lakukan PSN setiap bulan, gunakan lotion anti nyamuk,gunakan kelambu dan lakukan fogging bila ditemukan kasus.
EFFECTIVENESS OF LOTION EXTRACT OF VARIOUS TYPE OF PLANTS AS Aedes aegypti MOSQUITO REPPELENT Agus Subagiyo; M Choiroel Anwar; Arif Widyanto
Buletin Keslingmas Vol 39, No 4 (2020): Edisi Spesial Seminar Internasional Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Keme
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.931 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v39i4.6588

Abstract

Effort to control DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) vectors without toxic substances by using natural and enviromentally friendly materials was natural repellent made using plants that were widely available in the community.Many types of plants contain  various secondary metabolite compound substances that have the potential to be used as natural insecticides, especially as repellent of the Aedes Aegypti mosquito. The research needs  to be done to determine the effectiveness of basil leaves, citronella leaves, clove leaves and betel leaves as a repellent against Aedes Aegypti mosquitoes. This research method was an experiment in the laboratory. The materials used for this research were basil leaves, citronella leaves, clove leaves, and betel leaves. The extracted leaves were then made lotions with certain formulas, tested as a natural repellent against Aedes Aegypti mosquitoes. The concentrations used were 20%, 40% and 80% as well as negative control (0%) and positive control (brand x lotions). The number of mosquitoes used in the study were 25 x 4 treatments = 100 mosquitoes. The replication or repetition was done 10 times. To find out the difference in the number of Aedes Aegypti mosquitoes that perch on the hands of probandus which has been smeared with basil leaf, citronella leaf, clove leaf and betel leaf extracts uses Anova Statistical tests and kruskal wallis. To see the difference between concentrations was tested with LSD or Mann-Whitney test. The calculation result of the number of Aedes Aegypti mosquitoes that perch before and after applying the lotion, the lowest was the lotion of citronella leaf extract 0% (11); 20% (2); 40% (1); 80% (1); The highest protection capacity of extract lotion is citronella leaves with concetrations of 20% (81,1%); 40% (95%), 80%(98,2%); There were no significant differences between the lotion concentrations of 20% and 80%, while the concentration of 40% is significantly different. Then the LSD follow-up test finds that the protective capacity of lotion of clove leaf extract is negative and citronella leaf extract is positive. The most effective protection capacity against Aedes Aegypti mosquitoes was lotion of citronella leaf extract with concentration of 40% (95%) and a concentration of 80% (98,2%), proven by the value of protection capacity that is stable even though it has been used for up to 6 hours and can exceed the protection capacity of lotion x (90,3%). It is reccomended that further research needs to be developed to optimize the lotion of citronella leaf extract 40% and 80% with orgonolaptic test of color, aroma, stickness and comfort of its use.
DAYA PROTEKSI LOTION EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) SEBAGAI REPELLENT NYAMUK Aedes aegypti Rintan Rizkiya Mufidah; M. Choiroel Anwar; Agus Subagiyo
Buletin Keslingmas Vol 40, No 3 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.3 TAHUN 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.576 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v40i3.6037

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Upaya pengendalian yang populer di masyarakat yaitu insektisda kimia akan tetapi menyebabkan resisten pada nyamuk dan keracunan pada manusia. Upaya pengendalian dapat berupa insektisida alami yang terbuat dari tumbuhan, salah satu daun sirih mengandung berbagai senyawa kimia seperti senyawa saponin, flavonoid, tanin, eugenol, kavicol dan alkaloid. Tujuan penelitian untuk mengetahui daya proteksi konsentrasi ekstrak daun sirih (Piper betle, L.) sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti. Jenis penelitian menggunakan eksperimen kuasi dengan desain penelitian posttest only control group design. Variabel dependent yang digunakan berupa nyamuk Aedes aegypti betina, variabel independent berupa berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih dan lama waktu pemaparan. Analisis data menggunakan analisis Anova dengan uji lanjut LSD (Least Significant Difference). Dengan cara tangan kontrol dan perlakuan dipaparkan dalam kandang berisi 25 ekor nyamuk Aedes aegypti selama 6 jam dengan pengulangan 10 kali setiap jamnya. Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi 20% mempunyai daya proteksi 78,6%, konsentrasi 40% mempunyai daya proteksi 88,3%, konsentrasi 80% mempunyai daya proteksi 84,2% sedangkan lotion x sebagai pembanding mempunyai daya proteksi 90%. Hasil analisis One-way Anova tidak signifikan dengan nilai p = 0,000 α (0,05), sehingga tidak ada perbedaan daya proteksi antara konsentrasi 20%, 40%, 80% dan lotion x. Hasil analisis anova factorial tidak signifikan dengan nilai p = 0,000 α (0,05), sehingga tidak ada perbedaan daya proteksi secara bersama konsentrasi dan lama pemaparan jam 1-6. Simpulan penelitian ini belum bisa dikatakan efektif karena ekstrak daun sirih daya proteksi pada konsentrasi 40% didapatkan daya proteksi tertinggi sebesar 100% selama satu jam pertama dan memiliki rata- rata daya proteksi sebesar 88,3% selama enam jam. Disarankan agar peneliti perlu melakukan pengembangan dengan melakukan uji lebih lanjut seperti uji sifat fisik lotion maupun kandungan ekstrak daun sirih dan perlu dikembangkan metode ekstraksi yang lebih efesien untuk mendapatkan konsentrasi yang lebih tinggi.
HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH PUSKESMAS CILACAP SELATAN II KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016 Devi Farah Ghina; Muhammad Choiroel Anwar
Buletin Keslingmas Vol 36, No 1 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 1 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.028 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i1.3014

Abstract

Penyakit Demam Berdarah Dengue yang selanjutnya disebut DBD adalah salah satu penyakit menularyang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan dari seorang penderita kepada orang lain melalui gigitannyamuk Aedes aegypti. Tujuan penelitian untuk Mengetahui hubungan antara faktor lingkungan fisik rumah antaralain hubungan tempat penampungan air, keberadaan pakaian menggantung, suhu rumah, kelembaban rumah dancurah hujan dengan kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah puskesmas Cilacap Selatan IIKabupaten Cilacap Tahun 2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik observasional desain studicase control. Sampel kasus adalah semua kasus penderita DBD di wilayah Puskesmas Cilacap Selatan II daribulan Januari sampai bulan Mei 2016 (30 kasus). Sampel kontrol adalah tetangga yang tidak menderita DBDdengan kriteria jenis kelamin yang sama dan umur yang tidak jauh berbeda (± 2 bulan) dengan penderita denganjarak rumah radius ± 100 m (30 kontrol). Hasil penelitian dari 30 penderita, 20 % terdapat TPA, 56,7 % terdapatpakaian menggantung di dalam kamar rumah responden, 80 % suhu memenuhi syarat, 100 % kelembaban rumahmemenuhi syarat. Tidak ada hubungan TPA dengan kejadian DBD, tetapi menjadi faktor risiko. Tidak adahubungan keberadaan pakaian menggantung dengan kejadian DBD dan merupakan faktor risiko. Suhu rumahberhubungan tetapi nilai batas bawah kurang dari 1 dan dianggap tidak ada hubungan. Kelembaban rumah tidakberhubungan dengan kejadian DBD karena semua responden mendapatkan paparan yang sama (konstan). Curahhujan berhubungan dengan kejadian DBD dengan curah hujan tinggi meningkatkan jumlah kasus DBD.Kesimpulan penelitian ini adalah curah hujan berhubungan dengan kejadian DBD karena berpotensi menimbulkanbanyak genangan air yang menjadi tempat perindukan nyamuk. Penelitian ini bersifat lemah karena sampel kontrolyang diambil tidak mampu menguatkan kasus.
GAMBARAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH PENDERITA DBD DI KELURAHAN TELUK KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2017 Rahma Widiantari; M. Choiroel Anwar
Buletin Keslingmas Vol 37, No 2 (2018): BULETIN KESLINGMAS VOL 37 NO 2 TAHUN 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.169 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v37i2.3842

Abstract

AbstrakPenyakit Demam Berdarah adalaah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, yang ditularkan olehnyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan laporan Puskesmas Purwokerto Selatan jumlah kasus DBD padatahun 2016 tercatat 22 kasus.Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan kondisi lingkungan fisikrumah penderita DBD antara lain pencahayaan, suhu, kelembaban, jenis tempat penampungaan air, dankepadatan jentik (CI, HI, BI). Jumlah sampel adalah 16 orang penderita DBD di Kelurahan TelukKecamatan Purwokerto Selatan tahun 2017.Hasil penelitian terhadap 16 responden bahwa respondenterbanyak adalah perempuan berjumlah 11 orang (69%), berusia 11-20 tahun berjumlah 8 orang (50%)dan 11 orang pelajar (69%). Ketinggian tempat rata-rata 74 m diatas permukaan laut. Curah hujan 233mm. pencahayaan rata-rata dalam rumah 61 Lux, bagian luar rumah 543 lux. suhu udara rata-ratabagian dalam rumah 330C, bagian luar rumah 340C. kelembaban udara bagian dalam rumah 56%,bagian luar rumah 58%. Jumlah container yang ditemukan 35 container dengan kepadatan jentik CI=3,5%, HI= 6,25%, dan BI= 6,25%. Jenis container yang ditemukan antara lain tempayan, bak mandi,ember, kolam ikan, pot, tempat minum burung, kulkas, dispenser, dan botol bekas. Kepadatan jentik CImemenuhi batas WHO, (≤5%), H.I memenuhi batas WHO (≤10%), B.I memenuhi batas WHO(≤50%).Tetapi masyarakat juga harus rutin untuk membersihkan lingkungan rumah dan rutinmembersihkan tempat penampugan air minimal seminggu sekali dan dinas kesehatan untuk tetap lebihaktif dalam menggalakkan kegiatan PSN di Kabupaten Banyumas agar kasus DBD di KabupatenBanyumas dapat berkurang.
HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH PUSKESMAS CILACAP SELATAN II KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016 Devi Farah Ghina; Muhammad Choiroel Anwar
Buletin Keslingmas Vol 36, No 1 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 1 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.028 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i1.3015

Abstract

Penyakit Demam Berdarah Dengue yang selanjutnya disebut DBD adalah salah satu penyakit menularyang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan dari seorang penderita kepada orang lain melalui gigitannyamuk Aedes aegypti. Tujuan penelitian untuk Mengetahui hubungan antara faktor lingkungan fisik rumah antaralain hubungan tempat penampungan air, keberadaan pakaian menggantung, suhu rumah, kelembaban rumah dancurah hujan dengan kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah puskesmas Cilacap Selatan IIKabupaten Cilacap Tahun 2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi analitik observasional desain studicase control. Sampel kasus adalah semua kasus penderita DBD di wilayah Puskesmas Cilacap Selatan II daribulan Januari sampai bulan Mei 2016 (30 kasus). Sampel kontrol adalah tetangga yang tidak menderita DBDdengan kriteria jenis kelamin yang sama dan umur yang tidak jauh berbeda (± 2 bulan) dengan penderita denganjarak rumah radius ± 100 m (30 kontrol). Hasil penelitian dari 30 penderita, 20 % terdapat TPA, 56,7 % terdapatpakaian menggantung di dalam kamar rumah responden, 80 % suhu memenuhi syarat, 100 % kelembaban rumahmemenuhi syarat. Tidak ada hubungan TPA dengan kejadian DBD, tetapi menjadi faktor risiko. Tidak adahubungan keberadaan pakaian menggantung dengan kejadian DBD dan merupakan faktor risiko. Suhu rumahberhubungan tetapi nilai batas bawah kurang dari 1 dan dianggap tidak ada hubungan. Kelembaban rumah tidakberhubungan dengan kejadian DBD karena semua responden mendapatkan paparan yang sama (konstan). Curahhujan berhubungan dengan kejadian DBD dengan curah hujan tinggi meningkatkan jumlah kasus DBD.Kesimpulan penelitian ini adalah curah hujan berhubungan dengan kejadian DBD karena berpotensi menimbulkanbanyak genangan air yang menjadi tempat perindukan nyamuk. Penelitian ini bersifat lemah karena sampel kontrolyang diambil tidak mampu menguatkan kasus.
FAKTOR RISIKO KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN BANYUMAS Mohamad Ilham Maulana Latif; Choiroel Anwar; Tri Cahyono
Buletin Keslingmas Vol 40, No 4 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.4 TAHUN 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v40i4.4837

Abstract

             Penyakit demam berdarah dengue (DBD) atau dengue hemoragic fever (DHF) sampai saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan masyaraktat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah penderita serta semakin luas penyebarannya. Jumlah kasus DBD pada periode Bulan Januari-Oktober tahun 2018 sebanyak 33 kasus dan meninggal 1 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor risiko dengan kejadian DBD di Kabupaten Banyumas Tahun 2019.            Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain studi case control. Jumlah sampel 34 kasus dan 34 kontrol yang diperoleh menggunakan teknik purposive sampling. Variabel yang diteliti meliputi kebiasaan menggunakan repellent, kebiasaan menggunakan kelambu, kebiasaan menggantung pakaian, breeding place dan upaya 3M Plus. Data yang diperoleh dianalisis kedalam analisis univariat, bivariat menggunakan uji Chi-square dan OR serta multivariat menggunakan uji regresi logistik dengan metode backward LR.            Hasil analisis bivariat menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kejadian DBD yaitu kebiasaan menggunakan repellent (p= 0,002, OR= 8,158), kebiasaan menggantung pakaian (p= 0,027, OR= 3,519), breeding place (p= 0,028, OR= 3,429) dan upaya 3M Plus (p= 0,015, OR= 3,833). Hasil analisis multivariat menunjukkan variabel yang paling berisiko dengan kejadian DBD yaitu kebiasaan menggunakan repellent (p= 0,003, OR= 8,957).            Simpulan penelitian ini adalah variabel yang berhubungan dengan kejadian DBD yaitu kebiasaan menggunakan repellent, kebiasaan menggantung pakaian, breeding place dan upaya 3M Plus. Saran bagi pemerintah meningkatkan promosi kesehatan tentang pencegahan penyakit DBD kepada masyarakat dengan menerapkan kegiatan PSN-DBD dalam bentuk 3M Plus dan lebih memperhatikan pada membiasakan menggunakan repellent pada pagi dan sore hari serta menghilangkan kebiasaan menggantung pakaian di luar almari.
HUBUNGAN FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN FISIK RUMAH DAN KONTAK PENDERITA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 Devi Ratna Yuliani; Muhammad Choiroel Anwar
Buletin Keslingmas Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.199 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i4.3130

Abstract

Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacteriumtuberculosis), kuman itu hidup di dalam rumah dan dapat mempengaruhi udara dalam lingkungan fisik rumah.Puskesmas Jatilawang merupakan puskesmas yang memiliki jumlah penderita Tb Paru BTA (+) yang mengalamikenaikan kasus dalam 3 tahun terakhir 21 kasus (2012), 22 kasus (2013) dan 46 kasus (2014). Penelitian ini bersifatobservasional dengan menggunakan metode case control. Sampel sebanyak 64 orang, terdiri dari 32 kasus dan 32kontrol. Variabel yang diteliti meliputi Intensitas pencahayaan rumah,kelembaban,luas ventilasi, jenis lantai, jenisdinding, kepadatan hunian dan kontak penderita. Analisis univariat dan bivariate menggunakan SPSS dengan UjiChi Square dan OR dengan CI 95% dan α : 0,05. Analisis Multivariat menggunakan Uji Regresi Logistik danmetode backward ; LR CI 95% dan α : 0,25. Hasil penelitian ini adalah Intensitas pencahayaan rumah (intensitaspencahayaan ruang keluarga (p=0,132;OR 0,407) dan intensitas pencahayaan ruang kamar (p=0,024;OR 0,209)),kelembaban (p=1,00; OR 0,802), luas ventilasi (luas ventilasi ruang keluarga (p=1,00;OR 1,00) dan luas ventilasiruang kamar (p=1,00;OR 1,152)), jenis lantai (p=1,00;OR 2,067), jenis dinding (p=1,00; OR 1,296), kepadatanhunian (p=0,606;OR 3,207) dan kontak penderita (p=1,00;OR 1,140). Kesimpulan dari penelitian ini adalah adahubungan antara intensitas pencahayaan ruang kamar dengan Kejadian Tb Paru. Disarankan untuk penderita TbParu membuka jendela kamar dan menambah lubang ventilasi agar cahaya dapat masuk dalam ruang kamar.
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Adi Septian Agung Nugroho Setiawan Agus Subagiyo Amaliah, Nurul Anak Agung Aris Diartama Anak Agung Aris Diartama Ari Suwondo Ari Suwondo Ari Suwondo Ariawan Soejoenoes Ariawan Soejoenoes Arif Widyanto Aris Santjaka Aris Santjaka Aris Santjaka Bedjo Santoso Belliya Yulis Rahmadani Budi Triyantoro Budi Utomo Chatarina Umbul Wahyuni Darmini Darmini Darmini Devi Farah Ghina Devi Ratna Yuliani Devi Ratna Yuliani Dewi Rahayu Dewi, Mariza Mustika Dewi, Putri Sitronela Dian Apri Nelyanti Dina Adelia Djamaluddin Ramlan, Djamaluddin Djamil, Masrifan Donny Kristanto Mulyantoro Donny Kristanto Mulyantoro Donny Kristanto Mulyantoro Donny Kristanto Mulyantoro Faisal Amri Faisal Amri Faisal Amri Faisal Amri Fatimah Fauzan Ma’aruf Fitria, Candra Tyas Nur Frisian Lutfi Intan Risqita Gatot Murti Wibowo Gatot Murti Wibowo, Gatot Murti Ghina, Devi Farah Hamdiah Hamdiah Hani, Umu Hari Rudijanto I.W Hari Rudijanto Indro Wardono Hari Santoso Hermawan Pamot, Hermawan Husnul Yusmianti, Siti Nur Intan Risqita, Frisian Lufti Irma Nadziroh Irwan Irwan Irwan Katili Jannah, Marichatul Jaya Maulana Krisdiana Wijayanti Kun Aristiati Susiloretni Leny Latifah Leny Latifah Leny Latifah Leny Latifah Luthfiyah, Ummu M.Pd S.T. S.Pd. I Gde Wawan Sudatha . Makruf, Fauzan Mardiyono Mardiyono Mardiyono, Mardiyono Marsum Marsum Mayu Sanlia Samadani Mela Firdaust Melyana Nurul Widyawati Mohamad Ilham Maulana Latif Mohammad Alif Nur Fathoni Muliadi Muliadi Nela Maghfirotul Ilmi Nilam Safitri Ariani Nisa, Alfiana Ainun Nor Istiqomah Novita, Dhea Nur Lu’lu Fitriyani Nyoman Supriyani Oktari, Ida Ayu Pranandya, Brian Ilham Priantoro, Win Prima Selvia Megawati Priyo Sulistiyono Pujiastuti, Rr Sri Endang Puteri Inandin Nabiha Putri Intan Pertiwi Rahayu, Umi Margi Rahma Widiantari Reni Nuraeni Rihardini Okvitasari Rintan Rizkiya Mufidah Ristiawati Rr. Sri Endang Pujiastuti Rr.Sri Endang Pujiastuti Runjati Saifudin Sari, Tatsa Putri Kumala Selasih Putri Isnawati Hadi Septiani, Ainishfi Laili septiwiyarsi, septiwiyarsi Slamet Budiyanto Sri Sumarni Sri Widiyati Sudirman Sudirman Sudiyono Sudiyono Sudiyono Sudiyono Sudiyono Sudiyono Sudiyono Sudiyono Sudiyono Sudiyono Sudiyono Sugiyanto Sugiyanto Sugiyanto Sugiyanto Sugiyanto Sugiyanto Sugiyanto Sunarto Sunarto Sunaryo Sunaryo Susy Suswaty Susy Suswaty Susy Suswaty Susy Suswaty Sutopo Patria Jati Tauleka, Abdul Rohim Ta’adi Ta’adi Titha Yuda Pratiwi Tjahjono Kuntjoro Tri Cahyono Tri Cahyono Triana Sri Hardjanti Triana Sri Hardjanti, Triana Sri Utomo, Nur Wahyu Putriyantari Widayani, Gandi Ari Savitri Win Priantoro Win Priantoro Win Priantoro Wiwit Estuti Yudastuti, Ririh Yuni Sulistiawati Zaeni Budiono, Zaeni