cover
Contact Name
Firman Malewa
Contact Email
firman_999@iainpalopo.ac.id
Phone
+628114121449
Journal Mail Official
admin@jurnaldidaktika.org
Editorial Address
Office: Microteaching Building 1st Floor State Islamic Institute of Palopo (IAIN Palopo), Jl. Agatis, , South Sulawesi, Indonesia, 91914
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Didaktika: Jurnal Kependidikan
ISSN : 23021330     EISSN : 27454312     DOI : 10.58230
Core Subject : Education,
Material Development Testing, Assessment, & Evaluation Teacher Professional Development Learning Activities Education Policy Learning Facilities & Infrastructures
Articles 1,090 Documents
Educational Fee Setting Strategy Based on Parents’ Economic Capacity (A Study on the Implementation of the ZISWAF Method at SD Islam Sabilul Qur’an) Mulyani, Yani; Napisah, Nina; Sapitri, Wina; Badrudin; Yuliati Zakiah, Qiqi
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 3 (2025): Vol. 14 No. 3 Agustus 2025
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2593

Abstract

This study examines the strategy of SD Islam Sabilul Qur’an Majalengka in setting educational fees according to parents’ economic capacity, the management and use of ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah, and Wakaf) funds to support school financing, and the challenges and opportunities in implementing a ZISWAF-based funding model at a private Islamic elementary school. A qualitative case study approach was employed, involving in-depth interviews with school administrators, ZISWAF coordinators, teachers, and parents, as well as document review and field observations. Findings indicate that the school categorizes families into “very poor,” “poor,” “lower‐middle,” and “upper‐middle” groups based on income, assets, and dependents. Subsidies range from 50 % to 100 % of full tuition for qualifying families, while higher‐income families pay full fees and may contribute additional infak to bolster the school’s endowment. ZISWAF funds are collected from internal and external donors comprising regular zakat contributions, one‐time sedekah, and wakaf invested as a perpetual fund and are allocated to cover tuition gaps after a verification process involving document checks and home visits. This model has successfully reduced tuition arrears and ensured universal access regardless of socioeconomic status. However, challenges remain in defining clear income thresholds, expediting verification, and mitigating dependency on fluctuating donations. Opportunities include implementing a cloud‐based beneficiary management system, strengthening wakaf endowment management for sustainability, and enhancing parent engagement through regular forums. The study concludes that an integrated ZISWAF‐based financing mechanism can achieve equitable access and financial stability when combined with transparent procedures and community participation. Keywords: differential tuition, Islamic elementary school, educational financing, beneficiary verification, wakaf endowment;
Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah dalam Membangun Budaya Sekolah yang Aman, Nyaman, dan Inklusif Moh. Tasirun; Sigit Setiyo Budi; Fetty Hermawati; Sonya Diah Paramita; Nurkolis
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 3 (2025): Vol. 14 No. 3 Agustus 2025
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2598

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran kepemimpinan instruksional kepala sekolah dalam membangun budaya sekolah yang aman, nyaman, dan inklusi. Kepemimpinan instruksional dipandang sebagai sebuah pendekatan strategis untuk dapat meningkatkan mutu pembelajaran sekaligus menciptakan ;ingkungan sekolah yang kondusif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus di SMP IT Amal Insani Jepara pada April – Juni 2025. Partisipan penelitian terdiri dari 1 Kepala Sekolah, 5 Guru dan 10 siswa yang dipilih secara purposive. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi dan analisis dokumen, kemudian dianalisis dengan model interaktif Miles and Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah yang menerapkan kepemimpinan instruksional secara konsisten mampu membangun komunikasi yang efektif, menjalin kolaborasi dengan guru serta menetapkan kebijakan inklusif. Partisipan menilai lingkungan sekolah juga berhasil mengoptimalkan sumber daya sekolah untuk mendukung suasana belajar yang kondusif. Temuan ini menegaskan pentingnya kepemimpinan instruksional dalam mengembangkan budaya sekolah yang inklusif dan mendukung kesejahteraan warga di satuan pendidikan. Implikasinya adalah pada penguatan kapasitas kepemimpinan instruksional dalam peningkatan kualitas manajemen sekolah dan hasil belajar peserta didik.
Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi Pada Konsententrasi Keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Lisnanto, Suko; Soedjono
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 3 (2025): Vol. 14 No. 3 Agustus 2025
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2616

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pembelajaran berdiferensiasi di konsentrasi keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) di SMK Negeri 2 Purwodadi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pendekatan yang menyesuaikan strategi pembelajaran dengan kebutuhan, minat, dan profil belajar peserta didik. Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian meliputi guru produktif DPIB dan peserta didik kelas XI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran berdiferensiasi telah dilaksanakan dalam tiga aspek utama, yaitu diferensiasi konten, proses, dan produk. Guru menggunakan berbagai strategi untuk menyesuaikan materi pembelajaran dengan tingkat kesiapan siswa, seperti pemberian modul bertingkat, pemanfaatan media visual dan digital, serta proyek berbasis minat siswa. Kendala yang dihadapi meliputi keterbatasan waktu perencanaan, variasi kemampuan siswa yang sangat beragam, serta sarana prasarana yang belum optimal. Meskipun demikian, pembelajaran berdiferensiasi memberikan dampak positif terhadap motivasi dan partisipasi siswa dalam proses belajar. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan pembelajaran berdiferensiasi di konsentrasi keahlian DPIB SMK Negeri 2 Purwodadi telah berjalan dengan baik, meskipun masih memerlukan peningkatan pada aspek perencanaan dan dukungan fasilitas. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlunya pelatihan berkelanjutan bagi guru serta pengembangan perangkat ajar yang adaptif terhadap kebutuhan siswa.
Evaluating Augmented Reality-Supported Project-Based Learning in Digital Economics and Business Education: An Experimental Study Rusmana, Dede; Abdul Fattah, Fuad; Patmi Rahayu, Wening; Hidayat, Rachmad
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 3 (2025): Vol. 14 No. 3 Agustus 2025
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2619

Abstract

Integrating Augmented Reality (AR) into Project-Based Learning (PjBL) was evaluated for its effect on undergraduates’ critical thinking in a Digital Economics and Business course. A quasi-experimental design compared a control class (n = 40) and an AR-supported class (n = 34) over 16 meetings using the same syllabus; the experimental class used Assemblr Edu during project work. Critical thinking was measured with a 5-item test (0–100) administered pre and post-intervention and scored by external raters. Because Shapiro–Wilk tests indicated non-normality (all p < 0,05), Mann–Whitney U and Friedman tests were applied (α = 0,05). Baseline equivalence held (pretest U = 655,0 and Z = −0,276, p= 0,782). After the intervention, the between-group difference remained non-significant (U = 624,5 and Z = −0,612, p = 0,540). Within-group gains were significant for both classes: control χ²(1)= 24,641, p< 0,001 (mean ranks pre 1,11 to post 1,89); experimental χ²(1)=12,500, p< 0,001 (pre 1,21 to post 1,79). In short, PjBL improved critical thinking regardless of AR, and AR did not add a detectable short-term advantage. In this context, implementation should prioritize problem task alignment and sustained practice over technology adoption.
Integrasi Seni Budaya dengan Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah Latifatul Naima; Saifulah; Achmad Yusuf
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 3 (2025): Vol. 14 No. 3 Agustus 2025
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2649

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji integrasi seni budaya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Aliyah Nurul Islam Ngadimulyo Sukorejo, Pasuruan. Latar belakang penelitian ini didasari oleh kebutuhan inovasi pembelajaran PAI yang mampu menyentuh aspek afektif dan estetika siswa, serta menjadikan proses belajar lebih menarik, interaktif, dan bermakna. Seni budaya, seperti kaligrafi, puisi islami, drama religi, dan musik bernuansa keagamaan, dinilai sebagai media efektif dalam menyampaikan nilai-nilai Islam secara emosional dan menyentuh hati peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data diperoleh melalui teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi terhadap kepala madrasah, guru PAI, guru seni budaya, serta hasil karya siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran inovatif seperti project-based learning, experiential learning, contextual teaching, dan inquiry-based learning memberikan dampak positif terhadap pemahaman keagamaan siswa, partisipasi aktif dalam proses belajar, dan keterlibatan emosional yang lebih tinggi. Pendekatan kurikuler menjadi dasar integrasi antara seni budaya dengan materi PAI yang diterapkan secara kontekstual. Temuan penelitian ini menyimpulkan bahwa integrasi seni budaya dalam pembelajaran PAI mampu meningkatkan nilai estetika pembelajaran serta memperkuat karakter religius, kreatif, dan toleran pada diri siswa. Integrasi ini juga menjadi solusi pembelajaran yang relevan dengan perkembangan zaman sekaligus tetap berakar pada nilai-nilai keislaman dan budaya lokal. Oleh karena itu, strategi ini direkomendasikan sebagai pendekatan alternatif dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama di tingkat madrasah.
Pengaruh Gerakan Literasi Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa di Sekolah Dasar Yasinta Ersi Meriska; Ratnasari
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 3 (2025): Vol. 14 No. 3 Agustus 2025
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2759

Abstract

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain pre-experimental jenis one-group pretest-posttest design. Sebanyak 30 siswa kelas V SDN Madugondo terlibat sebagai subjek penelitian. Data minat baca dikumpulkan menggunakan angket yang diberikan sebelum (pre-angket) dan sesudah (post-angket) implementasi GLS. Analisis data meliputi statistik deskriptif dan uji-t berpasangan (paired sample t-test) untuk mengetahui perbedaan minat baca sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan minat baca siswa setelah penerapan Gerakan Literasi Sekolah. Sebelum GLS, mayoritas siswa (40%) memiliki minat baca kategori "Sedang", dengan sebagian kecil pada kategori "Sangat Tinggi" (6.67%) atau "Sangat Rendah" (10%). Setelah GLS, proporsi siswa dengan minat baca "Tinggi" meningkat menjadi 43.33% dan "Sangat Tinggi" menjadi 23.33%, serta tidak ada siswa yang berada dalam kategori "Sangat Rendah". Skor rata-rata minat baca siswa meningkat dari 65.50 (pre-angket) menjadi 78.20 (post-angket). Uji-t berpasangan menunjukkan nilai signifikansi (Sig. 2-tailed = 0.000) yang kurang dari 0.05, sehingga H0 ditolak. Ini mengindikasikan perbedaan signifikan pada minat baca siswa sebelum dan sesudah GLS. Peningkatan rata-rata skor sebesar 12.70 poin menegaskan bahwa Gerakan Literasi Sekolah memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap minat baca siswa.
Analisis Kemampuan Computational Thinking dan Science Reasoning Siswa SMP pada Materi Gerak dan Gaya Mulyono, Mulyono; Muhammad Syaipul Hayat; Fenny Roshayanti
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 3 (2025): Vol. 14 No. 3 Agustus 2025
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2772

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil kemampuan Computational Thinking (CT) dan Science Reasoning (SR) siswa kelas VIII SMP IT PAPB Semarang pada materi Gerak dan Gaya. Urgensi penelitian ini terletak pada pentingnya penguatan keterampilan berpikir abad ke-21 dalam pembelajaran IPA, khususnya dalam menghadapi tantangan global dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah berbasis sains dan teknologi. Sebanyak 58 siswa dijadikan responden dalam studi ini. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan instrumen berupa soal tes CT dan SR serta lembar penilaian portofolio siswa yang telah divalidasi oleh ahli dan diuji coba. Data dianalisis menggunakan persentase kategori kemampuan serta korelasi Pearson Product Moment untuk melihat hubungan antara CT dan SR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswa berada pada kategori sedang dalam kemampuan CT (62,07%) dan SR (65,52%). Pada aspek CT, sedangkan hasil uji korelasi menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara CT dan SR dengan nilai r = 0,642 dan p < 0,01, yang mengindikasikan bahwa peningkatan kemampuan CT dapat mendukung penguatan kemampuan SR. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya integrasi strategi pembelajaran yang mengembangkan aspek CT dan SR secara seimbang, khususnya dalam materi Gerak dan Gaya di mata pelajaran IPA. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya pengembangan model pembelajaran inovatif yang mengajak keterlibatan siswa untuk menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa.
Learning History Through LENS: Critical Analysis of Narratives in Documentary Films Ashari, Gedhe; Ari Sapto; Inda Wahyu Puji Utami
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 3 (2025): Vol. 14 No. 3 Agustus 2025
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2776

Abstract

History learning in the digital era faces challenges in attracting interest and building students' critical understanding of past events. One innovative approach that can be used is the use of documentary films as a learning medium. Documentaries are not only informative, but also present a narrative that is reflective of historical constructions. This study aims to analyze the use of documentary films in history learning and develop critical analysis strategies through the Learning History through the Exploration of Narratives on Screen (LENS) model. This study uses the Dick and Carey instructional design method which consists of ten systematic steps, namely: identification of learning objectives, analysis of learning and student characteristics, formulation of special learning objectives, development of evaluation instruments, development of learning strategies, development and selection of materials, development of learning media, implementation of learning, and formative and summative evaluation. Historical documentaries are used as the primary source in analytical activities to train students' interpretive, analytical, and reflective abilities against visually presented historical narratives. The results of the study show that the integration of documentary film into history learning through the LENS strategy is able to improve students' active participation, critical thinking skills, and historical awareness. This strategy also encourages students to question dominant narratives, evaluate different perspectives, and develop media and historical literacy in an integrated manner. Thus, this approach can be an effective alternative in creating more contextual, interactive, and meaningful history learning.
Strategi Deep Learning melalui Kegiatan Ko-kurikuler di Sekolah Dasar Siti Lestari Wahyuningsih; Sutama; Yulia Maftuhah Hidayati; Fitri Puji Rahmawati; Minsih
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 3 (2025): Vol. 14 No. 3 Agustus 2025
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2800

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran kegiatan kokurikuler dalam mendukung pembudayaan deep learning di SDN 02 Karang, Karangpandan, Karanganyar, serta mengidentifikasi tantangan dan solusi dalam pembudayaannya. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan validasi menggunakan triangulasi sumber dan metode. Analisis data dilakukan dengan model analisis interaktif Miles dan Huberman yang meliputi tiga tahapan utama, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan kokurikuler seperti pramuka, seni tari, dan klub sains berperan dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif siswa. Tantangan yang dihadapi termasuk keterbatasan sumber daya, kurangnya pelatihan guru, dan resistensi terhadap perubahan metode. Solusi yang diusulkan meliputi peningkatan pelatihan guru, pengelolaan kegiatan kokurikuler yang lebih terstruktur, dan peningkatan kesadaran tentang pentingnya deep learning. Penelitian ini memberikan wawasan untuk pengembangan kurikulum yang lebih efektif di pendidikan dasar.
Pengelolaan Alat Peraga Tiga Dimensi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Salman Munthe; Lily Rohanita Hasibuan; Sakinah Ubudiyah Siregar; Nurlina Ariani Harahap
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 14 No. 3 (2025): Vol. 14 No. 3 Agustus 2025
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.2900

Abstract

Proses pendidikan di kelas adalah bagaimana para siswa bisa bersemangat, antusias, dan berbahagia dalam mengikuti pelajaran di kelas, bukannya terbebani dan menjadikan pelajaran di kelas sebagai momok yang menakutkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran melalui tindakan bermakna yang dirancang dan diamati secara sistematis oleh guru untuk memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar. Penggunaan Media Tiga Dimensi dalam pembelajaran matematika terbukti efektif meningkatkan prestasi belajar siswa, ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata dari 53 (ketuntasan 36%) pada pra siklus menjadi 56,25 (56,25%) pada siklus I, 58,25 (61,75%) pada siklus II, dan mencapai 67,5 (81,25%) pada siklus III. Penggunaan media tiga dimensi dapat dijadikan alternatif strategi pembelajaran Matematika untuk meningkatkan pemahaman konsep abstrak menjadi lebih konkret sehingga hasil belajar siswa meningkat. Selain itu, guru perlu lebih sering memanfaatkan media pembelajaran inovatif agar suasana belajar lebih interaktif, menarik, dan mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa secara berkelanjutan.