p-Index From 2020 - 2025
7.056
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Dialektika Jurnal Adabiya Fon: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia KEMBARA Indonesian Language Education and Literature AL ISHLAH Jurnal Pendidikan Diglosia Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia ELSE (Elementary School Education Journal) : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar Jurnal Studi Al-Qur'an ELS Journal on Interdisciplinary Studies in Humanities JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Kandai Jurnal Riset Teknologi dan Inovasi Pendidikan (Jartika) VISI : Jurnal Ilmiah Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal Esteem Journal of English Study Programme JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT Deiksis Aksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra MATAPENA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Jurnal Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (JBIPA) Bahastra: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Abdimas Galuh : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Jurnal Penelitian Pendidikan, Psikologi Dan Kesehatan (J-P3K) Jurnal Bastrindo: Kajian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurnal Jendela Pendidikan International Journal of Social Science, Education, Communication and Economics Riyahuna: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Fenghuang: Jurnal Pendidikan Bahasa Mandarin Indonesian Journal of Applied Linguistics Review
Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS WACANA POLARISASI DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DAN TWITTER (X) PADA PEMILU 2024 Nur Azmah, Siti Fatimah; Boeriswati, Endry; Ansoriyah, Siti
Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 12 No. 1 (2025)
Publisher : Department of Indonesia Language and Literature Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dialektika.v12i1.46810

Abstract

Polarisasi yang terjadi di media sosial Intagram dan Twitter (X) pada pemilu 2024 mengarah pada pembatasan konten setiap calon. Akan tetapi, polarisasi tidak hanya berbentuk positif, ada yang juga berbentuk negatif. Hal itu terjadi dalam pemilu 2024 yaitu isu-isu dari setiap capres dan cawapres diangkat melalui konten-konten dan ditayangkan dalam bentuk narasi, audio, maupun visual bahkan mengarah pada hoaks. Pola-pola diksi dan narasi yang digunakan dalam media sosial Instagram dan Twitter (X) mampu menggiring opini masyarakat, sehingga penulis tertarik dan merasa perlu untuk melakukan penelitian ini dengan harapan mampu membawa sebuah kebaruan perspektif melalui analisis wacana terhadap polarisasi di media sosial pada pemilu 2024. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan secara faktual dan sistematis mengenai fakta-fakta serta hubungannya dengan fenomena yang diamati. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi content analysis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan dua hal, pertama, narasi/teks berita yang digunakan oleh pengguna media sosial Twitter tidak hanya sekadar teks berita, tetapi bernuansa argumentasi dan deskripsi yang menjelaskan isu pemberitaan terhadap pemirsa tentang isu negatif pada pemilu 2024. Kedua, wacana media sosial khususnya Instagram cenderung mengangkat isu-isu kontroversial yang ada di Indonesia.
Pengembangan Materi Ajar Teks Pidato Berbasis Kesantunan Berbahasa di SMPN 44 Jakarta Sunia Ardiyanti; Reni Nur Eriyani; siti ansoriyah
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 10 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v10i2.3473

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan materi ajar teks pidato berbasis kesantunan berbahasa di SMPN 44 Jakarta. Metode yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan atau research and development melalui model 4D (Define, Design, Develop, and Disseminate). Analisis data dilakukan dengan teknik kuantitatif dan kualitatif yang diambil melalui penyebaran angket, observasi, dan wawancara. Proses validasi dilakukan kepada ahli media dan ahli materi. Hasil validasi ahli materi yang diperoleh adalah 3,3 dengan kriteria “Cukup Layak”, sedangkan hasil validasi ahli materi sebesar 3,6 dengan kriteria “Layak”. Hasil pengembangan produk disebarluaskan kepada 15 peserta didik Fase D di SMP Negeri 44 Jakarta dan dua guru Fase D SMPN 44 Jakart. Setelah disebarluaskan, hasil tanggapan guru dan siswa terhadap materi ajar sebesar 4,23 memiliki kriteria “Sangat Layak”. Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa materi ajar teks pidato berbasis kesantunan berbahasa di SMPN 44 Jakarta ini sangat layak untuk digunakan.
Pola Misogini pada Media Populer Indonesia: Media Berita Daring, YouTube, dan Instagram Sarra Nurfitriani; Ifan Iskandar; Siti Ansoriyah
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 11 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v11i2.5811

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola misogini dalam representasi perempuan di media populer Indonesia, khususnya pada laman berita daring, YouTube, dan Instagram, yang memiliki peran signifikan dalam membentuk persepsi sosial dan budaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis konten yang dipadukan dengan metode stilistika feminis Sara Mills untuk mengungkap cara representasi perempuan dikonstruksi dalam wacana media. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga pola utama misogini, yaitu pengobjekan tubuh perempuan, pengerdilan peran dan kapabilitas, serta pelecehan verbal melalui komentar pengguna. Media cenderung menampilkan perempuan sebagai objek seksual dan estetika semata, serta mengabaikan identitas, suara, dan kontribusi mereka. Komentar-komentar misoginis dari pengguna media sosial juga memperkuat norma patriarkal dan melanggengkan stereotip gender. Representasi semacam ini tidak hanya berdampak negatif secara psikologis, sosial, dan budaya terhadap perempuan, tetapi juga menjadi hambatan struktural bagi upaya pemberdayaan perempuan di Indonesia.