Claim Missing Document
Check
Articles

Determinan Perilaku Ibu Hamil Terhadap Pemeriksaan Triple Eliminasi (HIV, Sifilis, Hepatitis B) Di Puskesmas Kassi-Kassi Kota Makassar Akila, Nur; Nur Ulmy Mahmud; Sartika
Window of Public Health Journal Vol. 5 No. 5 (2024)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelolaan Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woph.v5i5.1982

Abstract

Program triple eliminasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencegah penyebaran penyakit dari ibu ke bayi. Ketiga penyakit ini memiliki karakteristik yang sama yaitu memiliki cara penyebaran yang sama yaitu melalui hubungan seksual, transfusi selama kehamilan saat bayi dalam kandungan. Pelaksanaan trieliminasi di Indonesia berdasarkan Permenkes No. 52 Tahun 2017 tentang Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak menjadi satu paket dalam pelayanan antenatal terpadu dengan menetapkan cakupan indikator minimal 95% dari seluruh ibu hamil. Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional, adapun lokasi penelitian ini yaitu Puskesmas Kassi-Kassi Kota Makassar, jumlah populasi 377 ibu hamil dan jumlah sampel 147 responden. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perilaku  Ibu Hamil Terhadap Pemeriksaan  Triple  Eliminasi Di Puskesmas Kassi-Kassi  Kota Makassar. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pemeriksaan Triple Eliminasi pada ibu hamil Di Puskesmas Kassi-Kassi  Kota Makassar (p value 0,020 < 0,05), ada hubungan antara sikap dengan pemeriksaan Triple Eliminasi pada ibu hamil Di Puskesmas Kassi-Kassi  Kota Makassar (p value 0,000 < 0,05), ada hubungan antara Dukungan keluarga dengan pemeriksaan Triple Eliminasi pada ibu hamil Di Puskesmas Kassi-Kassi  Kota Makassar (p value 0,000 < 0,05). Diharapkan Pihak puskesmas dapat mempertahankan serta senantiasa memberikan edukasi untuk lebih menambah pengetahuan ibu hamil terkiat peremiksaan Triple Eliminasi. serta ibu hamil diharapkan aktif mencari informasi tentang Triple Eliminasi dan wajib melakukan pemeriksaan Triple Eliminasi dan peneliti selanjutnya dapat menyempurnakan penelitian ini dengan mengembangkan variabel lainnya yaitu peran tenaga kesehatan sebagai askes informasi.
Infeksi Oportunistik IMS Pada Pengidap HIV Yang Memeriksakan Viral Load Ningsih, Inar Ayu; Gobel, Fatmah Afrianty; Mahmud, Nur Ulmy
Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo Vol 10, No 2 (2024): JMK Yayasan RS.Dr.Soetomo, Kedua 2024
Publisher : STIKES Yayasan RS.Dr.Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29241/jmk.v10i2.2079

Abstract

Infeksi oportunistik (IO) pada orang yang mengidap HIV. Sebuah infeksi pada pengidap HIV disebut sebagai infeksi oportunistik karena berbagai macam mikroba penyebabnya (bakteri, jamur, parasit, dan virus lainnya) muncul mengambil kesempatan selagi daya tahan tubuh seseoarng menurun. Berdasarkan data awal yang diperoleh dari KPAP Sulawesi Selatan data cakupan penemuan kasus ODHIV periode januari - april 2024 di provinsi sulawesi selatan, yaitu terdapat 695 kasus yang ditemukan dalam 4 bulan teakhir, 81 % diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan 19% berjenis kelamin perempuan. Pada tahun 2023 terdapat 2.098 kasus orang dengan HIV yang ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Faktor Determinan Infeksi Oportunistik IMS Pada Pengidap HIV yang memeriksakan Viral Load di Provinsi Sulawesi Selatan. etode kasus kontrol untuk menganalisis faktor determinan infeksi oportunistik IMS pada pengidap HIV yang memeriksakan viral load. Hasil pada penelitian ini yaitu lama mengidap HIV merupakan faktor risiko terjadinya co-Infeksi IMS, ODHIV positif < 10 tahun 3.8 kali berisiko tertular IMS. Sedangkan Kepatuhan minum obat ARV merupakan faktor protektif terjadinya co-Infeksi IMS, sedangkan dan dukungan pendamping sebaya dan dukungan petugas kesehatan bukan merupakan faktor risiko co infeksi IMS.
Analisis Trigger Pernikahan Dini pada Remaja di Kabupaten Majene: Trigger Analysis of Early Marriage among Teenagers in Majene Regency Jayanti, Jayanti; Asrina, Andi; Mahmud, Nur Ulmy
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 6 No. 1 (2025): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v6i1.1961

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: WHO (2022) melaporkan terdapat 14,2 juta anak perempuan menikah pada usia muda setiap tahun. Di Indonesia, sekitar 1,3 juta pernikahan yang dilakukan oleh pasangan dibawah usia 18 tahun. Tahun 2023 Sulawesi Barat menempati posisi ke -8 seluruh provinsi di Indonesia, dengan angka pernikahan dini sebesar 11,7% atau 145 kasus. Di Kabupaten Majene, tercatat jumlah kasus pernikahan dini terbanyak pada tahun 2020 yaitu 85 kasus. Tujuan: Untuk menganalisis karakteristik orang tua, kebiasaan/tradisi masyarakat dan pengaruh media sosial terhadap pernikahan dini di Kabupaten Majene. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif Deskriptif atau Quasi Qualitative dengan menggunakan pendekatan etnografi. Informan dalam penelitian ini sebanyak 35 orang, dengan 1 informan kunci, 20 informan biasa dan 14 informan pendukung.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pernikahan dini di Kabupaten Majene, dipicu oleh karakteristik orang tua dimana tingkat pendidikan orang tua yang rendah, pekerjaan orang tua informal sehingga penghasilan tidak cukup untuk biaya pendidikan anak,  serta orang tua yang menerapkan pola asuh permisif. Pernikahan dini juga dipicu oleh adanya kebiasaan masyarakat yang turun temurun telah menikah muda serta tradisi dalam bentuk pernikahan sipalaiang dan massaka/tisaka. Faktor lain adalah adanya pengaruh sosial media, dalam penelitian ini diketahui bahwa media sosial membawa dampak yang  besar pada remaja, konten-konten negatif yang dengan mudah ditemukan dalam media sosial, mempengaruhi gaya pacaran remaja, sehingga cenderung menormalisasi pergaulan bebas di kalangannya.   ABSTRACT Background: WHO (2022) reports that 14.2 million girls are married at a young age every year. In Indonesia, about 1.3 million marriages are conducted by couples under the age of 18. In 2023 West Sulawesi ranked 8th in all provinces in Indonesia, with an early marriage rate of 11.7% or 145 cases. In Majene Regency, the highest number of early marriage cases was recorded in 2020, namely 85 cases. Objective: To analyse parental characteristics, community habits/traditions and the influence of social media on early marriage in Majene Regency. Method: This research is a Descriptive Qualitative or Quasi Qualitative research using an ethnographic approach. The informants in this study were 35 people, with 1 key informant, 20 ordinary informants and 14 supporting informants. The data collection techniques used were interviews and observations. Results: The results showed that early marriage in Majene Regency was triggered by the characteristics of parents where the parents‘ level of education was low, the parents’ work was informal so that the income was not enough for children's education costs, and parents who applied permissive parenting. Early marriage is also triggered by community customs that have been passed down from generation to generation and traditions in the form of sipalaiang and massaka/tisaka marriages. Another factor is the influence of social media, in this study it is known that social media has a big impact on adolescents, negative content that is easily found on social media, influences the dating style of adolescents, so it tends to normalise promiscuity among them.
Hubungan Pengetahuan dengan Upaya Kader Posyandu dalam Pencegahan Stunting Melalui Media Sosial pada Balita di Puskesmas Banggae I Kabupaten Majene: Relationship between Knowledge and Efforts of Posyandu Cadres in Preventing Stunting through Social Media in Toddlers at Puskesmas Banggae I Majene Regency Amjad, Muh.; Yusriani, Yusriani; Mahmud, Nur Ulmy
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 6 No. 1 (2025): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v6i1.1968

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Menurut WHO (2021), pada tahun 2020 prevalensi balita yang mengalami stunting sekitar 149 juta orang. Prevalensi stunting di Indonesia pada pertengahan tahun 2023 sebesar 21,26%., Prevalensi stunting di Sulawesi Barat sebesar 30.3% (4.840.045) tahun 2023. Jumlah kasus stunting di Kabupaten Majene pada pertengahan tahun 2024 sebesar 5507 kasus dan di Puskesmas Banggae I sebesar 478 kasus. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan pengetahuan dengan upaya kader posyandu dalam pencegahan stunting melalui media sosial di Puskesmas Banggae I Kabupaten Majene. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional Study. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 106 responden dengan pengambilan sampel dengan tehnik total sampling. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan dari tanggal 20 November sampai dengan 20 Desember 2024. Hasil: Tingkat pengetahuan berpengaruh signifikan terahadap upaya pencegahan (p=0.000). ABSTRACT Background: According to WHO (2021), in 2020 the prevalence of stunted toddlers is around 149 million people. The prevalence of stunting in Indonesia in mid-2023 was 21.26%. The prevalence of stunting in West Sulawesi was 30.3% (4,840,045) in 2023. The number of stunting cases in Majene Regency in mid-2024 was 5507 cases and at the Banggae I Health Center was 478 cases. Objective: To analyze the relationship between knowledge and efforts of posyandu cadres in preventing stunting through social media at Puskesmas Banggae I, Majene Regency. Method: This research is a quantitative study with a Cross Sectional Study design. The sample in this study were 106 respondents with sampling with total sampling technique. This research was conducted for 1 month from November 20 to December 20, 2024. Results: The level of knowledge has a significant effect on prevention efforts (p=0.000).
Pengaruh Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia Alata L.) Terhadap Penyembuhan Penyakit Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR): Effect of Chinese Ketepeng Leaf Extract (Cassia Alata L.) on Healing Recurrent Aphthous Stomatitis (SAR) Disease T., Nur Najmah; Masriadi, Masriadi; Mahmud, Nur Ulmy; Ahri, Reza Aril; Patimah, Sitti; Abbas, Hasriwiani Habo
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 6 No. 1 (2025): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v6i1.1969

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) atau biasa dikenal dengan sariawan, merupakan penyakit mulut yang paling sering ditemukan di masyarakat. SAR merupakan salah satu penyakit mulut yang sering terjadi, ditandai oleh ulser berbentuk oval atau bulat yang nyeri pada mukosa mulut, terjadi secara rekuren, penyakit ini relatif ringan, tidak membahayakan jiwa, tetapi dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya, terutama pada penderita yang terjadi berulang kali serta sebagai alarm pada tubuh menuju keganasan. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun ketepeng cina (Cassia Alata L.) terhadap penyembuhan penyakit stomatitis aftosa rekuren (SAR).  Metode: Penelitian eksperimen Laboratorium dan Randomized Kontrol Trial (RCT) dengan rancangan pretest-postest group desain terhadap ektrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) pada penyakit SAR wanita dewasa muda. Uji invitro, in vivo dan uji klinis dilakukan dengan uji klinis fase 1. Hasil: Terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara zona daya hambat pertumbuhan jamur menggunakan ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) konsentrasi 5%, 10%, 20%, 30% dan kontrol positif albothyl terhadap pertumbuhan fungi Candida Albicans (p=0,006). Serta terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara sediaan larutan topikal ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) dengan dosis 1×1, 2×1, 3×1, dan kontrol terhadap penyembuhan luka diabetes mellitus pada tikus putih rattus norvegicus (p=0,000). Uji klinis terdapat perbedaan signifikan rata-rata antara pemberian larutan topikal ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) dosis 1×1 dan kontrol pada pasien SAR (p=0,000). Kesimpulan: Terjadi peningkatan diameter zona daya hambat antifungi seiring dengan bertambahnya ekstrak larutan topikal daun ketepeng cina (Cassia alata L.) efektif terhadap penyembuhan SAR pada tikus putih Rattus Norvegicus dan pasien SAR. ABSTRACT Background: Recurrent Aphthous Stomatitis (SAR) or commonly known as canker sores, is an oral disease that is most often found in the community. SAR is one of the most common oral diseases, characterized by painful oval or round ulcers on the oral mucosa, occurring recurrently, this disease is relatively mild, not life-threatening, but can reduce the sufferer's quality of life, especially in sufferers who occur repeatedly. and as an alarm in the body towards malignancy. Objective: To determine the effect of Chinese Ketepeng leaf extract (Cassia Alata L.) on healing recurrent aphthous stomatitis (SAR). Method: This research is a laboratory experimental research and Randomized Kontrol Trial (RCT) with a pretest-posttest group design on Chinese ketepeng (Cassia alata L.) leaf extract on SAR disease in young adult women. In vitro, in vivo and clinical trials were carried out using phase 1 clinical trials. Results: There is a significant average difference between the zone of inhibition of fungal growth using Chinese ketepeng leaf extract (Cassia alata L.) concentrations of 5%, 10%, 20%, 30% and the positive kontrol albothyl on the growth of the fungus Candida Albicans (p=0.006). And there was a significant average difference between the preparation of topical solution of Chinese ketepeng leaf extract (Cassia alata L.) with doses of 1×1, 2×1, 3×1, and kontrol on healing diabetes mellitus wounds in white rats rattus norvegicus (p =0.000). In clinical trials, there was a significant difference in the average between administering a topical solution of 1×1 dose of Chinese ketepeng leaf extract (Cassia alata L.) and kontrols in SAR patients (p=0.000). Conclusion: There was an increase in the diameter of the antifungal inhibition zone along with increasing topical solution extract of Chinese ketepeng leaves (Cassia alata L.) which was effective in curing SAR in white rats Rattus Norvegicus and SAR patients.
GIZI SEIMBANG MELALUI METODE PUZZLE PADA ANAK SEKOLAH DASAR UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DI DESA PADANGLAMPE Sumiaty, Sumiaty; Mahmud, Nur Ulmy; Arman, Arman; Rusydi, Arni Resqiani
DHARMAKARYA: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat Vol 13, No 3 (2024): September : 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v13i3.51167

Abstract

Kondisi saat ini masalah gizi ganda (double burden) masih dialami khususnya pada anak-anak di Indonesia, yaitu kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Salah satu kekurangan gizi pada anak sekolah yaitu stunting. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada dibawah standar. Tujuan dari PkM ini adalah 1) Meningkatkan pengetahuan tentang pemantauan status gizi anak sekolah dasar dengan menggunakan metode bermain, 2) Meningkatkan keterampilan dalam pemilihan makanan berdasarkan pedoman gizi seimbang dengan menggunakan metode bermain. Solusi yang kami tawarkan adalah 1) Peningkatkan pengetahuan tentang pemantauan status gizi anak sekolah dasar dengan menggunakan metode bermain puzzle, 2) Peningkatkan keterampilan dalam pemilihan makanan berdasarkan pedoman gizi seimbang dengan menggunakan metode bermain puzzle. Metode pelaksanaan kegiatan yaitu tim pengabdian dengan mahasiswa berperan dalam menyiapkan media puzzle, membagi anak menjadi dua kelompok, menjelaskan proses permainan dan aturannya, membacakan hasil permainan dan mengevaluasi penguasaan materi sedangkan siswa berperan dalam memainkan permainan. Hasil kegiatan berupa pre dan post test menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan. Saran bagi pihak sekolah agar melakukan pemantauan pertumbuhan dan memberikan edukasi terkait dengan pedoman gizi seimbang setiap bulannya.The current condition is that there is still a double burden of nutritional problems, especially among children in Indonesia, namely malnutrition and excess nutrition. One of the nutritional deficiencies in school children is stunting. Stunting is a disruption in the growth and development of children due to chronic malnutrition and recurrent infections, which is characterized by their length or height being below standard. The objectives of this PkM are 1) Increasing knowledge about monitoring the nutritional status of elementary school children using the play method, 2) Improving skills in selecting food based on balanced nutrition guidelines using the play method. the solutions we offer are: 1) increasing knowledge about monitoring the nutritional status of elementary school children using the puzzle playing method; 2) increasing skills in selecting food based on balanced nutrition guidelines using the puzzle playing method. The method of implementing the activity is that the service team with students plays a role in preparing puzzle media, dividing the children into two groups, explaining the game process and rules, reading out the results of the game, and evaluating mastery of the material while the students play a role in playing the game. The results of activities in the form of pre-and post-tests showed an increase in knowledge.. Suggestions for schools to monitor growth and provide education related to balanced nutrition guidelines every month.
Etnografi Stunting pada Etnis Mandar di Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat: Ethnography of Stunting in Mandar Ethnicity in Majene Regency, West Sulawesi Province Alfatah, Ratih; Arman, Arman; Mahmud, Nur Ulmy; Abbas, Hasriwiani Habo; Nurlinda, Andi; Rusydi, Arni Rizqiani
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 6 No. 2 (2025): JULY-DECEMBER
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v6i2.2014

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Frekuensi kejadian stunting pada masyarakat Mandar di kabupaten Majene Sulawesi Barat masih tinggi. Faktor utama penyebab stunting adalah buruknya asupan gizi sejak periode awal pertumbuhanan perkembangan janin hingga anak berusia dua tahun. Hasil penelitian menunjukan bahwa kejadian stunting yang tinggi terjadi karena faktor pola makan, penyakit infeksi, pola asuh, dan pengetahuan ibu balita stunting. Tujuan: Untuk mengetahui bagaimana etnografi stunting pada etnis Mandar di kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat. Metode: Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan etnografi yang berupaya memahami aspek budaya melalui serangkaian pengamatan dan interpretasi perilaku manusia. Secara khusus, studi etnografi difokuskan pada perilaku budaya terhadap kejadian stunting. Hasil: Stunting disebabkan karena pola makan, penyakit infeksi, pola asuh dan pengetahuan ibu balita stunting. Kesimpulan: Masyarakat Mandar di Majene sudah memahami setiap aspek kejadian stunting pada anak di bawah lima tahun. Namun, mereka masih memiliki kepercayaan makanan yang dilarang dikonsumsi ibu hamil, pemberian teh dan kopi pada anak balita, pemberian MP-ASI dini, dan pengetahuan ibu balita stunting. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan holistik untuk mengurangi frekuensi kejadian stunting. ABSTRACT Background: The frequency of stunting in Mandar people in Majene district, West Sulawesi is still high. The main factor causing stunting is poor nutritional intake from the early period of fetal development until the child is two years old. The results showed that the high incidence of stunting occurred due to dietary factors, infectious diseases, parenting, and knowledge of mothers of stunted toddlers. Objective: To find out how the ethnography of stunting in Mandar ethnicity in Majene district, West Sulawesi province. Method: This research is qualitative with an ethnographic approach that seeks to understand cultural aspects through a series of observations and interpretations of human behavior. Specifically, the ethnographic study focused on cultural behavior towards the incidence of stunting. Results: Stunting is caused by diet, infectious diseases, parenting and knowledge of mothers of stunted toddlers. Conclusion: The Mandarese community in Majene has understood every aspect of stunting in children under five years old. However, they still have beliefs about foods that are prohibited for pregnant women, giving tea and coffee to children under five, early complementary feeding, and knowledge of mothers of stunted children under five. Therefore, a holistic approach is needed to reduce the frequency of stunting.
Faktor Risiko Kejadian Gagal Ginjal Kronik di RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar: Risk Factors for Chronic Kidney Failure at Dr. Tadjuddin Chalid Hospital Makassar Hanafie, Hadriati; Arman, Arman; Mahmud, Nur Ulmy
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 6 No. 2 (2025): JULY-DECEMBER
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v6i2.2039

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan salah satu masalah kesehatan global dengan angka kejadian yang terus meningkat. Identifikasi faktor risiko yang berkontribusi terhadap GGK sangat penting untuk pencegahan dan pengelolaan penyakit ini. Tujuan: Untuk menganalisis besar risiko kejadian gagal ginjal kronik di RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar, yang terdiri atas riwayat keluarga, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit batu ginjal, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Case-Control, sampel responden berjumlah 188, terdiri atas 94 kasus (pasien dengan GGK) dan 94 kontrol (pasien tanpa GGK). Analisis data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat (chi-square). Analisis data menggunakan SPSS IBM 25. Hasil: hipertensi (p=0,000; OR=3,417; 95%CI:1,853-6,302), diabetes mellitus (p=0,008; OR=2,358; 95%CI:1,248-4,458), dan konsumsi alkohol (p=3,359; OR=3,359; 95%CI:1,346-8,385) merupakan faktor risiko signifikan untuk kejadian GGK. Riwayat keluarga GGK (p=0,186; OR=2,119; 95% CI: 0,695-6,457), penyakit batu ginjal (p=0,150; OR=1,855; 95% CI: 0,801-4,296), dan kebiasaan merokok (p=1,611; OR=1,611; 95% CI: 0,876-2,961) juga memiliki hubungan dengan kejadian GGK, namun tidak signifikan untuk kejadian GGK. Kesimpulan: Hipertensi, diabetes mellitus, dan konsumsi alkohol terbukti menjadi faktor risiko signifikan terhadap kejadian GGK. Sementara itu, riwayat keluarga, penyakit batu ginjal, dan kebiasaan merokok memiliki hubungan dengan GGK namun tidak bermakna secara statistik. Hipertensi merupakan faktor risiko yang paling dominan. Untuk mencegah GGK, penderita hipertensi disarankan untuk melakukan pemeriksaan rutin; menjaga pola makan sehat, memenuhi kecukupan cairan tubuh, dan mematuhi penggunaan obat antihipertensi. ABSTRACT Background: Chronic renal failure (CKD) is a global health problem with an increasing incidence rate. Identification of risk factors that contribute to CKD is very important for the prevention and management of this disease. Objective: To analyze the risk factors for chronic renal failure in Dr. Tadjuddin Chalid Makassar General Hospital, which consisted of family history, hypertension, diabetes mellitus, kidney stone disease, smoking habits, and alcohol consumption. Method: This study is a quantitative study with Case-Control design, the sample of respondents amounted to 188, consisting of 94 cases (patients with CKD) and 94 controls (patients without CKD). Data analysis used was univariate and bivariate analysis (chi-square). Data analysis using SPSS IBM 25. Results: Hypertension (p=0.000; OR=3.417; 95%CI:1.853-6.302), diabetes mellitus (p=0.008; OR=2.358; 95%CI:1.248-4.458), and alcohol consumption (p=3.359; OR=3.359; 95%CI:1.346-8.385) were significant risk factors for the incidence of CKD. Family history of CKD (p=0.186; OR=2.119; 95%CI:0.695-6.457), kidney stone disease (p=0.150; OR=1.855; 95%CI:0.801-4.296), and smoking (p=1.611; OR=1.611; 95%CI:0.876-2.961) also had an association with the incidence of CKD, but were not significant for the incidence of CKD. Conclusion: Hypertension, diabetes mellitus, and alcohol consumption proved to be significant risk factors for the incidence of CKD. Meanwhile, family history, kidney stone disease, and smoking had an association with CKD but were not statistically significant. Hypertension was the most dominant risk factor. To prevent CKD, people with hypertension are advised to have regular check-ups; maintain a healthy diet, fulfill adequate body fluids, and comply with the use of antihypertensive drugs.
Pengaruh Sosial Budaya Ibu Menyusui Terhadap Perkembangan Motorik Kasar 7-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Malimongan Baru Azzahra, Yudhira; Nur Ulmy Mahmud; Rahman; Hasriwiani Habo Abbas; Nurul Ulfah Mutthalib
Window of Public Health Journal Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelolaan Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woph.v6i2.736

Abstract

Fulfillment of health is strongly supported by various aspects, one of which is the socio-cultural aspect. This study aimed to determine the socio-cultural influence of breastfeeding mothers on gross motor development in infants aged 7-12 months in the Malimongan Baru Health Center work area in 2022. The research, an analytical survey with a cross-sectional study approach, used a total sampling technique with a total of 109 samples. The sampling technique was by accidental sampling. The gross motor development of infants was measured using the DDST questionnaire, a widely accepted tool in child development research. Data analysis was conducted using the chi-square test, a statistical method commonly used in health research. The results showed that there was no socio-cultural influence on gross motor development in infants aged 7-12 months. There is no relationship between maternal breastfeeding history and gross motor development, with α (0.05) obtained a p value = 0.0518 <α (0.05). There is a relationship between knowledge and gross motor development, with α (0.05) obtained a p value = 0.01 <α (0.05). There is no relationship between income and gross motor development, with α(0.05) obtained p value = 0.024 > α(0.05). There is no relationship between myth and gross motor development, with α(0.05) obtained p value = 0.771 > α(0.05).
Faktor Yang Berhubungan dengan Persepsi Masyarakat Terhadap Vaksin Covid-19 Di Dusun Ompoa Kabupaten Bulukumba Fadillah Khaerunnisa; Fatmah Afrianty Gobel; Nur Ulmy Mahmud; Hasriwiani Habo Abbas; Farihah Muhsanah
Window of Public Health Journal Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelolaan Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woph.v6i2.815

Abstract

Vaccination is a public health effort considered the most effective and efficient in preventing the transmission of dangerous diseases. The various news reports regarding the COVID-19 vaccine have caused perceptions to emerge among the community. Research objectives: to determine the factors related to public perception of the COVID-19 vaccine in Ompoa Hamlet, Bulukumba Regency. Research Methods: This research is a quantitative study with a cross-sectional approach. Sampling was done using the purposive sampling technique, namely, 212 people, and data analysis was conducted using univariate and bivariate tests using the MS Excel and SPSS programs. The measuring instrument used is a questionnaire. Research results: there is a relationship between age and public perception of the Covid-19 vaccine (p = 0.024 <α = 0.05), there is a relationship between knowledge and public perception of the Covid-19 vaccine (p = 0.000 <α = 0.05), there is a relationship between attitudes and public perception of the Covid-19 vaccine (p = 0.000 <α = 0.05), there is a relationship between the side effects of the Covid-19 vaccine and public perception of the Covid-19 vaccine (p = 0.334> α = 0.05), there is a relationship between a history of comorbid diseases and public perception of the Covid-19 vaccine (p = 0.031 <α = 0.05). Conclusion: There is a relationship between age, knowledge, attitudes, and medical history, and there is no relationship between the side effects of the COVID-19 vaccine and public perception of the COVID-19 vaccine in Ompoa Hamlet, Bulukumba Regency.
Co-Authors A. Ridha Al Shifa Abd. Gafur Abd. Gafur Ahri, Reza Aril Akila, Nur Aldri Frinaldi Alfatah, Ratih Amjad, Muh. Amran Razak Anas Dwi Yulinar Burhan Andi Asrina Andi Asrina Andi Fitri Farwati Andi Mansur Sulolipu Andi Nurlinda Andi Zulkifli Abdullah Angger Utary Anggreni, Dinda Angriani, Vammy Arman Arman Arman Arni Rizqiani Rusydi Arni Rizqiani Rusydi Aryani Ahmad Asnidar Aulia Maghfira Syani Aulia, Andi Besse Rezky Ayu Angraeni Suprianti Ayu Ardhiny Brilyana Ayu Puspitasari Azzahra, Yudhira Batari, Andi Dinda Brilyana, Ayu Ardhiny Budi Santoso, Priyo Buhar, Anas Dwi Yulinar Bustan, Muhammad Nadjib Chaeruddin Hasan Christa Gumanti Manik Dea Sintya Ananda Dinda Anggreni eryvia, nelfi Fachrin, Suharni a. Fadhilah Fadillah Khaerunnisa Fahrunnisa S, Nurul Farihah Muhsanah Fatma Afrianty Gobel Fatmah Afrianty Gobel Febriana Firka Wafiq Nurul Haq Fitriani Fitriani, Aisyah Al Haeril Amir Haeruddin Haeruddin Halim, St. Syakirah Hanafie, Hadriati Haq, Firka Wafiq Nurul Harismawati Bahtiar Harpiana Rahman Hasan, Chaeruddin Hidayati Nurhasana Husnul Khatimah I Gusti Wayan Murjana Yasa Idris, Fairus Prihatin Ihwani, Nur Ikhram Hardi S Inang Purwati Indah Sari Indah Syamsuddin Indriani Rachman Jalal, Muhammad Jalaluddin Javid, Nazli Jayanti, Jayanti Jumirna Jumriati, Jumriati Karmila, Henny Kismawati Lamang, Khalishah Yun Safirah Lukman M. Furqaan Naiem Mansur Sididi Masriadi Masriadi Masriadi Masriadi Masriadi Masriadi Masriadi, Masriadi Mirna Muh. Khidri Alwi Muhammad Ikhtiar Muhammad Khidri Alwi Muhammad Sarwin Muriyati Nanga Bura, A. Suryaman Nasruddin Syam Nazli Javid Nelfi Eryvia Risana Niaz, Afifah Ningsih, Inar Ayu Nurhasana, Hidayati Nurul Fatmasari Gaffar Nurul Hikmah Nurul Hikmah Baharuddin Nurul Himah B Nurul Inayah Nurul Ulfah Mutthalib Puteri, Maya Astika Rachman, Indriani Rahmadani, Magfirah Anugrah Rahman Rahmiati Rais Hendrawan Ria Qadariah Arief Riah Ayu Pratami Rina Safitri Rio Fatli Adnan Rio, Rio Fatli Adnan Rizka Kinanti Adam Rizky Fitriyati Baharuddin Rusydi, Arni Resqiani Rusydi, Arni Rizqiany Safruddin, Safruddin Sahadiah Sartika Sartika, Sartika Septiyanti Sitti Aisya Sitti Hutami Megantari Sitti Hutami Megantari Sitti Patimah Sri Wulandari Suchi Avnalurini Sharief Sulolipu, Andi Mansur Sumiaty Sumiaty Sumiaty Sumiaty Suyuti, Sartika T., Nur Najmah Tahir, Nurul Mukhlisah Tuti Alawiyah Ulfa Sulaeman Wa Ode Nurfalah Yuliana B YULIATI Yuliati Yuliaty Yusriani, Yusriani Zulkifli