Claim Missing Document
Check
Articles

FAKTOR RESIKO KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALLIMONGAN BARU KOTA MAKASSAR Jalal, Muhammad Jalaluddin; Fatma Afrianty Gobel; Nur Ulmy Mahmud
Bina Generasi : Jurnal Kesehatan Vol 15 No 2 (2024): Bina Generasi : Jurnal Kesehatan
Publisher : LPPM STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35907/bgjk.v15i2.294

Abstract

Latar Belakang : Tuberkulosis Paru merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Tubekulosis (TB) salah satu penyakit infeksius yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang dapat menyebar melalui udara dari satu orang ke orang lain. Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor risiko kejadian TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Malimongan Baru Kota Makassar. Metoede : Desain penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan case control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Malimongan Baru. Sampel dalam penelitian ini adalah semua kasus dan control dengan perbandigan 1:1 yang terdiri dari sampel kasus 42 dan sampel kontrol 42 dengan jumlah keseluruhan 84 responden. Hasil : Penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan OR= 4.439 (CI95%= 1.708-11.537), jenis lantai OR= 3.077 (CI95%= 1.106-8.558), status ekonomi OR= 1.734 (CI95% = 0.686-4.389), merupakan faktor risiko kejadian TB Paru sedangkan, kebiasaan merokok OR= 0.333 (CI95%= 0.114-0.978), kepadatan hunian OR= 0.378 (CI95%= 0.149-0.963), suhu OR= 0.346 (CI95%= 0.129-0.928), kelembaban OR= 0.364 (CI95%= 0.140-0.947), serta ventilasi OR= 0.401 (CI95%= 0.153-1.048) merupakan faktor protektif terhadap kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Malimongan Baru Kota Makassar. Adapun faktor risiko paling dominan terhadap kejadian TB Paru di wilayah Kerja Puskesmas Malimongan Baru Kota Makassar adalah pengetahun dengan nilai regresi logistik sebesar 6.446.Kesimpulan : Penelitian ini adalah faktor risiko yang bermakna terhadap kejadian TB Paru adalah pengetahuan, jenis lantai, status ekonomi. Sedangkan kebiasaan meroko, kepadatan hunian, suhu, kelembaban, serta ventilasi merupakan faktor protektif. Diharapkan kepada masyarakat agar dapat meningkatkan pengetahuannya tentang penyakit menular khususnya TB Paru sehingga bagi yang memiliki keluarga sakit TB Paru saat penderita bersin atau batuk dapat menghindar dari kerumunan.
PENGARUH ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) TERHADAP KEPUASAN KERJA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI RUMAH SAKIT PELAMONIA MAKASSAR Aulia, Andi Besse Rezky; Ahri, Reza Aril; Mahmud, Nur Ulmy
Bina Generasi : Jurnal Kesehatan Vol 16 No 1 (2024): Bina Generasi : Jurnal Kesehatan
Publisher : LPPM STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35907/bgjk.v16i1.325

Abstract

Health services are an effort to improve community welfare government priorities. Excellent health services are provided to support health improvement community as part of efforts to develop Indonesian society as a whole and as a whole.  With a healthy society, people's quality of life will continue to improve, as will their resources Indonesia's human resources are able to compete with other countries. Therefore, the government  provides a variety of support services to support the outlined programs and  which is mandated for the successful development of public health. Behavior carried out outside of duty The main tasks carried out by officers in health facilities are usually called organizations citizenship behavior (OCB). OCB is behavior carried out by individuals that is not regulated by organization or agency and has no influence on the rewards to be obtained provide a positive impact on the company or agency if implemented well (Gunawan et al., 2019). OCB is a form of cooperation and a sense of shared responsibility to the agency or workplace. The aim of this research is to analyze the influence of influence Organizational Citizenship Behavior (OCB) on Job Satisfaction and Performance of Health Workers at PT Pelamonia Hospital Makassar. This type of research is analytical observational research with  cross sectional study approach, with a sample size of 200 people, data analysis using tests multiple linear regression. The research results of the P value on the OCB variable include (Altruism, Conscientiousness, Sportsmanship, Courtesy, Civic Virtue) is smaller than the α value (0.05). There is There is no influence of OCB on job satisfaction and employee performance at Pelamonia Hospital Makassar OCB directly through satisfaction has an influence on the performance of Pelamonia Hospital employees Makassar.
INCREASED INCIDENTS OF STUNTING IN MAJENE DISTRICT WEST SULAWESI Masriadi; Mahmud, Nur Ulmy; Javid, Nazli; Wulandari, Sri; Fachrin, Suharni A.
The Indonesian Journal of Public Health Vol. 19 No. 2 (2024): THE INDONESIAN JOURNAL OF PUBLIC HEALTH
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/ijph.v19i2.2024.211-225

Abstract

Introduction: Stunting is a condition of chronic malnutrition caused by malnutrition that occurs over a long period of time, caused by food supply that does not match the nutritional needs of children. Developmental delay occurs when the child is still in the mother's womb and appears when the child is two years old. There is prevalence of stunted toddlers in 6 districts in West Sulawesi, namely Majene District (40.6%), Polewali Mandar District (39.3%), Mamasa (38.6%), Mamuju (33.8%), Central Mamuju (28.1%), and Install Wood  (25.8%). Aims: Analysis of risk factors for stunting in Majene district. Method: This type of study is an observational study with a case-control study design. The number of toddlers is 418 toddlers. The sample for this study included 112 toddlers aged 0-59 months. The sampling technique is by means of proportional sampling. Results: the study shows that Kadarzi (OR 17.274), self-efficacy (OR 3.240), and socio-culture are risk factors for increased stunting in Majene District, KAP variable (OR 0.321) is a protective factor against stunting in Majene District. Conclusion: Kadarzi, self-efficacy, and socio-cultural variables are risk factors for stunting in Majene Regency. It is hoped that mothers will pay more attention to their toddler's nutritional intake from birth, especially on exclusive breastfeeding, MP-ASI, and various foods, and routinely bring their toddlers to the posyandu every month to find out their toddler's nutritional growth and development.
Analisis Determinan yang Memengaruhi Kejadian Katarak di Kota Makassar: Analysis of Determinants Affecting Cataract Incidence in Makassar City Multazam, Andi Muhammad; Batari, Andi Dinda; Mahmud, Nur Ulmy
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 6 No. 1 (2025): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v6i1.1920

Abstract

Abstract Background: Cataract is the leading cause of blindness worldwide, increasing with age. Cataract development is influenced by modifiable and non-modifiable risk factors. Objective: To analyze the determinants of cataract in Makassar City. Method: This study used a case-control design and was conducted at Primaya Hertasning Hospital, Kemenkes RI Eye Hospital, Hajj Hospital and Pelamonia TK II Hospital, Makassar city. The number of samples was 393 case samples and 393 control samples. Results: There was an association between risk factors such as high-risk age group (p=0.000), male gender (p=0.000), history of trauma (p=0.000), diabetes mellitus (p=0.000), hypertension (p= 0.000) and intraocular disease (p=0.000). A history of hypertension had a 32.700-fold risk of developing cataract [OR 32.700 (95% CI: 15.782 - 67.755)], followed by a history of DM [OR 24.405 (95% CI: 12.215 - 48.762)], high risk age [OR 16.373 (95% CI: 10.562-25.383)]. A history of trauma has an Exp (B) value of 51.237 which means that a history of trauma has a 51 times chance of experiencing cataracts. Conclusion: High-risk age, male gender, history of trauma, diabetes mellitus, hypertension, and intaocular disease are determinants of cataract incidence in Makassar City. History of trauma is the most influential variable. Abstrak Latar Belakang: Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di seluruh dunia, meningkat seiring bertambahnya usia. Perkembangan katarak dipengaruhi oleh faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Tujuan: Untuk menganalisis determinan kejadian katarak di Kota Makassar. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kasus-kontrol dan dilakukan di Rumah Sakit Primaya Hertasning, RS Mata Kemenkes RI Makassar, RSUD Haji dan RS TK II Pelamonia. Jumlah sampel adalah 393 sampel kasus dan 393 sampel kontrol. Hasil: Terdapat hubungan antara faktor risiko seperti kelompok usia berisiko tinggi (p=0,000), jenis kelamin laki-laki (p =0,000), riwayat trauma (p =0,000), diabetes melitus (p=0,000), hipertensi (p=0,001) dan penyakit intraokular (p=0,001). Riwayat hipertensi memiliki risiko 32,700 kali lipat untuk mengalami katarak [OR 32,700 (95% CI: 15,782 – 67,755)], diikuti oleh riwayat DM [OR 24,405 (95% CI: 12,215 – 48,762)], usia risiko tinggi [OR 16,373 (95% CI: 10,562-25,383)]. Riwayat trauma mempunyai nilai Exp (B) 51,237 yang berarti riwayat trauma mempunyai peluang 51 kali mengalami katarak. Kesimpulan: Usia risiko tinggi, jenis kelamin laki-laki, riwayat trauma, diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit intaokular merupakan determinan kejadian katarak di Kota Makassar. Riwayat trauma merupakan variabel yang paling berpengaruh.
Determinan Perilaku Ibu Hamil Terhadap Pemeriksaan Triple Eliminasi (HIV, Sifilis, Hepatitis B) Di Puskesmas Kassi-Kassi Kota Makassar Akila, Nur; Nur Ulmy Mahmud; Sartika
Window of Public Health Journal Vol. 5 No. 5 (2024)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelolaan Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woph.v5i5.1982

Abstract

Program triple eliminasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencegah penyebaran penyakit dari ibu ke bayi. Ketiga penyakit ini memiliki karakteristik yang sama yaitu memiliki cara penyebaran yang sama yaitu melalui hubungan seksual, transfusi selama kehamilan saat bayi dalam kandungan. Pelaksanaan trieliminasi di Indonesia berdasarkan Permenkes No. 52 Tahun 2017 tentang Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak menjadi satu paket dalam pelayanan antenatal terpadu dengan menetapkan cakupan indikator minimal 95% dari seluruh ibu hamil. Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional, adapun lokasi penelitian ini yaitu Puskesmas Kassi-Kassi Kota Makassar, jumlah populasi 377 ibu hamil dan jumlah sampel 147 responden. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perilaku  Ibu Hamil Terhadap Pemeriksaan  Triple  Eliminasi Di Puskesmas Kassi-Kassi  Kota Makassar. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pemeriksaan Triple Eliminasi pada ibu hamil Di Puskesmas Kassi-Kassi  Kota Makassar (p value 0,020 < 0,05), ada hubungan antara sikap dengan pemeriksaan Triple Eliminasi pada ibu hamil Di Puskesmas Kassi-Kassi  Kota Makassar (p value 0,000 < 0,05), ada hubungan antara Dukungan keluarga dengan pemeriksaan Triple Eliminasi pada ibu hamil Di Puskesmas Kassi-Kassi  Kota Makassar (p value 0,000 < 0,05). Diharapkan Pihak puskesmas dapat mempertahankan serta senantiasa memberikan edukasi untuk lebih menambah pengetahuan ibu hamil terkiat peremiksaan Triple Eliminasi. serta ibu hamil diharapkan aktif mencari informasi tentang Triple Eliminasi dan wajib melakukan pemeriksaan Triple Eliminasi dan peneliti selanjutnya dapat menyempurnakan penelitian ini dengan mengembangkan variabel lainnya yaitu peran tenaga kesehatan sebagai askes informasi.
Infeksi Oportunistik IMS Pada Pengidap HIV Yang Memeriksakan Viral Load Ningsih, Inar Ayu; Gobel, Fatmah Afrianty; Mahmud, Nur Ulmy
Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo Vol 10, No 2 (2024): JMK Yayasan RS.Dr.Soetomo, Kedua 2024
Publisher : STIKES Yayasan RS.Dr.Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29241/jmk.v10i2.2079

Abstract

Infeksi oportunistik (IO) pada orang yang mengidap HIV. Sebuah infeksi pada pengidap HIV disebut sebagai infeksi oportunistik karena berbagai macam mikroba penyebabnya (bakteri, jamur, parasit, dan virus lainnya) muncul mengambil kesempatan selagi daya tahan tubuh seseoarng menurun. Berdasarkan data awal yang diperoleh dari KPAP Sulawesi Selatan data cakupan penemuan kasus ODHIV periode januari - april 2024 di provinsi sulawesi selatan, yaitu terdapat 695 kasus yang ditemukan dalam 4 bulan teakhir, 81 % diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan 19% berjenis kelamin perempuan. Pada tahun 2023 terdapat 2.098 kasus orang dengan HIV yang ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Faktor Determinan Infeksi Oportunistik IMS Pada Pengidap HIV yang memeriksakan Viral Load di Provinsi Sulawesi Selatan. etode kasus kontrol untuk menganalisis faktor determinan infeksi oportunistik IMS pada pengidap HIV yang memeriksakan viral load. Hasil pada penelitian ini yaitu lama mengidap HIV merupakan faktor risiko terjadinya co-Infeksi IMS, ODHIV positif < 10 tahun 3.8 kali berisiko tertular IMS. Sedangkan Kepatuhan minum obat ARV merupakan faktor protektif terjadinya co-Infeksi IMS, sedangkan dan dukungan pendamping sebaya dan dukungan petugas kesehatan bukan merupakan faktor risiko co infeksi IMS.
Analisis Trigger Pernikahan Dini pada Remaja di Kabupaten Majene: Trigger Analysis of Early Marriage among Teenagers in Majene Regency Jayanti, Jayanti; Asrina, Andi; Mahmud, Nur Ulmy
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 6 No. 1 (2025): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v6i1.1961

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: WHO (2022) melaporkan terdapat 14,2 juta anak perempuan menikah pada usia muda setiap tahun. Di Indonesia, sekitar 1,3 juta pernikahan yang dilakukan oleh pasangan dibawah usia 18 tahun. Tahun 2023 Sulawesi Barat menempati posisi ke -8 seluruh provinsi di Indonesia, dengan angka pernikahan dini sebesar 11,7% atau 145 kasus. Di Kabupaten Majene, tercatat jumlah kasus pernikahan dini terbanyak pada tahun 2020 yaitu 85 kasus. Tujuan: Untuk menganalisis karakteristik orang tua, kebiasaan/tradisi masyarakat dan pengaruh media sosial terhadap pernikahan dini di Kabupaten Majene. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Kualitatif Deskriptif atau Quasi Qualitative dengan menggunakan pendekatan etnografi. Informan dalam penelitian ini sebanyak 35 orang, dengan 1 informan kunci, 20 informan biasa dan 14 informan pendukung.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pernikahan dini di Kabupaten Majene, dipicu oleh karakteristik orang tua dimana tingkat pendidikan orang tua yang rendah, pekerjaan orang tua informal sehingga penghasilan tidak cukup untuk biaya pendidikan anak,  serta orang tua yang menerapkan pola asuh permisif. Pernikahan dini juga dipicu oleh adanya kebiasaan masyarakat yang turun temurun telah menikah muda serta tradisi dalam bentuk pernikahan sipalaiang dan massaka/tisaka. Faktor lain adalah adanya pengaruh sosial media, dalam penelitian ini diketahui bahwa media sosial membawa dampak yang  besar pada remaja, konten-konten negatif yang dengan mudah ditemukan dalam media sosial, mempengaruhi gaya pacaran remaja, sehingga cenderung menormalisasi pergaulan bebas di kalangannya.   ABSTRACT Background: WHO (2022) reports that 14.2 million girls are married at a young age every year. In Indonesia, about 1.3 million marriages are conducted by couples under the age of 18. In 2023 West Sulawesi ranked 8th in all provinces in Indonesia, with an early marriage rate of 11.7% or 145 cases. In Majene Regency, the highest number of early marriage cases was recorded in 2020, namely 85 cases. Objective: To analyse parental characteristics, community habits/traditions and the influence of social media on early marriage in Majene Regency. Method: This research is a Descriptive Qualitative or Quasi Qualitative research using an ethnographic approach. The informants in this study were 35 people, with 1 key informant, 20 ordinary informants and 14 supporting informants. The data collection techniques used were interviews and observations. Results: The results showed that early marriage in Majene Regency was triggered by the characteristics of parents where the parents‘ level of education was low, the parents’ work was informal so that the income was not enough for children's education costs, and parents who applied permissive parenting. Early marriage is also triggered by community customs that have been passed down from generation to generation and traditions in the form of sipalaiang and massaka/tisaka marriages. Another factor is the influence of social media, in this study it is known that social media has a big impact on adolescents, negative content that is easily found on social media, influences the dating style of adolescents, so it tends to normalise promiscuity among them.
Hubungan Pengetahuan dengan Upaya Kader Posyandu dalam Pencegahan Stunting Melalui Media Sosial pada Balita di Puskesmas Banggae I Kabupaten Majene: Relationship between Knowledge and Efforts of Posyandu Cadres in Preventing Stunting through Social Media in Toddlers at Puskesmas Banggae I Majene Regency Amjad, Muh.; Yusriani, Yusriani; Mahmud, Nur Ulmy
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 6 No. 1 (2025): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v6i1.1968

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Menurut WHO (2021), pada tahun 2020 prevalensi balita yang mengalami stunting sekitar 149 juta orang. Prevalensi stunting di Indonesia pada pertengahan tahun 2023 sebesar 21,26%., Prevalensi stunting di Sulawesi Barat sebesar 30.3% (4.840.045) tahun 2023. Jumlah kasus stunting di Kabupaten Majene pada pertengahan tahun 2024 sebesar 5507 kasus dan di Puskesmas Banggae I sebesar 478 kasus. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan pengetahuan dengan upaya kader posyandu dalam pencegahan stunting melalui media sosial di Puskesmas Banggae I Kabupaten Majene. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain Cross Sectional Study. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 106 responden dengan pengambilan sampel dengan tehnik total sampling. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan dari tanggal 20 November sampai dengan 20 Desember 2024. Hasil: Tingkat pengetahuan berpengaruh signifikan terahadap upaya pencegahan (p=0.000). ABSTRACT Background: According to WHO (2021), in 2020 the prevalence of stunted toddlers is around 149 million people. The prevalence of stunting in Indonesia in mid-2023 was 21.26%. The prevalence of stunting in West Sulawesi was 30.3% (4,840,045) in 2023. The number of stunting cases in Majene Regency in mid-2024 was 5507 cases and at the Banggae I Health Center was 478 cases. Objective: To analyze the relationship between knowledge and efforts of posyandu cadres in preventing stunting through social media at Puskesmas Banggae I, Majene Regency. Method: This research is a quantitative study with a Cross Sectional Study design. The sample in this study were 106 respondents with sampling with total sampling technique. This research was conducted for 1 month from November 20 to December 20, 2024. Results: The level of knowledge has a significant effect on prevention efforts (p=0.000).
Pengaruh Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia Alata L.) Terhadap Penyembuhan Penyakit Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR): Effect of Chinese Ketepeng Leaf Extract (Cassia Alata L.) on Healing Recurrent Aphthous Stomatitis (SAR) Disease T., Nur Najmah; Masriadi, Masriadi; Mahmud, Nur Ulmy; Ahri, Reza Aril; Patimah, Sitti; Abbas, Hasriwiani Habo
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 6 No. 1 (2025): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v6i1.1969

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) atau biasa dikenal dengan sariawan, merupakan penyakit mulut yang paling sering ditemukan di masyarakat. SAR merupakan salah satu penyakit mulut yang sering terjadi, ditandai oleh ulser berbentuk oval atau bulat yang nyeri pada mukosa mulut, terjadi secara rekuren, penyakit ini relatif ringan, tidak membahayakan jiwa, tetapi dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya, terutama pada penderita yang terjadi berulang kali serta sebagai alarm pada tubuh menuju keganasan. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun ketepeng cina (Cassia Alata L.) terhadap penyembuhan penyakit stomatitis aftosa rekuren (SAR).  Metode: Penelitian eksperimen Laboratorium dan Randomized Kontrol Trial (RCT) dengan rancangan pretest-postest group desain terhadap ektrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) pada penyakit SAR wanita dewasa muda. Uji invitro, in vivo dan uji klinis dilakukan dengan uji klinis fase 1. Hasil: Terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara zona daya hambat pertumbuhan jamur menggunakan ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) konsentrasi 5%, 10%, 20%, 30% dan kontrol positif albothyl terhadap pertumbuhan fungi Candida Albicans (p=0,006). Serta terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara sediaan larutan topikal ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) dengan dosis 1×1, 2×1, 3×1, dan kontrol terhadap penyembuhan luka diabetes mellitus pada tikus putih rattus norvegicus (p=0,000). Uji klinis terdapat perbedaan signifikan rata-rata antara pemberian larutan topikal ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) dosis 1×1 dan kontrol pada pasien SAR (p=0,000). Kesimpulan: Terjadi peningkatan diameter zona daya hambat antifungi seiring dengan bertambahnya ekstrak larutan topikal daun ketepeng cina (Cassia alata L.) efektif terhadap penyembuhan SAR pada tikus putih Rattus Norvegicus dan pasien SAR. ABSTRACT Background: Recurrent Aphthous Stomatitis (SAR) or commonly known as canker sores, is an oral disease that is most often found in the community. SAR is one of the most common oral diseases, characterized by painful oval or round ulcers on the oral mucosa, occurring recurrently, this disease is relatively mild, not life-threatening, but can reduce the sufferer's quality of life, especially in sufferers who occur repeatedly. and as an alarm in the body towards malignancy. Objective: To determine the effect of Chinese Ketepeng leaf extract (Cassia Alata L.) on healing recurrent aphthous stomatitis (SAR). Method: This research is a laboratory experimental research and Randomized Kontrol Trial (RCT) with a pretest-posttest group design on Chinese ketepeng (Cassia alata L.) leaf extract on SAR disease in young adult women. In vitro, in vivo and clinical trials were carried out using phase 1 clinical trials. Results: There is a significant average difference between the zone of inhibition of fungal growth using Chinese ketepeng leaf extract (Cassia alata L.) concentrations of 5%, 10%, 20%, 30% and the positive kontrol albothyl on the growth of the fungus Candida Albicans (p=0.006). And there was a significant average difference between the preparation of topical solution of Chinese ketepeng leaf extract (Cassia alata L.) with doses of 1×1, 2×1, 3×1, and kontrol on healing diabetes mellitus wounds in white rats rattus norvegicus (p =0.000). In clinical trials, there was a significant difference in the average between administering a topical solution of 1×1 dose of Chinese ketepeng leaf extract (Cassia alata L.) and kontrols in SAR patients (p=0.000). Conclusion: There was an increase in the diameter of the antifungal inhibition zone along with increasing topical solution extract of Chinese ketepeng leaves (Cassia alata L.) which was effective in curing SAR in white rats Rattus Norvegicus and SAR patients.
GIZI SEIMBANG MELALUI METODE PUZZLE PADA ANAK SEKOLAH DASAR UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DI DESA PADANGLAMPE Sumiaty, Sumiaty; Mahmud, Nur Ulmy; Arman, Arman; Rusydi, Arni Resqiani
DHARMAKARYA: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat Vol 13, No 3 (2024): September : 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v13i3.51167

Abstract

Kondisi saat ini masalah gizi ganda (double burden) masih dialami khususnya pada anak-anak di Indonesia, yaitu kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Salah satu kekurangan gizi pada anak sekolah yaitu stunting. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada dibawah standar. Tujuan dari PkM ini adalah 1) Meningkatkan pengetahuan tentang pemantauan status gizi anak sekolah dasar dengan menggunakan metode bermain, 2) Meningkatkan keterampilan dalam pemilihan makanan berdasarkan pedoman gizi seimbang dengan menggunakan metode bermain. Solusi yang kami tawarkan adalah 1) Peningkatkan pengetahuan tentang pemantauan status gizi anak sekolah dasar dengan menggunakan metode bermain puzzle, 2) Peningkatkan keterampilan dalam pemilihan makanan berdasarkan pedoman gizi seimbang dengan menggunakan metode bermain puzzle. Metode pelaksanaan kegiatan yaitu tim pengabdian dengan mahasiswa berperan dalam menyiapkan media puzzle, membagi anak menjadi dua kelompok, menjelaskan proses permainan dan aturannya, membacakan hasil permainan dan mengevaluasi penguasaan materi sedangkan siswa berperan dalam memainkan permainan. Hasil kegiatan berupa pre dan post test menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan. Saran bagi pihak sekolah agar melakukan pemantauan pertumbuhan dan memberikan edukasi terkait dengan pedoman gizi seimbang setiap bulannya.The current condition is that there is still a double burden of nutritional problems, especially among children in Indonesia, namely malnutrition and excess nutrition. One of the nutritional deficiencies in school children is stunting. Stunting is a disruption in the growth and development of children due to chronic malnutrition and recurrent infections, which is characterized by their length or height being below standard. The objectives of this PkM are 1) Increasing knowledge about monitoring the nutritional status of elementary school children using the play method, 2) Improving skills in selecting food based on balanced nutrition guidelines using the play method. the solutions we offer are: 1) increasing knowledge about monitoring the nutritional status of elementary school children using the puzzle playing method; 2) increasing skills in selecting food based on balanced nutrition guidelines using the puzzle playing method. The method of implementing the activity is that the service team with students plays a role in preparing puzzle media, dividing the children into two groups, explaining the game process and rules, reading out the results of the game, and evaluating mastery of the material while the students play a role in playing the game. The results of activities in the form of pre-and post-tests showed an increase in knowledge.. Suggestions for schools to monitor growth and provide education related to balanced nutrition guidelines every month.
Co-Authors A. Ridha Al Shifa A. Suryaman Nanga Bura Abd. Gafur Abd. Gafur Ahri, Reza Aril Akila, Nur Aldri Frinaldi Alfatah, Ratih Amjad, Muh. Amran Razak Anas Dwi Yulinar Burhan Andi Asrina Andi Asrina Andi Mansur Sulolipu Andi Nurlinda Andi Zulkifli Abdullah Anggreni, Dinda Angriani, Vammy Arman Arman Arman Arni Rizqiani Rusydi Arni Rizqiani Rusydi Aryani Ahmad Asnidar Aulia, Andi Besse Rezky Ayu Angraeni Suprianti Ayu Ardhiny Brilyana Ayu Puspitasari Azzahra, Yudhira Batari, Andi Dinda Brilyana, Ayu Ardhiny Buhar, Anas Dwi Yulinar Chaeruddin Hasan Christa Gumanti Manik Dea Sintya Ananda Dinda Anggreni Fachrin, Suharni a. Fadillah Khaerunnisa Fahrunnisa S, Nurul Farihah Muhsanah Fatma Afrianty Gobel Fatmah Afrianty Gobel Febriana Firka Wafiq Nurul Haq Fitriani Fitriani, Aisyah Al Haeril Amir Haeruddin Haeruddin Hanafie, Hadriati Haq, Firka Wafiq Nurul Harismawati Bahtiar Harpiana Rahman Hasan, Chaeruddin Hidayati Nurhasana Husnul Khatimah I Gusti Wayan Murjana Yasa Idris, Fairus Prihatin Ikhram Hardi S Ikhram Hardi S Inang Purwati Indah Sari Indah Syamsuddin Indriani Rachman Jalal, Muhammad Jalaluddin Javid, Nazli Jayanti, Jayanti Jumirna Jumriati, Jumriati Karmila, Henny Lukman M. Furqaan Naiem Mansur Sididi Marfu'ah Ruslan Badaruddin Masriadi Masriadi Masriadi Masriadi Masriadi Masriadi Masriadi, Masriadi Mirna Muh. Khidri Alwi Muhammad Khidri Alwi Muhammad Khidri Alwi Muhammad Sarwin Muriyati Nazli Javid Nelfi Eryvia Risana Niaz, Afifah Ningsih, Inar Ayu Nurhasana, Hidayati Nurul Fatmasari Gaffar Nurul Hikmah Nurul Hikmah Baharuddin Nurul Himah B Nurul Inayah Nurul Mukhlisah Tahir Nurul Ulfah Mutthalib Rachman, Indriani Rahman Rahmiati Rais Hendrawan Reza Aril Ahri Ria Qadariah Arief Riah Ayu Pratami Rina Safitri Rio Fatli Adnan Rio, Rio Fatli Adnan Rizka Kinanti Adam Rizky Fitriyati Baharuddin Rusydi, Arni Resqiani Rusydi, Arni Rizqiany Safruddin, Safruddin Sahadiah Sartika Sartika, Sartika Septiyanti Sitti Hutami Megantari Sitti Hutami Megantari Sitti Patimah Sri Wulandari Suchi Avnalurini Sharief Sulolipu, Andi Mansur Sumiaty Sumiaty Sumiaty Sumiaty Suyuti, Sartika T., Nur Najmah Tuti Alawiyah Ulfa Sulaeman Wa Ode Nurfalah Yuliana B Yuliati YULIATI Yuliati Yuliati Yuliati Yuliati Yuliaty Yusriani, Yusriani