Claim Missing Document
Check
Articles

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN BAGI MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA PENGUATAN MODERASI BERAGAMA DI KECAMATAN LINTONG NIHUTA Maria Widiastuti; Dorlan Naibaho; Hasudungan Simatupang; Risden Anakampun
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2024): Volume 5 No. 4 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i4.33257

Abstract

Moderasi beragama sangat penting untuk mendorong masyarakat yang harmonis dan damai, terutama di negara yang beragam seperti Indonesia. Hal ini tidak hanya mencakup toleransi tetapi juga menghargai perbedaan, menghindari ekstremisme, dan mempromosikan kerukunan. Dalam konteks Kecamatan Lintong Nihuta, Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, di mana sebagian besar penduduknya beragama Kristen tetapi juga termasuk komunitas dengan keyakinan lain, moderasi beragama sangat penting untuk menjaga kohesi sosial. Program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2024 bertujuan untuk memperkuat moderasi beragama melalui pendidikan agama Kristen. Dipimpin oleh Prof. Dr. Albiner Siagian, M.Si., dan didukung oleh dosen-dosen dari Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung, termasuk Maria Widiastuti, Dorlan Naibaho, Hasudungan Simatupang, dan Risden Anakampun, bersama dengan Henriwati Siregar, penyuluh agama Kristen dari Humbang Hasundutan, program ini menggunakan pendekatan komprehensif yang menggabungkan ceramah, diskusi kelompok, dan kegiatan praktis. Program ini berhasil meningkatkan pemahaman peserta tentang moderasi beragama, menyoroti bahwa ini adalah pendekatan yang seimbang antara kebebasan beragama dan tanggung jawab sosial. Ceramah memberikan dasar teoretis, sementara diskusi kelompok memfasilitasi berbagi pengalaman pribadi dan tantangan praktis. Peserta menunjukkan peningkatan signifikan dalam toleransi dan saling menghormati, berpartisipasi dalam kegiatan lintas agama dan mempromosikan interaksi yang harmonis dalam komunitas mereka. Keterlibatan tokoh masyarakat memainkan peran penting dalam keberhasilan program, memberikan contoh nyata tentang moderasi beragama. Partisipasi aktif anggota masyarakat dan pengembangan keterampilan praktis mempertegas efektivitas program. Terlebih lagi, program ini juga meningkatkan kapasitas penyuluh agama Kristen, memperlengkapi mereka dengan strategi komunikasi yang lebih baik dan metode praktis untuk mempromosikan moderasi beragama. Program pengabdian masyarakat ini menunjukkan potensi pendidikan agama Kristen dalam mendorong moderasi beragama dan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan damai di Kecamatan Lintong Nihuta. Komitmen peserta untuk terus mempraktikkan dan mempromosikan moderasi beragama menunjukkan dampak positif jangka panjang. Program-program di masa depan dapat memperluas jangkauan mereka, melibatkan lembaga lokal, dan menggabungkan teknologi untuk memperluas pengaruhnya.**
PENGEMBANGAN POTENSI CORAK ULOS BATAK DI DESA HAPOLTAHAN KEC. TARUTUNG KAB. TAPANULI UTARA Risden Anakampun; Ronny Simatupang; Dina Infantri Aritonang; Feni Yolanda Sianturi; Murni Hutasoit; Dorlan Naibaho; Sandy Ariawan
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Volume 5 No 1 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i1.24797

Abstract

Indonesia kaya akan keaneka ragaman suku bangsa, golongan, dan lapisan sosial di dalam kehidupannya. Termasuk dari segi keragaman budaya yang sangat beragam di Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia dituangkan dalam bentuk kain dan tenunan tradisional, diantaranya adalah kain ulos dari Sumatera Utara. Sumatera utara adalah salah satu daerah yang memiliki keanekaragaman hasil budaya seperti daerah-daerah lainnya di Indonesia, yang diantaranya hasil budaya suku Batak Toba sebagai salah satu suku asli di Sumatera Utara berupa Kain Tenun Ulos Batak Toba. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan pengembangan potensi corak ulos batak di Desa Hapoltahan Kec. Tarutung Kab. Tapanuli Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan melakukan studi pustaka dan studi lapangan. Adapun studi pustaka yang dilakukan untuk menganalisis penerapan ragam hias kain Ulos Batak, sementara untuk studi lapangan terhadap ragam hias kain ulos batak. Penulis menggunakan pendekatan fenomenologis dalam pengamatan secara inderawi. Maksudnya penulis langsung studi lapangan ke tempat pembuatan ulos dan merasakannya secara inderawi terutama dari segi material serat kain yang digunakan. Hasil yang didapat yaitu para masyarakat memperoleh pengetahuan yang bermanfaat dalam pengembangan corak ulos batak untuk digunakan dalam menenun. Kegiatan pengembangan potensi corak ulos batak di Desa Hapoltahan Kec. Tarutung Kab. Tapanuli Utara sangat bermanfaat bagi para masyarakat di Desa Hapoltahan Kec. Tarutung Kab. Tapanuli Utara. Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan harus dalam bentuk pelatihan karena langsung berpengaruh kepada kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Pentingnya Peranan Guru Mengatasi Bullying di Sekolah Dalam Mewujudkan Sekolah Ramah Dorlan Naibaho; Elsa Yulinarda Yahya Nainggolan
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (JURDIKBUD) Vol. 3 No. 3 (2023): November : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (JURDIKBUD)
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurdikbud.v3i3.2563

Abstract

The aim of this research is to describe the role of teachers in overcoming bullying as an effort to create a friendly school and the perceived obstacles. The purpose of this research is to determine the duties and roles of teachers in dealing with bullying to create a friendly school. The research method uses a qualitative approach with qualitative descriptive methods. The data collection technique used in this research is library research. The results of this research show the role of teachers in dealing with bullying, namely planning anti-bullying actions, finding the root of the problem of bullying, giving punishment, forming study groups, advising students who bully, providing guidance and counseling, services, offering gifts or rewards, offering "say" programs. stop bullying at school”, carry out supervision or monitoring, and create friendly schools. Difficulty in managing student activities outside the school environment is felt to be an obstacle.
Peningkatan Keterampilan Interaksi Sosial Guru Pendidikan Agama Kristen dalam Proses Pembelajaran Dorlan Naibaho; Rani Apriana Purba
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (JURDIKBUD) Vol. 3 No. 3 (2023): November : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (JURDIKBUD)
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurdikbud.v3i3.2564

Abstract

Social skills in the importance of Christian Religious Education (PAK) teacher professionalism in developing creativity in learning. Religious Education teachers who lack creativity can lead to failure in creating inspiring learning. This can have a negative impact on exam results and student character development. John M. Nainggolan emphasized that a Christian teacher must put others first, have a work ethic, and contribute to meeting students' needs. Creativity is an important aspect in meeting students' needs in achieving achievement and application in everyday life.Time limitations often become an obstacle to the creativity of PAK teachers. However, from the perspective of Christian education, an educator is responsible for developing all students' potential so that they can develop optimally affectively, cognitively and psychomotorically. Teachers have an important role in shaping personality, creativity, as well as providing motivation and guidance to students.Christian religious education also requires creativity from PAK teachers in conveying religious messages so that students can understand and appreciate them. Jesus' activities as a teacher became a model for Christian teachers to continue implementing the educational revolution in teaching approaches.The skills of explaining, social, asking questions, providing reinforcement, varying stimuli, as well as the ability to open and close learning are important aspects of the basic skills of a PAK teacher. Learning success is not only determined by well-formulated objectives, but also by appropriate teaching methods.Apart from that, PAK teachers are also expected to have personal characteristics such as culture, competence, principles of the Christian faith, determination, responsibility, humor and imagination that support professionalism in conveying Christian religious messages and supporting students directly. Effective communication between teachers and students becomes key in ensuring messages are distributed well. The support and guidance provided by teachers is also an important factor in the school environment, where teachers become important resources for students outside the home environment.In conclusion, the professionalism of PAK teachers is not only limited to knowledge of Christianity, but also includes creativity, basic teaching skills, and effective communication to help students achieve achievement and develop character.
Pengaruh Peran Guru Pak Untuk Meningkatkan Sikap Simpatik Kepada Peserta Didik Terhadap Karakter Kekristenan Dorlan Naibaho; Ayu Allyssa Puteri Pasaribu
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (JURDIKBUD) Vol. 3 No. 3 (2023): November : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (JURDIKBUD)
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurdikbud.v3i3.2566

Abstract

The important role of Christian Religious Education (PAK) teachers in developing students' Christian character. emphasizes the role of PAK teachers as correctors, facilitators, mentors, class managers, evaluators, and the importance of spiritual competence in education. Factors such as love, loyalty, justice and patience are the focus of forming Christian character. Factors such as love, loyalty, justice and patience are at the core of Christian character development. Apart from that, about the importance of Christian character education, the introduction of Christian ethical values and the formation of Christian mental character. The concept of character education includes values such as love, sincerity and balance in life, while the cultivation of ethical values includes integrity, sincerity and service leadership. Character formation in Christian mentality involves renewal of the mind, spiritual toughness, and healthy self-acceptance. Character formation in a Christian way of thinking includes renewal of the mind, mental flexibility, and healthy self-acceptance. Furthermore, developing emotional intelligence through Christian principles, including self-reflection, managing stress through prayer, forgiveness as a release of emotions, and building positive relationships. An emphasis on effective communication, peaceful management of conflict, and increasing hope and optimism is also an integral part of this approach. Thus, this journal article provides an illustration of how PAK teachers can play an important role in cultivating students' sympathetic attitudes towards Christian character, integrating Christian values and principles into character education, ethics and developing students' emotional intelligence.
Pentingnya Guru dalam Menguasai Substansi Materi Pembelajaran Dorlan Naibaho; Epa Gracelia Ferals Sitorus
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (JURDIKBUD) Vol. 3 No. 3 (2023): November : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (JURDIKBUD)
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurdikbud.v3i3.2635

Abstract

A teacher is a person who can be defined as one of the main factors and actors in the success of education. As an educator, of course, teachers are required to have multiple roles as informators, transmitters, organizers, motivators, initiators, directors or guides, facilitators, and mediators. In teachers have at least four competencies, namely: pedagogic competence, personality competence, social competence, professional competence. When carrying out Teaching and Learning Process Activities, the teacher of course has prepared himself, but problems occur if the teacher does not master the substance or subject / content of the material to be taught, as a result the teacher only dictates or plagiarizes the material that has been available from the book. This study aims to describe the importance of teachers in mastering the substance of learning material. This study used a qualitative approach with a systematic review method. This study used a qualitative approach with a systematic review method. Various sources are presented in a balanced manner and used as research references, as well as observed and criticized in order to obtain an in-depth study of the importance of teachers mastering the substance of learning material. The current Merdeka Belajar curriculum demands student-centered learning. Teachers are said to be facilitators and mediators, it does not mean that students are required to seek knowledge on their own, but teachers are required to understand and even master the substance of learning material and must broaden their horizons by multiplying references from the internet and self-practice tests first, so that during the teaching and learning process takes place effectively and communicatively.
Psikologi Perkembangan pada Remaja terhadap Dampak Penggunaan Media Sosial pada Perkembangan Emosi dan Kecemasan pada Remaja Simanjuntak, Dahlia Vebriani; Sitompul, Desi Andriani; Nadapdap, Indah; Raja, Santi Lumban; Naibaho, Dorlan
Jurnal Parenting dan Anak Vol. 1 No. 3 (2024): April
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/jpa.v1i3.422

Abstract

Penelitian ini menginvestigasi dampak penggunaan media sosial terhadap perkembangan emosi dan kecemasan pada remaja melalui pendekatan psikologi perkembangan. Metode penelitian melibatkan survei dan analisis data kuantitatif untuk mengevaluasi hubungan antara intensitas penggunaan media sosial, perkembangan emosi remaja, dan tingkat kecemasan. Temuan menunjukkan adanya korelasi antara penggunaan media sosial dengan variasi emosi remaja, serta peningkatan tingkat kecemasan. Implikasi praktis dan teoritis dari temuan ini disajikan untuk mendukung pemahaman lebih lanjut tentang interaksi kompleks antara media sosial dan kesejahteraan emosional remaja.
Perjalanan Psikologi Perkembangan dan Bimbingan Peserta Didik: Tinjauan dari Anak-Anak Hingga Lansia Sitanggang, Anggita Anggraini; Sipahutar, Friska Mawarni; Hutasoit, Friska Romauli; Surbakri, Lilis Sri Bertina; Naibaho, Dorlan
Jurnal Parenting dan Anak Vol. 1 No. 3 (2024): April
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/jpa.v1i3.423

Abstract

Artikel ini meninjau perjalanan psikologi perkembangan dan bimbingan peserta didik dari masa kanak-kanak hingga usia lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk memahami karakteristik perkembangan pada setiap tahapan kehidupan dan bagaimana bimbingan dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik pada setiap tahap. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui analisis literatur, temuan menunjukkan bahwa setiap tahapan perkembangan memiliki kebutuhan unik yang memerlukan pendekatan bimbingan yang berbeda. Pada masa kanak-kanak, fokus bimbingan adalah pada pengembangan kognitif dan sosial. Selama masa remaja, bimbingan diarahkan pada pembentukan identitas dan pemahaman diri. Pada masa dewasa, perhatian utama adalah pada karier dan kehidupan pribadi, sementara pada usia lanjut, dukungan psikososial dan kesehatan mental menjadi prioritas. Artikel ini menekankan pentingnya pendekatan holistik dan berkelanjutan dalam bimbingan pendidikan untuk mendukung perkembangan optimal peserta didik sepanjang hidup. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah perlunya kolaborasi antara psikolog, pendidik, dan pembimbing dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan individu. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk mengeksplorasi strategi bimbingan yang efektif dan adaptif untuk berbagai konteks perkembangan.
The Integration of Spirituality and Technology: The Role of Christian Education in the Digitalization Era Naibaho, Dorlan; Widiastuti, Maria; Hasugian, Jessi Manuella; Nababan, Benida Dina
EDUKASIA Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 5 No. 2 (2024): Edukasia: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Publisher : LP. Ma'arif Janggan Magetan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62775/edukasia.v5i2.1604

Abstract

The rapid development of digitalization has profoundly influenced students' spiritual lives, often shifting their patterns of worship, meaning-making, and social interaction. This study aims to explore the role of Christian education and worship learning in shaping student spirituality within the context of the digital era. Using a qualitative descriptive approach through library research, this study analyzes scientific books, theological journals, educational articles, and relevant research reports published in the last 15 years. The findings indicate that contextual, reflective, and experiential Christian education significantly contributes to holistic spiritual formation. Worship learning, when designed meaningfully, serves as a powerful medium to deepen faith experiences and initiate authentic spiritual transformation. In the digital era, students require digital spiritual literacy to ethically navigate information and use technology in ways aligned with their faith. The role of lecturers as spiritual mentors and the presence of an adaptive, value-based curriculum are critical in supporting students' spiritual development. The study concludes that Christian education remains highly relevant and increasingly urgent in an age where spiritual values are often marginalized. The implications of this research highlight the need to develop a Christian education curriculum that integrates faith and technology in critical and creative ways. Future research is encouraged to empirically examine the implementation of digital spiritual pedagogy and its long-term impact on student character and mission. This study contributes conceptually to the advancement of Christian education in higher education and offers a framework for developing resilient, reflective, and Christ-centered students in the digital age.
Co-Authors Abdel Jesika Lase Agnesia Carmelita Mahulae Alisia Klara Marpaung Andre Ariwesly Sigalingging Andrianus Nababan Angelica Bakkara Ayu Allyssa Puteri Pasaribu Bancin, Wesli Edrianto Bertha Panggabean Betris S. Simbolon Betris Susi Yanti Simbolon Christian E H Sihite Dahlia J. Butarbutar Damaiyanti Nababan Dame Taruli Simamora Dani Gabriel Puwarno David Marthen Pardosi Deva Kusrini Br Manik Dina Infantri Aritonang Duma priscila Munthe Eka Hutagalung Elsa Yulinarda Yahya Nainggolan Epa Gracelia Ferals Sitorus Epa Gracelia Ferals Sitorus Ester Paulina Eunike Perdana T Exaudi Sitanggang Farisca Lumbantobing Feni Sulistiani Sitorus Feni Sulistiani Sitorus Feni Yolanda Sianturi Fernidia Br. Siburian Frainskoy Rio Naibaho Friska Romauli Hutasoit Grecetinovitria M. Butar-Butar Habel P Simanjuntak Hasudungan Simatupang Hasugian, Jessi Manuella Hutasoit, Friska Romauli Ingot Harminto Situmorang Ingrina Simaremare Ira Tripena Silalahi Jessi Manuella Hasugian Kevin Martin Sijabat Kristina Veronika Sianturi Lamsari Dameria Situmorang Lasminar Nababan Lastri Novia Sitompul Lastry Rohani Panjaitan Lestari Hutahaean Lince R.T Simamora Louisa Silalahi Malani Simanungkalit Manalu, Goklas J Manurung, Tri putri Romaito Maria Widiastuti Maria Widiastuti, Maria Martina Labora Nainggolan Marudut Situmorang Mawarni Hutagalung Melani Napitupulu Metaledi Esterica Lumbantobing Michael Sihite Monalisa Anesti Juniati Tampubolon Murni Hutasoit Nababan, Benida Dina Nadapdap, Indah Naibaho, Septi Enjelika Naomi Rose Mariani Silaban Nathanael Elsadai Banjarnahor Netti Lorensia Turnip Oktaviani Simbolon Oloria Malau Palentina Pebryanti Munte Pebrina Br Ginting Munthe Pestaria Naibaho Philpres Simatupang Putri Sinpur Sinaga Raja, Santi Lumban Rani Apriana Purba Rawatri Sitanggang Redita Manullang Renauli Simajuntak Reza Fahlevi Marbun Riris Simatupang Risden Anakampun Risden Anakampun Riski Aprilia Lumban Tobing Rizki Aprilia Lumbantobing Rona Napitupulu Ronny Simatupang Ruthnovrimel Debora Rajagukguk Sabar Rudi Sitompul Sammi Lumbantobing Sandri Yanti Sihotang Sandy Ariawan Saryna Natalia Purba Seapril Manurung Senida Harefa Septi Enjelika Naibaho Sigalingging, Rico Herbet Sihombing, Roysaputra Silalahi, Maryska Debora Simangunsong , Fransiska Natalia Simanjuntak, Dahlia Vebriani Simion D Harianja Sipahutar, Friska Mawarni Sitanggang, Anggita Anggraini Sitompul, Desi Andriani Sonia Putri Hutauruk Sri Melati Sinambela Surbakri, Lilis Sri Bertina Taripar Aripin Samosir Titin Marito Simarmata Tiur.L.R.Butarbutar Tiurma Barasa Widia Aprilia Sinaga Yohana Olivia Sitorus Yohana Olivia Sitorus Yuni S.P. Lumbantoruan