Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

HAKIKAT MALU DALAM BERAKHLAKUL KARIMAH DI ZAMAN MODERN : (Kajian Ma’ān al-Ḥadīṡ) Muhammad Alfaridzi; Nurliana Damanik; Munandar
Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora Vol. 2 No. 3 (2024): Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora
Publisher : Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/kultura.v2i3.881

Abstract

Malu merupakan suatu emosi yang dimiliki oleh manusia yaitu suatu kondisi yang terjadi pada manusia akibat dari prilaku atau tindakan yang dilakukan dan tindakan tersebut melanggar aturan dan larangan Allāh. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui pemahaman ḥadīṡ dan implementasi tentang malu dan berakhlakul karimah di kehidupan modern. Adapun masalah dalam penelitian ini ialah bagaimana pemahaman ḥadīṡ tentang malu di kehidupan modern dan bagaimana pemahaman ḥadīṡ tentang berakhlakul karimah di zaman modern. Skripsi ini menggunakan penelitian kepustakaan atau library research dengan rujukan utamanya adalah kitab kitab-kitab ḥadīṡ yang termaktub dalam kutub al-Tis’ah. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data-data berdasarkan pada hal-hal yang dibahas berupa catatan, transkip, buku, majalah, dan sebagainya. Dalam menganalisis data yang telah dikumpulkan, selanjutnya data penelitian ini diolah dan dianalisis dengan penyajian yang bersifat kualitatif. Penelitian dalam skripsi ini menemukan bahwa setiap umat Islam harus memiliki rasa malu terhadap diri sendiri, dan juga kepada orang lain. Karena sifat malu sendiri bisa mendatangkan kebaikan, sedangkan Islam juga selalu memerintahkan umatnya untuk selalu melakukan kebaikan.
OTENTISITAS ḤADĪṠ (Studi Kritis Atas Kajian Ḥadīṡ Kontemporer Perspektif Badri Khaeruman) Ariadi Nasution; Muhammad Nuh Siregar; Munandar
Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora Vol. 2 No. 3 (2024): Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora
Publisher : Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/kultura.v2i3.1177

Abstract

Ḥadīṡ diyakini oleh masyarakat muslim sebagai sumber syariat kedua yang kedudukannya di bawah Al-Qur’ān. Salah satu tujuan utama studi ḥadīṡ adalah menelusuri keotentikan ḥadīṡ, karena ḥadīṡ-ḥadīṡ yang dapat dijadikan hujjah dalam Islam adalah yang terbukti keotentikannya. Secara historis, sebenarnya upaya untuk menjaga keotentikan ḥadīṡ telah ada sejak masa Nabī Ṣaw. Menurut Badri Khaeruman, Al-Qur’ān barometer atas kebenaran ḥadīṡ. Jika suatu ḥadīṡ maknanya bertentangan dengan semangat Al-Qur’ān, maka ḥadīṡ yang seperti itu dibuang jauh-jauh. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui otentisitas ḥadīṡ perspektif Badri Khaeruman. Adapun masalah dalam penelitian ini ialah bagaimana sikap Badri Khaeruman dalam menyikapi kontroversi terhadap dan bagaimana metode Badri Khaeruman menguji validitas ḥadīṡ. Skripsi ini menggunakan penelitian kepustakaan atau library research dengan rujukan utamanya adalah buku karya Badri Khaeruman yang berjudul Otentisitas Ḥadīṡ: Studi Kritis Atas Kajian Ḥadīṡ Kontemporer. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data-data berdasarkan pada hal-hal yang dibahas berupa catatan, transkip, buku, majalah, dan sebagainya. Dalam menganalisis data yang telah dikumpulkan, selanjutnya data penelitian ini diolah dan dianalisis dengan penyajian yang bersifat kualitatif. Penelitian dalam skripsi ini menemukan bahwa Badri Khaeruman tidak menerima secara mutlaq atas kaidah al-Ṣaḥābatu Kulluhum ‘Udul. Menurut Badri Khaeruman, kaidah itu tidak berlaku untuk seluruh ṣaḥābat Nabī, karena pada dasarnya ada beberapa ṣaḥābat Nabī yang dapat dikatakan tidak adil dalam defenisi adil ilmu ḥadīṡ. Dalam menguji validitas suatu ḥadīṡ, beliau membuat tiga metodologi agar suatu ḥadīṡ dapat diterima, yakni: Kritik teks ḥadīṡ, analisis folologi, dan kritik redaksi.