Menurut World Health Organization (2025), sekitar 6–13% perempuan usia reproduksi mengalami PCOS, dengan peningkatan 10–15% akibat gaya hidup tidak sehat dan obesitas. Penelitian ini bertujuan menemukan terapi alternatif yang aman, efektif, dan berkelanjutan. Berdasarkan 6 artikel dari PubMed, Google Scholar, dan Science Direct (2020–2025), beberapa terapi herbal menunjukkan efek positif pada PCOS. Asparagus africanus berpotensi melalui metode docking molekuler, Tinospora cordifolia pada hewan model meningkatkan hormon normal, sensitivitas insulin, dan struktur ovarium, sedangkan Moringa oleifera berperan melalui efek antioksidan, modulasi hormon, perbaikan mikrobiota usus, dan peningkatan folikulogenesis. Urtica dioica dan lutein menurunkan MDA, kadar testosteron, serta meningkatkan SHBG, memperbaiki ketidakseimbangan hormon. Cinnamomum verum dosis 3 g/hari selama 12 minggu menurunkan testosteron total tanpa memengaruhi metabolisme atau progesteron luteal, dan kombinasi labu kuning, bunga matahari, wijen, serta biji rami mampu menyeimbangkan FSH dan LH. Kesimpulannya, Tinospora cordifolia dan Moringa oleifera efektif sebagai terapi PCOS, memberikan dampak positif pada aspek hormonal, metabolik, dan struktural.