Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA OPERASI HITUNG PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 18 PALU I Wayan Purwa Guna Adnyana; Sudarman Bennu; Sukayasa
Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako Vol. 6 No. 4 (2019)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas VII SMP Negeri 18 Palu dalam menyelesaikan soal cerita materi operasi hitung pecahan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 2 siswa yang diambil dari 22 siswa kelas VII D. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan-kesalahan siswa yaitu kesalahan konseptual dan kesalahan prosedural. Kesalahan konseptual yang dilakukan siswa meliputi (1) memahami soal yang di tunjukkan oleh jawaban siswa dalam menuliskan informasi yang diketahui dan yang ditanyakan tidak lengkap, (2) menyamakan penyebut yang disebabkan karena siswa telah menyamakan penyebut namun tidak mengubah pembilangnya, (3) mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa yang menyebabkan pecahan menjadi tak senilai, dan (4) prinsip karena siswa tidak paham dalam menerapkan prinsip atau aturan operasi pada pecahan. Sedangkan kesalahan prosedural yang dilakukan siswa meliputi: (1) prosedur tidak lengkap karena siswa menyelesaikan soal tidak sesuai dengan prosedur penyelesaian soal cerita, (2) prosedur tidak tepat karena pengerjaan siswa secara sembarang. (3) operasi hitung karena siswa salah dalam menentukan hasil operasi. Kata kunci: Analisis Kesalahan, konseptual, prosedural, soal cerita operasi penjumlahan, pengurangan perkalian dan pembagian pecahan. Abstract : The purpose of this study is describe the types of errors made by grade VII students of SMP Negeri 18 palu in solving story problems fractiont count operation material. This type of research is qualitative research. The subjects of this study were 2 sudents taken from 22 class students VIID. The results of the study show that students mistakes consists of conceptual error and procedural error. Conceptual errors made by students include (1) understand the questions shown by srudents’ answers in writing down known information andthe question is incomplete, (2) equate the denominator caused by students have equated the denominator but it doesn’t change the numerator, (3) turning mixed fractions into ordinary fractions which couses fractions to be worthless, and (4) principle because students do not understand in applying the principle or rules of operation on fractions. While procedural errors made by students include : (1) incomplete procedural becaus students solve problems not in accordance with procedures for solving story problems, (2) the prosedure is not right because of the arbitrary workmanship of students, (3) count operation because students are wrong in determining the results of surgery. Keywords : Error analysis, conceptual, procedural, story about addition operations, reduction, multipication and fraction division.
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN SENILAI Sitti Hazrah Badria; Sudarman Bennu; Sukayasa
Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako Vol. 7 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi tentang penerapan model Problem Based Learning (PBL) yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Materi Perbandingan Senilai di Kelas VII D SMP Negeri 18 Palu. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang mengacu pada desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pada penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh bahwa hasil belajar siswa kelas VII D SMP Negeri 18 Palu pada materi perbandingan senilai mengalami peningkatan, yaitu hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I berada pada kategori baik sedangkan pada siklus II hasil observasi aktivitas guru maupun siswa berada pada kategori sangat baik. Pada siklus I persentase ketuntasan klasikal adalah 45,45% sedangkan siklus II persentase ketuntasan klasikal adalah 77,27 %. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perbandingan senilai di kelas VII D SMP Negeri 18 Palu dengan mengikuti fase-fase sebagai berikut: (1) Orientasi siswa pada masalah, (2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kata Kunci : Model Problem Based Learning (PBL), Hasil Belajar, Perbandingan Senilai. Abstract: There are several factors that cause low student learning outcomes in the mareial, including that the teacher still has difficulties in understanding the concept of direct proportion to students. This diffculty is caused by a lack of student participation in learning, passive students reraly ask questions or cannot reveal what is being faced by the teacher, students ofter forget the material given before, students can only work on the exact same problem as the example given by the teacher, and learning is still teacher-centered. This research aimed to describe about the aplication of problem based learning can inproved the learning outomes on direct proportion at VII D SMP Negeri 18 Palu. This researct was a classroom action research which referred to Kemmis and Mc. Tanggart research desaign that were planning, action and observing as well as reflecting. .The research that has been carried out. Shows that student learning outcomes class VII D SMP Negeri 18 Palu in the material direct proportion increaased , the result of observation of teacher and students activity on the first cycle that were in good category and increased on the second cycle that were in very good category. In the first cycle percentage of clssical completeness is 45, 45% the while second cycle percentage of classical completeness is 77,27%. Based on these reselts, it can be concluded that the applicatoin of PBL models can inprove student learning outcomes in comparative mareial worth in grade VII D SMP Negeri 18 palu by following vase : (1). Student orientation to the problem, (2). Organizing students to learn, (3). Guiding individual or group investigasions, (4). Developing and presenting work, and (5). Analyzing and evaluating the probleb solving process. Keywords: Model PBL , learning outcomes, direct proportion
PROFIL PEMECAHAN MASALAH SISTEM OPEN ENDED TENTANG LUAS DAERAH LINGKARAN PADA SISWA SMPN 20 PALU Hariyanto; Sukayasa; Baharuddin Paloloang
Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako Vol. 7 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Pemecahan Masalah Open Ended Tentang Luas Daerah Lingkaran pada Siswa SMPN 20 Palu. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan tahap-tahap pemecahan masalah dari Polya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil pemecahan masalah open ended pada siswa yang memiliki: (1) kemampuan tinggi: a) memahami masalah, pada tahap ini siswa dapat mengidentifikasi hal yang diketahui dengan kalimat pernyataan dan hal ditanyakan dengan kalimat pertanyaan. b) membuat rencana pemecahan masalah, pada tahap ini siswa memisalkan lebar paving terlebih dahulu kemudian mencari selesaiannya dengan rumus luas lingkaran dan persegi panjang. c) melaksanakan rencana pemecahan masalah, pada tahap ini siswa melaksanakan sesuai yang direncanakan dan menemukan beberapa solusi dari masalah yang diberikan. d) memeriksa kembali jawaban, pada tahap ini siswa mengecek langkah perlangkah hasil pekerjaannya dan melakukan perhitungan ulang dari hasil yang diperoleh. (2) kemampuan sedang: a) memahami masalah, pada tahap ini siswa dapat mengidentifikasi hal yang diketahui dengan kalimat pernyataan dan hal ditanyakan dengan kalimat pertanyaan. b) membuat rencana pemecahan masalah, pada tahap ini siswa memisalkan lebar paving terlebih dahulu kemudian mencari selesaiannya dengan rumus luas lingkaran dan persegi panjang. c) melaksanakan rencana pemecahan masalah, pada tahap ini siswa dapat menerapkan strategi-strategi pemecahan masalah dengan tepat yang telah direncanakan dan mendapatkan beberapa solusi dari masalah yang diberikan. d) memeriksa kembali jawaban, pada tahap ini siswa mengecek langkah perlangkah hasil pekerjaannya dan melakukan perhitungan ulang dari hasil yang diperoleh. (3) kemampuan rendah, a) memahami masalah, pada tahap ini siswa dapat menyebutkan hal yang diketahui dan ditanyakan namun tidak dapat semua informasi dari masalah yang diberikan. b) membuat rencana pemecahan masalah, pada tahap ini siswa tidak mampu menentukan cara atau strategi untuk memecahkan masalah. c) melaksanakan rencana pemecahan masalah, pada tahap ini siswa tidak tepat menggunakan informasi yang diketahui sehingga jawaban yang diperoleh salah. d) memeriksa kembali jawaban , pada tahap ini siswa tidak dapat memeriksa kembali jawaban. Kata kunci: Profil Pemecahan Masalah, Masalah Open Ended, Tahap Pemecahan Masalah Polya Abstract: This study aims to describe the Open Ended Problem Solving Profile of the Area of ​​Circle to Student SMPN 20 Palu. The type of this research is qualitative research with qualitative descriptive approach based on problem-solving steps from Polya. The results show that the open-ended problem-solving profile of students who have: (1) high ability: a) understanding the problem, at this stage the student can identify what is known by the statement sentence and the question is asked with the sentence of the question. b) make a problem-solving plan, at this stage the students are to first paving the width of the paving then look for the completion with the formula of the circle and rectangle. c) implement a problem-solving plan, at this stage the student performs as planned and finds some solutions to the problem. d) re-examine the answers, at this stage the student checks step steps of work and re-calculation of the results obtained. (2) moderate ability: a) understanding the problem, at this stage the student can identify the known thing with the statement sentence and it is asked with the sentence of the question. b) make a problem-solving plan, at this stage the students are to first paving the width of the paving then look for the completion with the formula of the circle and rectangle. c) implement a problem solving plan, at this stage students can apply the exact problem-solving strategies that have been planned and get some solution of the problem given. d) re-examine the answers, at this stage the student checks step steps of work and re-calculation of the results obtained. (3) low ability, a) understanding the problem, at this stage the student can mention what is known and asked but can ‘t all information from the given problem. b) create a problem-solving plan, at this stage students are unable to determine ways or strategies to solve the problem. c) implement a problem-solving plan, at this stage the student is not appropriately using the known information so that the answer obtained is wrong. d) review the answer, at this stage the student can’t re-examine the answer. Keywords: Troubleshooting Profile, Open Ended Problems, Polya Problem-Solving Phase
PROFIL PENALARAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN GARIS LURUS DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT (FI) DAN FIELD DEPENDENT (FD) Hartina Pertiwi; Sukayasa; Linawati
Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako Vol. 7 No. 3 (2020)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh profil penalaran siswa FI dan FD dalam menyelesaikan masalah persamaan garis lurus. Subjek penelitian ini yaitu dua orang siswa kelas VIII Anggur SMP Negeri 4 Palu yang terdiri dari satu orang siswa bergaya kognitif FI dan satu orang siswa bergaya kognitif FD. Pemilihan subjek dalam penelitian ini diklasifikasikan berdasarkan hasil tes gaya kognitif di kelas VIII Anggur SMP Negeri 4 Palu. Tes pengklasifikasian gaya kognitif yang digunakan adalah Group Embedded Figure Test (GEFT) yang dikembangkan oleh Witkin. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas instrumen utama dan instrumen pendukung. Instrumen utama yaitu peneliti sendiri, dan instrumen pendukung yaitu tes GEFT dan tes tertulis masalah persamaan garis lurus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil penalaran siswa dengan gaya kognitif FI dalam menyelesaikan masalah persamaan garis lurus adalah dengan cara menghubungkan informasi-informasi yang diketahui pada masalah yang dihadapi dengan pengetahuan serupa yang pernah dijumpai sebelumnya untuk memperoleh solusi dari masalah yang diberikan, sehingga memperoleh kesimpulan baru, sedangkan profil penalaran siswa dengan gaya kognitif FD dalam menyelesaikan masalah persamaan garis lurus adalah dengan cara menghubungkan informasi-informasi yang diketahui pada masalah yang dihadapi dengan pengetahuan serupa yang pernah dijumpai sebelumnya untuk memperoleh solusi dari masalah yang diberikan namun belum lengkap, sehingga belum memperoleh kesimpulan baru. Kata Kunci: Profil, Penalaran, Persamaan Garis Lurus, Gaya Kognitif, FI, FD. Abstract: this research aims to obtain the students reasoning profile in FI and FD in solving problem on straight line equation. The subjects of the research were two eight graders Anggur of SMP Negeri 4 Palu consisting of one student style cognitive FI and one more style cognitive FD. The subject was classified based on the result of cognitive style in eight grade Anggur of the school. Test of the classification used was Group Embedded Figure Test (GEFT) developed by Witkin. Instrument used were two, namely main instrument and supporting instrument. The main instrument was the researcher, while the supporting one is GEFT test and written test about straight line equation matter. The research result reveals that students reasoning profile with cognitive style FI in solving problem of straight line equation is by connecting known informations on the matter with the same knowledge ever found to get solution from the problem given, so it can have a new conclusion, whereas the students reasoning profile with cognitive style FD in solving problem of straight line equation is by connecting known informations on the matter with the same knowledge ever found to get solution from the problem given but still incomplete, so it cannot have a new conclusion. Keywords: Profile, Reasoning, Straight Line Equation, Cognitive Style, FI, FD.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII A SMP NEGERI 9 PALU PADA MATERI STATISTIKA Andika Buntu; Ibnu Hadjar; Sukayasa
Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako Vol. 7 No. 4 (2020)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Permasalahan yang mendasari penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 9 Palu pada materi statistika. Selain itu pembelajaran yang diterapkan oleh guru lebih menggunakan metode konvensional sehingga pembelajaran cenderung terpusat pada guru. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang memberikan kesempatan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok dan saling tukar informasi dengan kelompok lain. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VIII A SMP Negeri 9 Palu pada materi statistika. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas mengacu pada desain penelitian Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari perencanaan, tindakan dan pengamatan, serta refleksi. Hasil dari penelitian ini yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapar meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VIII A pada materi statistik yaitu dengan langkah-langkah 1) menyajian materi sabagai pengetahuan pengantar sebelum diskusi kelompok 2) membagi kelompok secara heterogen 3) membimbing diskusi kelompok dengan melibatkan setiap anggota kelompok untuk berdiskusi secara aktif 4) mengarahkan proses berbagi informasi melalui kegiatan saling mengunjungi 5) membimbing siswa mencocokkan hasil diskusi dengan hasil kunjungan 6) memfasilitasi presentasi kelompok 7) memberi penghargaan untuk membuat siswa termotivasi untuk terus belajar. Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray, Hasil Belajar, Statistika. Abstract:The main problem that started this research was students’s low learning outcome at grade VIII SMP Negeri 9 Palu on statistics material. In addition, the teacher tended to apply conventional learning methods thus the learning activities were centalized towards the teacher. To overcome this problems, researcher applied cooperative learning model of Two Stay Two Stray which gave students chances to worked together in a team held informations exchange with other team. This research aimend to obtain descriptions about the application of cooperative learning model of Two Stay Two Stray that could improve students’ learning outcome at grade VIII A SMP Negeri 9 Palu on statistics material. This research is a classroom action research in accordance to desain by Kemmis and Mc Taggart which consisted of planning, action and obsevation, and reflection. The result of this research is that the application of cooperative learning model of TSTS was indeed improve students’ learning outcome at grade VIII A SMP Negeri 9 Palu wich was being done by 1) giving material insight as preparation for group discussion 2) determining members of each group heterongenely 3) giving assistance the group discussion wich enganged every members within each groups 4) guiding and observing while sharing ther toughts with othe group(s), 5) giving assistance evaluating informations they heve got from the group sharing 6) fasilitating classroom presentation 7) giving rewards to students to make them motivated to keep learning Key Words: Cooperative Learning Model of Tipe Two Stay Two Stray, Learning Outcome, Statistics.
PROFIL PEMECAHAN MASALAH BANGUN RUANG SISI LENGKUNG SISWA SMP NEGERI 8 PALU DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVER (EXTROVERT) DAN INTROVER (INTROVERT) Fani Isdayanti; Sukayasa; Linawati
Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako Vol. 8 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemecahan masalah bangun ruang sisi lengkung siswa SMP Negeri 8 Palu ditinjau dari tipe kepribadian ekstrover dan introver. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan tahap-tahap pemecahan masalah dari Polya. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari satu siswa berkepribadian ekstrover, dan satu siswa berkepribadian introver. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 1) pada tahap memahami masalah, subjek berkepribadian ekstrover dan subjek berkepribadian introver relatif sama yaitu menemukan informasi yang diketahui dan ditanyakan, hanya saja subjek introver sebelum menceritakan kembali masalah dengan menggunakan kalimatnya sendiri terlebih dulu membayangkan dan membuat ilustrasi dari kondisi dan bentuk bangun ruang sisi lengkung pada masalah yang diberikan. 2) pada tahap membuat rencana pemecahan masalah, subjek berkepribadian ekstrover dan berkepribadian introver menentukan keterkaitan informasi yang terdapat pada masalah, menggunakan semua informasi yang didapatkan untuk membuat rencana pemecahan masalah, dan menggunakan konsep geometri dalam membuat rencana pemecahan masalah. 3) tahap melaksanakan rencana pemecahan, subjek berkepribadian ekstrover dan berkepribadian introver melaksanakan rencana sesuai dengan yang dibuat sebelumnya, hanya saja subjek ekstrover kurang teliti dalam langkah pemecahan masalah sehingga mendapatkan penyelesaian yang tidak tepat. 4) tahap memeriksa kembali, subjek berkepribadian ekstrover tidak memeriksa kembali jawaban sehingga tidak mengetahui letak kesalahan pada saat mengerjakan masalah, sedangkan subjek berkepribadian introver memeriksa kembali jawaban dengan melihat setiap langkah-langkah pemecahan masalah dan menguji hasil yang diperoleh. Kata kunci: Profil, Pemecahan Masalah, Bangun Ruang Sisi Lengkung, Tipe Kepribadan, Ekstrover, Introver. Abstract: This study aims to describe the problem solving of the curved side space of SMP Negeri 8 Palu students in terms of extrovert and introvert personality types. This type of research is qualitative descriptive approach based on the stages of problem solving from Polya. The subject in this study consisted of one student with an extrovert personality, and one student with an introvert personality. The result of this study indicate that 1) at the stage of understanding the problem, the subject with extrovert personality is finding information that is known and asked, it’s just that the introvert subject before retelling the problem using its own setence first imagines and illustrates the conditions and shapes of the curved side spaces in the problem given. 2) at the stage of making a problem solving plan, the subject of extrovert personality and introvert personality determines the relevance of information contained in the problem, uses all the information obtained to plan problem solving, and uses geometric concepts in making problem plans. 3) at the stage of implementing the solution plan, the subject of extrovert personality and introvert personalty carried out the plan in accordance with what was made before, except that the extrovert subject was not thorough in the problem solving steps so that the solution was not right. 4) at the stage of checking again, the subject with extrovert personality did not re-examine the answers so he did not know the location of the error while working on the problem, while the introvert personality re-examined the answers by looking at each step of solving problems and testing the result obtained. Keywords: Profile of Problem Solving, Curved Side, Personality Type, Extrovert, Introvert.
ANALISIS KESALAHAN KONEKSI MATEMATIS SISWA PADA MATERI LIMIT FUNGSI ALJABAR DI KELAS XI IPA 2 MAN 1 PALU Ferdiawan A. Malidje; Gandung Sugita; Sukayasa
Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako Vol. 8 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan koneksi matematis siswa kelas XI IPA 2 MAN 1 kota Palu dalam menyelesaikan soal pada materi limit fungsi aljabar. Bentk penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian dipilih menggunakan cara sampel bertujuan (purposive sampling), dipilih 3 subjek penelitian yang masing-masing mewakili kategori yaitu 1 subjek yang memiliki kemampuan tinggi (KT), 1 subjek yang memiliki kemampuan sedang (KS) dan 1 subjek yang memiliki kemampuan rendah (KR). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah 1). Tes tertulis yang diberikan kepada masing-masing subjek penelitian, 2). Wawancara yang dilakukan kepada masing-masing subjek penelitian. Pemeriksaan kredibilitas data menggunakan triangulasi waktu. Metode penelitian menggunakan analisis data kualitatif menurut Huberman dan Miles dengan langkah-langkah yaitu kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah 1). Kesalahan koneksi matematis untuk kategori kesalahan mengaitkan fakta dan konsep dalam menyelesaikan soal limit fungsi aljabar dilakukan oleh subjek berkemampuan sedang (KS) dan subjek berkemampuan rendah (KR). 2). Kesalahan koneksi matematis untuk kategori kesalahan mengaitkan konsep dan konsep dalam menyelesaikan soal limit fungsi aljabar dilakukan oleh subjek berkemampuan sedang (KS) dan subjek berkemampuan rendah (KR). 3). Kesalahan koneksi matematis untuk kategori kesalahan mengaitkan konsep dan prinsip dalam menyelesaikan soal limit fungsi aljabar dilakukan oleh subjek berkemampuan tinggi (KT), subjek berkemampuan sedang (KS) dan subjek berkemampuan rendah (KR). Kata kunci: Kesalahan, koneksi matematis, limit fungsi aljabar
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIFTIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FUNGSI KOMPOSISI PADA SISWA KELAS X MIA 1 SMA NEGERI 5 PALU Mariana; Sukayasa; Evie Awuy
Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako Vol. 8 No. 3 (2021)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah utama dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada soal fungsi komposisi yang disebabkan karena siswa keliru dalam mengkomposisikan dua fungsi serta siswa kesulitan dalam menentukan fungsi pembentuk suatu fungsi komposisi dan juga siswa bersikap pasif dalam pembelajaran serta terkesan tidak saling mempedulikan dalam proses belajar mengajar. Tujuan penelitian ini ialah untuk memperoleh deskripsi mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MIA I SMA Negeri 5 Palu pada materi fungsi komposisi. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Desain penelitian mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan pada tes akhir siklus I menunjukkan bahwa ada 14 siswa yang tuntas dari 24 siswa yang mengikuti tes yang memperoleh nilai ketuntasan 58,33%. Sedangkan pada siklus II menunjukkan bahwa 22 siswa yang tuntas dari 26 siswa dengan nilai ketuntasan 84,62%. Kesimpulan bahwapembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi fungsi komposisi di kelas X MIA1 SMAN 5 Palu yaitu dengan mengikuti fase-fase sebagai berikut: 1) fase penyampaian tujuan dan pemotivasian siswa, 2) fase penyajian informasi, 3) fase penomoran, 4) fase pengajuan pertanyaan, 5) fase berpikir bersama, 6) fase pemberian jawaban, 7) fase pemberian penghargaan. Abstract: The main problem in this study is the low student learning outcomes on the matter of compotision function caused bacause students are mistaken in composing the two functions and students difficulty in determining the function of forming a function of the composition and also the students are passive in learning and seem not to care for each other in the learning process. The purpose of this study is to obtain a description of the application of cooperative learning model type numbered heads together to improve student learning outcomes class X MIA 1 SMAN 5 Palu on the material composition function. The type of research is classroom action research. The research design refers to the Kemmis and Mc Taggart models. They are planning, action execution, observation and reflection. The study was conducted in two cycles. The study was conducted in two cycles. The results showed that in the final test of cycle one showed that there were 14 students who graduated from 24 students who took the test that got the score 58,33%. While in cycle two shows that 22 students who graduated from 26 students with 84,62% complete score. The conclusion that cooperative learning of type Numbered Heads Together can improve students learning outcomes in the material of composition function in class X MIA 1 SMAN 5 Palu by following the phases: 1) the phaseof delivery of goals and motivating students, 2) the presentation phase of information, 3) numbering phase, 4) questioning phase, 5) mutual thingking phase, 6) response phase, 7) awarding phase. Keywords : Cooperative Learning Numbered Heads Together; Learning Outcomes; Composition Functions.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMECAHAN MASALAH KELILING DAN LUAS PERSEGI PANJANG DI KELAS VII GATOT SUBROTO SMPN 4 PALU Nurul Mutmainnah Hasmun; Baharuddin Paloloang; Sukayasa
Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako Vol. 9 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pemecahan masalah keliling dan luas persegi panjang di kelas VII Gatot Subroto SMPN 4 Palu. Penelitan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengacu pada desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yakni (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan (4) refleksi. Subjek penelitian ini sebanyak 3 orang siswa. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TTW dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pemecahan masalah keliling dan luas persegi panjang di Kelas VII Gatot Subroto SMPN 4 Palu melalui tahap-tahap sebagai berikut: (1) think, (2) talk, (3) write. Hasil penelitian: (1) persentase ketuntasan belajar klasikal tes akhir tindakan pada siklus I mencapai 53,84% dan pada siklus II mencapai 76,92%, (2) hasil observasi aktivitas guru pada siklus I memperoleh skor total 26 atau berada pada kategori baik, dan siklus II memperoleh skor total 34 atau berada pada kategori sangat baik. (3) hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I memperoleh skor total 29 atau berada pada kategori baik. dan siklus II memperoleh skor total 34 atau berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran koopearatif tipe TTW dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pemecahan masalah keliling dan luas persegi panjang di Kelas VII Gatot Subroto SMPN 4 Palu.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIE SMP NEGERI 10 PALU Sasmitha Puri Indah; Sukayasa; Sutji Rochaminah
Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako Vol. 9 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh deskripsi tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada materi persamaan linear satu variabel untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIE SMP Negeri 10 Palu. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIE SMP Negeri 10 Palu yang berjumlah 18 orang yang terdaftar pada tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Rancangan penelitian yang dilakukan mengacu pada desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri atas empat komponen, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan (4) refleksi. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran, dan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, wawancara, catatan lapangan, serta data hasil tes awal dan data hasil tes akhir tindakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS hasil belajar siswa pada materi persamaan linear satu variabel meningkat sesuai kriteria keberhasilan tindakan, dengan mengikuti fase-fase model pembelajaran kooperatif tipe TSTS yaitu: (1) guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada materi persamaan linear satu variabel dan memotivasi siswa agar lebih semangat belajar, (2) menyajikan informasi kepada siswa tentang model pembelajaran kooperatif tipe TSTS, (3) mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari 4-5 orang, (4) membimbing kelompok bekerja dan belajar dan mengontrol siswa mengerjakan LKPD, (5) evaluasi siswa dengan mengarahkan siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok dan membuat kesimpulan pelajaran, (6) memberikan penghargaan terhadap kelompok. Persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 52,94% sedangkan persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus II mengalami peningkatannya itu sebesar 81,25%.
Co-Authors Addini, Indah Roofiqo Adnyana, I Wayan Purwa Guna Agung Wicaksono Akbar, Guntur Moh. Andika Buntu Anggraini Anizzar Fazira Arfanuddin, Arfanuddin Asti Perlin Terampe Asyita, Asyita Badria, Sitti Hazrah Baharuddin Baharuddin Baharuddin Paloloang Baharuddin Paloloang Bakri Bakri Bakri Bakri Bakri Bakri Bakri M, Bakri M Bakri Mallo Baso Amri Dahniar Dahniar Dasa Ismaimuza Destria Pitaloka Pertiwi Desy Katrinatalin Topile Dewi Puspita Domut, Ika Kurniawan Dyantari, Putu Eka Surnyadewi Eka Widhiani, Ni Luh Regita Endrawati, Tri Evie Awuy Evie Awuy Fachry Erick Mohammad, Fachry Erick Fani Isdayanti Fatmawati Fausan Fausan Fausan, Fausan Fauzan, Moh Rizki Fazira, Anizzar Ferdiawan A. Malidje Gandung Sugita Greskensia, NI Made Vemi Gumanambo, Nening Gumanambo, Nening Guntur Moh. Akbar Hariyanto Hartina Pertiwi Hasmiati Hasmiati Heri Hermawan Hijrah Nur Dg. Sute Holyness Nurdin Singadimedja I Luh Restini I Luh Restini I Made Ariana I Made Saelendra Wiryawan I Nyoman Murdiana I Nyoman Murdiana I Nyoman Murdiana I Nyoman Murdiana I Nyoman Murdiana I Nyoman Murdiana I Putu Nadiat Mika I Wayan Jati Jaya I Wayan Purwa Guna Adnyana Ibni Hadjar Indah Roofiqo Addini Inti Nahdataeni S Jaeng, Maxinus Jaeng, Maxinus Jaeng, Maxinus Jaya, I Wayan Jati Juliartini, Ni Kadek Kadek Widiastuti Karniman, Tegoeh S. Kiswanda Bago Komang Melin Lantang, Nortje D. J Lantang, Nortje D.J Linawati Linawati Lusiana Lusiana M, Bakri M. Nur Yadil Mardia, Ainal Mariana Marinus B. Tandiayuk Marinus Barra Tandiayuk Maxinus Djaeng Maxinus Jaeng Maxinus Jaeng Meinarni, Welli Melin, Komang Mika, I Putu Nadiat Moh Taufik Moh. Habil S. Saleh Moh. Rizki Fauzan Mohammad Rizal, Mohammad Mubarik Mubarik Mubarik Muh Hasbi Muh. Aditya Adi Putra Muh. Hasbi Muh. Hasbi Muh. Rizal Muh. Rizal Muhaimin Muhaimin Muhaimin Murdiana, I. N. MUSTAMIN IDRIS Muzdalifa, Muzdalifa Nahdataeni S, Inti Nasution, Annio Indah Lestari Nening Gumanambo Neri Sondek Nubaya, Siti Nur janah, Nur Nurainun Nurainun Nur’aini, Jafar Nurhalisa, Nurhalisa Nurhayadi Nurmala Nurmala Nurul Hidayah Nurul Mutmainnah Hasmun Nur’aini Jafar Nyamping, I Nyoman Olpi Jenli K Pathuddin Pildayani Pildayani, Pildayani Pratiwi, A. Rezky Puspita, Elfa Putra, Muh. Aditya Adi Putri Vasra Handayani Putri Vasra Handayani Putu Dyantari Rahman, Afdalul Rahmayani, Risti Raiyan Raiyan Rajab Rajab Rajab, Rajab Ramadhani Ramadhani Ramadhani Rick Clove Rifki Nufriansyah Rina Rina Riska Riska Riska Riski Rismah Gaib Rita Lefrida Safira Seftianingsih Lamalaka Sartika, Mawar Sasmitha Puri Indah Satriana Satriana Sindi Geby Sintia Siti Nurbaya Sitti Hazrah Badria Sondek, Neri Sri Katon Stela Stela, Stela Suci Ramadhani Sudarman Bennu Sudarman Sudarman Sumampouw, Alex Sumarni Sumarni Surnyadewi, Eka Surya Prasamyati Tahumang Suryadi Suryadi Sutji Rochaminah Syahrial Syahrir Tamauni Syamsudin Syamsudin Syamsudin Syamsudin Tahumang, Surya Prasamyati Tamauni, Syahrial Syahrir Terampe, Asti Perlin Topile, Desy Katrinatalin Tri Endrawati Usman H.B Usman H.B, Usman H.B Violita Gracia Gracia Welli Meinarni Welli Meinarni Welli Meinarni Yadil, Muh Nur