Studi ini mengeksplorasi strategi pengelolaan pendidikan karakter di era digital, di mana perkembangan teknologi yang pesat menghadirkan peluang sekaligus tantangan, terutama bagi kaum muda. Meskipun perangkat digital meningkatkan komunikasi dan akses informasi, perangkat tersebut juga berisiko mengikis nilai-nilai moral melalui isu-isu seperti misinformasi, agresi daring, dan kecanduan digital. Berlandaskan teori Lickona dan Muslich, serta didukung oleh literatur dan data lapangan dari dua sekolah di Yogyakarta, penelitian ini menyoroti upaya-upaya seperti program etika digital, penggunaan media sosial untuk penguatan nilai, dan kampanye literasi berbasis komunitas. Meskipun terdapat inisiatif-inisiatif ini, tantangan tetap ada dalam hal kesiapan guru, pengawasan orang tua, dan paparan siswa terhadap konten berbahaya. Studi ini merekomendasikan upaya kolaboratif antara pendidik, orang tua, dan pembuat kebijakan untuk mengembangkan pendekatan adaptif, etis, dan kreatif terhadap pembentukan karakter dalam masyarakat yang terhubung secara digital.