Revitalisasi adalah bentuk upaya untuk menghidupkan atau memvitalkan kembali budaya yang mulai jarang ditemui. Seiring berjalannya waktu dan pesatnya perkembangan jaman akan membuat budaya tradisional mengalami penurunan minat. Bukan hanya pada penonton, tetapi juga penerus atau pelestari budaya tersebut. Berdasarkan hal itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perkembangan Ludruk Karya Budaya Mojokerto dan bentuk revitalisasi manajemen organisasi Ludruk Karya Budaya Mojokerto. Data berupa kata dan kalimat, bersumber dari hasil wawancara dan buku Ludruk Karya Budaya Mbeber Urip sebagai data sekunder. Instrumen penelitian menggunakan tabel indikator, alat tulis, dan alat rekam. Pengumpulan data menggunakanteknik wawancara dan studi pustaka. Teknik analisis data menerapkan beberapa teknik antara lain: reduksi data atau pemilahan data, kesimpulan atau hasil dari analisis data, dan membuat laporan sebagai alur terakhir. Pengecekan data dilakukan degan teknik triangulasi yakni memanfaatkan aspek lain di luar data untuk perbandingan. Kesimpulan pada penelitian ini ditemukan adanya persoalan dan kemunduran grup Ludruk Karya Budaya memerlukan revitalisasi baik secara internal dan eksternal. Pemimpin ludruk harus mengambil kebijakan untuk memperbaiki persoalan yang ada di dalam manajemen organisasi ludruk. Langkah-langkah revitalisasi yang dipaparkan ditujukan pada beberapa aspek yakni (1) bentuk revitalisasi, (2) revitalisasi cerita yang dipentaskan, (3) revitalisasi dalam pemain ludruk, (4) revitalisasi dalam tata panggung, (5) revitalisasi dalam administrasi organisasi. A revitalization is a form of effort to revive or revitalize culture that is rarely found. As time goes by and the rapid development of the times will make traditional culture experience a decrease in interest. Not only in the audience but also in the successors or preservationists of the culture. Based on that, the purpose of this study is to describe the development of Ludruk Karya Budaya Mojokerto and the form of the revitalization of organizational management of Ludruk Karya Budaya Mojokerto. Data in the form of words and sentences, sourced from interviews and the book Ludruk Karya Budaya Mbeber Urip as secondary data. Research instruments use indicator tables, stationery, and recording tools. Data collection using interview techniques and literature study. Data analysis techniques apply several techniques, including data reduction or data sorting, conclusions or results from data analysis, and making reports as the last flow. Data checking is carried out by triangulation techniques, namely utilizing other aspects outside the data for comparison. The conclusion of this study found that there were problems and the decline of the Ludruk Karya Budaya group required revitalization both internally and externally. Ludruk leaders must take policies to improve problems that exist in the management of the ludruk organization. The revitalization steps presented are aimed at several aspects, namely (1) the form of revitalization, (2) revitalization of the staged story, (3) revitalization in ludruk players, (4) revitalization in stage layout, (5) revitalization in organizational administration.