Claim Missing Document
Check
Articles

Strategi Pengembangan OCB Pegawai di Lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram Sudirman Wilian; Muntari Muntari; Joni Rokhmat; Ulpah Ulpah; Lulu Il Muntaz
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 3c (2022): September
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i3c.866

Abstract

Organizational Citizenship Behavior (OCB) menggambarkan perilaku pegawai untuk melaksanakan pekerjaan tanpa memperhatikan potensi adanya imbalan tambahan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi strategi pengembangan OCB pegawai di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) – Universitas Mataram. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran, kuantitatif dan kualitatif. Populasinya seluruh pegawai FKIP Universitas Mataram yang aktif pada tahun 2021 dan sampel diambil dengan teknik sampel jenuh sesuai keterjangkauan dan didapatkan sampel yaitu pegawai FKIP sebanyak 45 pegawai (28 laki-laki dan 17 perempuan) yang tersebar di sembilan unit kerja. Teknik pengambilan data menggunakan angket OCB dan wawancara. Angket OCB diberikan kepada pegawai sedangkan sebagai informan dalam wawancara adalah Dekan dan Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Kepegawaian. Data hasil angket dianalisis secara deskriptif menggunakan kuantisasi Skala Likert (4 = sangat setuju, 3 = setuju, 2 = tidak setuju, 1 = sangat tidak setuju) kemudian dideskripsikan, serta dianalisis menggunakan statistik non paramettik yang terdiri dari uji Mann-Withney untuk variabel bebas terdiri dari gender, latar pendidikan, dan unit tempat kerja, serta uji Kruskal-Wallis untuk variabel bebas masa kerja. Hasilnya, pertama secara umum dari hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa skor OCB pada setiap indikator adalah lebih dari 3,0 yang berarti bahwa responden bersikap setuju hingga sangat setuju terhadap setiap pernyataan positif dan tidak setuju hingga sangat tidak setuju terhadap pernyataan negatif OCB. Dari tertinggi hingga terendah, skor OCB berada pada indikator conscientiousness, altruism, courtesy, civic virtue, dan sportmanship. Kedua, menunjukkan bahwa dengan taraf signifikansi 0,05, keempat variabel di atas tidak berpengaruh terhadap OCB pegawai. Selanjutnya, hasil wawancara bahwa dalam mengembangkan OCB pegawai, Dekan dan Wakil Dekan menggunakan pengelolaan sistem merit, pendekatan informal, nonformal, kesetaraan gender, kemanusiaan, humanisme, kekeluargaan, prinsip kerjasama, serta menerapkan aturan berbasis tupoksi. Kesimpulan bahwa perilaku organisasi pada pegawai FKIP telah berkembang sangat baik. Keberhasilan pengembangan OCB juga ditunjukan tidak adanya perbedaan perilaku organisasi pegawai dari faktor gender, latar pendidikan, masa kerja, hingga unit tempat bekerjanya.
Penilaian Pendidikan IPA secara Realtime dan Terintegrasi dengan Artificial Intelligence: Perspektif Filsafat Sudirman Sudirman; Muhammad Sarjan; Joni Rokhmat; Hamidi Hamidi
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 4b (2022): Desember
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i4b.888

Abstract

Sebagian besar penilaian pendidikan Sains (IPA) saat ini dilakukan menggunakan paper and pencil atau manual sehingga proses penilaian memerlukan waktu yang relatif lama hal ini akan berdampak terhadap pengolahan atau analisis data yang lama dan kualitas data yang dihasilkan  menjadi kurang valid dan tidak konsisten, oleh karena itu diperlukan teknik penilaian baru yang cepat diakses dan mengetahui perkembangan pembelajaran yang up to date, oleh karenanya perlu dilakukan reformasi penilaian pembelajaran dengan menyesuaikan diri terhadap perkembangan teknologi yang akan berdampak pada mutu dan masa depan dunia pendidikan. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui penggunaan Artificial Intelligence (AI) sebagai solusi masa depan dalam penilaian pembelajaran Sains secara realtime.  Metode penulisan artikel menggunakan telaah literatur. Hasil review literatur adalah AI memodelkan pikir manusia menjadi data dan informasi dalam bentuk aplikasi pintar seperti smartphone, tablet atau dalam bentuk aplikasi lainnya. Berdasarkan hasil kajian beberapa literatur, pengembangan penilaian menggunakan AI bisa dilakukan  secara otomatis dan real time, sehingga siswa mendapat nilainya secara langsung melalui pengeolahan secara otomatis dengan AI, guru terbantu dalam meminimalisir waktu dalam menilai pembelajaran sehingga waktu guru lebih fokus pada proses belajar-mengajar, kegiatan penilaian pembelajaran dapat dilakukan setiap saat, setiap waktu, belajar kapanpun dan dimanapun, tidak terbatas ruang dan waktu serta dapat mengintegrasikan penilaian pengetahuan, keterampilan, sikap pembelajaran atau indikator penilaian lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di masa depan penggunaan aplikasi penilaian  secara otomatis menggunakan AI dapat diadaptasikan untuk penilaian data real-time dan terintegrasi pada pendidikan IPA.
Praktik Penilaian Guru Pendidikan Sains antara Keyakinan atau Pengetahuan Guru? Perspektif Filsafat Sudirman Sudirman; Muhammad Sarjan; Joni Rokhmat; Hamidi Hamidi; Agus Muliadi; Asrorul Azizi; Iswari Fauzi; Muhammad Yamin; Muh. Zaini Hasanul Muttaqin; Mulia Rasyidi; Bakhtiar Ardiansyah; Yusran Khery; Rindu Rahmatiah
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 3c (2022): September
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i3c.889

Abstract

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui apakah penilaian pembelajaran sains (IPA) dipengaruhi oleh keyakinan atau pengetahuan guru ditinjau dari perspektif filsafat. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah kajian pustaka atau studi leratur.  Keyakinan dalam konteks pendidikan yaitu mengkaji praktik yang dianut oleh guru tentang pembelajaran dan penilaiannya, Keyakinan telah digambarkan sebagai konstruksi psikologis yang paling berharga bagi guru. Keyakinan membentuk nilai-nilai seseorang dan pada akhirnya menentukan perilaku, Keyakinan adalah kebenaran pribadi sedangkan pengetahuan dianggap lebih bersifat faktual karena dapat secara objektif dan diverifikasi secara independen. Keyakinan menciptakan sikap, sikap berubah menjadi tindakan yang memandu keputusan dan perilaku.  Dalam kaitannya dengan pendidikan sains berdasarkan hasil kajian literatur bahwa keyakinan guru berdampak pada persepsi dan penilaian pendidikan sains sehingga mempengaruhi perilaku, praktik, dan tindakan mereka dalam ruang kelas. keyakinan guru memainkan peran utama dalam mendefinisikan tugas mengajar dan mengatur pengetahuan dan informasi yang relevan, oleh karena itu berdasarkan studi literatur dapat simpulkan bawa keyakinan lebih berperan daripada pengetahuan dalam menentukan keputusan praktik penilaian pendidikan sains/IP hal ini karena keyakinan guru memainkan peran utama dalam mendefinisikan tugas mengajar dan mengatur pengetahuan dan informasi yang relevan dengan tugas kelas.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Discovery Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Peserta Didik SMA Miftahul Wasli; Hikmawati Hikmawati; Ahmad Busyairi; Joni Rokhmat
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 4b (2022): Desember
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i4b.1036

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran berbasis discovery learning yang valid, praktis dan efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar peserta didik SMA. Produk yang akan dikembangkan yaitu berupa silabus, RPP, LKPD dan Instrumen Tes kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar peserta didik. Materi yang digunakan yaitu elastisitas. Subjek penelitian adalah  peserta didik kelas XI MIPA 1 SMAN 2 Praya semester gasal tahun ajaran 2022/2023 sebanyak 36 orang peserta didik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan dengan model pengembangan 4D, yang terdiri dari define, design, develop dan disseminate. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar validasi, lembar angket respon guru dan peserta didik terkait keterlaksanaan pembelajaran, dan instrumen tes kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar peserta didik.  Persentase rata-rata hasil validitas perangkat pembelajaran berdasarkan penilaian oleh validator ahli dan validator praktisi adalah 86,13% dengan kategori sangat valid. Rata-rata persentase hasil analisis reliabilitas perangkat pembelajaran adalah 91,75% dengan kategori reliabel. Hasil rata-rata persentase analisis keterlaksanaan pembelajaran dan hasil nilai rata-rata respon peserta didik adalah 83% dan 87% dengan kategori sangat praktis. Hasil rata-rata uji N-Gain kemampuan berpikir kreatif peserta didik diperoleh nilai sebesar 0,60 dengan kategori peningkatan sedang, sedangkan hasil nilai rata-rata uji N-Gain untuk hasil belajar  sebesar 0,63 dengan kategori sedang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berbasis discovery learning yang dikembangkan valid, praktis dan efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar peserta didik SMA.
Karakteristik Soal Literasi Sains Programme for International Student Assesment (PISA) Tahun 2015 Syahrial Ayub; Joni Rokhmat; Agus Ramdani; Aliefman Hakim
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 4b (2022): Desember
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i4b.1039

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan karakteristik dengan menganalisis soal literasi sains PISA 2015. Metode yang diterapkan dengan memaparkan soal literasi sains PISA 2015 yang pokok bahasannya adalah soal literasi sains PISA 2015. Ciri-ciri yang dapat diturunkan dari soal literasi sains PISA: Literasi sains PISA 2015 meliputi kualitas lingkungan, global atau bahaya lokal, batas, kesehatan dan penyakit, dan sumber daya alam, serta pemecahan masalah kolaboratif dan fenomena ilmiah di alam. dan lingkungan. untuk lingkungan. Soal literasi sains PISA 2015 berbasis komputer dan terdiri dari kombinasi format soal pilihan ganda dan pilihan ganda lainnya serta deskripsi terstruktur.
Analisis Miskonsepsi Siswa Pada Topik Pelajaran Tentang Gaya Gesek: Indonesia Barinta Nur Respasari; Heppy Dwi Santika; Yosi Hasana; Hikmawati; Joni Rokhmat
Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Fisika Indonesia Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : Prodi Fisika FKIP Unram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppfi.v4i2.187

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk dijadikan landasan dalam menyusun rencana pembelajaran agar guru mata pelajaran fisika dapat meminimalisir dan dapat mengatasi terjadinya miskonsepsi siswa pada konsep gaya gesek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode literature review. Peneliti mengumpulkan sumber referensi yang relevan sebagai bahan untuk membuat pembahasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab terjadinya miskonsepsi diakibatkan oleh informasi yang keliru dari teman, guru, atau sumber rujukan belajar lain, dan tidak lengkapnya pemahaman siswa terhadap konsep gaya gesek yang mereka pelajari. Pemikiran asosiatif siswa pada konsep gerak suatu objek secara keseluruhan dengan konsep gerak relatif objek yang mengalami gesekan, intuisi dalam bentuk gagasan yang diberikan oleh siswa muncul secara spontan tanpa sebelumnya secara objektif dan rasional diteliti/dianalisis. Reasoning yang salah atau tidak lengkap ketika siswa menganalisis gerak yang terjadi pada benda. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi miskonsepsi  bagi guru antara lain: mencari atau menemukan bentuk-bentuk miskonsepsi, mencari penyebab terjadinya miskonsepsi, dan memilih metode yang sesuai untuk mengatasi miskonsepsi tersebut. Keywords: misconceptions; student; friction
Identifikasi Etnosains Yang Memiliki Potensi Untuk Diintegrasikan Dalam Pembelajaran IPA: Indonesia Dewa Ayu Dwik Dela Puspita; Husrin Fauziah; Khaerunisah; Hikmawati; Hartati Kartika Br Sihotang; Joni Rokhmat
Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Fisika Indonesia Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : Prodi Fisika FKIP Unram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppfi.v4i2.188

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi etnosains dari berbagai daerah yaitu Lombok, Bali dan Medan yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran IPA di SMP. Metode yang digunakan untuk memperoleh data tentang etnosains dari daerah-daerah tersebut adalah melalui kaji literatur dan wawancara langsung dengan tokoh adat dan masyarakat di tiap daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa etnosains yang teridentifikasi dapat diintegrasikan dalam pembelajaran IPA, yakni: 1) Bali, terdapat budaya penggarakan patung berupa makhluk raksasa menyeramkan (Ogoh-Ogoh) yang dapat dikaitkan dengan konsep usaha dan energi; 2) Lombok, terdapat tradisi Bau Nyale (menangkap cacing), dalam hal ini nyale merupakan cacing laut yang termasuk cacing bersekat (Annelida), sehingga tradisi ini dapat dikaitkan dengan konsep klasifikasi makhluk hidup, dan konsep nutrisi karena nyale banyak mengandung protein; 3) Medan, terdapat tradisi Erlau-lau atau siram-siraman untuk mendatangkan hujan, dapat dikaitkan dengan konsep penguapan, proses terjadinya hujan, hingga siklus air. Keywords: Ethnoscience; local culture; science learning
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Kausalitik Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik: Indonesia Muhammad Zuhdi Ronodirdjo; Joni Rokhmat; Ahmad Busyairi; Yudia Nikmatul Warodiah
Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Fisika Indonesia Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : Prodi Fisika FKIP Unram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppfi.v4i2.192

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan, kepraktisan, serta keefektifan perangkat pembelajaran model kausalitik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif momentum dan impuls peserta didik. Jenis penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan (Research and Development), dengan desain menggunakan model 4D. Prosedur penelitian yang dilakukan dalam mengacu pada langkah-langkah pengembangan model 4D yaitu define, design, develop, dan disseminate. Perangkat pembelajaran model kausalitik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif momentum dan impuls peserta didik yang dikembangkan terdiri dari silabus, RPP, LKPD, tugas pendahuluan, dan instrumen tes kemampuan berpikir kreatif (KBK). Pengumpulan data dilakukan melalui validasi perangkat pembelajaran oleh validator, angket respon peserta didik, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, serta uji coba terbatas. Hasil validasi perangkat pembelajaran mencapai rata-rata nilai validitas 87,52% dengan kriteria sangat valid. Respon peserta didik memperoleh nilai > 80% dengan kriteria baik, dan rerata keterlaksanaan pembelajaran untuk tiga kali pertemuan yaitu 3,6 dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran model kausalitik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif momentum dan impuls peserta didik layak, praktis, dan efektif digunakan dalam pembelajaran. Keywords: Model Kausalitik
Etika Lingkungan dalam Pembelajaran IPA Berbasis Ekowisata Muh. Zaini Hasanul Muttaqin; Muhammad Sarjan; Joni Rokhmat; Agus Muliadi; Asrorul Azizi; Bachtiar Ardiansyah; Hamidi Hamidi; Iswari Pauzi; Muhammad Yamin; Mulia Rasyidi; Rindu Rahmatiah; Sudirman Sudirman; Yusran Khery
LAMBDA : Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA dan Aplikasinya Vol. 2 No. 3 (2022): Desember
Publisher : Lembaga Bale Literasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58218/lambda.v2i3.296

Abstract

This article aims to examine the concept of environmental ethics in ecotourism-based science learning. In conventional education, the educational process only focuses on knowledge (cognitive) while the attitude aspect only gets a very small portion. Environmental ethics in ecotourism-based science learning is expected to integrate various science concepts and contextual science learning objectives with the ecotourism concept, so that the formation of environmental care characters in students and the implementation of ESD can be realized optimally. This research uses literature study method. The data used in this study were sourced from scientific articles (national and international, science textbooks (SD, SMP and SMK), reference books, and literature reviews related to the concepts studied. Based on the above reviews, it can be concluded that the concept of environmental ethics that mostly presented in science learning materials at all levels of primary and secondary education dominated by anthropocentrism theory, while the concept of ecotourism is mostly presented at the vocational level with the Tourism Expertise Program.
Metode Eksperimen Pada Pembelajaran IPA Dengan Konteks Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Hikmawati Hikmawati; Baiq Julia Setyaningrum; Dede Lia Agustina; Farid Mansyur; Galuh Permatasari; Joni Rokhmat
Journal of Education, Science, Geology, and Geophysics (GeoScienceEdu) Vol. 3 No. 2 (2022): Desember
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceedu.v3i2.189

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis metode eksperimen pada pembelajaran IPA dengan konteks kearifan lokal untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode kualitatif dengan tinjauan kepustakaan. Konsep yang dianalisis meliputi metode eksperimen, kearifan lokal Gendang Beleq di daerah Lombok, materi IPA tentang bunyi. Integrasi kearifan lokal dalam pembelajaran IPA dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kearifan lokal berupa Gendang Beleq dapat dihubungkan dengan materi IPA yaitu Bunyi. Penerapan metode eksperimen dengan konteks kearifan lokal tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep IPA tetapi juga dapat melestarikan kearifan lokal daerah setempat.