Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search
Journal : Journal of Aafiyah Health Research (JAHR)

Analisis Spasial Risk Assesment dan Identifikasi Mikroplastik dan Keberadaan Pseudomonas Sebagai Bioremidiasi Di Perairan Kota Makassar Muhammad Suharsono; Muhammad Ikhtiar; Alfina Baharuddin
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 2 No. 1 (2021): JANUARI-JUNI (JAHR)
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.99 KB) | DOI: 10.52103/jahr.v2i1.530

Abstract

Latar Belakang: Mikroplastik (MPs) memberikan dampak kontaminasi dan cemaran yang serius terhadap kehidupan perairan laut yang mempengaruhi rantai-rantai makanan perairan tersebut. Mikroplastik dikonsumsi oleh organisme yang berukuran mulai dari ukuran besar sampai ukuran terkecil di habitat atau ekosistem tersebut. Mikroplastik ini mengancam ekosistem laut dan kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memetakan mikroplastik dan mengindentifikasi keberadaan bakteri Pseudomonas sebagai mikroba pengurai di perairan Kota Makassar. Metode: Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2021, di Pelabuhan Paotere dan Tanjung Bayam. Hasil: Hasil penelitian ini ditemukan kelimpahan mikroplastik pada Pelabuhan Paotere 0,267±0,038 MPs/L, Pantai Tanjung Bayam 0,478±0,056 MPs/L, dengan karakteristik bentuk dan ukuran yang sama dan secara umum memiliki warna mikroplastik yang berbeda. Kelimpahan mikroplastik yang tinggi pada sungai menunjukkan bahwa mikroplastik dari sumber daratan. Keberadaan Pseudomonas di perairan kota makassar juga berperan dalam degradasi plastik menjadi mikroplastik. Kesimpulan: Hasil ini menunjukkan bahwa perairan di Kota Makassar telah tercemar oleh partikel mikroplastik. Saran dari penelitian yaitu kepada pemerintah untuk mengatur pengelolaan sampah plastik, dengan keterlibatan penegak hukum dan stake holder terkait agar masyarakat tidak membuang sampah plastik pada aliran sungai, drainase maupun laut.
Analisis Spasial Sebaran Kasus Tuberkulosis Paru Ditinjau dari Kondisi Fisik Rumah di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Antang Kota Makassar Tahun 2024: Spatial Analysis of the Distribution of Pulmonary Tuberculosis Cases in View of the Physical Condition of the House in the Working Area of UPT Puskesmas Antang Makassar City in 2024 Fatwa, M. Sullam; Ikhtiar, Muhammad; Baharuddin, Alfina
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 5 No. 2 (2024): JULY-DECEMBER
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v5i2.1839

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam bidang kesehatan bertujuan untuk menganalisis dan memetakan data kesehatan, seperti distribusi geografis populasi beresiko, penyebaran penyakit, lokasi fasilitas pelayanan kesehatan, serta analisis faktor risiko kejadian penyakit. Dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam pemetaan kasus penyakit TBC, dapat diperoleh gambaran mengenai sebaran atau kelompok kasus penyakit TBC secara geografis. Pendekatan ini membantu dalam mengidentifikasi daerah-daerah yang perlu mendapat perhatian khusus dalam upaya pengendalian dan pencegahan penyakit TBC. Tujuan: Untuk menganalisis gambaran sebaran kasus tuberculosis paru ditinjau dari kondisi fisik rumah secara spasial di wilayah kerja UPT Puskesmas Antang Kota Makassar Tahun 2024. Metode: Penelitian ini dilakukan pada masyarakat yang menderita tuberkulosis di wilayah kerja UPT Puskesmas Antang Kota Makassar sebanyak 49 responden. Analisis data yang digunakan adalah secara deskriptif kuantitatif untuk menjelaskan karakteristik responden, deskripsi variabel penelitian dan secara spasial. Hasil: Kondisi fisik rumah ditinjau dari luas ventilasi terdapat (32,6%) yang tidak memenihi syarat dan (67,4%) yang memenuhi syarat. Kepadatan hunian terdapat (36,7%) yang tidak memenihi syarat dan (63,3%) yang memenuhi syarat. Pencahayaan Alami terdapat (40,8%) yang tidak memenihi syarat dan (59,2%) yang memenuhi syarat. Suhu ruangan terdapat (49%) yang tidak memenihi syarat dan (51%) yang memenuhi syarat. Kelembaban terdapat (44,9%) yang tidak memenihi syarat dan (55,1%) yang memenuhi syarat. Kesimpulan: Dalam mengurangi risiko terjadinya penyebaran kasus tuberkulosis paru maka masyarakat perlu memperhatikan kondisi fisik rumah yang sesuai dengan standar kesehatan lingkungan. ABSTRACT Background: The use of Geographic Information Systems (GIS) in the health sector aims to analyze and map health data, such as the geographic distribution of at-risk populations, the spread of disease, the location of health service facilities, and the analysis of risk factors for disease incidence. By utilizing Geographic Information Systems (GIS) in mapping TB cases, an overview of the geographical distribution or groups of TB cases can be obtained. This approach helps to identify areas that need special attention in TB control and prevention efforts. Objective: To analyze the distribution of pulmonary tuberculosis cases reviewed from the physical condition of houses spatially in the work area of UPT Puskesmas Antang, Makassar City in 2024 Method: This study was conducted on people suffering from tuberculosis in the work area of UPT Puskesmas Antang, Makassar City, as many as 49 respondents. The data analysis used was descriptive quantsitative to explain the characteristics of respondents, descriptions of research variables and spatially. Results: The physical condition of the house reviewed from the ventilation area was (32.6%) that did not meet the requirements and (67.4%) that met the requirements. Residential density is (36.7%) that does not meet the requirements and (63.3%) that meets the requirements. Natural lighting is (40.8%) that does not meet the requirements and (59.2%) that meets the requirements. Room temperature is (49%) that does not meet the requirements and (51%) that meets the requirements. Humidity is (44.9%) that does not meet the requirements and (55.1%) that meets the requirements. Conclusion: In reducing the risk of spreading pulmonary tuberculosis cases, the community needs to pay attention to the physical condition of the house that is in accordance with environmental health standards.
Pelaksanaan Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Kota Makassar Tahun 2023: Implementation of Occupational Health and Safety Standards at Ibnu Sina Hospital YW-UMI Makassar City in 2023 Muthmainnah, Muthmainnah; Fachrin, Suharni A.; Ikhtiar, Muhammad
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 5 No. 1 (2024): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v5i1.1840

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Pelaksanaan Standar K3 Rumah Sakit belum diterapkan secara merata di Indonesia. Meskipun ada peraturan, tidak semua rumah sakit mengikuti pelaksanaan standar K3RS yang sama. Data BPJS Ketenagakerjaan Januari hingga September 2021 terdapat 82 ribu kasus kecelakaan kerja dan 179 kasus penyakit akibat kerja. Tujuan: Untuk menganalisis pelaksanaan standar K3 di Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Kota Makassar. Metode: Penelitian ini bersifat kualitatif. Pemilihan 3 informan menggunakan teknik purposive. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara mendalam. Analisis data dalam penelitan ini menggunakan pendekatan content analysis. Pengujian keabsahan data melalui triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil: Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI di Kota Makassar sudah menerapkan standar K3RS yang diatur dalam Permenkes nomor 66 tahun 2016 namun masih belum maksimal dalam pelaksanannya yang mencakup manajemen risiko, keselamatan dan keamanan, pelayanan kesehatan kerja, pengelolaan limbah B3, pencegahan dan pengendalian kebakaran, pengelolaan prasarana Rumah Sakit, peralatan medis, dan kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat. Kesimpulan: Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Kota Makassar sudah menerapkan pelaksanaan standar K3RS namun belum maksimal dalam pelaksanaannya. Saran kepada Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Kota Makassar untuk memfungsikan hydrant dan menyediakannya di beberapa titik yang terjangkau saat terjadi kebakaran. ABSTRACT Background: The implementation of Hospital K3 Standards has not been evenly implemented in Indonesia. Although there are regulations, not all hospitals follow the same implementation of K3RS standards. BPJS Ketenagakerjaan data from January to September 2021 showed 82 thousand cases of work accidents and 179 cases of work-related diseases. Objective: To analyze the implementation of K3 standards at Ibnu Sina YW-UMI Hospital, Makassar City. Method: This study is qualitative. The selection of 3 informants used a purposive technique. Data were collected through observation and in-depth interviews. Data analysis in this study used a content analysis approach. Data validity testing through source triangulation and technique triangulation. Results: Ibnu Sina Hospital YW-UMI Makassar City has implemented the K3RS standards regulated in the Minister of Health Regulation number 66 of 2016 but has not been maximized in its implementation which includes risk management, safety and security, occupational health services, B3 waste management, fire prevention and control, hospital infrastructure management, medical equipment, and emergency response preparedness. Conclusion: Ibnu Sina Hospital YW-UMI Makassar City has implemented the K3RS standards but has not been maximized in its implementation. Suggestions for Ibnu Sina Hospital YW-UMI Makassar City to operate hydrants and provide them at several points that can be accessed during a fire.
Hubungan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan dan Kepercayaan Pasien Poli Umum di Klinik Medical Specialist Centre Makassar Tahun 2024: The Relationship between Service Quality and Satisfaction and Trust of General Poly Patients at the Makassar Medical Specialist Center Clinic in 2024 AP, A. Rizki Amelia; Nadya, Nur; Gobel, Fatmah Afrianty; Ikhtiar, Muhammad; Multazam, Andi Muhammad; Muchlis, Nurmiati
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 6 No. 1 (2025): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v6i1.1904

Abstract

Abstrak Latar belakang: Semakin tingginya tingkat pendidikan masyarakat menyebabkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya kualitas. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan kualitas pelayanan terhadap kepuasan dan kepercayaan pasien poli umum Klinik I Medical Specialist Centre Makassar 2024. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Populasi penelitian ini sebanyak 820 pasien dan sampel sebanyak 90 pasien yang dipilih dengan cara proportionate stratified random sampling.  Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji regresi logistic berganda. Hasil: Hasil penelitian bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 50 (55,6%), responden yang berusia 30-39 sebanyak 36 (40%), pendidikan SMA sebanyak 43 (47,8%) dan pekerjaan karyawan swasta sebanyak 43 (47,8%). Hasil analisis uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan variabel tangible (p=0,000), reliability (p=0,000), responsiveness (p=0,000), assurance (p=0,000), emphty (p=0,000) terhadap kepuasan pasien dan terdapat hubungan kepuasan pasien (p=0,006) terhadap kepercayaan pasien. Hasil analisis logistic berganda variabel yang memiliki pengaruh adalah tangibles (p=0,008) dan responseveness (p=0,019). Sedangkan variabel yang tidak memiliki pengaruh yaitu reabiality (p=0,942), assurance (p=0,976) dan empthy (p=0,258). Kesimpulan: Kesimpulan bahwa faktor paling dominan mempengaruhi kepuasan pasien adalah resnponseveness dengan nilai (p=0,019) dan nilai Exp(B) sebesar 18.954. Direkomendasikan Klinik dapat mempertahankan kualitas pelayanan dengan memberikan penyediaan layanan serta tenaga medis yang berkompeten dibidangnya masing-masing. Abstract Background: The higher level of public education causes people to become more aware of the importance of quality. Objective: to analyze the relationship between service quality and patient satisfaction and trust at the I Medical Specialist Center Makassar Clinic 2024. Method: This type of research is a quantitative research design cross-sectional. The population of this study was 820 patients and a sample of 90 patients was selected using this method proportionate stratified random sampling.  The collected data was analyzed using multiple logistic regression tests. Results: The research results showed that the majority of respondents were female, 50 (55.6%), 36 (40%) aged 30-39, 43 (47.8%), high school education and 43 (47.8%) private employees. 8%). Analysis results uji chi square shows that there is a variable relationship tangible (p=0,000), reliability (p=0,000), responsiveness (p=0,000), assurance (p=0,000), emphty (p=0.000) on patient satisfaction and the relationship between patient satisfaction (p=0.006) and patient trust. Analysis results multiple logistics variables that have an influence are tangible (p=0.008) and responseveness (p=0.019). Meanwhile, variables that have no influence are: reabiality (p=0,942), assurance (p=0.976) and empthy (p=0,258). Conclusion: The conclusion is that the most dominant factor influencing patient satisfaction is resnponseveness with a value of (p=0.019) and an Exp(B) value) amounting to 18,954. It is recommended that clinics be able to maintain service quality by providing services and medical personnel who are competent in their respective fields.
Analisis Hubungan Manajemen Pengelolaan Stress Kerja dengan Kesehatan Mental pada Perawat dan Dokter di Ruang Rawat Inap Jiwa di RSKD Dadi Provinsi Sulawesi Selatan: Analysis of the Relationship between Work Stress Management and Mental Health in Nurses and Doctors in the Mental Inpatient Room at Dadi Mental Hospital, South Sulawesi Province Azizah, Nur; Ikhtiar, Muhammad; Muchlis, Nurmiati
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 6 No. 1 (2025): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v6i1.1929

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Stress kerja merupakan salah salah pemicu penurunan kesehatan mental yang akan terjadi pada tenaga kesehatan yang bertugas di instalasi rawat inap jiwa baik dari perawat maupun dokter. Perawat kesehatan jiwa lebih menitik beratkan pada kesehatan mental pasien tanpa mengesampingkan keadaan jasmaniahnya. kondisi mental pasien yang labil mengharuskan perawat untuk bersikap sabar  dalam melakukan berbagai macam peranan untuk mengetahui berbagai macam kebutuhan pasien.        Tujuan: untuk mengetahui manajemen pengelolaan stress kerja dengan kesehatan mental perawat dan dokter rawat inap jiwa di RSKD Dadi Provinsi Sulawesi Selatan. Metode: penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Jumlah sampel sebanyak 104 responden. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil: Ada hubungan antara Stress kerja nilai (p=0,055), Problem Focused Coping (p=0,032), Sedangkan Tidak ada hubungan antara Emotional Focused Coping (p=0,336) terhadap kesehatan mental. Dengan stress kerja perawat dan dokter masuk dalam kategori berat berat sehingga diharapkan RSKD Dadi Provinsi Sulawesi Selatan memperhatikan Kesehatan mental pihak pihak yang terkain seperti, petugas medis, perawat dan dokter penanggungjawab. Kesimpulan: adanya hubungan antara stress kerja dan kefokusan terhadap masalah dengan Kesehatan mental. Sedangkan tidak adanya hubungan antara kefokusan terhadap emosi dengan Kesehatan mental. ABSTRACT Background: Work stress is one of the triggers for mental health decline that will occur in health workers who work in inpatient mental health installations, both nurses and doctors. Mental health nurses focus more on the mental health of patients without ignoring their physical condition. The unstable mental condition of patients requires nurses to be patient in carrying out various roles to find out the various needs of patients. Objective: to determine the management of work stress management on the mental health of nurses and inpatient mental health doctors at Dadi Regional Hospital, South Sulawesi Province. Method: quantitative research with a cross-sectional study approach. The number of samples was 104 respondents. The sampling technique was purposive sampling. Data analysis used univariate and bivariate analysis. Results: There is a relationship between Work Stress value (p = 0.055), Problem Focused Coping (p = 0.032), while there is no relationship between Emotional Focused Coping (p = 0.336) to mental health. With the work stress of nurses and doctors included in the heavy category, it is expected that RSKD Dadi, South Sulawesi Province will pay attention to the mental health of the parties involved, such as medical personnel, nurses and doctors in charge. Conclusion: there is a relationship between work stress and focus on problems with mental health. While there is no relationship between focus on emotions with mental health.
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Kunjung Kembali Melalui Kepuasan Pasien di Puskesmas Manimpahoi dan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai: The Effect of Service Quality on Revisit Interest Through Patient Satisfaction at the Manimpahoi and Pulau Sembilan Health Centers in Sinjai Regency Alfriana, A. Titien; Ikhtiar, Muhammad; Hamzah, Wardiah
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 6 No. 1 (2025): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v6i1.1950

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang harus dikelola baik dengan mengimplementasikan standar pelayanan yang bermutu dan berkualitas, sehingga pasien merasa puas. Kepuasan pasien atas pelayanan juga akan mempengaruhi pola perilaku seperti minat kunjung kembali. Rendahnya tingkat kepuasan dan minat kunjung kembali menjadi tantangan bagi puskesmas untuk menjalankan fungsinya. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat kunjung kembali melalui kepuasan pasien di Puskesmas Manimpahoi dan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai. Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional ini dilaksanakan di Puskesmas Manimpahoi dan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai pada bulan April-Mei 2024. Terdapat 290 responden sebagai sampel penelitian dengan memenuhi kriteria sampel. Sumber data berasal dari data primer yang diperoleh dari wawancara dan pengisian lembar kuesioner.  Data penelitian diuji menggunakan partial least square (PLS) analysis. Hasil: Terdapat pengaruh langsung kualitas pelayanan pada indikator penampilan fisik yang signifikan p=0.000 terhadap kepuasan pasien dengan nilai koefisien 0.340. Terdapat pengaruh langsung kualitas pelayanan pada indikator penampilan fisik yang signifikan p=0.000 terhadap minat kunjung kembali pasien dengan nilai koefisien 0.361. Terdapat pengaruh kualitas pelayanan pada indikator penampilan fisik yang signifikan p=0.000 terhadap minat kunjung kembali melalui kepuasan pasien dengan nilai koefisien 0,082. Kesimpulan: Kualitas pelayanan pada indikator penampilan fisik memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung secara signifikan terhadap minat kunjung kembali melalui kepuasan pasien pada Puskesmas Manimpahoi dan Puskesmas Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai. ABSTRACT Background: The Public Health Center is a healthcare facility that must be managed well by implementing quality service standards, so that patients satisfied. Patient satisfaction with services will also affect behavior patterns such as patient loyalty. The low level of patient satisfaction and loyalty is a challenge for health centers to carry out their functions. Objective: To determine the effect of service quality on patient loyalty through patient satisfaction at the Public Health Center of Manimpahoi and Pulau Sembilan Sinjai Regency. Method: The quantitative research with a cross sectional design was conducted at the Public Health Center of Manimpahoi and Pulau Sembilan Sinjai Regency on April-May 2024. There were 290 respondents as a research sample that complied with the sample criteria. The data source comes from primary data obtained from interviews and questionnaire.  The research data were tested using partial least square analysis. Results: There was a direct effect of service quality in tangible indicator which was significant (p=0.000) on patient satisfaction with a coefficient value of 0.340. There was a direct effect of service quality in tangible indicator which was significant (p=0.000) on patient loyalty with a coefficient value of 0.361. There was an effect of service quality in tangible indicators which was significant (p=0.000) on patient loyalty through patient satisfaction with a coefficient value of 0.082. Conclusion: The service quality in tangible indicators has a significant direct and indirect effect on patient loyalty through patient satisfaction at the Public Health Center of Manimpahoi and Pulau Sembilan Sinjai Regency.
Implementasi Program Pelayanan Antenatal Care Terpadu Berdasarkan Permenkes Nomor 21 Tahun 2021 di Kota Parepare Tahun 2024: Implementation of the Integrated Antenatal Care Service Program Based on Permenkes Number 21 of 2021 in Parepare City in 2024 Nurfadilah, Dewi; Ikhtiar, Muhammad; Muchlis, Nurmiati
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 6 No. 1 (2025): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v6i1.2007

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Antenatal Care Terpadu (ANC) adalah pelayanan kesehatan pada ibu hamil selama kehamilan yang dilakukan secara komprehensif dan berkualitas. Berdasarkan Permenkes Nomor 21 Tahun 2021, ibu hamil diharapkan mendapat pelayanan ANC minimal 6 kali (1 kali trimester 1, 2 kali di trimester 2, dan 3 kali di trimester 3). Standar pelayanan Antenatal Care (ANC) dapat dinilai berdasarkan indikator capaian K1 (kunjungan pertama ibu hamil) dan K6 (kunjungan ibu hamil minimal 6 kali). Tahun 2023 tercatat bahwa diantara 8 Puskesmas di Kota Parepare, Puskesmas Lakessi memiliki capaian K1 dan K6 tertinggi yaitu K1 sebesar 102,3% dan K6 sebesar 94,48% sedangkan Puskesmas Cempae memiliki capaian K1 dan K6 terendah yaitu K1 sebesar 75,2% dan K6 sebesar 14,75%.  Tujuan: Untuk menganalisis implementasi program pelayanan Antenatal Care Terpadu berdasarkan faktor input, proses, dan ouput di Kota Parepare dengan sampel Puskesmas Lakessi dan Puskesmas Cempae.  Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis konten. Hasil: Dari segi faktor input tentang kebijakan dan SOP, SDM, sarana dan prasarana, dana sudah memadai, sedangkan faktor proses tentang pendataan, pelayanan 10T, pencatatan dan pelaporan telah dilakukan sesuai standar meskipun masih kurang maksimalnya pendataan sasaran ibu hamil terutama di wilayah kerja Puskesmas Cempae akibat mobilisasi masyarakat dan rendahnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan sehingga output untuk capaian K1 dan K6 di Puskesmas Cempae belum mencapai target. Kesimpulan: Faktor input dan proses sudah memenuhi standar pada kedua puskesmas, namun masih kurang maksimalnya petugas dan mobilisasi serta kesadaran ibu hamil kurang di Puskesmas Cempae sehingga output belum tercapai.   ABSTRACT Background: Integrated Antenatal Care (ANC) is a health service for pregnant women during pregnancy that is carried out comprehensively and with quality. Based on Minister of Health Regulation Number 21 of 2021, pregnant women are expected to receive ANC services at least 6 times (1 time in trimester 1, 2 times in trimester 2, and 3 times in trimester 3). Antenatal Care (ANC) service standards can be assessed based on the achievement indicators K1 (first visit of pregnant women) and K6 (minimum 6 visits of pregnant women). In 2023, it was recorded that among the 8 Health Centers in Parepare City, Lakessi Health Center had the highest K1 and K6 achievements, namely K1 of 102.3% and K6 of 94.48%, while Cempae Health Center had the lowest K1 and K6 achievements, namely K1 of 75.2% and K6 of 14.75%.  Objective: To analyze the implementation of the Integrated Antenatal Care service program based on input, process, and output factors in Parepare City with samples of Lakessi Health Center and Cempae Health Center. Method: This type of research is qualitative research with a content analysis approach. Results: In terms of input factors regarding policies and SOPs, human resources, facilities and infrastructure, funds are adequate, while process factors regarding data collection, 10T services, recording and reporting have been carried out according to standards, although the data collection of pregnant women targets is still less than optimal, especially in the Cempae Health Center work area due to community mobilization and low awareness of pregnant women to check their pregnancies so that the output for K1 and K6 achievements at the Cempae Health Center has not reached the target. Conclusion: The input and process factors have met the standards in both health centers, but the officers are still less than optimal and the mobilization and awareness of pregnant women are lacking in the Cempae Health Center so that the output has not been achieved.
Peran Pemerintah Daerah Terhadap Pencapaian Universal Health Coverage (UHC) di Kabupaten Raja Ampat: The Role of Local Government in Achieving Universal Health Coverage (UHC) in Raja Ampat Regency Rachman, Hamzah Hi; Ikhtiar, Muhammad; Rusydi, Arni Rizqiani
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 6 No. 2 (2025): JULY-DECEMBER
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v6i2.2021

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Universal Health Coverage (UHC) merupakan sistem kesehatan yang memastikan setiap warga dalam populasi memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan. Selama ini UHC hanya dilihat dari cakupan kepesertaan JKN, padahal UHC memiliki dimensi yang lebih luas yaitu cakupan pelayanan, kualitas pelayanan, dan perlindungan finansial untuk kesehatan. Sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam implementasi Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) Presiden Joko Widodo menerbitkan instruksi presiden Nomor 8 Tahun 2017 tentang optimalisasi pelaksanaan program jaminan kesehatan nasional untuk bupati dan walikota. Tujuan: Untuk menganalisis peran pemerintah daerah terhadap pencapaian Universal Health Coverage (UHC) di Kabupaten Raja Ampat. Metode: Desain penelitian menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Raja Ampat. Informan dalam penelitian berjumalah 5 orang yaitu Asisten III Sekretariat Daerah, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Cabang BPJS Kesehatan dan Team Casemix RSUD Kabupaten Raja Ampat, serta masyarakat setempat yang menggunakan fasilitas kesehatan di Kabupaten Raja Ampat. Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data kualitatif dengan reduksi, penyajian, dan verifikasi data. Hasil: Peran pemerintah daerah terhadap pencapaian Universal Health Coverage (UHC) di Kabupaten Raja Ampat sudah sesuai Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2017, yaitu mengalokasikan anggaran UHC, memastikan seluruh penduduknya terdaftar dalam Program UHC, menyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan sesuai standar kesehatan, memastikan Badan Usaha Milik Daerah telah mendaftarkan dan memberikan data yang lengkap dan benar terkait peserta UHC, memastikan terlaksananya pembayaran iuran jaminan kesehatan pada Badan Usaha Milik Daerah dan memberikan sanksi kepada Pemilik Usaha yang melanggar. Kesimpulan: Peran pemerintah daerah Kabupaten Raja Ampat telah melaksanakan optimalisasi pelaksanaan program jaminan kesehatan nasional dalam mencapai Universal Health Coverage (UHC) sudah sesuai Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2017. ABSTRACT Background: Universal Health Coverage (UHC) is a health system that ensures every citizen in the population has equitable access to health services. So far, UHC has only been seen from the coverage of JKN membership, even though UHC has broader dimensions, namely service coverage, service quality, and financial protection for health. As a form of the government's seriousness in implementing the National Health Insurance Program for Healthy Indonesia Cards (JKN-KIS), President Joko Widodo issued Presidential Instruction No. 8/2017 on optimizing the implementation of the national health insurance program for regents and mayors. Objective: To analyze the role of local government in achieving Universal Health Coverage (UHC) in Raja Ampat Regency. Method: The research design used qualitative research. This research was conducted in Raja Ampat Regency. The informants in the study were 5 people, namely Assistant III of the Regional Secretariat, Head of the Health Office, Head of the BPJS Health Branch and the Casemix Team of Raja Ampat Regency Hospital, as well as local people who use health facilities in Raja Ampat Regency. The informants in this study were determined using purposive sampling technique. Qualitative data analysis with data reduction, presentation, and verification. Results: The role of the local government in achieving Universal Health Coverage (UHC) in Raja Ampat Regency is in accordance with Presidential Instruction No. 8/2017, namely allocating the UHC budget, ensuring that the entire population is registered in the UHC Program, providing health service facilities and infrastructure according to health standards, ensuring that Regional-Owned Enterprises have registered and provided complete and correct data related to UHC participants, ensuring the implementation of health insurance contribution payments to Regional-Owned Enterprises and imposing sanctions on violating Business Owners. Conclusion: The role of the Raja Ampat Regency government in optimizing the implementation of the national health insurance program in achieving Universal Health Coverage (UHC) is in accordance with Presidential Instruction No. 8/2017.
Hubungan Faktor Penggunaan Air Minum dengan Kejadian Stunting di Kelurahan Sapanang Kabupaten Pangkep: The Relationship between Drinking Water Use Factors and the Incidence of Stunting in Sapanang Village, Pangkep Regency Kaimuddin, Kaimuddin; Ikhtiar, Muhammad; Baharuddin, Alfina
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 6 No. 1 (2025): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v6i1.1942

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Air minum yang tidak memenuhi syarat berasal dari sumber tidak memenuhi syarat, jarak sumber air terlalu dekat dengan jamban, air yang tidak di olah sebelum dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit infeksi pada anak yang berakibat terhambatnya penyerapan nutrisi. Hal ini terjadi karena air mengandung mikroorganisme patogen dan bahan kimia lainnya, menyebabkan anak mengalami penyakit diare dan EED. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan antara sumber air minum dan kejadian stunting di Kelurahan Sapanang, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain observasional dengan pendekatan case-control. Sampel terdiri dari 126 balita, yang terdiri dari 63 balita stunting (kasus) dan 63 balita non-stunting (kontrol) yang dipilih secara acak sederhana (simple random sampling). Data primer diperoleh melalui kuesioner terkait sumber air minum, sementara data sekunder didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep. Analisis data mencakup analisis univariat untuk distribusi sampel, analisis bivariat dengan uji chi-square untuk mengidentifikasi hubungan antar variabel, serta analisis multivariat untuk menentukan faktor dominan. Hasil: Kelayakan sumber air minum tidak ada hubungan signifikan dengan kejadian stunting (p-value = 0,821; OR = 0,814), lokasi sumber air minum tidak ada hubungan signifikan dengan kejadian stunting (p-value = 1,000; OR = 1,105) akses sumber air minum memiliki hubungan signifikan dengan kejadian stunting (p = 0,035; OR = 2,459), kualitas bakteriologis sumber air minum tidak ada hubungan signifikan dengan kejadian stunting (p-value = 0,476; OR = 0,678). ABSTRACT Background: Drinking water that does not meet the requirements comes from an unqualified source, the distance of the water source is too close to the toilet, water that is not treated before consumption can cause infectious diseases in children which results in the inhibition of the absorption of nutrients. This happens because water contains pathogenic microorganisms and other chemicals, causing children to experience diarrhea and EED. Objective: To analyze the relationship between drinking water sources and the incidence of stunting in Sapanang Village, Bungoro District, Pangkajene and Islands Regency. Method: This study used an observational design with a case-control approach. The sample consisted of 126 toddlers, consisting of 63 stunted toddlers (cases) and 63 non-stunted toddlers (controls) selected by simple random sampling. Primary data were obtained through questionnaires related to drinking water sources, while secondary data were obtained from the Pangkep District Health Office. Data analysis included univariate analysis for sample distribution, bivariate analysis with the chi-square test to identify relationships between variables, and multivariate analysis to determine dominant factors. Results: The feasibility of drinking water sources has no significant relationship with the incidence of stunting (p-value = 0.821; OR = 0.814), the location of drinking water sources has no significant relationship with the incidence of stunting (p-value = 1.000; OR = 1.105), access to drinking water sources has a significant relationship with the incidence of stunting (p = 0.035; OR = 2.459), bacteriological quality of drinking water sources has no significant relationship with the incidence of stunting (p-value = 0.476; OR = 0.678).
Analisis Lima Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Terhadap Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pangkajene Kabupaten Sidrap: Analysis of the Five Pillars of Community-Based Total Sanitation (STBM) on the Incidence of Diarrhea in Toddlers in the Pangkajene Health Center Working Area, Sidrap Regency Septiani, Asny; Ikhtiar, Muhammad; S, Ikhram Hardi
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 6 No. 1 (2025): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v6i1.1943

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Penyakit diare pada balita masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menerapkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Diare pada balita dapat terjadi karena kondisi lingkungan buruk yang dapat memicu adanya habitat patogen, rendahnya sikap personal higiene ibu balita, dan kurangnya kebersihan rumah tangga serta makanan atau minuman yang dikonsumsi balita. Tujuan: Untuk menganalisis 5 pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) terhadap kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pangkajene Kabupaten Sidrap. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik kolerasional dengan rancangan cross sectional dengan metode pengambilan sampel Purposive Sampling untuk memilih sampel secara selektif berdasarkan kriteria yang relevan dengan tujuan penelitian dan Penentuan Sampel menggunakan Rumus Lameshow untuk mengetahui jumlah sampel yang tidak diketahui. Hasil: Pilar 1 Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) memiliki hubungan dengan Kejadian Diare pada balita dengan nilai p-value 0,001, Pilar 2 Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) memiliki hubungan dengan Kejadian Diare pada balita dengan nilai pvalue 0,000, Pilar 3 Pengelolaan Air Minum dan Makanan (PAMM-RT) memiliki hubungan dengan Kejadian Diare pada balita dengan nilai p-value 0,000, Pilar 4 Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PAMM-RT) memiliki hubungan dengan Kejadian Diare pada balita dengan nilai p-value0,000, Pilar 5 Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC-RT) memiliki hubungan dengan Kejadian Diare pada balita dengan nilai p-value 0,000. Kesimpulan: Pilar yang sangat berpengaruh terhadap kejadian diare adalah Pilar 1 Stop Buang Besar Sembaranag, diharapkan dalam Penelitian ini implementasi yang lebih optimal dan kolaborasi yang lebih kuat, diharapkan penerapan STBM dapat menurunkan kejadian diare pada balita secara signifikan dan menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sanitasi yang buruk. ABSTRACT Background: Diarrheal disease in toddlers is still a significant public health problem in Indonesia. One way to address this problem is by implementing Community-Based Total Sanitation (CBTS). Diarrhea in toddlers can occur due to poor environmental conditions that can trigger the presence of pathogenic habitats, low personal hygiene attitudes of mothers of toddlers, and lack of household hygiene and food or drinks consumed by toddlers. Objective: To analyze the 5 pillars of Community-Based Total Sanitation (CBTS) on the incidence of diarrhea in toddlers in the Pangkajene Health Center Working Area, Sidrap Regency. Method: This study used a collerational analytic research method with a cross sectional design with Purposive Sampling method to select samples selectively based on criteria relevant to the research objectives and Sample Determination using the Lameshow Formula to determine the number of unknown samples. Results: Pillar 1 Stop Open Defecation (BABS) has an association with the incidence of diarrhea in children under five with a p-value of 0.001, Pillar 2 Handwashing with Soap (CTPS) has an association with the incidence of diarrhea in children under five with a p-value of 0.000, Pillar 3 Drinking Water and Food Management (PAMM-RT) has an association with the incidence of diarrhea in children under five with a p-value of 0, 000, Pillar 4 Household Waste Management (PAMM-RT) has a relationship with the incidence of diarrhea in children under five with a p-value of 0.000, Pillar 5 Household Liquid Waste Management (PLC-RT) has a relationship with the incidence of diarrhea in children under five with a p-value of 0.000. Conclusion: The pillar that is very influential on the incidence of diarrhea is Pillar 1 Stop Buang Besar Sembaranag, it is expected that in this study more optimal implementation and stronger collaboration, it is expected that the implementation of STBM can significantly reduce the incidence of diarrhea in toddlers and create a healthier community and free from diseases caused by poor sanitation.
Co-Authors A. Rizki Amelia Abd. Gafur Abd. Gafur Adhe Sofyan Anas Agus Bintara Ahri, Reza Aril Aisyah Aisyah Alfina Baharuddin Alfina Baharuddin Alfiyah, Nilda Alfriana, A. Titien Amelia, Andi Rizki Ananda Putri, Nurul Andi Asrina Andi Emelda Andi Fitri Farwati Andi Multazam Andi Nurlinda Andi Rizki Amelia Andi Susilawaty, Andi Annisa Amalia Anzar, Reski Ayu AP, A. Rizki Amelia Aprilia, Suci Arman Arman Arman Arman Arman Arni Rizqiani Rusydi Asmawati Ahmad Asran, Asran Aswita Amir Ayu Puspitasari Ayu Puspitasari, Ayu Batara Lipu, Andi Varil Bintara, Agus Darliana Darwis Desy Trismayanti Dwi Fitri Ningsih Fachrin , Suharni A. Fachrin, Suharni a. Fadhilatul Jannah Tambipi Fatma Afrianty Gobel Fatma Afrianty Gobel Fatmah Afrianty Gobel Fatwa, M. Sullam Ferawati Ferawati Feri Feri Fitriani Mursyid Habo, Hasriwiani Haerana, Bs Titi Haeril Amir Haeruddin Haeruddin Haeruddin Haeruddin Haeruddin Hamzah, Wardiah Hardi Hardi, Hardi Harnia Harnia Harnia, Harnia Hartono, Rudy Harun, Rismayanti Hasanuddin Ishak Hasanuddin Ishak Haslina Haslinda Haslinda, Haslinda Hidayat Hidayat Hidayat Horax, Ronny Husaidah, Siti Husniar I Gusti Wayan Murjana Yasa Idris, Fairus Prihatin Ifka Daristi Ikhram Hardi S Imaduddin , Muh Fauzan Irmalasari, Fani Jais, Nurjhanna Jais Jumriani Arianti Kaimuddin Kaimuddin, Kaimuddin Latampung, Nursyachdewi Maisarah Basarang Mansur Sididi Mappau, Zrimurti Masriadi Masriadi, Masriadi Maudani, Andi Shaleha Maulidina, Putri Dwi Megantari, Sitti Hutami Muh. Khidri Alwi Muh. Pasca Rivaldi Muh. Rifo Rianto Muh. Saleh Jastam Muhammad Fachrul Saleh Muhammad Khidri Alwi Muhammad Saleh Muhammad Suharsono Muhammad Syadat Muthmainnah Muthmainnah Mutiara Abduh Muzhaffar, Andi Alif Nadya, Nur Namira Ilham Nasruddin Syam Nawir, Irma Nur Azizah Nur Fadhilah Rasyidi Nur Ulmy Mahmud Nurfadilah, Dewi Nurhaedar Jafar Nurjhanna Jais Nurmiati Muchlis Nurmisbahullah Nursyamsi Nursyamsi Nurul Alrahmi Nurul Ananda Putri Nurul Islamiyah Nurul Islamyah Nurul Ulfah Muttalib Nurul Ulfah Mutthalib Putra, Isharyadi Putri Tasmila Resky Rachman, Hamzah Hi Rahman Rahmasari, Ria Resky, Fauzan Resky, Fauzan Retno Ambrawati Reza Aril Ahri Reza Aril Ahri Reza Aril Ahri Riska Wahyuni Rismayanti Hasrum Riswan, Kanaya Alifia Ruslan La Ane, Ruslan S, Ikhram Hardi Sartika Septiani, Asny Septiyanti Sirajuddin Sitti Fatima Sitti Fatimah Sitti Hutami Megantari Sitti Patimah Sri Widyastuti Suci Aprilia Sudarman, Dirman Sudirman, Farah Zhafirah Suharni A. Fachrin Suharni A. Fachrin Suhermi Sumiaty SUNARTO Syahrul Basri Tenri Abeng, Andi Tias Nugraha, Ninik Trismayanti, Desy Ulfa Sulaeman Ummi Kalsum Nurais Ummu Saadah Amri Veithzal Rivai Zainal Wafiq Purnama Indah Yahya Thamrin Yayat, Hidayat YULIATI Yunus, Alma Awaliyah Yuridesi Nurani Putri Yusriani, Yusriani Yusuf, Rezky Aulia Zulfarhanah Andi Hamid Zulkifli Rahman, Zulkifli Zurriya, Junita Zurriyah, Junita