p-Index From 2020 - 2025
5.443
P-Index
This Author published in this journals
All Journal HAYATI Journal of Biosciences MANAJEMEN HUTAN TROPIKA Journal of Tropical Forest Management Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Forum Pasca Sarjana Maspari Journal JOURNAL OF COASTAL DEVELOPMENT ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Jurnal Perikanan dan Kelautan Berkala Perikanan Terubuk Waste Technology Maspari Journal Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Journal of Indonesian Coral Reefs OCTOPUS : Jurnal Ilmu Perikanan Jurnal Kelautan Tropis Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik Omni-Akuatika Jurnal Bina Praja Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA) Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis (Journal Of Tropical Fisheries Management) Indonesian Journal of Chemistry Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Jurnal Kelautan Nasional Warta Penelitian Perhubungan Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Jurnal Iktiologi Indonesia (Indonesian Journal of Ichthyology) Habitus Aquatica : Journal of Aquatic Resources and Fisheries Management Indonesian Journal of Mollusk COJ (Coastal and Ocean Journal) International Journal of Disaster Management Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan Jurnal Manusia dan Lingkungan Policy Brief Pertanian, Kelautan, dan Biosains Tropika Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan (Journal of Environmental Sustainability Management)
Claim Missing Document
Check
Articles

A Short Review on the Recent Problem of Red Tide in Jakarta Bay: Effect of Red Tide on Fish and Human Yusli Wardiatno; Ario Damar; Bambang Sumartono
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 11 No. 1 (2004): Juni 2004
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.935 KB)

Abstract

Red tide atau sering disebut blooming fitoplankton merupakan fenomena alam yang sering terjadi. Nampaknya frekuensi, intensitas dan distribusi blooming fitoplankton meningkat dalam 10 tahun belakangan ini. Red tide dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana tanaman sel satu berukuran kecil yang hidup di laut dan tumbuh dengan sangat cepat dan terakumulasi dalam suatu kumpulan yang mudah terlihat  di permukaan air laut. Kejadian red tide sangat terkait dengan eutrofikasi dan kondisi lingkungan yang mendukung, seperti kecukupan cahaya, kondisi suhu yang sesuai, dan masukan bahan organik dari daratan setelah hujan besar. Efek langsung red tide terhadap ikan sangat merusak insang, baik secara mekanis ataupun melalui pembentukan bahan kimia beracun, neurotoksin, hemolitik atau bahan penggumpal darah, yang dapat menyebabkan kerusakan fisiologi insang, organ utama (seperti hati), usus, sistem sirkuler atau pernapasan, ataupun mengganggu proses osmoregulasi. Sebaliknya, efek tidak langsung red tide adalah akibat penggunaan oksigen yang berlebihan untuk respirasi dan pembusukan kumpulan fitoplankton. Beberapa organisme penyebab red tide dapat membahayakan manusia apabila manusia makan hewan filter feeder (seperti ikan atau kerang) yang mengandung racun organisme red tide yang telah dimakan ikan atau kerang tersebut.Kata kunci: red tide, eutrofikasi, Teluk Jakarta.
KAJIAN KONDISI TERUMBU KARANG DAN KAITANNYA DENGAN PROSES EUTROFIKASI DI KEPULAUAN SERIBU Achmad Djaelani; Ario Damar; Santoso Rahardjo
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 17 No. 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.467 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi kondisi terumbu karang dan keterkaitannya dengan proses eutrofikasi dimana P. Belanda dan P. Untung Jawa dipilih sebagai studi kasus pada bulan April sampai Juni 2009. Metode foto transek kuadrat digunakan untuk pengambilan data kondisi terumbu karang. Pengukuran parameter kualitas perairan seperti suhu, kecepatan arus, dan kecerahan dilakukan secara in-situ, sedangkan parameter lainnya seperti salinitas, pH, kekeruhan, ortofosfat (PO4), nitrit (NO2), nitrat (NO3), dan amonia (NH3) dianalisis di laboratorium (ex-situ). Principal Component Analysis (PCA) digunakan untuk melihat parameter-parameter yang paling berpengaruh pada setiap stasiun pengamatan. Analisis Regresi Linear digunakan untuk melihat hubungan antara tutupan makroalga dengan parameter kualitas air serta hubungan antara tutupan makroalga dengan tutupan karang hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase tutupan karang hidup di P. Belanda berada dalam kategori ”sedang” dengan persentase tutupan sebesar 27,90%, sedangkan di P. Untung Jawa berada dalam kategori ”rusak” dengan persentase tutupan sebesar 0,21%. Ada perbedaan tingkat kesuburan perairan antara lokasi P. Belanda dan P. Untung Jawa, dimana P. Untung Jawa memiliki kondisi perairan dengan kategori sangat subur (eutrofikasi) berdasarkan pada tingginya kandungan fosfat dan persentase tutupan makroalga yang tinggi. Faktor nutrien mempunyai pengaruh cukup besar terhadap persentase tutupan makroalga yang cukup berpengaruh terhadap persentase tutupan karang hidup.Kata kunci: eutrofikasi, kualitas perairan, terumbu karang, strategi pengelolaan
STRATEGI PEMANFAATAN NILAI EKONOMI TERUMBU KARANG KELURAHAN PULAU ABANG, KECAMATAN GALANG, KOTA BATAM Cicik Kurniawati; Ario Damar; Budy Wiryawan
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 17 No. 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.94 KB)

Abstract

Penelitian tentang strategi pemanfaatan nilai ekonomi terumbu karang di Kelurahan Pulau Abang, Kecamatan Galang, Kota Batam dilaksanakan dari bulan April hingga bulan Juni 2009. Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui status penutupan terumbu karang di Kelurahan Pulau Abang Kota Batam; 2) meng-evaluasi jenis–jenis alat tangkap yang dioperasikan di kawasan terumbu karang Kelurahan Pulau Abang Kota Batam; 3) mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan alat tangkap di terumbu karang; 4) me-nyusun arahan teknik penggunaan alat penangkap ikan yang ramah lingkungan untuk dikembangkan khususnya di kawasan terumbu karang Pulau Abang Kota Batam. Penelitian ini menggunakan metode LIT (line intercept transect), UVC (underwater visual census). Data aktivitas perikanan melalui wawancara mendalam, pengisian kuisioner, dan observasi langsung di lapangan. Pembuatan rencana strategi dan rencana program beserta prioritasnya dalam penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan di terumbu karang dilakukan dengan metode A-WOT merupakan gabungan AHP dan SWOT. Analisis menyimpulkan kondisi terumbu karang di lokasi penelitian di perairan Kelurahan Pulau Abang dalam keadaan bagus. Jenis yang banyak ditemukan adalah non-Acropora. Pengoperasian alat tangkap kelong pantai di terumbu karang mempunyai dampak paling besar berupa kerusakan terumbu karang maupun ikan.Kata kunci: alat tangkap ikan, dampak, Pulau Abang, rencana strategi, rencana program, terumbu karang
Penggunaan Data Citra Lansat-TM Hasil Olahan diGital Untuk Pendugaan Sebaran Horizontal Produktivitas Primer di Perairan Kabupaten Subang ,Jawa Barat Setyo Budl Susilo; Inul Adkha; Ario Damar
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 3 No. 1 (1995): Juni 1995
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10.661 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran tentang penerapan metode penginderaan jauh dalam menduga sebaran horizontal produktivitas primer. Metode yang dilakukan adalah met ode penggabungan antara data in-situ yang diperoleh dari Survey lapangan dan data citra satelit dari Vmdsat - TM yang didekati secara kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linear untuk mengetahui hubungan fungsionalnya. Hasil yang didapat, berupa model hubungan antara konsentrasi klorofil-a dengan produktivitas primer dalam bentuk P=0.006959B (mgC/lt/jam), dimana nilai sebaran horizontal produktivitas primer yang diperoleh pada penelitian ini adalah 0.097-0.124 mgC/lt/jam.Kata-kata kunci : penginderaan jauh, klorofil, produktivitas primer, sebaran horizontal,perairan Pantai
KAJIAN KONDISI TERUMBU KARANG DAN IKAN MENGGARU (Lutjanus decussatus) DI ZONA PEMUKIMAN DAN ZONA INTI KAWASAN TAMAN NASIONAL KEPULAUAN SERIBU Dedy Eka Syaputra; Yusli Wardiatno; Ario Damar
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 16 No. 2 (2009): Desember 2009
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.139 KB)

Abstract

Ikan Menggaru (Lutjanus decussatus) adalah kelompok kakap yang hidup berasosiasi dengan terumbu karang, yang merupakan ikan konsumsi dan bernilai ekonomis penting. Populasi ikan ini di Kawasan Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu terus menurun yang disebabkan oleh berbagai hal seperti penangkapan berlebih, kerusakan habitat, dan kurangnya strategi pengelolaan kawasan yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi terumbu karang dan ikan menggaru dan keterkaitannya sehingga strategi pengelolaan yang baik dapat ditetapkan. Empat pulau yang berlokasi di zona yang berbeda dipilih sebagai lokasi penelitian, yang di setiap masing-masing pulau dilakukan pengamatan di dua (2) titik yang berbeda (kedalaman 3-5 m). Di kawasan pemukiman, Pulau Pramuka, dan Panggang dipilih sementara pada Zona Inti, dipilih lokasi perairan sekitar Pulau Kayu Angin Bira dan Belanda Pengamatan terumbu karang dilakukan dengan menggunakan teknik Line Intercept Transect (LIT), sementara observasi ikan menggaru dengan menggunakan teknik Underwater Visual Census (UVC). Sebanyak total 41 ekor ikan menggaru ditangkap sebagai sampel. Secara umum, kondisi perairan masih dalam kondisi baik untuk mendukung kehidupan terumbu karang. Kualitas penutupan terumbu karang relatif sedang dengan persen penutupan berkisar antara 34.86% dan 39.31%. Kelimpahan ikan menggaru di zona inti relatif lebih tinggi (180 ind/ha) jika dibandingkan dengan zona pemukiman (140 ind/ha). Beberapa aspek biologi yang dihasilkan dalam studi ini yaitu bentuk pertumbuhan ikan adalah alometrik, perbandingan seksual menunjukkan jantan lebih banyak dibandingkan betina, komposisi utama makanan adalah ikan dan krustasea, dan selama bulan Juni ketika studi ini dilakukan, ikan tidak dalam kondisi musim memijah. Lebih tingginya kelimpahan ikan di zona inti diasumsikan disebabkan oleh adanya dominasi tutupan karang branching di kawasan ini. Berdasarkan studi ini direkomendasikan untuk a) memelihara kondisi kualitas air di lokasi studi; b) mempercepat penutupan karang di zona pemukiman; c) melakukan pengawasan lebih intensif dan penegakan hukum di zona inti dari penangkapan ikan; dan d) membatasi ukuran ikan yang boleh ditangkap.Kata Kunci: ikan menggaru, karang keras, kelimpahan, strategi pengelolaan, terumbu karang
KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PERAIRAN KABUPATEN BINTAN DAN ALTERNATIF PENGELOLAANYA Febrizal .; Ario Damar; Neviaty P . Zamani
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 16 No. 2 (2009): Desember 2009
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.719 KB)

Abstract

Kerusakan ekosistem terumbu karang pada umumnya diakibatkan oleh sebab alami dan manusia. Sedikit perubahan kecil pada kualitas air atau fisik dapat menyebabkan perubahan besar pada kondisi dan struktur ekosistem terumbu karang. Di daerah penelitian, informasi tentang kondisi kualitas air dan terumbu karang sangat terbatas sehingga dapat menghambat proses pengambilan keputusan dalam pengelolaan kawasan terumbu karang. Tujuan dari penelitian ini adalah penentuan kondisi ekosistem terumbu karang, identifikasi penyebab potensial utama kerusakan terumbu karang, dan mencari alternatif pengelolaan terumbu karang di lokasi penelitian. Metode yang digunakan adalah transek kuadrat untuk determinasi penutupan karang dan makroalga, sementara untuk observasi ikan menggunakan teknik Line Intercept Transect (LIT) dan Underwater fish Visual Census (UVC). Analisis data dilakukan dengan menggunakan beberapa analisis standar ekologis, korelasi multivariabel dengan menggunakan Principle Component Analysis (PCA), dan analisis ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kondisi penutupan karang masih dalam kondisi baik. Analisis menunjukkan bahwa peningkatan persentase penutupan karang hidup diikuti oleh penurunan penutupan makroalga. Selanjutnya, ikan herbivora dan penutupan alga terhubungkan secara terbalik. Kesimpulannya adalah bahwa jika terumbu karang mengalami gangguan, maka akan berpotensi menyebabkan peningkatan penutupan makroalga. Ikan herbivora terbukti secara efektif mampu mengkontrol penutupan makroalga dan sekaligus membantu pemulihan kondisi ekosistem terumbu karang.Kata kunci: aktivitas manusia, ikan herbivora, makroalga, terumbu karang
The mangrove area of Togean Islands have been used for marine ecotourism activities.  The increasing of anthropogenic activities affected to decreasing of mangrove area and mangrove tourism attractive.  This research aim to assess characteristic and suitability of mangrove forest area for mangrove ecotourism uses.  The data were analyzed using principal component analysis (PCA) and spatial analysis with geographic information system (GIS) approach.  The result showed that the correlation value o Alimudin Laapo; Achmad Fahrudin; Dietriech G. Bengen; Ario Damar
Forum Pasca Sarjana Vol. 33 No. 4 (2010): Forum Pascasarjana
Publisher : Forum Pasca Sarjana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The mangrove area of Togean Islands have been used for marine ecotourism activities.  The increasing of anthropogenic activities affected to decreasing of mangrove area and mangrove tourism attractive.  This research aim to assess characteristic and suitability of mangrove forest area for mangrove ecotourism uses.  The data were analyzed using principal component analysis (PCA) and spatial analysis with geographic information system (GIS) approach.  The result showed that the correlation value of those four parameters was relatively higher in November than in July.  Those parameters were the component that forms the main axis in both month. The increasing of turbidity and decreasing of salinity in November rather than in July were correlated with rainy season.  Generally, mangrove area in Togean Islands was suitable with conditional categories to mangrove ecotourism uses.  Ecotourism has the most potential to meet these goals and it will be able to tackle most of the problems when GIS technology would be used as a tool to minimize the impact.   Keywords: area suitability, mangrove, ecotourism, Togean Islands
This research to study relation between environment parameter, plankton abundance and primary productivity with abundance of tiger prawn post larvae and milk fish fry, calculates plankton predating rate speed by tiger prawn post larvae and milk fish fry and other larva and studies plankton population dynamics, tiger prawn post larvae and milk fish fry before, at the time and after peak season.  Result of research indicates that some environment parameters significant differs according to observa Nur Asia Umar; Richardus F. Kaswadji; Ario Damar; Ismudi Muchsin; I Wayan Nurjaya
Forum Pasca Sarjana Vol. 32 No. 2 (2009): Forum Pascasarjana
Publisher : Forum Pasca Sarjana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research to study relation between environment parameter, plankton abundance and primary productivity with abundance of tiger prawn post larvae and milk fish fry, calculates plankton predating rate speed by tiger prawn post larvae and milk fish fry and other larva and studies plankton population dynamics, tiger prawn post larvae and milk fish fry before, at the time and after peak season.  Result of research indicates that some environment parameters significant differs according to observation period and season.  Highest abundance of tiger prawn post larva, milk fish fry and other larva reaches to 29067, 7733 and 54400 ind/1000 m3. Highest grazing rate to population of phytoplankton and plankton (phytoplankton + zooplankton) found when predator consisted of tiger prawn post larva, milk fish fry and other larva with grazing rate up to 125 cells/liter/hour and 129 plankter /liter/hour respectively.  Highest predating rate to zooplankton population when predator consist of tiger prawn post larva and milk fish fry and there is phytoplankton as their prey up to 12 individual/liter/hour.  The certain plankton species significant correlation and estimated as natural food of tiger prawn post larva and milk fish fry that is some types of diatom and crustaceae from zooplankton.  Plankton population dynamics especially controlled by predator by tiger prawn post larva, milk fish fry and other larva, while influence of environment parameter is small relative. Abundance of each phytoplankton and zooplankton ranged from 583-28563 cells/liter and 22-3413 ind/liter.  Average abundance of phytoplankton and zooplankton significant differs higher at peak season compare  before and after tiger prawn post larva and milk fish fry season. Predator-prey relation between phytoplankton and zooplankton shows phase change which succession between phytoplankton controls to zooplankton phases with zooplankton control to phytoplankton.  Abundance of plankton influences abundance of population of tiger prawn post larva and milk fish fry especially after peak season.  There is concordance of time between peak abundance of tiger prawn post larva and milk fish fry and other larva with peak abundance of phytoplankton and zooplankton.   Key words : population dynamics, predating, predating rate, predator, prey, phytoplankton, zooplankton, tiger prawn post larva, milk fish fry, other larva, Pinrang
The objective of this research is to formulate a specific model of Citarum’s watershed and its coastal management policy.  The method applied in the research is the descriptive method or retrospective through a study case with an approach system.  The multidimensional systematic approach is applied to formulate policies, to develop scenario strategies involving several stakeholders and experts on coastal areas and regional and inter sectors.  The results of the research determine that the econom Edwarsyah .; Tridoyo Kusumastanto; Hartrisari Hardjomidjojo; Ario Damar
Forum Pasca Sarjana Vol. 32 No. 4 (2009): Forum Pascasarjana
Publisher : Forum Pasca Sarjana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The objective of this research is to formulate a specific model of Citarum’s watershed and its coastal management policy.  The method applied in the research is the descriptive method or retrospective through a study case with an approach system.  The multidimensional systematic approach is applied to formulate policies, to develop scenario strategies involving several stakeholders and experts on coastal areas and regional and inter sectors.  The results of the research determine that the economical value relating with the aspects of pollution which in general involves replacement costs indicate impacts of pollution from public activities in the coastal stream in de facto costs Rp 31 billion/year.  The Index Value of a Sustainable Watershed and Coastal Management System (IkB-SIPPDAS) applied in the study area according to a multidimensional Rap-SIPPDAS method for upland, center and downstream area of the Citarum’s Watershed are 38.23; 38.27; and 33.59 respectively in a sustainability scale of     0-100, showing a non-sustainable status.  The analysis result for every dimension of development management indicates that the economical dimension for the upland, middle and coastal part of the Citarum Watershed contains the highest index rate, which amounts up to 88.29.  The index value is categorized ”good” or sustainable with the lowest value in ecology.  The results of the statistics indicates that the Rap-SIPPDAS method is effective enough for application as a method to evaluate the Watershed and Coastal Management System in a specific river stream or a rapid appraisal area.  The selected ideal design of the three scenarios for the watershed management policy and West Java’s Citarum coastal area is the progressive-optimistic scenario stressing the possible future condition to receive maximum support or in other words the scenario is based on the scientific way of thinking and being optimistic about the future.   Key words: watershed, coastal, scenario, system, management, pollutant, policy
MANAGEMENT ON CORAL REEF ECOSYSTEM IN THE SIANTAN TENGAH DISTRICT, ANAMBAS ISLANDS Rifki Aldi Ramadhani; Ario Damar; Hawis Madduppa
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 7 No. 1 (2015): Elektronik Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.596 KB) | DOI: 10.29244/jitkt.v7i1.9804

Abstract

Coral reef ecosystem management in Siantan Tengah District, Anambas Islands need to be improved to obtain the optimal results. Currently, the coral reef ecosystem management is conducted sectorally, therefore, it can cause a damage on coral reef ecosystem. The purposes of this study were to analyze sustainability status of coral reefs managements in the District Central Siantan and to  formulate the sustainability of coral reef ecosystem management. Multi Dimensional Scaling (MDS) with Rap-Insus COREMAG approach was used to analyze the sustainability status of coral reef management. The results showed that the sustainability status of coral reef management in Siantan Tengah District was sustainable with multidimensional index of 51.457. Dimensions that need to be improved to achieve the optimal management of coral reef ecosystems in a sustainable manner is social dimension to the value of sustainability by 42.324 and institutional dimensions of 49.85 which is classed as less sustainable. This results of this research are expected to be able to facilitate the stakeholders to arrange the sustainability of coral reef ecosystem management in the Siantan Tengah District. Keywords: coral reef management, sustainability analysis, Siantan Tengah District, Anambas Island, Multi Dimensional Scaling (MDS)
Co-Authors Abd Saddam Mujib Abdul Haris Achmad Djaelani Achmad Fahrudin Achmad Fahrudin Aditya Bramana Adrian Hidayat Adriman, Adriman Agung, Gede Panji Agus Atmadipoera Agus Ramli Agus Setiyono Agustinus M Samosir Agustinus M. Samosir Ai Solihat Ai Solihat Akhmad Solihin Al Azhar Al Azhar Alan Frendy Koropitan Ali Mas'ud Dwi Cahyo Alianto , Aliati Iswantari Alimudin Laapo Am Azbas Taurusman Andhi Setyonugroho Ari Purbayanto Ari Wahyuni Aries Asriansyah Aswin Ayu Andriani Ayu, Inna Puspa Bambang Sumartono Beginer Subhan Buda, Mark Budy Wiryawan Charles Parningotan Haratua Simanjuntak Cicik Kurniawati Dedi Soedharma Dedi Soedharma Dedy Eka Syaputra Desmiwati Desmiwati Dewayani Soetrisno Dewayani Sutrisno Dietiech G. Bengen Dietriech Geoffrey Bengen DTF Lumban Batu Dwi Yuni Wulandari Edwarsyah Edwarsyah Ella Yuni Astuti Enan M. Adiwilaga Enan M. Adiwilaga Enan M. Adiwilaga Enang Harris Erba Rafsanjani Fajrin Evy Damayanthi Febrizal . Ferdinan Yulianda FERY KURNIAWAN Fery Kurniawan Fery Kurniawan Flandrianto Sih Palimirmo Fonseca, Abilio da Fredinan Yulianda Gatot Yulianto Gatot Yulianto Hartoni . Hartoni ., Hartoni Hartrisari Hardjomidjojo Hasim Hawis H Madduppa Hefni Effendi Helmy Akbar Heny Suseno Heny Suseno Holyness Nurdin Singadimedja I Wayan Nurjaya I.W. Nurjaya Idqan Fahmi Imam Bachtiar Imam Bahtiar, Imam Inul Adkha IPB, DGB Isdrajad Setyobudiandi Ishak, Mursalin Ismudi Muchsin Ismudi Muchsin Ivonne M. Radjawane Jamal, Aulia Fitri Kadarwan Soewardi Kasman Kasman Lala M Kolopaking Lubis, Khairul Luky Adrianto M Agus Setiadi M F Rahardjo M. Arsyad Al Amin M. Muklis Kamal M. Taufik M.F. Rahardjo M.F. Rahardjo Ma'mun Sarma Majariana Krisanti Marjariana Krisanti Marthen Welly Masykhur Abdul Kadir Mennofatria Boer Minsaris, La Ode Alam Mohammad Mukhlis Kamal Muarif Muarif Muarif Muarif Muhammad Ridwan Muhammad Taufik Nahrowi Neneng Marlian NEVIATY PUTRI ZAMANI Ngoc, Pham Ti Anh Ngurah Nyoman Wiadnyana Niken T.M. Pratiwi Niken Tunjung Murti Pratiwi Nor, Norhariani Mohd Noveldesra Suhery Novit Rikardi Nur Asia Umar Nurfadillah Nurfadillah Nyoman Darma Adi Nyoman Dati Pertami Oktariza, Wawan Pana, Otto Baka Paryono - Paryono Paryono Paulus Boli Purwanto, Budi Purwiyatno Hariyadi Puspita, Lorensia Qonita Sinatrya R. Dikky Indrawan Rahmat Kurnia Rahmat Padyawan, Andhy Reiza Maulana Aditriawan Reny Puspasari Richardus F. Kaswadji Rifki Aldi Ramadhani Rilus Kinseng Rokhmin Dahuri Rokhmin Dahuri Roni Hermawan Roni Hermawan Rusdi, Rismawaty Safwan Hadi Santos, Alzira de Jesus dos Santoso Rahardjo Setyo Budi Susilo Sigid Hariyadi Sigid Hariyadi Sigit Winarno Singgih Afifa Putra Singgih Afifa Putra Sitompul, Nathania Sri Mira Rahayu Sri Purwaningsih, Sri Sri Suryo Sukoraharjo Subambang, R. Budiono Sudradjat Sugeng Budiharso Sugeng Budiharsono Suharsono . Suharsono _, Suharsono Sulistiono Sumiati Suria Darma Tarigan Syamsul Bahri Agus, Syamsul Bahri Taryono Taryono Taryono Tolentino-Zondervan, Frazen Tridoyo Kusumastanto Ulfah Juniarti Siregar Widyarini, Happy Yonvitner - Yoppie Christian Yudhi Amrial Yusli Wardiatno Zinedine Putra Adinegoro Zulfikar Afandy Zulfikar Afandy Zulhamsyah Imran