Penelitian ini mengkaji bagaimana representasi kecantikan dikonstruksi dan disebarluaskan melalui penggunaan filter wajah digital Snow AI di Instagram. Dengan memanfaatkan metode netnografi, studi ini menganalisis visual hasil filter serta interaksi sosial dalam 643 komentar dari 30 unggahan pengguna Instagram yang menggunakan filter tersebut. Fokus kajian adalah bagaimana visualisasi kecantikan digital dibentuk oleh kecantikan populer Korea melalui filter Snow AI serta bagaimana respons pengguna merefleksikan penerimaan terhadap standar kecantikan tersebut. Analisis menggunakan pendekatan semiotika visual Roland Barthes, teori hiperrealitas Jean Baudrillard, konsep estetika visual digital dari Lev Manovich, serta teori self-branding dari Alice E. Marwick. Hasil menunjukkan bahwa filter Snow AI membentuk konstruksi tubuh ideal yang seragam dengan kulit putih mulus, wajah tirus (V-line), mata besar berlipat ganda, hidung ramping, dan efek visual lembut yang merepresentasikan kecantikan populer Korea. Visual ini bukanlah netral, melainkan sarat makna ideologis yang mencerminkan standar dominan dan global tentang kecantikan. Fenomena ini menciptakan kondisi hiperrealitas, di mana wajah hasil filter dianggap lebih ideal daripada wajah asli pengguna, hingga membentuk identitas digital yang terpisah dari identitas nyata. Validasi sosial melalui komentar memperkuat penerimaan wajah digital ini sebagai wajah ideal. Pengguna secara sadar maupun tidak, turut serta dalam praktik self-branding, menjadikan wajah hasil filter sebagai strategi representasi diri di media sosial. Penelitian ini bermanfaat dalam kajian media digital dan studi budaya dengan menunjukkan bagaimana teknologi visual melalui filter wajah, berperan dalam membentuk konstruksi kecantikan, dinamika identitas, dan praktik representasi tubuh di ruang virtual.