Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Manuju : Malahayati Nursing Journal

Studi Deskriptif Pasien Multi Drug Resisten Tuberculosis di Rsu Cut Mutia Kabupaten Aceh Utara Tahun 2019-2022 Cut Khairunnisa; Muhammad Sayuti; Refi Syifa Ghinanda; Zikra Ihtasya Annabila
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 2 (2023): Volume 5 Nomor 2 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i2.7928

Abstract

ABSTRACT Tuberculosis is an infectious disease that is still a global health problem. The long period of treatment for tuberculosis results in patients not completing treatment until completion, giving the wrong drug, both the wrong dose and type of drug, poor drug quality, and lack of drug supply which are the causes of multi-drug resistant tuberculosis (MDR TB) cases. MDR-TB is a type of tuberculosis that is resistant to the two most powerful tuberculosis drugs, namely Isoniazid and Rifampicin. The Ministry of Health of the Republic of Indonesia in 2021 stated that there were 7921 confirmed cases and 4590 enrolled cases of MDR/RR TB. This study aims to analyze the characteristics and determinants associated with MDR TB patients undergoing treatment. This study used a retrospective descriptive study design, total sampling was carried out on MDR TB patients undergoing treatment at RSU Cut Mutia in the period 2019 to 2022 as many as 40 samples. The results of the study found that the average age of MDRTB patients was 45.5 years. The most gender was male at 70%, with normal nutritional status at 65% with a history of previous treatment failure of 65%. As many as 75% of MDRTB patients do not have comorbid diseases, and the guideline for the use of long-term OAT is the most dominant, which is 65%. Keywords: MDR-TB, Characteristics, Determinant Factors  ABSTRAK Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi permasalahan kesehatan dunia. Lamanya periode pengobatan tuberkulosis mengakibatkan penderita tidak menyelesaikan pengobatan sampai selesai, pemberian obat yang salah, baik kesalahan dosis maupun  jenis obat, kualitas obat yang buruk serta persediaan obat yang kurang menjadi penyebab timbulnya kasus multi drug resisten tuberkulosis (MDR TB). TB-MDR merupakan jenis tuberculosis yang kebal terhadap dua obat tuberculosis paling kuat yaitu Isoniazid dan Rifampisin. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2021 menyatakan terdapat 7921 kasus terkonfirmasi dan 4590 kasus enroll TB MDR/RR. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan factor determinan yang berhubungan selama penderita MDR TB menjalani pengobatan. Penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif retrospective, pengambilan sampel dilakukan secara total sampling pada pasien MDR TB yang menjalani pengobatan di RSU Cut Mutia dalam rentang waktu 2019 hingga 2022 sebanyak 40 sampel. Hasil penelitian dijumpai usia rata-rata penderita MDRTB 45,5 tahun. Jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki sebesar 70%, status gizi normal 65% dengan riwayat gagal pengobatan sebelumnya sebesar 65%. Sebanyak 75% penderita MDRTB tidak memiliki penyakit komorbid, serta panduan penggunaan OAT jangka panjang paling dominan yaitu sebanyak 65%. Kata Kunci: MDR-TB, Karakteristik, Faktor Determinan
Teknik Operasi dan Faktor Risiko Residif Hernia Inguinalis Lateralis di RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Muhammad Sayuti; Cut Khairunnisa; Elsa Nur Salsabila; Jihan Haura; Rani Aprilita
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 3 (2023): Volume 5 Nomor 3 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i3.8104

Abstract

ABSTRACT Lateral inguinal hernia (HIL) is a protrusion of the contents of the abdominal cavity, which comes out of the peritoneal cavity through the internal inguinal ring which is located lateral to the inferior epigastric vessels. Risk factors for inguinal hernias are increased intra-abdominal pressure due to chronic cough, constipation, ascites or heavy lifting, when there is weakness of the abdominal wall muscles due to old age, pregnancy or prematurity, surgical incisions that cause incisional hernias and the presence of obesity. The principle of management of lateral inguinal hernia is animation and surgery. Operative treatment is the only rational treatment for inguinal hernias, namely carrying out hernia repairs both openly and laparoscopically. The purpose of this study was to determine surgical techniques and risk factors for recurrent lateral inguinal hernias at Cut Meutia Hospital, North Aceh District in 2018–2021. This study used a retrospective descriptive method with a cross sectional approach. The sample in this study were all patients diagnosed with recidive lateral inguinal hernias at Cut Meutia Hospital, North Aceh District recorded in 2018 to 2021 who met the inclusion and exclusion criteria. The results showed that the incidence of recurrent HIL was 8.5%, the most common risk factor was age ≥60 years (73.3%), male sex (100%), obesity (53.3%), history of strenuous activity (100 %), history of chronic cough (60%), history of urinary retention (26.7%), history of constipation (66.67%) and the first surgical technique used in 15 patients with residual HIL was 40% non-mesh graft and 60% with a mesh of corruption. Age, gender, obesity, history of strenuous activity, history of chronic cough, urinary retention and history of constipation are risk factors for recurrent lateral inguinal hernias at Cut Meutia Hospital, North Aceh District in 2018-2021. Keywords: Lateral Inguinal Hernia, Hernia Repair, Risk Factors  ABSTRAK Hernia inguinalis lateralis (HIL) adalah penonjolan isi rongga perut, yang keluar dari rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior.  Faktor risiko terjadinya hernia inguinalis adalah peningkatan tekanan intra-abdominal karena batuk kronis, sembelit, asites atau angkat berat, ketika ada kelemahan otot dinding perut karena usia tua, kehamilan atau prematuritas, sayatan operasi yang menyebabkan hernia insisional dan adanya obesitas. Prinsip penatalaksanaan hernia inguinalis lateralis adalah konservatif dan operatif. Tindakan pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional yaitu melakukan tindakan hernia repair baik secara open maupun laparoskopik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui teknik operasi dan faktor risiko hernia inguinalis lateralis residif di RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2018–2021. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang terdiagnosis hernia inguinalis lateralis residif di RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara yang tercatat pada tahun 2018 sampai 2021 yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi. Hasil penelitian menunjukkan kejadian HIL residif sebesar 8,5%, faktor risiko terbanyak pada usia ≥60 tahun (73,3%), jenis kelamin laki-laki (100%), obesitas (53,3%), riwayat aktivitas berat (100%), riwayat batuk kronis (60%), memiliki riwayat retensio urin (26.7%), riwayat konstipasi (66,67%) dan teknik operasi pertama yang digunakan pada 15 pasien HIL residif adalah 40 % non mesh graft dan 60% dengan mesh graft. Usia, jenis kelamin, obesitas, riwayat aktivitas berat, riwayat batuk kronis, retensio urin serta riwayat konstipasi merupakan faktor risiko hernia inguinalis lateralis residif di RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara tahun 2018 – 2021. Kata Kunci: Hernia Inguinalis Lateralis, Hernia Repair, Faktor Risiko
Pelaksanaan Informed Consent Dalam Pelayanan Medik Adi Rizka; Cut Khairunnisa; Zikra Ihtasya Annabila; Santri Windiani
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 4 (2023): Volume 5 Nomor 4 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i4.8033

Abstract

ABSTRACT Informed consent is a rule that every medical action must obtain the consent of the patient or the patient's family. However, before the approval is given, the doctor has the obligation to provide comprehensive information about the patient's illness, the type of medical action to be carried out, the chances of recovery, the risks of medical action, and the costs required to carry out the treatment. In addition, doctors must also provide opportunities for patients to have a second opinion with another doctor and provide alternative treatments other than what the doctor has suggested. After the doctor provides this information, the patient can decide to accept or reject the medical treatment suggested by the doctor. Informed consent is an embodiment of caution in carrying out medical procedures so that doctors and patients already have an overview of the success or failure of medical action before surgery or medical treatment is carried out. Another benefit, in the aspect of law enforcement, informed consent can be used as evidence in court if there is a lawsuit from either the doctor or the patient, or the patient's family. Keywords: Services, Informed Consent, Medical Services  ABSTRAK Informed consent merupakan suatu aturan dimana setiap tindakan medik harus mendapatkan persetujuan dari pasien atau keluarga pasien. Namun, sebelum persetujuan itu diberikan, dokter mempunyai kewajiban untuk memberikan informasi secara menyeluruh tentang penyakit yang diderita pasien, jenis tindakan medik yang akan dijalankan, peluang kesembuhan, resiko tindakan medik dan biaya yang dibutuhkan dalam menjalankan perawatan tersebut. Selain itu, dokter juga harus memberikan peluang kepada pasien untuk melakukan second opinion dengan dokter lain dan memberikan alternatif pengobatan selain daripada yang sudah disarankan dokter bersangkutan. Setelah dokter memberikan informasi tersebut, pasien dapat memutuskan menerima atau menolak tindakan medik yang disarankan dokter tersebut. Informed consent merupakan perwujudan daripada sikap kehati-hatian dalam menjalankan tindakan medik sehingga dokter dengan pasien sudah mempunyai gambaran keberhasilan atau kegagalan daripada tindakan medik sebelum operasi atau rawatan medik dilakukan. Manfaat lainnya, dalam aspek penegakkan hukum, informed consent dapat dijadikan alat bukti di pengadilan sekiranya ada tuntutan hukum baik dari pihak dokter maupun pasien atau keluarga pasien. Kata Kunci: Pelayanan, Informed Concent, Pelayanan Medik
Co-Authors Abi Fauzan Pulungan Adi Rizka Adi Rizka Afif Ananta Damar Afifah Salsabila Yasli Agus Dwi Cahya Ahmad Dzaki Muttaqin Al Muqsith Al-Muqsith Amirah Amirah Amri Amri Amriviana, Mazaya P. Andi Saputra Anindya Tsabitah Prayudi Aprillya, Asri Aryandi Darwis Asmaul Husna, Cut Atika Fadhilla Aulia Rahman Baluqia Iskandar Putri Chika Nihaayah Elzan Cut Asmaul Husna Cut Nadiya Kalasta Cut Ridha Sonia Cut Sidrah Nadira Cut Sidrah Nadira Dea Anjelia Nisa Br.Ginting Elfrida Santy Purba Elsa Nur Salsabila Epsilandri Septyarini Fachry Firdaus Farasha, Diana Finaldi Aziro Adha Ghinanda, Refi Syifa Gress Bancin Izzati Nafisah Jihan Haura Julia Fitriany Juwita Sahputri Juwita Sahputri Kania Wiritanaya Munthe Karenza Dongoran Kenedi, Tasya Eka Putri Kharimah, Akhlakul Kurnia, Deki Kusuma Chandra Kirana Leni Maulinda, Leni Luqman Abdillah Jundana M. Fikri Fadli M. Hafizd Fadhri Mardiati Mardiati Mardiati Masriadi, Masriadi Maulana Ikhsan Maulina Debbyousha Mauliza Mauliza Mauliza Mauliza Mauliza Mauliza, Mauliza Meriatna Meriatna Meutia Maulina Mohd Zamre Mohd Zahir Muhammad Dzaky Hanif Muhammad Farhan Muhammad Hatta Muhammad Ikhsan Muhammad Kautsar Muhammad Miftahuddin Simanjuntak Muhammad MT Muhammad Rizky Simanjuntak Muhammad Sayuti Muhammad Sayuti Mulyati Sri Rahayu Mulyawan, Rizka Muslim, Zahrawanda Ashfarina Mustika, Sukma Nadira, Cut Sidrah Natasya Dewanti Saputri NINA HERLINA Nina Herlina Nora Maulina Nora Maulina, Nora Noviana Zara Nur Fardian Nur Fardian, Nur Nurarafah Nya'Intan Faiza Oriza Rifki Ramadhan Pohan, Adli Kurniawan Purba, Elfrida Santy Putri Mellaratna, Wizar Rahmi Inayati Raida, Raidatul Aufa Rani Aprilita Refi Syifa Ghinanda Refi Syifa Ghinanda Ridhalul Ikhsan Rindi Maudhy May Bella Surbakti Ritonga, Fauzan Rizqi Rizaldy, Muhammad Bayu Rizka Sofia Sahputri, Juwita Salsabila, Islah Santri Windiani Sasongko, Teguh H. Septiani, Indriyana Shabrina Shabrina Sidrah Nadira, Cut Siswandi, Afna Adelya Sri Wahyuni Suryati Suryati Susi Elvina Sari Teuku Yudi Afrizal Umri, Saskia Hadisti Utariningsih, Wheny Vera Novalia Vinny Shafanida Wahyuni, Hendra Wilda Fiola winda aprilia Windiani, Santri Wizar Putri Mellaratna Yati Nurhayati Yoanda Malika Putri Lubis Yuziani Yuziani Yuziani, Yuziani Zikra Ihtasya Annabila Zubir Zubir Zulfan