Claim Missing Document
Check
Articles

Eksplorasi dampak kesepian pada pasien di intensive care unit (ICU): Tinjauan sistematik Setiawan, Deris Riandi; Kosasih, Cecep Eli; Mirwanti, Ristina
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 2 (2025): Volume 19 Nomor 2
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i2.799

Abstract

Background: Loneliness is a significant emotional challenge for Intensive Care Unit (ICU) patients that is often exacerbated by physical and social isolation due to visiting restrictions. This condition can impact the mental and physical well-being of patients, making it important for healthcare providers to develop a deep understanding of loneliness in ICU patients. Purpose: To explore the impact of loneliness in intensive care unit (ICU) patients. Method: The narrative review research design was derived from quantitative and qualitative studies using the Reporting for Systematic Reviews and Meta-Analysis (PRISMA) guidelines. The article selection process used questions with a population, concept, and context (PCC) approach including; P: Intensive Care Unit (ICU) patients; C: impact of loneliness; and C: ICU patient outcomes. Inclusion criteria for this narrative review were accessible full-text articles, published in English, articles with both qualitative and quantitative designs, and published within a 5-year period (2019-2024). A search was conducted on three major databases (CINAHL, PubMed, and Scopus) yielding a total of 52 articles and after an elimination process, 5 articles were obtained for review. Results: Loneliness in ICU patients has a significant impact on emotional, physical, and social health, including decreased mental health, quality of life, and increased risk of death. Conclusion: This review emphasizes the importance of a holistic approach in ICU care that includes physical, psychological, and social aspects of patients. Optimal psychosocial support is expected to reduce the negative impact of loneliness and improve the quality of life of ICU patients. Suggestion: Health workers can improve a more holistic approach by paying attention to psychological, social, and emotional support. This is expected to reduce feelings of loneliness experienced by patients and ultimately accelerate the recovery process and improve the quality of life of patients in the ICU environment.   Keywords: Intensive Care Unit (ICU); Loneliness; Patients.   Pendahuluan: Kesepian merupakan tantangan emosional signifikan bagi pasien di Intensive Care Unit (ICU) yang sering diperburuk oleh isolasi fisik dan sosial akibat kebijakan pembatasan kunjungan. Kondisi ini dapat memengaruhi kesejahteraan mental dan fisik pasien, sehingga penting bagi tenaga medis untuk mengembangkan pemahaman mendalam mengenai rasa kesepian pada pasien ICU. Tujuan: Untuk mengeksplorasi dampak kesepian pada pasien intensive care unit (ICU). Metode: Desain penelitian tinjauan naratif didapat dari penelitian studi kuantitatif dan kualitatif menggunakan panduan Reporting for Systematic Reviews and Meta-Analysis (PRISMA). Proses pemilihan artikel menggunakan pertanyaan dengan pendekatan population, concept, dan context (PCC) meliputi; P: Pasien di Intensive Care Unit (ICU); C: dampak loneliness; dan C: outcomes pasien di ICU. Kriteria inklusi pada tinjauan naratif ini adalah artikel full text dapat diakses, dipublikasikan dalam Bahasa Inggris, artikel dengan desain kualitatif dan kuantitatif serta dipublikasikan dalam rentang 5 tahun (2019-2024). Pencarian dilakukan pada tiga database utama (CINAHL, PubMed, dan Scopus) yang menghasilkan total 52 artikel dan setelah proses eliminasi, didapatkan 5 artikel untuk telaah. Hasil: Perasaan kesepian pada pasien ICU berdampak signifikan pada kesehatan emosional, fisik, dan sosial, yang mencakup penurunan kesehatan mental, kualitas hidup, dan peningkatan risiko mortalitas. Simpulan: Tinjauan ini menegaskan pentingnya pendekatan holistik dalam perawatan ICU yang mencakup aspek fisik, psikologis, dan sosial pasien. Dukungan psikososial yang optimal diharapkan dapat mengurangi dampak negatif kesepian dan meningkatkan kualitas hidup pasien ICU. Saran: Tenaga kesehatan dapat meningkatkan pendekatan yang lebih holistik dengan memperhatikan dukungan psikologis, sosial, dan emosional. Hal ini diharapkan dapat mengurangi perasaan kesepian yang dialami pasien dan pada akhirnya mempercepat proses pemulihan dan meningkatkan kualitas hidup pasien di lingkungan ICU.   Kata Kunci: Intensive Care Unit (ICU); Kesepian; Pasien.
Hubungan Alat Bantu Napas Non Invasive Dengan Hemodinamik : Literature Review Hidayat, Yayat; Kosasih, Cecep Eli; Mulyati, Titin
Lentera Perawat Vol. 3 No. 2 (2022): Lentera Perawat
Publisher : STIKes Al-Ma'arif Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52235/lp.v3i2.172

Abstract

Gagal napas merupakan komplikasi dan penyebab utama kematian pada pasien COVID-19 akibat disfungsi paru yang mengakibatkan hipoksemia, yang disebut sindrom gangguan pernapasan akut terkait COVID-19. Awalnya, kondisi ini membutuhkan ventilasi mekanis di mana intubasi dini dan ventilasi invasif dianggap lebih efektif daripada ventilasi non-invasif (NIV). Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk mengidentifikasi alat bantu napas non invasive yang digunakan dan hubungannya dengan status hemodinamik pada pasien Covid-19. Metode literature review telah digunakan dalam penelitian ini. Pencarian artikel pendukung dilakukan melalui database CINAHL, MEDLINE, dan Google Scholar. Tinjauan pustaka ini menggunakan kata kunci yaitu adalah: ‘noninvasive ventilation’, Covid-19', dan 'hemodynamic' dengan menggunakan boolen operator "OR", "AND", dan "NOT" . Kriteria artikel yang dipilih yaitu 1)open access dan full text, 2) diterbikan tahun 2019-2022, 3)artikel dalam bahasa inggris. Didapatkana 7 artikel yang akan direview. Tinjauan tersebut mencakup dokumen yang berfokus pada pengelolaan NIV untuk pasien dengan COVID-19. Literatue review ini menyimpulkan bahwa penggunaan alat bantu napas non invasive dapat digunakan pada pasien dengan kegagalan pernapasan pasien Covid-19. alat bantu napas non invasive dapat memberikan manfaat bagi pasien seperti meminimalisir komplikasi, masa rawat ICU lebih singkat, peningkatan kualitas hidup, peluang bertahan hidup lebih baik, dan penurunan risiko infeksi.
Factors Affecting the Quality of Life of Covid-19 Patients: Systematic Review Melinda, Fera; Inayah, Iin; Rudiyana, Hikmat; Kosasih, Cecep Eli; Supriyadi, Dede; Permana, Iwan
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 7 No 1 (2025): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v7i1.4365

Abstract

Covid-19 survivors generally still feel there are problems with physical and psychological decline. The effects of prolonged conditions have an impact on quality of life. Quality of life is an element that motivates life, individual physical and psychological experiences that can change individual existence in the future, social status and individual characteristics. This study aims to identify factors that affect the quality of life of Covid-19 patients. This study uses a Systematic Review method. The sample is 9 journals from 2020 to 2023 that meet the inclusion criteria with a feasibility test based on the Joanna Briggs Institute (JBI) Critical Appraisal Tools instrument. Then using PRISMA to select journals. Data from a systematic review conducted on 9 English or Indonesian journals that met the inclusion criteria. In general, the 9 journals have similarities and differences. the results of this study indicate that the factors of age, gender, marital status, employment status, education level, family support, comorbidities, physical disorders, mental disorders, weight affect the quality of life of covid 19 patients. Health insurance factors and income levels do not affect the quality of life of Covid-19 patients. Age, marital status, employment status, education level, family support, comorbidities, physical disorders, mental disorders, and weight factors affect the quality of life of Covid-19 patients. Gender, health insurance and income level factors do not affect the quality of life of Covid-19 patients.
Pengaruh Teknik Pemijatan Terhadap Kualitas Tidur Pasien Penyakit Jantung: Scoping Review Solehati, Tetti; Hermayanti, Yanti; Eli Kosasih, Cecep; Fasya Fadillah, Jasmine; Ayu, Rahadiani; Juniar, Shafira; Nurfirdausi Islamah, Rachelya
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61878/bnj.v7i2.134

Abstract

Latar belakang: Penyakit jantung dapat menimbulkan berbagai macam manifestasi klinis pada pasien, salah satunya pada kebutuhan istirahat tidur. Diperlukan intervensi non-farmakologi disamping garmakologi yang dapat membantu pasien mengatasi gangguan tidurnya tanpa memperberat beban pasien selama masa perawatan. Salah satunya adalah intervensi pemijitan. Tujuan: tujuan penelitian untuk memetakan bukti mengenai bagaimana teknik pemijatan tubuh dapat mempengaruhi kualitas tidur pada pasien jantung. Metode: Desain penelitian scoping review. Pencarian artikel dilakukan melalui database elektronik, meliputi: MEDLINE, PubMed, dan SCOPUS dengan memperhatikan kriteria inklusi seperti: artikel dengan topik intervensi pemijitan terhadap tidur pasien gangguan jantung dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, fullteks dipublikasikan antara tahun 2014-2024, desain randomized control trial, clinical trial, atau quasi experimental. Pencarian awal ditemukan 438 artikel, setelah dilakukan screening ditemukan ada 6 artikel eligible digunakan dalam pembahasan studi ini. Hasil: hasil penelitian menunjukkan ada tiga lokasi tubuh yang biasa digunakan dalam terapi pemijitan untuk meningkatkan kualitas tidur pasien jantung, yaitu pijitan pada kaki (n=4), pada kepala dan wajah (n=1), serta pada punggung (n=1). Hasil penelitian menunjukkan mayoritas refleksi pijat (n=5) efektif meningkatkan kualitas tidur pada pasien jantung. Kesimpulan: Terapi pemijatan terbukti efektif sebagai intervensi nonfarmakologis dalam meningkatkan kualitas tidur pada pasien dengan penyakit jantung. Refleksi pijat pada area kaki merupakan teknik yang paling sering digunakan dan menunjukkan hasil yang positif. Temuan ini mendukung penggunaan pemijatan sebagai bagian dari perawatan pendukung untuk mengatasi gangguan tidur pada pasien jantung.
Profil keselamatan pasien dalam penggunaan irigasi hangat perioperatif: A literature review Harlasgunawan, Alia Rahmi; Kosasih, Cecep Eli; Nur'aeni, Aan
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 5 (2025): Volume 19 Nomor 5
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i5.1153

Abstract

Background: Perioperative hypothermia (core temperature < 36 °C) is a frequent complication during surgery and is associated with adverse outcomes such as myocardial ischemia, coagulopathy, surgical site infections, and delayed recovery. One of the contributing factors is the use of large volumes of room-temperature irrigation fluids. Warming irrigation fluids is a simple and effective strategy to maintain perioperative normothermia, but its implementation requires a thorough understanding of patient safety profiles to ensure safe and optimal practice. Purpose: To analyze the patient safety profile in the use of perioperative warm irrigation. Method: A literature review was conducted on relevant literature to analyze the effectiveness and safety profile of perioperative warmed irrigation fluids. The reviewed literature included clinical studies and research discussing the use of warmed irrigation fluids in various surgical procedures, focusing on hypothermia prevention, patient thermal comfort, and safety aspects. Data were analyzed descriptively to identify key findings regarding effectiveness, safety profile, and clinical practice recommendations. Results: Evidence from various clinical studies shows that warmed irrigation fluids improve thermal comfort, reduce the incidence of hypothermia and shivering, and support patient safety. The effectiveness is particularly notable in endoscopic and urologic procedures, and can be enhanced when combined with warmed intravenous fluids. However, the added value of combining multiple warming strategies in short-duration surgeries remains unclear. Importantly, the use of warmed irrigation fluids has not been linked to increased postoperative complications. Conclusion: Warmed irrigation fluids demonstrate an excellent safety profile when implemented optimally. Optimal implementation requires consistent temperature control, reliable warming equipment, and adherence to safety protocols. Further standardization of safety protocols and healthcare professional training in intraoperative fluid warming practices is needed to optimize patient safety outcomes and ensure safe implementation across various clinical settings.   Keywords: Hypothermia; Patient Safety; Perioperative Warm Irrigation.   Pendahuluan: Hipotermia perioperatif (suhu inti tubuh < 36 °C) merupakan komplikasi yang sering terjadi selama pembedahan dan berhubungan dengan berbagai efek merugikan, seperti iskemia miokard, gangguan koagulasi, infeksi luka operasi, serta pemulihan yang tertunda. Salah satu faktor yang berkontribusi adalah penggunaan cairan irigasi dalam volume besar dengan suhu ruang. Pemanasan cairan irigasi merupakan strategi yang sederhana dan efektif untuk mempertahankan normotermia selama perioperatif. Tujuan: Untuk menganalisis profil keselamatan pasien dalam penggunaan irigasi hangat perioperative. Metode: Tinjauan naratif dilakukan terhadap literatur yang relevan untuk menganalisis efektivitas dan profil keselamatan penggunaan cairan irigasi hangat perioperatif. Literatur yang dikaji mencakup studi klinis dan penelitian yang membahas penggunaan cairan irigasi hangat dalam berbagai prosedur pembedahan, dengan fokus pada pencegahan hipotermia, kenyamanan termal pasien, dan aspek keselamatan. Data dianalisis secara deskriptif untuk mengidentifikasi temuan utama terkait efektivitas, profil keselamatan, dan rekomendasi praktik klinis. Hasil: Bukti dari berbagai studi klinis menunjukkan bahwa cairan irigasi hangat meningkatkan kenyamanan termal, menurunkan kejadian hipotermia dan menggigil, serta mendukung keselamatan pasien. Efektivitasnya sangat menonjol pada prosedur endoskopi dan urologi, dan dapat ditingkatkan dengan kombinasi infus intravena hangat. Namun, manfaat tambahan dari penggabungan beberapa metode pemanasan pada pembedahan berdurasi pendek masih belum jelas. Penting untuk dicatat bahwa penggunaan cairan irigasi hangat tidak dikaitkan dengan peningkatan komplikasi pascaoperasi. Simpulan: Cairan irigasi hangat menunjukkan profil keselamatan yang sangat baik. Ketika diimplementasikan secara optimal membutuhkan kontrol suhu yang konsisten, peralatan pemanas yang andal, serta kepatuhan terhadap protokol. Standarisasi lebih lanjut dalam praktik pemanasan cairan intraoperatif diperlukan untuk mengoptimalkan luaran pasien.   Kata Kunci: Hipotermia; Irigasi Hangat Perioperative; Keselamatan Pasien.
Characteristics Early versus Late Recurrent Ischemic Stroke: A Scoping Review on Timing and Predictors Christina, Mikha; Eli Kosasih, Cecep; Prawesti, Ayu
Journal of Health and Nutrition Research Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jhnresearch.v4i2.494

Abstract

Recurrent ischemic stroke (RIS) is a major global health issue due to its high morbidity, mortality, and economic burden. While numerous studies have explored the timing and pattern of RIS globally, there is a limited understanding of this issue within the Indonesian context. In the absence of sufficient local data, synthesizing global evidence becomes crucial to inform clinical practice and policy development in regions like Indonesia. This review aimed to explore timing patterns of RIS especially early and late phases and estimate risks based on follow-up, to inform evidence-based interventions. A scoping review based on Arksey & O’Malley framework and PRISMA-ScR guidelines. Literature search (2014–2024) in PubMed, Scopus, ScienceDirect, and CINAHL. Nine studies were included and analyzed thematically. From 2,987 articles, 9 met inclusion criteria. RIS risk ranged 4.3–23.4%, with median recurrence time 21–25 days. Early RIS (<90 days) had distinct risk factors (e.g. hypertension, prior stroke, heart disease) compared to late RIS. Modified Rankin Scale (mRS) and National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS) were key instruments; follow-ups done via clinics, registries, or surveys. Early (<90 days) and late recurrent ischemic strokes differ in both risk factors and clinical implications. Early post-stroke monitoring is critical to reducing recurrence. To address long-term prevention and support adherence to secondary prevention strategies, technology-assisted monitoring or broader digital health solutions should be considered as potential interventions, particularly in overcoming challenges related to long-term follow-up and patient engagement.
Menelaah Pengaruh Terapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan pada Pasien dengan Gagal Jantung: Scoping Review Solehati, Tetti; Handayani, Audia; Nur’Aini , Erina; Nurul Aulia, Syifa; Islamah, Rachelya Nurfirdausi; Kosasih, Cecep Eli
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 15 No 4 (2025): Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Oktober 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit kardiovaskular masih menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia, dengan gagal jantung menjadi salah satu manifestasi penyakit yang paling serius. Gagal jantung berdampak signifikan terhadap kualitas hidup pasien, sering kali menimbulkan gejala psikologis dan fisik seperti kecemasan, kualitas tidur buruk, dan nyeri. Penatalaksanaan gagal jantung mencakup pendekatan farmakologis dan nonfarmakologis. Di antara intervensi non-farmakologis, terapi musik telah diidentifikasi sebagai metode potensial untuk meringankan gejala fisik dan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan intervensi terapi musik yang ada yang bertujuan untuk mengurangi tingkat kecemasan pada pasien gangguan jantung. Penelitian ini menggunakan desain Scoping Review. Pencarian literatur yang komprehensif dilakukan dengan menggunakan database PubMed, CINAHL (via EBSCO), dan Scopus. Kriteria inklusi mencakup ketersediaan teks lengkap gratis, publikasi antara tahun 2014-2024, studi yang berfokus pada terapi musik untuk mengurangi kecemasan pada pasien dengan penyakit kardiovaskular, dan penelitian primer yang menggunakan uji Randomized Trial Control (RCT), uji klinis, atau desain kuasi-eksperimental. Pencarian awal menghasilkan 1.422 artikel, setelah dilakukan proses penyaringan, tersisa 7 artikel eligible untuk ditelaah menggunakan JBI aprasial tool. Temuan menunjukkan bahwa intervensi terapi musik berpengaruh dalam mengurangi kecemasan dan depresi, mengurangi rasa nyeri, meningkatkan kualitas tidur, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan pada pasien dengan kondisi jantung. Terapi musik efektif mengurangi kecemasan, nyeri, gangguan tidur dan meningkatkan kualitas hidup pasien jantung. Temuan ini menunjukkan intervensi ini aman dan dapat mendukung perawatan holistik. Penelitian lanjutan dengan metode yang lebih kuat, protokol yang lebih seragam, serta evaluasi efek jangka panjang dan standar diperlukan, termasuk pemanfaatan teknologi inovatif untuk memperluas akses.
ODONTOGENIC INFECTION AS A HIDDEN ROUTE OF GENERALIZED TETANUS IN THE INTENSIVE CARE UNIT: CASE REPORT Nintyas, Felantina Restyar; Anna, Anastasia; Kosasih, Cecep Eli
Padjadjaran Acute Care Nursing Journal Vol 4, No 2 (2025): Padjadjaran Acute Care Nursing Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pacnj.v4i2.64614

Abstract

Tetanus, an infection caused by Clostridium tetani, remains a global health concern due to its high fatality, morbidity, and mortality rates. Although the spores of this bacterium are commonly found in soil and animal waste, contamination of the oral cavity due to poor oral hygiene and inadequate dental care also presents a significant risk. The aim of this study was to describe the role of dental infection in the incidence of tetanus in the intensive care unit. This study used descriptive study design with case report method. A 67-year-old male patient was admitted for 38 days to the intensive care unit of a government hospital in Bandung due to grade III generalized tetanus, with Ablett grade IV classification and Tetanus Severity Score (TSS) of 7. The patient had a history of stab wounds from wood and multiple plaque (+) in the oral cavity due to poor oral hygiene and had a habit of cleaning teeth using sticks that were not clean and not in accordance with recommended dental care tools.. History of tetanus vaccine with incomplete dose. During treatment, the patient required mechanical ventilator assistance with CPAP-PS mode. Conclusion of this research that the route of entry for tetanus-causing bacteria can be through wounds, including wounds in the oral cavity that often go unnoticed. Therefore, it is very important to maintain oral hygiene through the application of proper oral hygiene and eliminate the habit of cleaning teeth with dirty tools.
Hubungan Kecemasan dengan Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi pada Siswa SMAN 1 Cisarua yang Berlokasi di Zona Merah Sesar Lembang Setiawati, Pipit Fitri; Kosasih, Cecep Eli; Sari, Sheizi Prista
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 5, No 9 (2025): Volume 5 Nomor 9 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v5i9.19390

Abstract

ABSTRACT Indonesia is a country with a high risk of disasters, including earthquakes. Preparedness is important to reduce the impact of disasters, while anxiety can influence preparedness by fostering motivation. The purpose of this study was to determine the relationship between anxiety and earthquake disaster preparedness among SMAN 1 Cisarua students located in the Red Zone of the Lembang Fault. This research is a quantitative research with a cross-sectional approach involving 95 students as respondents. The instruments used were the Indonesian version of the General Anxiety Disorder (GAD-7) questionnaire to measure anxiety and the LIPI-UNESCO/ISDR (2006) preparedness questionnaire to measure preparedness. The data of the research respondents were analyzed using Spearman rho non-parametric analysis. The results showed that most students had a moderate level of anxiety (58,9%) and a ready level of preparedness (60%). The p-value obtained is 0,013 and the correlation coefficient is 0,255 which indicates that there is a significant relationship between anxiety and earthquake disaster preparedness with a weak relationship strength and positive relationship direction. Anxiety with earthquake disaster preparedness has a positive relationship at a certain level, namely anxiety at a moderate level will contribute to increasing preparedness by fostering encouragement or motivation. Keywords: Anxiety, Disaster Preparedness, Earthquake, Student  ABSTRAK Indonesia merupakan negara yang berisiko tinggi terhadap bencana, termasuk gempa bumi. Kesiapsiagaan penting untuk mengurangi dampak bencana, sedangkan kecemasan dapat memengaruhi kesiapsiagaan dengan menumbuhkan doroangan atau motivasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kecemasan dengan kesiapsiagaan bencana gempa bumi pada siswa SMAN 1 Cisarua yang berlokasi di Zona Merah Sesar Lembang. Penelitian ini merupakan penelitian kuntitatif dengan pendekatan cross-sectional yang melibatkan 95 siswa sebagai responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner General Anxiety Disorder (GAD-7) versi bahasa Indonesia untuk mengukur kecemasan dan kuesioner kesiapsiagaan LIPI-UNESCO/ISDR (2006) untuk mengukur kesiapsiagaan. Data responden penelitian dianalisis menggunakan analisis non-parametrik Spearman rho. Hasil penelitian menunjukkan jika sebagian besar siswa memiliki tingkat kecemasan sedang (58,9%) dan tingkat kesiapsiagaan siap (60%). Nilai p-value yang didapatkan sebesar 0,013 dan koefisien korelasi 0,255 yang mengindikasikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan dan kesiapsiagaan bencana gempa bumi dengan kekuatan hubungan yang lemah serta arah hubungan yang positif. Kecemasan dengan kesiapsiagaan bencana gempa bumi memiliki hubungan yang positif pada tingkat tertentu, yakni kecemasan pada tingkat sedang akan berkonstribusi dalam meningkatkan kesiapsiagaan dengan menumbuhkan dorongan atau motivasi.  Kata Kunci: Kecemasan, Kesiapsiagaan, Gempa Bumi, Siswa
Disaster Risk Perception and Preparedness: a Cross-Sectional Study of Senior High School Student Mubaroq, Bagja Al; Kosasih, Cecep Eli; Rosidin, Udin
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 5, No 9 (2025): Volume 5 Nomor 9 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v5i9.19385

Abstract

ABSTRACT Earthquakes are unpredictable, making disaster preparedness essential. Risk perception is key, but its relationship with preparedness remains inconsistent. To analyze the relationship between risk perception and disaster preparedness. A cross-sectional study with 73 high school students selected via accidental sampling from a population of 1,509. Risk perception was measured using PRISM (S-CVI/ave = 0.9; reliability r = 0.95, p < 0.001), and preparedness using LIPI/UNESCO-ISDR (validity 0.566–0.895; reliability 0.969). Data were analyzed using descriptive statistics and Pearson correlation. Most students had low-risk perceptions (50.7%) but were categorized as prepared (64.4%). No significant correlation was found (p = 0.1, r = -0.19). Disaster knowledge significantly influenced preparedness (p < 0.05). Disaster knowledge affects preparedness more than risk perception. Schools should integrate disaster education into curricula, collaborate with BPBD, and empower extracurricular programs like PMR and Scouts. Keywords: Earthquake, Preparedness, Risk Perception, Students
Co-Authors Aan Nuraeni Aan Nuraeni Aat Sriati Adila, Raisa agus rahmat Agusti, Adriyan Dwi Agustin Agustin Ahmad Yamin Amaliah, Lili Anastasia Anna Andini, Melina Rike anisah rahmawati Anwar, Tabihul Apparesya, Nabila Afifah Arifani, Nisa Asep Solahudin Astilia, Astilia Ayu Prawesti Priambodo Ayu, Rahadiani Azalia Melati Putri Azzahra, Meza Belindiani Bilqiis A, Andini Budiman Budiman Chaerunisa, Nanda chania, Astilia Christina, Mikha Darmawan, Tasya Alfainninda Putri Darmayanti Darmayanti Deris Riandi Setiawan Dewi Yulianti Bisri Dheni Koerniawan Diana Ulfah Donny Nurhamsyah Elvi Juliansyah Jamari Etika Emaliyawati Eva Susanti Fasya Fadillah, Jasmine Fithriyah, Noor Fithriyah, Noor Fitriani Rahayu Ganjar Wisnu Budiman Handayani, Audia Handayani, Wening Harlasgunawan, Alia Rahmi Hartiah Haroen Hartinah, Siti Harun, Hasniatisari Hasna K, Nisrina Henny Suzana Mediani Herman, Regina Yasmine Hidayat, Alegra Asiah Iin Inayah, Iin Ilham Taufik Nurilhami Iqbal Pramukti Iqroansyah, Rifa Ikbal Islamah, Rachelya Nurfirdausi Iwan Purnawan Jawiah Jawiah, Jawiah Jayusman, Muhamad Ifadh Arifqy Juniar, Shafira Juniarti, Neti Karyati, Ida Kharisma, Puji Adi Kristiano, Yahya Endra Kusman Ibrahim Kusuma, Widya Tresna Lastari, Vina Fuji Lumbantobing, Valentina BM Mamat Lukman, Mamat Mardiyono Mardiyono Masela, Victor Carlos Mauliku, Novie Elvinawaty Mediana, Henny Suzana Melinda, Fera Millenika, Valencia Trie Mira Trisyani Mubaroq, Bagja Al Mujahidah, Gita Mulyati, Titin Mustakimah, Siti Napisah, Pipih Nia Ratnasari Nintyas, Felantina Restyar Noviani Megatami Nur'aeni, Aan Nur'aeni, Aan Nurafni, Ratu Nurasifa, Melani Nurfirdausi Islamah, Rachelya Nurhidayah, Ida Nurul Aulia, Syifa Nur’aeni, Aan Nur’Aini , Erina Oman Hendi Permana, Iwan Pravidanti, Findhya Rachma Purwanto, Maitza Orita Savita Puspita, Tantri Puspitasari, Neneng Ratnanengsih Puspitasari, Neneng Ratnanengsih Rabbani, Hasna Rahmawati, Ai Rais, Yulia Rais, Yulia Ramdhona, Dinyatul Arba Realita, Chikita Regita, Aulia Putri Ria Bandiara Ria Eviyantini Sitorus, Ria Eviyantini Riki Kurniawan Rimadania, Deshita Rindiarti, Nadia Amelia Riska Audina Risma Juniarti Ristina Mirwanti, Ristina Rizki Romadona Rudiyana, Hikmat Rumahorbo, Hotma Rumohorbo, Hotma Sakti, Dimas Wibawa Salaam, Nuursalaamah Abdatus Salsabila, Azzahra Sari, Citra Windani Mambang Sari, Wulan Puspita Sasmito, Priyo Savitri, Lisa Noviana Sayu Putu Yuni Paryati Sely Novianty Setiawati, Pipit Fitri Shabrina, Raden Maghfira Izzany Sheizi Prista Sari Sholihah, Amalia Rizki Siti Fauziah Sri Sumartini Sri Susilawati Sugiharto, Firman Supriyadi, Dede Sutisna, Fitri Nur Megasari Tafwidhah, Yuyun Tan, Julianus Yudhistira Tanjung, Rifani Okti Putri Tetti Solehati Tetti Solehati Titin Mulyati Titin Mulyati Togatorop, Via Eliadora Triesna, Meuthia Saulikha Udin Rosidin Utari Yunie Atrie Verawaty, Rotua Rina Yadi Supriyadi Yanny Trisyani Yanti Hermayanti Yayat Hidayat Yayat Hidayat Yudiana, Mila Yulia Sofiatin Zaenal, Zabina Syaharani