Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

PERAN KEUCHIK DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BERDASARKAN QANUN KOTA LHOKSEUMAWE NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG GAMPONG (Studi Penelitian di Gampong Meunasah Cut Mamplam Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe) Muhammad Zulfani; , Hadi Iskandar; Muhibuddin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh Vol. 8 No. 2 (2025): (April)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jimfh.v8i2.21187

Abstract

Pembangunan Gampong merupakan bagian dari rangkaian pembangunan nasional. Keuchik merupakan orang yang mengemban tugas dan kewajiban dalam menyelenggarakan Gampong, dalam melaksanakan pembangunan Gampong, Keuchik memiliki kedudukan sebagai pemimpin Gampong yang bertanggung jawab atas terlaksananya pembangunan Gampong dimana perannya sebagai ujung tombak pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran Keuchik dalam pelaksanaan pembangunan insfrastruktur di Gampong Cut Mamplam Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe, dan menjelaskan kendala dan upaya yang dilakukan oleh Keuchik dalam pelaksanaan pembangunan insfrastruktur di Gampong Cut Mamplam Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis sosiologis. Pendekatan ini memfasilitasi pembuatan data deskriptif yang lengkap, yang berasal dari narasi tertulis dan wawancara langsung dengan pemangku kepentingan terkait. Hasil penelitian menunjukkan Peran Keuchik dalam pelaksanaan pembangunan di Gampong Cut Mamplam yaitu sebagai penanggung jawab terhadap pelaksanaan pembangunan yang ada, dimulai dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan. Dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Gampong Cut Mamplam terdapat kendala yang mempengaruhi pembangunan, yaitu anggaran yang terbatas dan partisipasi masyarakat yang kurang maksimal. Upaya yang dilakukan adalah dengan memaksimalkan sumber daya manusia, kerjasama antar aparatur gampong, dan memaksimalkan sarana dan prasarana yang tersedia
PERAN PARTAI ACEH DALAM PENDIDIKAN POLITIK BAGI MASYARAKAT KOTA LHOKSEUMAWE (Studi Penelitian di Kantor Partai Aceh Kota Lhokseumawe) Fitria Ningsih, Tanti; Sari, Elidar; Hadi Iskandar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh Vol. 8 No. 2 (2025): (April)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jimfh.v8i2.21759

Abstract

Partai politik memiliki peran strategis dalam menciptakan masyarakat yang sadar politik melalui pendidikan politik yang diatur dalam Pasal 11 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik. Di Aceh, kewajiban ini melekat kuat pada Partai Aceh sebagai partai lokal dominan yang memiliki basis massa luas, termasuk di Kota Lhokseumawe. Namun, dalam praktiknya, pelaksanaan pendidikan politik oleh Partai Aceh masih belum optimal, ditandai dengan rendahnya partisipasi politik, minimnya pemahaman masyarakat terhadap mekanisme demokrasi, dan kurangnya keterlibatan generasi muda dalam aktivitas politik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran Partai Aceh dalam memberikan pendidikan politik kepada masyarakat Kota Lhokseumawe, serta mengidentifikasi kendala dan upaya yang dihadapi dalam implementasinya. Metode yang digunakan adalah pendekatan yuridis empiris, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi dokumentasi di Kantor Partai Aceh Kota Lhokseumawe, melibatkan anggota partai, masyarakat, dan lembaga terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Partai Aceh telah menjalankan pendidikan politik melalui kaderisasi, seminar, dialog publik, penyuluhan berbasis komunitas, dan forum diskusi terbuka yang menjangkau pemilih pemula, perempuan, dan kelompok marjinal. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan hak politik, pemahaman pemilu, dan partisipasi dalam pengawasan kebijakan publik. Namun, rendahnya minat masyarakat, terutama dari kalangan muda, menjadi tantangan utama. Untuk itu, Partai Aceh melakukan pendekatan kreatif yang disesuaikan dengan karakteristik generasi muda. Disimpulkan bahwa Partai Aceh berperan dalam penguatan demokrasi melalui pendidikan politik, meskipun masih terdapat hambatan partisipatif. Disarankan agar Partai Aceh memperkuat strategi komunikasi dan optimalisasi media sosial untuk menjangkau segmen masyarakat yang belum terlibat aktif.
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP WAJIB PAJAK PERUSAHAAN (Studi Penelitian Di Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara II) Amanda, Aura; Iskandar, Hadi; Muhibuddin, Muhibuddin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh Vol. 8 No. 2 (2025): (April)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jimfh.v8i2.22076

Abstract

Tindak pidana perpajakan terjadi ketika wajib pajak memberikan informasi yang tidak sesuai dengan kewajiban perpajakannya, sehingga melanggar peraturan dan menimbulkan konsekuensi hukum. Penelitian ini bertujuan mengkaji langkah penegakan hukum oleh Direktorat Jenderal Pajak melalui Kanwil DJP Sumatera Utara II terhadap wajib pajak perusahaan, serta hambatan dan upaya penanganannya. Menggunakan metode yuridis empiris dengan pendekatan kualitatif melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan, penelitian ini menemukan bahwa penegakan hukum dilakukan bertahap sesuai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, mulai dari pendekatan persuasif hingga sanksi pidana sebagai ultimum remedium. Hambatan utama meliputi rendahnya kesadaran dan kepatuhan sukarela wajib pajak serta kompleksitas struktur keuangan perusahaan. Upaya yang dilakukan meliputi peningkatan edukasi dan sosialisasi, serta publikasi kasus untuk efek jera. Kesimpulannya, penegakan hukum telah sesuai prosedur namun perlu penguatan pengawasan dan kesadaran wajib pajak. Disarankan DJP memperkuat pengawasan berbasis teknologi, memperluas sosialisasi, dan mendorong perusahaan meningkatkan pemahaman serta kepatuhan pajak guna menghindari sanksi hukum.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK TERSANGKA KORBAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM POLISI DI KEPOLISIAN RESOR BENER MERIAH Bayhaqi, Yudha; Nur, Muhammad; Iskandar, Hadi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh Vol. 8 No. 3 (2025): (Agustus)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jimfh.v8i3.22287

Abstract

Penelitian Ini Bertujuan Untuk Menganalisis Bentuk Perlindungan Hukum Yang Seharusnya Diberikan Kepada Tersangka Yang Menjadi Korban Penganiayaan Oleh Oknum Polisi, Serta Mengidentifikasi Upaya Hukum Yang Dapat Diambil Oleh Mereka Dan Hak-Hak Yang Sering Kali Diabaikan.Metode Penelitian Yang Digunakan Adalah Yuridis Empiris Dengan Pendekatan Kualitatif, Melibatkan Wawancara Dengan Informan Dan Studi Pustaka Terhadap Peraturan Perundang-Undangan Yang Relevan. Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa Tersangka Memiliki Hak Untuk Mendapatkan Perlakuan Yang Manusiawi, Akses Terhadap Bantuan Hukum, Dan Hak Untuk Melaporkan Tindakan Penganiayaan. Namun, Banyak Hak Yang Dilanggar, Seperti Hak Untuk Mendapatkan Perlakuan Yang Adil Dan Akses Terhadap Pendampingan Hukum.Penelitian Ini Juga Menekankan Pentingnya Pengawasan Internal Dan Eksternal Untuk Memastikan Akuntabilitas Aparat Kepolisian Dalam Menjalankan Tugasnya. Kesimpulannya, Perlindungan Hukum Terhadap Hak Tersangka Korban Penganiayaan Oleh Oknum Polisi Di Kepolisian Resor Bener Meriah Masih Menghadapi Berbagai Tantangan. Diperlukan Upaya Yang Lebih Serius Dari Pihak Kepolisian Dan Lembaga Terkait Untuk Memastikan Bahwa Hak-Hak Tersangka Dihormati Dan Dilindungi, Serta Untuk Mencegah Terulangnya Tindakan Sewenang-Wenang Di Masa Depan.
Resiliensi Sosial Eks Pekerja Migran Indonesia (PMI) dalam Menghadapi Tantangan Degenerasi Petani Iskandar, Hadi
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 14 No 2 (2025)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish.v14i2.93242

Abstract

Degenerasi petani menjadi tantangan integrasi masyarakat pertanian di Desa Tanjakan, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu akibat tingginya aktifitas migrasi penduduk usia muda untuk meningkatkan status ekonomi dan sosialnya. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis lebih mendalam terkait resiliensi sosial pada eks Pekerja Migran Indonesia (PMI) dalam menghadapi tantangan degenerasi petani. Konsep resiliensi sosial digunakan untuk mengeksplorasi tindakan sosial eks PMI dalam menjaga integrasi sistem sosialnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Pertama, degenerasi petani memberikan tantangan pada sistem sosial seperti komposisi struktur kelas sosial yang tidak ideal, lunturnya nilai gotong royong, dan kelangkaan tenaga kerja petani buruh. Kedua, tindakan sosial eks PMI memberikan dampak pada sistem sosial seperti eksistensi kelas menengah, penguatan hubungan patron-klien, dan alternatif modal penghidupan masyarakat. Ketiga, secara analitis tindakan sosial eks PMI merupakan pola adaptasi dari tantangan degenerasi petani sehingga reintegrasi sosial tetap terjadi meskipun status quo sistem sebelumnya mulai meluntur. .
NAVIGATING THE DIGITAL DILEMMA: PROTECTING INDONESIAN CHILDREN FROM CYBERCRIME Yusrizal, Yusrizal; Saputra, Ferdy; Iskandar, Hadi; Asmara, Romi; Muhammad Rasyid, Laila
Kanun Jurnal Ilmu Hukum Vol 27, No 2: August 2025: Islam and Justice development in Indonesia
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/kanun.v27i2.45738

Abstract

Children has been increasingly vulnerable to a multitude of cybercrimes in Indonesia. These include alarming issues such as online grooming, sexual exploitation, cyberbullying, and identity theft. This situation not only presents significant legal challenges but also represents a profound ethical crisis within Indonesias evolving digital landscape. This article utilizes a normative juridical approach alongside a conceptual framework to articulate legal arguments surrounding these pressing concerns. While regulatory measures exist, such as the Electronic Information and Transactions (ITE) Law and the Child Protection Law, their enforcement remains fragmented and often inadequate to tackle the constantly changing nature of digital threats. The ethical dimensions of this crisis cannot be overlooked, as they intertwine with corporate responsibility, parental awareness, and systemic inaction. Such issues amplify the risks that children face online. This study asserts that the combination of legal deficiencies and ethical oversight creates a substantial protection gap that demands a coherent and interdisciplinary response. To effectively safeguard children in the digital age, it is crucial to strengthen institutional capacities, integrate digital literacy within educational curricula, and adopt child-centered approaches to digital governance. By doing so, we can work towards ensuring that the rights, dignity, and safety of children are prioritized and protected in Indonesia.
Islamic Law and the Constitution: Analyzing the Compatibility of Religion-Based Legislation in Indonesia Iskandar, Hadi; Hasbi, Yusrizal; Idami, Zahratul; Saputra, Ferdy
Al-Qadha : Jurnal Hukum Islam dan Perundang-Undangan Vol 12 No 2 (2025): Al-Qadha: Jurnal Hukum Islam dan Perundang-Undangan
Publisher : Hukum Keluarga Islam IAIN LANGSA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/qadha.v12i2.11652

Abstract

This study explores the constitutional compatibility of religion-based legislation in Indonesia, particularly laws influenced by Islamic jurisprudence, within the framework of the 1945 Constitution. As a Muslim-majority nation that embraces both religious values and democratic pluralism, Indonesia faces ongoing tensions between the demands for the formalization of Islamic norms and the constitutional commitment to human rights, legal equality, and religious freedom. The expansion of Sharia-inspired by laws at the regional level and Islamic influences in national statutes underscore the urgency of addressing this legal-religious interplay. While existing scholarship has addressed the sociopolitical and administrative aspects of religion-based lawmaking, there remains a lack of doctrinal analysis focused on constitutional alignment. This study employs a legal research method, which focuses on the analysis of legal norms, statutory regulations, and constitutional principles as textual constructs. This research fills that gap by applying a juridical-doctrinal approach to evaluate whether such legislation adheres to principles enshrined in the Constitution, including legal certainty, non-discrimination, and constitutional supremacy. Through critical analysis of legislation and Constitutional Court decisions, the study demonstrates that while certain religious laws can coexist with Pancasila and constitutional values, many pose substantive challenges to Indonesia’s legal order. The findings contribute to broader debates on legal pluralism, constitutionalism, and the appropriate role of religion in legislation, offering normative guidance for aligning religious norms with democratic constitutional principles.
Pelaksanaan Pendidikan Keahlian Profesi Advokat Kerjasama PERADI-SAI dan Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh-Lhokseumawe Faisal, Faisal; Jamaluddin, Jamaluddin; Sari, Elidar; Ramziati, Ramziati; Iskandar, Hadi; Manfarisyah, Manfarisyah
Jurnal Solusi Masyarakat Dikara Vol 3, No 2 (2023): AGUSTUS 2023
Publisher : Yayasan Lembaga Riset dan Inovasi Dikara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) merupakan amanat dari Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat (UU Advokat). Pendidikan khusus ini merupakan suatu bentuk pendidikan yang harus diikuti oleh seseorang yang berijazah sarjana berlatar belakang pendidikan tinggi hukum. Pendidikan PKPA ini mempunyai relefansi dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang didalamnya dinyatakan bahwa jenis Pendidikan terdiri dari pendidikan umum, kejuruan, profesi, vokasi, kegamaan dan khusus. Kegiatan pengabdian ini bertujuan melahirkan para profesi advokat yang handal, madiri, dan bertanggung jawab sehingga mampu tampil sebagai penegak keadilan dalam penyelenggaraan peradilan yang jujur, adil dan sesuai dengan tujuan hukum yakni, keadilan hukum, kemanfaatan hukum dan kepastian hukum bagi semua dengan pemberlakuan kesamaan di depan hukum. Kegiatan ini diikuti oleh 20 peserta yang dilaksanakan sejak tanggal 15 Oktober sampai 05 November 2022 di Kota Lhokseumawe. Metode yang dilakukan Service Learning (SL), dimaksudkan untuk mengintegrasikan pembelajaran ke dalam kegiatan PKPA atau Kemitraan Fakultas Hukum dengan PERADI-SAI. Selain itu, pendekatan Participatory Action Research (PAR) berorientasi pada pemberdayaan para peserta PKPA. Hal ini dikarenakan kebutuhan dan penyelesaian permasalahan hukum di masyarakat. Para pengabdi dari perguruan tinggi harus menempatkan masyarakat sebagai pemeran utama pembangunan dan perubahan. Hasil kegiatan ini adalah melahirkan para profesi advokat dan memberikan pemahaman Advokat merupakan profesi yang mulia, bebas, mandiri, dan bertanggung jawab dalam menegakkan hukum, serta kegiatan profesi tersebut dijamin dan dilindungi oleh undang-undang demi terselenggaranya supremasi hukum.
Kewenangan Dinas Kehutanan Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Illegal Logging (Studi Penelitian Dinas kehutanan Kabupaten Pakpak Bharat) Tumangger, Silfia; A, Arnita; Iskandar, Hadi
Socius: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Vol 1, No 6 (2024): Januari
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10624105

Abstract

This study aims to examine the authority, obstacles and efforts made by the Forestry Service in tackling the crime of Illegal Logging in Pakpak Bharat Regency. This research uses empirical legal research with a sociological juridical approach. Based on the research results, it is known that the authority of the forestry service in dealing with illegal logging crimes in the Pakpak Bharat district begins with reports, inspections by forest police and the forestry service. Patrol every forest that has experienced damage, but the implementation is not yet optimal because there are several obstacles or barriers to the implementation of tackling the criminal act of illegal logging, which is related to the lack of public awareness about the importance of forests and the impact of these activities, forestry officers and forest police are very minimal. Lack of supporting facilities to patrol to tackle illegal logging crimes in Pakpak Bharat Regency.
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP EKSPLOITASI ANAK JALANAN SEBAGAI PENGEMIS BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK Muhammmad, Fuad; Iskandar, Hadi; Basri, Hasan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh Vol. 7 No. 3 (2024): (Agustus)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jimfh.v7i3.17281

Abstract

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak adalah perataruan yang mengatur tentang bagaimana proses penegakan hukum untuk memberikan perlindungan serta pemeliharaan  terhadap tindak kejahatan terhadap anak salah satunya tindak eksploitasi, namun kenyataan yang terjadi di Kota Lhokseumawe tindak eksploitasi anak khususnya anak jalanan masih sering ditemukan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penagakan hukum terhadap eksploitasi anak jalanan, mengentahui kendala dan upaya yang dihadapi oleh Dinas Sosial dalam menangani masalah eksploitasi anak di Kota Lhokseumawe. Penelitian ini menggunakan jenis  penelitian kualitatif, dengan pendekatan yuridis empiris, bersifat deskriptif melalui pengumpulan serta analisis data primer melalui kegiatan wawancara Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penegakan hukum berlandaskan UU Nomor 35 Tahun 2014, pentingnya penegakan hukum yang efektif penting dilakukan untuk memastikan hak-hak anak dilindungi dengan baik untuk mencegah tindak eksploitasi, saran penulis hendaknya penguatan sistem hukum dan program pembinaan, perlindungan, rehabilitasi bagi anak-anak telah dieksploitasi.