Dislipidemia dapat menyebabkan aterosklerosis sehingga risiko penyakit jantung koroner, penyakit kardiovaskular atau Cardiovascular Disease (CVD) dan stroke meningkat. Peningkatan kadar C-Reaktive Protein (CRP) serta munculnya sel penanda inflamasi menjadi penanda dalam tahapan perkembangan lesi awal aterosklerosis. Pemberian suplemen seperti penambahan biotin perlu diberikan untuk menjaga kadar lipid dalam darah. Biotin disebut juga vitamin B7 atau vitamin H yaitu vitamin larut dalam air, bertindak sebagai kelompok prostetik karboksilase dalam beberapa jalur metabolisme. Biotin dinyatakan vitamin yang aman, asupan dengan kadar 300 kali lipat dari normal terbukti tidak beracun. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian variasi konsentrasi biotin terhadap kadar C-Reaktive Protein (CRP) dan sel penanda inflamasi pada tikus wistar dengan resiko dislipidemia. Tikus wistar jantan usia 8 minggu dengan berat awal 150-200 gram diadaptasi selama 7 hari, diberi pakan standar dan air minum ad libitum. Sampel setelah adaptasi, dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok kontrol negatif diberikan pakan standar, kelompok kontrol positif diberikan pakan dengan diet tinggi lemak. Kelompok perlakuan 1, 2 dan 3 diberi pakan diet tinggi lemak dan dosis biotin berturut-turut 1,232 mg/kg; 68,39 mg/kg dan 97,72 mg/kg selama 6 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan sel penanda inflamasi dengan uji One Way ANOVA (p ≤ 0,05), namun kadar CRP secara kualitatif tidak menunjukkan perbedaan. Simpulan ada pengaruh pemberian variasi konsentrasi biotin terhadap sel penanda inflamasi pada tikus wistar dengan resiko dislipidemia.