Claim Missing Document
Check
Articles

EFEKTIVITAS SHORTWAVE DIATHERMY DAN NEURODYNAMIC MOBILIZATION PADA RADIKULOPATI LUMBOSAKRAL Made Hendra Satria Nugraha; Susy Purnawati; Muh. Irfan
Sport and Fitness Journal Volume 7, No.2, Mei 2019
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.479 KB) | DOI: 10.24843/spj.2019.v07.i02.p01

Abstract

Radicular syndrome is one type of disease that is included in peripheral nervous system disorders that occur in the spinal roots causing a disturbance of sensory deficits, motor deficits, reflex deficits and damage to pain sensation. In lumbosacral radiculopathy patients, a condition known as fear avoidance belief is a fear to move or to feel pain as a result of doing an activity. This fear of moving causes patients to restrict its movement, so the muscles that should stabilize the inactive vertebral column and the global muscle become hyperactive and trigger muscle spasms. Conservative therapy approaches that may be given to lumbosacral radiculopathy include application of modalities and therapy by physiotherapy, giving modalities of electro physical agents, exercise therapy, and manual therapy interventions. The purpose of this literature review was to determine the effectiveness of intervention shortwave diathermy and neurodynamic mobilization in patients with lumbosacral radiculopathy. The research method used is the study of literature review by using secondary data in the form of study research journals related to the effectiveness of the use of shortwave diathermy and neurodynamic mobilization in patients with lumbosacral radiculopathy. Previous research has shown that the addition of SWD to treat the subjects with chronic back pain complaints can reduce pain. While neurodynamic mobilization is a clinical application to the physiological and mechanical concepts of the nervous system that integrate with the musculoskeletal system. The precise explanation for the improvement of functional disability and pain level experienced by patients with neurodynamic is that neurodynamic may affect the mechanical functioning of peripheral nerves and the change in neural mechanical function have a direct impact on the physiological changes of nerve structure. Based on the literature review, it can be concluded that: the combination of shortwave diathermy and neurodynamic mobilization is effective in improving the limitations of motion and function of lumbosacral radiculopathy patients.
PELATIHAN LONCAT TEGAK TANPA AWALAN LEBIH MENINGKATKAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DARIPADA PELATIHAN LOMPAT BERGANTIAN Joppi Huwae; Ketut Tirtayasa; Oktovianus Fufu; N. Adiputra; Bagus Komang Satriyasa; Susy Purnawati
Sport and Fitness Journal Volume 5, No.2, 2017
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.323 KB)

Abstract

Background: Explosive power is the ability of a person to overcome the resistance with a high-speed contraction. This capability is necessary not only in the physical activities of sport but also in situations of physical activity events. Objective: To achieve the necessary exercise continuous and systematic training jump and jump straight without leading alternately (Plyometrik). Exercise jump and jump in essence aims to spur and stimulate repulsion leg so strong that generate maximum explosive power. This study was to compare the exercise group jump upright without proclitic and alternately jump to the explosive power of leg muscle. Method: The study was a randomized experiment design with pretest- posttest control group design of student PJKR PGRI University-Kupang, with a sample of 28 people, divided into two groups and each group totaled 14 people. Group-1 given vertical jump training without the first and second group of jump training alternating with 3 sets of 5 reps done during 8 weeks with a frequency of exercise three times per week.Muscle explosive power measurement with high stepping unprefixed. Measurements were performed before and after treatment. The results of the research in using the Shapiro-Wilk normality test and homogeneity test with Leven's Test. Result: Paired t-test to determine the differences mean an increase in leg muscle explosive power in group 1 jump straight with no proclitic (LTTA) with a mean pre-training = 41.4 ± 1.0 cm, and the mean after training = 64.1 ± 2.7 cm the difference = 22.7 cm and the percentage increase = 54.8% (p <0.05). Whereas in the group 2 alternately jump (LB) with a mean pre-training = 41.4 ± 0.80 cm, and mean after training = 49.8 ± 1.7 with difference = 8.4 cm and the percentage increase of 20.28% = (p<0.05). Effects comparison results Improve Limb Muscle Burst in the t-independent test between groups before and after training at the limit of significance ? = 0.05. The mean increase explosive power leg muscle before training with a value of p> 0.05, which means that the initial condition is the same training and after the training has a value of p <0.05. It can be concluded that the two groups together to give the effect of increased leg muscle explosive power with increased high-stepping (p <0.05). Conclusion: But the increase in group 1 vertical jump training without the proclitic (LTTA) better than in group 2 jump alternately by a margin percentage is greater then the increase of leg muscle explosive power is greater. Suggestion: Suggested that sports that require explosive power leg muscle in order to use the vertical jump training without the proclitic.
PELATIHAN REACHING OBLIQUE CRUNCH LEBIH MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT PERUT DARI PADA PELATIHAN PILATE TOE TAPS PADA SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT SMP NEGERI 2 KUTA Md Ayu Puspita Citra Novelia; Susy Purnawati; Luh Made Indah Sri Handari Adiputra; Ketut Tirtayasa; I Putu Adiartha Griadhi; I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti
Sport and Fitness Journal Vol 9 No 1 (2021): Volume 9, No. 1, Januari 2021
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2021.v09.i01.p09

Abstract

Dalam pertandingan pencak silat otot perut sangat dilindungi oleh atlet pencak silat, karena perut merupakan daerah seorang atlet pencak silat mencari point serang sehingga atlet pencak silat memerlukan kekuatan otot perut yang baik untuk menunjang serangan dari lawan. Latihan ROC dan PTT merupakan latihan untuk meningkatkan kekuatan otot perut. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pelatihan ROC lebih efektif dari pelatihan PTT dalam meningkatkan kekuatan otot perut pada atlet putra peserta ekstrakurikuler pencak silat SMP Negeri 2 Kuta. Jenis penelitian true eksperimental dengan rancangan randomized pre-test and post-test with control groups design. Subjek penelitian adalah siswa putra peserta ekstrakulikuler pencak silat SMP Negeri 2 Kuta yang berjumlah 32 orang dan dibagi dalam dua kelompok. Kelompok 1 diberikan pelatihan ROC dan Kelompok 2 diberi pelatihan PTT, frekuensi latihan 3 kali seminggu selama 6 minggu. Pengukuran kekuatan otot perut dapat diukur menggunakan test sit-up selama 30 detik. Hasil penelitian pada ke dua kelompok didapatkan rerata kekuatan otot perut sebelum pelatihan ROC 19,1±3,7 per 30 detik, sedangkan sesudah pelatihan menjadi 24,9±4,4 per 30 detik. Rerata kekuatan otot perut sebelum pelatihan PTT 18,1±3,2 per 30 detik, sedangkan sesudah pelatihan PTT menjadi 20,3±3,5 per 30 detik. Uji beda rerata kekuatan otot perut antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 dengan menggunakan independent t-test menunjukan bahwa p = 0,00 (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa intervensi pada Kelompok 1 maupun Kelompok 2 memberikan efek kekuatan otot perut yang signifikan dimana intervensi ROC lebih meningkatkan kekuatan otot perut atlet putra peserta ekstrakurikuler pencak silat SMP Negeri 2 Kuta. Saran pada penelitian ini diharapkan para pelatih dapat memberikan pelatihan dengan tepat dan menggunakan metode monitoring evaluasi untuk meningkatkan pencapaian prestasi atlet. Kata Kunci: Reaching Oblique Crunch, Pilate Toe Taps, Kekuatan Otot Perut, Pencak Silat
EFEK PELATIHAN SENAM LANSIA DAN LATIHAN JALAN TANDEM DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN TUBUH LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR SUMATRA BARAT Irhas Syah; Susy Purnawati; Sugijanto -
Sport and Fitness Journal Volume 5, No. 1, 2017
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.903 KB)

Abstract

Lansia mengalami penurunan keseimbangan postural akibat tulang kehilangan densitas atau cairan, penurunan kekuatan otot dan stamina menurun menimbulkan gangguan berjalan, mempertahankan posisi postural sehingga meningkatkan resiko jatuh lansia.Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh kombinasi senam lansia dan latihan jalan tandem terhadap peningkatan keseimbangan tubuh lansia. Penelitian ini adalah studi experiment dengan rancangan pre test and post test group design. Penelitian dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Kawasan Sumatera Barat pada bulan April – Mei 2016. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan random sampling dan besar sampel ditentukan dengan rumus rumus pocock yaitu sejumlah 34 lansia dari 70 Lansia yang dibagi dua untuk kelompok kontrol dan perlakukan setelah dilakukan seleksi inklusi dan eksklusi.Kelompok kontrol diberikan senam lansia dan kelompok perlakuan diberikan kombinasi senam lansia dan latihan jalan tandem sejauh 4 m sebanyak 5 kali bolak balik. Intervensi dilakukan empat minggu dengan interval 3 kali seminggu.Alat Ukur yang diggunakan adalah Berg Balance Scale. Hasil penelitian di dapatkan dari 34 lansia terdiri dari 25 pria (73,5%) dan 9 wanita (26,5%), rerata usia lansia adalah 69,3 tahun pada kelompok perlakuan, dan 67,7 tahun pada kelompok kontrol serta rerata IMT pada kelompok perlakuan 22,3 dan kelompok kontrol 23,7. Analisis bivariate membuktikan bahwa kombinasi senam lansia dan latihan jalan tandem lebih baik terhadap peningkatan keseimbangan pada lansia yaitu dengan beda mean 6,23 dibandingkan pada kelompok kontrol hanya 2,41. Analisis keseimbangan lansia setelah intervensi pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan uji independent test didapatkan p value 0,015 (p< 0,05). Dapat disimpulkan bahwa adanya efek kombinasi senam lansia dan latihan jalan tandem dalam meningkatkan keseimbangan tubuh lansia di Panti Sosial Tresna Kasih Sayang Ibu Batusangkar Sumatra Barat
METODE HIGH INTENSITY INTERVAL TRAINING SELAMA 15 MENIT DAPAT MENINGKATKAN VO2MAX DAN KECEPATAN GERAK SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP PGRI 2 DENPASAR Yogie Wiswadewa; N. Adiputra; Bagus Komang Satriyasa; I Made Jawi; I P G Adiatmika; Susy Purnawati
Sport and Fitness Journal Volume 5, No.2, 2017
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.629 KB)

Abstract

Background: Badminton is a game of small ball that requires a good cardiovascular endurance especially on single game. Ones training to improve cardiovascular endurance (VO2max) are high intensity interval training (HIIT), HIIT is able to overcome the problem of the lack of time if the athlete is given a cardio workout because basically the method of High Intensity Interval Training (HIIT) does not take a long time in one training session. Objective: This study aims to determine the effect of the High Intensity Interval Training methods to increase VO2max and Speed Movement. Method: This study is experimental research with the design of randomized pretest-posttest control group design, which is held in GOR Yowana Mandala Tembawu in April to May 2016. The sample was male student at SMP PGRI 2 Denpasar, who are Badminton extracurricular participants amounting to 24 students, in which divided into two groups. Both groups were given different training for 6 weeks with a frequency of exercise four times a week. Group 1 was given training jogging for 15 minutes and the group 2 was given HIIT training for 15 minutes. VO2max measured with Multistage Fitness Test (MFT) and the velocity will be measured by the 50 meter sprint tests. Result: The results showed the average test results in Group 1 before and after training VO2max values obtained respectively 34.13 ml/kg/min and 34.84 ml/kg/min and Speed Motion respectively 8.40 and 8.26 seconds seconds, while in Group 2 VO2max values obtained respectively 33.71 ml/kg/min and 40.12 ml/kg/min, while for each Motion Speed obtained 8.40 seconds and 7.41 seconds. Test results of different test with T-Independent inter group and intra-group T-Paired before and after training, Group 1 and Group 2 result p = 0.00 this indicates that p is less than 0.05 means that each training is different, significant and increasing. Conclusion: It can be concluded that High Intensity Interval Training Methods for 15 minutes improves VO2max and Speed Movement. HIIT training suggested a more intensified in the process of badminton training. Suggestions: Suggestions for further research in order to monitor physical activity, nutrition and sleep patterns of samples which will also affect the results.
PAKAIAN OLAHRAGA YANG ERGONOMIS UNTUK MENUNJANG PERFORMANCE DAN KESEHATAN YANG PRIMA Susy Purnawati
Sport and Fitness Journal Volume 4, No. 1, 2016
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.486 KB)

Abstract

Performance (penampilan) prima dalam berolahraga tidak hanya didukung olehpenguasaan ketrampilan teknis dan kesiapan fisik maupun mental, akan tetapi kesesuaian sportclothing juga merupakan faktor yang sangat penting peranannya. Kajian pustaka ini disusundengan tujuan untuk memberi tambahan pemahaman tentang aspek fisiologi kenyamanan tubuhdan performance saat berolahraga yang dipengaruhi oleh sport clothing dan desain sport clothingyang ergonomis. Saat ini, penelitian-penelitian tentang sport clothing yang dihubungkan denganperformance menjadi topik yang diminati. Melihat dukungan dari pesatnya teknologi chlotingmaterial oleh indudtri-industri tekstil terkemuka. Aspek ergonomics dari sport clothingmempertimbangkan kesesuaian pakaian terhadap antropometri pemakai, jenis aktivitas olahragayang dilakukan dan kondisi iklim. Selain itu juga mempertimbangkan jenis material dankualitasnya yang disesuaikan dengan pertimbangan ekonomi dan socio-cultural. Desain sportclothing, selain meminimalisir semaksimal mungkin hambatan kecepatan gerak tubuh hendaknyajuga menghindari pemakainya dari tekanan panas maupun kehilangan panas tubuh yangberlebihan, serta mampu melindungi tubuh dari kemungkinan cedera oleh faktor fisik maupunkimiawi. Penelitian-penelitian lebih lanjut masih sangat dibutuhkan agar isu-isu ergonomics ofsport slothing dapat semakin dipahami dan diaplikasikan oleh para praktisi keolahragaan diIndonesia.
TWELVE BALANCE EXERCISE LEBIH EFEKTIF DALAM MENURUNKAN RISIKO JATUH DIBANDING OTAGO HOME EXERCISE PADA LANJUT USIA DI BANJAR TAINSIAT, DESA DANGIN PURI KAJA, DENPASAR, BALI Anak Agung Gede Angga Puspa Negara; RA. Tuty Kuswardhani; Muh. Irfan; I Nyoman Adiputra; Susy Purnawati; I Made Jawi
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 3 (2020): Volume 8, No. 3, September 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i03.p14

Abstract

Pendahuluan: Penuaan diiringi oleh penurunan kemampuan fungsional tubuh sehingga meningkatkan risiko terjadinya jatuh pada lansia. Di Indonesia dilaporkan sekitar 17 % bahwa jatuh terjadi, dan di Bali dilaporkan dari keseluruhan lansia yang datang ke Instalasi Gawat Darurat di salah satu rumah sakit di Bali sebesar, 3% disebabkan oleh karena jatuh. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah twelve balance exercise lebih efektif dalam menurunkan risiko jatuh dibanding otago home exercise pada lansia. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan randomized pre and post test group design. Penelitian ini menggunakan 36 orang yang merupakan anggota komunitas lansia di Banjar Tainsiat Denpasar.. Kelompok 1 diberikan twelve balance exercise, sedangkan Kelompok 2 diberikan otago home exercise. Tiap kelompok diberikan pelatihan selama 6 minggu sebanyak 3 kali dalam seminggu. Risiko jatuh diukur menggunakan berg balance scale (BBS). Hasil: Analisis data menunjukan bahwa terdapat peningkatan nilai BBS secara bermakna pada kedua kelompok. Pada Kelompok 1 didapatkan peningkatan nilai BBS sebesar (5,06±1,305) dengan p0,000 (p<0,05) dan pada Kelompok 2 didapatkan peningkatan nilai BBS sebesar (2,78±0,647) dengan p0,000 (p<0,05), dan uji perbandingan peningkatan nilai BBS pada kedua kelompok menghasilkan nilai p0,000 (p<0,05). Simpulan: twelve balance exercise lebih efektif dalam menurunkan risiko jatuh dibanding otago home exercise pada lanjut usia di Banjar Tainsiat, Desa Dangin Puri Kaja, Denpasar, Bali. Kata kunci : twelve balance exercise, otago home exercise, berg balance scale
PELATIHAN GERAKAN PADA KONDISI ANAEROBIC DAPAT MENINGKATKAN WAKTU TEMPUH RENANG DADA 100 METER EKSTRAKURIKULER SISWA SMK NEGERI 2 KOTA KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR Maria Imaculata Date; Luh Made Indah Sri Handari Adiputra; I Putu Adiartha Griadhi; Susy Purnawati; I Made Muliarta; I Made Krisna Dinata
Sport and Fitness Journal Volume 7, No.3, September 2019
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.907 KB) | DOI: 10.24843/spj.2019.v07.i03.p05

Abstract

Swimming with anaerobic conditions in a short distance in the fastest traveling time that is needed to determine the performance students. The results of good performance are the provision of meaningful load on repetition, and the speed of motion measured measuring the distance traveling time certain distance. Reveal that movement training in anaerobic conditions can increase the travel time of breaststroke swimming 100 meters extracurricular students of State Vocational High School 2 Kupang City, East Nusa Tenggara.This study used an eksperimental randomized pretest-posttest control group design involving 26 extracurricular swimming students, aged 15-19 years, height, and weight, with a normal body mass index (BMI) with an average of 19.15 ± 0.36 kg / m². The research subjects were divided into two groups, namely the treatment group swimming training in anaerobic conditions 8 x 25 meters repetition, 4 repetitions, 5 sets, 3 times a week for 6 weeks, while the control group anaerobic swimming training 4 x 50 meters repetition, 3 reps, 5 sets, 3 times a week for 6 weeks. Showed that the average trevel time treatment group was swimming training 135.85±4.85 seconds, while in the control group was 134.77 ± 4.23 seconds, t=0.604 and the value of p=0.552. While after treatment, average trevel time the treatment group was 114.23 ± 5.22 seconds, while in the control group it was swimming training 126.08 ± 5.07 seconds t=-5.870 and p value <0.001. Travel times for swimming students were significantly different (p<0.05) between the two groups, movement Training in Anaerobic Conditions can increase travel time for 100-Meter breaststroke swimming style extracurricular Students of State Vocational High School 2 Kupang City, East Nusa Tenggara.Keywords: Anaerobic , traveling time, 100 meter breaststroke pool.
HIGH INTENSITY INTERVAL TRAINING LEBIH BAIK DARIPADA FARTLEK TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO2max DAN LACTATE THRESHOLD PADA ATLET BOLA TANGAN KOTA SURABAYA Ainul Ghurri; I Putu Gede Adiatmika; I Putu Adiartha Griadhi; Luh Putu Ratna Sundari; Susy Purnawati; I Made Krisna Dinata
Sport and Fitness Journal Vol 8 No 3 (2020): Volume 8, No. 3, September 2020
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2020.v08.i03.p01

Abstract

Atlet bola tangan putra Kota Surabaya memiliki daya tahan yang rendah. Hal ini mengakibatkan nilai VO2max dan lactate threshold yang rendah sehingga berpengaruh terhadap kualitas permainan dan prestasi tim, keadaan ini memerlukan intervensi latihan fisik yang tepat. High intensity interval training (HIIT) merupakan latihan dengan waktu singkat menggunakan intensitas tinggi yang diselingi pemulihan aktif. Fartlek training adalah latihan dengan waktu yang konstan dengan beban mendekati batas kelelahan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan HIIT lebih baik daripada fartlek training dalam meningkatkan VO2max dan lactate threshold. Jenis penelitian true experimental dengan rancangan pretest and posttest two group desain. Subjek adalah atlet bola tangan Kota Surabaya sebanyak 22 orang yang dibagi dengan diberikan HIIT untuk Kelompok I lalu fartlek training pada Kelompok II, periode latihan 3 kali dalam seminggu selama 6 minggu latihan. VO2max diukur dengan Cooper VO2max Test dan lactate threshold menggunakan Heart Deflection Point. Hasil penelitian didapatkan rerata VO2max sebelum HIIT 42,38±1,07 ml/kg/menit, sesudah HIIT 45,86±1,10 ml/kg/menit. Rerata VO2max sebelum fartlek 42,33±1,04 ml/kg/menit, sesudah fartlek 44,27±1,66 ml/kg/menit. Rerata lactate threshold sebelum HIIT 176,61±0,99 x/menit, sesudah HIIT 194,69±1,11 x/menit. Rerata lactate threshold sebelum fartlek 176,92±1,08 x/menit, sesudah fartlek menjadi 187,43±1,59 x/menit. Uji beda peningkatan VO2max dan lactate threshold pada Kelompok I dan Kelompok II dengan independent t-test. Hasil menunjukan bahwa ke dua Kelompok p=0,000 (p<0,05). Disimpulkan dua Kelompok ini sama-sama memberi efek peningkatan (p<0,05) dan Kelompok I lebih meningkatkan VO2max dan lactate threshold daripada Kelompok II. Saran untuk pelatih agar melakukan monitoring dan evaluasi serta memberikan pelatihan yang benar agar dapat meningkatkan performa dan peningkatan prestasi atlet.
PELATIHAN LUNGES LEBIH BAIK DARIPADA PELATHAN SQUAT DALAM MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN ATLET PUTRA PESERAT EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT SMA DWIJENDRA DENPASAR Putu Satriya Yudha Permadi; I Nyoman Adiputra; I Putu Adiartha Griadhi; Putu Astawa; Susy Purnawati; I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti
Sport and Fitness Journal Vol 9 No 1 (2021): Volume 9, No. 1, Januari 2021
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/spj.2021.v09.i01.p10

Abstract

Kekuatan otot tungkai dan keseimbangan merupakan faktor yang menentukan kualitas tendangan dalam pencak silat, maka diperlukan metode pelatihan tentang kekuatan otot tungkai dan keseimbangan melalui gerakan-gerakan yang lebih efektif. Latihan lunges dan squat merupakan latihan untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan pelatihan lunges lebih baik dari squat dalam meningkatkan kekuatan otot tungkai dan keseimbangan atlet putra peserta ekstrakurikuler pencak silat SMA Dwijendra Denpasar. Jenis penelitian true eksperimental dengan rancangan penelitian randomized pre test and post test with control groups design. Subyek dari penelitian ini atlet putra peserta ekstrakurikuler pencak silat SMA Dwijendra Denpasar yang berjumlah 18 orang yang dibagi dalam dua kelompok yang berbeda. Kelompok 1 latihan lunges sedangkan Kelompok 2 latihan squat, latihan diberikan selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu. Pengukuran menggunakan alat leg dynamometer untuk mengetahui kekuatan otot tungkai dan standing stork test untuk mengetahui keseimbangan. Hasil rerata pengukuran kekuatan otot tungkai sebelum latihan lunges 177,44±7,69 kg sedangkan setelah latihan lunges 205,44±9,50 kg. Hasil rerata pengukuran kekuatan otot tungkai sebelum latihan squat 172,33±7,84 kg sedangkan setelah latihan squat 187,22±7,32 kg. Hasil rerata pengukuran keseimbangan sebelum latihan lunges 18,11±1,61 detik sedangkan setelah latihan lunges 27,22±1,98 detik. Hasil rerata pengukuran keseimbangan sebelum latihan squat 18,44±1,87detik sedangkan setelah latihan squat 23,11±1,36 detik. Uji beda rerata kekuatan otot tungkai dan keseimbangan pada Kelompok 1 dan Kelompok 2 dengan uji independent pada post test didapat hasil nilai p=0,00 (p<0,05). Kelompok 1 dan Kelompok 2 sama-sama memberikan peningkatan terhadap kekuatan otot tungkai dan keseimbangan pada atlet putra peserta ekstrakurikuler pencak silat SMA Dwijendra Denpasar, tetapi Kelompok 1 lebih baik dari pada Kelompok 2 dilihat dari rerata post test. Saran dalam penelitian ini diharapkan kepada para pelatih dapat memberikan latihan dengan tepat dan sesuai dengan metode dan prinsip dalam pelatihan agar mampu meningkatkan prestasi atlet. Kata Kunci: Kekuatan Otot Tungkai, Keseimbangan, Lunges, Squat, Pencak Silat
Co-Authors - Yuniar . Bandoro adiartha g Ainul Ghurri Akhmad alfajri Alex Pangkahila Alex Pangkahilla Anak Agung Gede Angga Puspa Negara Ardiyanti, Ni Putu Arfian Hamzah Ari Wibawa Asrul Sani Aulia, Zabrina Bagus Andika Pramana Bagus Budi Airlangga Bagus Komang Satriyasa Benediktus Nahak Bertha Melyana Cahya Rustina Chika Nabella Jamaluddin Cokorda Bagus Jaya Lesmana D A inten Dady Iskandar Darma, I Wayan Eka Wirahadi Desak Made Puja Astuti Desak Made Wihandani Dewa Agung Gina Andrini Dewa Ayu Eka Wahyuni Dewa Ayu Komang Trisya Artha Putri Dewa Ayu Sri Agung Suandewi Dewa Putu Gede Purwa Samatra Dewi, Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dhari, Ika Fitri Wulan Dimas Agusta Dinata, , I Made Krisna Dita Permatasari Driansha, Cindy Liora Dwi Halim Kevin Gautama Dyah Chandratika elisabeth yunilan Feratywi, Ayu Gabriela Queensanya Lienardy Ganesa Puput Dinda Kurniawan Gde Ngurah Idraguna Pinatih Herta Meisatama I D A P Inten Primayanti I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti I Dewa Putu Sutjana I Dewa Sutjana I Gede Wisnu Pramadita I Gusti Agung Wedanta Mahadewi I Gusti Ayu Rea Vera Wijaya I Gusti Ayu Widianti I Gusti Bagus Ari Pradnyana Putra I Gusti Ngurah Priambadi I Gusti Ngurah Priambadi, I Gusti Ngurah I Gusti Putu Ngurah Adi Santika I Kadek Dwi Arta Saputra I Made Adi Widiantara I Made Ady Wirawan I Made Jawi I Made Krisna Dinata I MADE MULIARTA . I Made Sutajaya I Nengah Sandi I Nyoman Adi Putra I Nyoman Adiputra I Nyoman Adiputra I Nyoman Agus Pradnya Wiguna I Nyoman Mangku Karmaya I Nyoman Sucipta I Nyoman Sutarja I Putu Adi Susanta I Putu Adiartha Griadhi I Putu Gde Surya Adhitya I Putu Gede Adiatmika I Putu Prisa Jaya . I Wayan Supriana I Wayan Weta I.A. Pascha Paramurthi Ida Ayu Candra Sari Ida Ayu Dewi Wiryanthini Ida Bagus A. Swamardika Ida Bagus Adnyana Manuaba Ida Bagus Ngurah Ida Sri Iswari indah adiputra Indah Sri Handari Adiputra Indah Sri Handari Adiputra, Luh Made Indra Lesmana Intan Fridayanti, Dewa Ayu Irhas Syah Iswita Ariestianti J. A. Pangkahila Joppi Huwae K tirtayasa Kade Ngurah Dwi Putra Negara Ketut Tirtayasa Khaerul Anam Kristanti, Dea Kusumaningrum, Cornelia Ayu Lilik Evitamala Limanda, Claudia Felicia Luh Ita Mahendrayani Luh Made Indah Sri Handari Adiputra LUH MADE INDAH SRI HANDARI ADIPUTRA Luh Putu Ratna Sundari Luh Putu Ratna Sundari Lusia Nasrani M. Ali Imron Made Hendra Satria Nugraha Made Indrayani MADE RATNA SARASWATI . Made Sudarma Makbullah - Manoharan, Thunissha Maria Imaculata Date Md Ayu Puspita Citra Novelia Merinda Ulfa Miranti Yolanda Anggita, Miranti Yolanda Moh. Ali Imron, Moh. Muh. Ali Imron Muh. Asri Muh. Irfan Muhammad Ali Imron Muhammad Irfan N. Adiputra N. Adiputra N. Adiputra N. Adiputra Nathasya Ferdyastari Ni Kadek Diah Satya Sai Shita Ni Kadek Yuni Lestari Ni Luh Gede Ayu Candranita Dharmadi Ni Luh Made Sintya Ni Luh Nopi Andayani Ni Made Intansari Tri Buana Ni Made Linawati Ni Nengah Nita Sulistyawati Ni Nyoman Devi Yani Prabashanti Ni Nyoman Suratmiti Ni Nyoman Utami Wijayaswari Pande Ni Putu Oktaryani Darma Ayu Ni Putu Sri Arnita Ni Wayan Tianing Nila Wahyuni Nila Wahyuni Novtiyas Maria Pombu Oktovianus Fufu Prasetya Sudarsana Mahaputra, Dewa Made Pricela Da Costa Prihastini, Komang Angga Primayani, I Dewa Ayu Inten Dwi Putra Pramanda, I Made Krishna Putu Anggitha Surya Paramitha Putu Astawa Putu Asti Wulandari Putu Ayu Meka Raini Putu Hemma Pardana Putri Putu Qonny Trisna Dewi Putu Santi Krishna Megasari Putu Satriya Yudha Permadi R. A.T. Kuswardhani Raharja, Made Agung Ria Indah Sari Gaghana S Indra Lesmana S. Indra Lesmana S. Indra Lesmana Suci Wahyu Ismiyasa Sugijanto - Sugijanto - Sugijanto - Sugijanto - Sugijanto Sugijanto Sulfandi Sulfandi Syavira Nooryana Tjokorda Gde Bagus Mahadewa Tri Wahyu Wulandari Trisina, Cindy Gracia Wahyuddin Wahyuddin Wahyuddin, Wahyuddin Wahyudin - Yogie Wiswadewa Yohanes Seran Yuliana Yuliana Yusuf Nasirudin