Pembawa acara atau presenter memainkan peran penting dalam mendukung acara. Pembawa acara dituntut mampu memikat audiens untuk terlibat aktif dalam kegiatan yang dibawakan. Oleh karena itu, pembawa acara diharuskan memiliki keterampilan retorika yang mumpuni. Tujuan penelitian mendeskripsikan retorika, diksi, dan gaya bahasa pembawa acara X Factor Indonesia. Penelitian ini memanfaatkan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Subjek penelitian video final dan result ajang pencarian bakat X Factor Indonesia dari musim pertama hingga musim ketiga. Sumber data penelitian tuturan Robby Purba selaku pembawa acara ajang pencarian bakat X Factor Indonesia. Teknik pengumpulan data memanfaatkan teknik dokumentasi, teknik rekam, teknik simak, dan teknik catat. Data penelitian yang terkumpul diolah melalui beberapa tahapan, meliputi pemilihan data, interpretasi data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan Robby Purba memanfaatkan gaya retorika persuasif, diksi beragam, serta gaya bahasa beragam untuk memandu acara X Factor Indonesia. Pemanfaatan retorika persuasif digunakan untuk membujuk, meyakinkan, dan memengaruhi audiens. Diksi-diksi yang digunakan oleh Robby Purba yaitu denotasi, konotasi, umum, khusus, dan populer. Penggunaan diksi-diksi tersebut untuk menciptakan suasana yang sesuai dengan tema acara, menciptakan suasana lebih akrab dan mengundang partisipasi audiens, menjelaskan konsep atau informasi kompleks menjadi lebih sederhana, membantu penonton mendapatkan gambaran terkait topik yang dibahas, bentuk kreativitas dan ekspresi pembawa acara, sarana menyampaikan emosi, mengakomodasi audiens yang berbeda, dan upaya branding diri. Sementara gaya bahasa yang digunakan oleh Robby Purba yaitu metafora, klimaks, antiklimaks, repitisi, personifikasi, dan hiperbola. Penggunaan gaya bahasa tersebut untuk menarik perhatian audiens, memungkinkan pembawa acara mengkomunikasikan informasi dengan lebih baik kepada audiens, menyesuaikan diri dengan audiens yang beragam, memberikan fleksibilitas untuk lebih kreatif dalam menyampaikan pesan, meningkatkan daya tarik visual pada audiens, membangun identitas dan branding diri, serta mengaitkan pesan dengan realitas sehari-hari. Hasil penelitian memberikan kontribusi bagi para profesional yang berperan sebagai pembawa acara. Selain itu, hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai alternatif materi ajar keterampilan berbicara jenjang SLTP dan SLTA, serta relevan dengan mata kuliah berbicara dan retorika di perguruan tinggi.