Claim Missing Document
Check
Articles

Penentuan Kadar Vitamin C Pada Sediaan Krim Pemutih Wajah yang Beredar di Pasar Online Dengan Metode Titrasi 2,6-Diklorophenol Indophenol Anugrah, Bayu; Lubis, Minda Sari; Dalimunthe, Gabena Indrayani; Daulay, Anny Sartika
Journal of Health and Medical Science Volume 3 Nomor 1 Januari 2024
Publisher : CV. Pusdikra Mitra Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/jhms.v3i1.1963

Abstract

Krim pemutih wajah merupakan produk yang tersusun dari beberapa bahan kimia atau bahan lainnya yang mampu memutihkan wajah dalam waktu yang singkat. Untuk mengetahui kadar Vitamin C yang terdapat pada sediaan krim wajah yang beredar di pasar online diuji dengan metode analisis kuantitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar Vitamin C pada sediaan krim pemutih wajah yang beredar di pasar online. Tujuan penggunaannya dalam jangka waktu lama agar dapat mengurangi hiperpegmentasi pada kulit. Tetapi penggunaan yang terus-menerus justru akan menimbulkan pigmentasi dengan efek permanen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 2,6-Diklorophenol Indophenol. Metode ini merupakan metode yang paling baik digunakan pada penetapan kadar Vitamin C karena spesifik sehingga tidak dipengaruhi oleh senyawa lainnya. Kelebihan metode ini yaitu reaksi yang terjadi secara kauntitatif sehingga dapat diketahui jumlah atau kadarnya. Dari hasil penelitian menunjukkan kadar Vitamin C pada sampel kosmetik pemutih wajah yaitu Amos Siang dan Amos Malam, Collagen Siang dan Collagen Malam, Walet Siang dan Walet Malam, Temulawak Siang dan Temulawak Malam. Perolehan kadar Vitamin C pada Amos Siang 0,0298% sedangkan kadar Vitamin C pada Amos Malam 0,0245% kadar Vitamin C pada Collagen Siang 0,0355% kadar Vitamin C pada Collagen Malam 0,0350% kadar Vitamin C pada Walet Siang 0,0298% kadar Vitamin C pada Walet Malam 0,0528% kadar Vitamin C pada Temulawak Siang 0,023% kadar Vitamin C pada Temulawak Malam 0,023%.
UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK DAUN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Mart.) Solms) PADA LARVA Artemia salina Leach DENGAN METODE BSLT Retno Sekarini; Daeng Elysa Putri Mambang; Anny Sartika Daulay; Yayuk Putri Rahayu
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v6i2.5189

Abstract

Salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai obat tradisional ialah Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) Mart.) Solms) yang memiliki khasiat sebagai obat sakit gigi, obat gatal, dan penurun berat badan dengan kandungan senyawa Tanin, Flavonoid, Saponin, Glikosida, Steroid/triterpenoid, dan juga Alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metabolit sekunder yang terkandung dalam simplisia daun eceng gondok dan sitotoksisitas dari ekstrak etanol daun eceng gondok ekstrak etanol daun eceng gondok dengan menentukan nilai LC50. Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi simplisia, skrining fitokimia dan uji sitotoksisitas ekstrak daun eceng gondok. Uji sitotoksisitas ekstrak daun eceng gondok menggunakan metode (Brine shrimp lethality test) atau BSLT dengan konsentrasi 115µg/ml, 395µg/ml, 575µg/ml, 805µg/ml, dan 1150µg/ml dengan cara didiamkan selama 24 jam untuk melihat sitotoksisitas nya. Data yang diperoleh di analisis menggunakan analisa probit menggunakan excel. Hasil data yang diperoleh dengan metode Brine Shrimp Lehality Test menunjukkan nilai LC50 sebesar 335,5830µg/ml, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun eceng gondokk bersifat sitotoksisitas dan memiliki sifat antikanker. Senyawa uji bersifat toksik jika LC50 kurang dari 1000 µg/ml.
UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK DAUN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Mart.) Solms) PADA LARVA Artemia salina Leach DENGAN METODE BSLT CYTOTOXICITY TEST OF HYACINTH LEAVES (Eichhornia crassipes) Mart.) Solms) IN LARVAE OF Artemia salina Leach BY THE BRINE Sekarini, Retno; Daeng Elysa Putri Mambang; Anny Sartika Daulay; Yayuk Putri Rahayu
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 6 No. 4 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v6i4.5225

Abstract

ABSTRAK Salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai obat tradisional ialah Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) Mart.) Solms) yang memiliki khasiat sebagai obat sakit gigi, obat gatal, dan penurun berat badan dengan kandungan senyawa Tanin, Flavonoid, Saponin, Glikosida, Steroid/triterpenoid, dan juga Alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metabolit sekunder yang terkandung dalam simplisia daun eceng gondok dan sitotoksisitas dari ekstrak etanol daun eceng gondok ekstrak etanol daun eceng gondok dengan menentukan nilai LC50. Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi simplisia, skrining fitokimia dan uji sitotoksisitas ekstrak daun eceng gondok. Uji sitotoksisitas ekstrak daun eceng gondok menggunakan metode (Brine shrimp lethality test) atau BSLT dengan konsentrasi 115µg/ml, 395µg/ml, 575µg/ml, 805µg/ml, dan 1150µg/ml dengan cara didiamkan selama 24 jam untuk melihat sitotoksisitas nya. Data yang diperoleh di analisis menggunakan analisa probit menggunakan excel. Hasil data yang diperoleh dengan metode Brine Shrimp Lehality Test menunjukkan nilai LC50 sebesar 335,5830µg/ml, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun eceng gondokk bersifat sitotoksisitas dan memiliki sifat antikanker. Senyawa uji bersifat toksik jika LC50 kurang dari 1000 µg/ml. Kata Kunci : Daun Eceng Gondok, Skrining Fitokimia, Uji Sitotoksitas, LC50 ABSTRACT One of the plants that can be used as traditional medicine is water hyacinth (Eichhornia crassipes) Mart.) Solms) which has properties as a toothache medicine, itching medicine, and weight loss with the content of tannins, flavonoids, saponins, glycosides, steroids/triterpenoids, and also alkaloids. This study aims to determine the secondary metabolites contained in water hyacinth leaf simplicia and the cytotoxicity of the ethanol extract of water hyacinth leaves by determining the LC50 value. In this research simplicia characterization, phytochemical screening and cytotoxicity test of water hyacinth leaf extract were carried out. Cytotoxicity test of water hyacinth leaf extract used the method (Brine shrimp lethality test) or BSLT with concentrations of 115µg/ml, 395µg/ml, 575µg/ml, 805µg/ml, dan 1150µg/ml by allowing it to stand for 24 hours to see its cytotoxicity. The data obtained were analyzed using probit analysis using excel. The results of the data obtained using the Brine Shrimp Lehality Test showed an LC50 value of 335,5830µg/ml, so it can be concluded that the ethanol extract of water hyacinth leaves is cytotoxic and has anticancer properties. The test compound is toxic if the LC50 is less than 1000 µg/ml. Keywords : Hyacinth Leaf, Phytochemical Screening, Cytotoxicity Test, LC50
PENETAPAN KADAR FENOLIK TOTAL EKSTRAK METANOL KAYU KUNING (Arcangelisia flava (L.) Merr.) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI METANOL DETERMINATION OF TOTAL PHENOLIC CONTENT OF YELLOW WOOD (Arcangelisia flava (L.) Merr.) Methanol EXTRACT WITH VARIOUS METHANOL Hasanah, Qori; Daulay, Anny Sartika; Ridwanto, Ridwanto; Nasution, Haris Munandar
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 8 No. 3 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v8i3.6085

Abstract

Salah satu tanaman yang mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu kayu kuning (Arcangelisia flava (L.) Merr.) yang terkandung dalam batangnya adalah alkaloid, fenolik, flavonoid saponin, dan tanin. Senyawa fenolik mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Senyawa fenolik adalah senyawa kimia yang memiliki ikatan rangkap terkonjugasi dan gugus kromofor dapat ditentukan kadarnya menggunakan metode spektrofotometri. Perbedaan dari metode dan penggunaan pelarut untuk menyari ekstrak berbeda dapat mempengaruhi kadar dan jenis senyawa fenolik yang akan diperoleh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan kandungan total kadar fenolik dari ekstrak metanol kayu kuning dengan berbagai konsentrasi dari pelarut methanol 99,8%, 70% dan 50% menggunakan Spektrofotometri UV–VIS. Hasil skrining fitokimia pada ekstrak metanol kayu kuning bahwa terdapat kandungan golongan senyawa kimia seperti alkaloid, flavonoid, fenolik, tanin, steroid/triterpenoid, saponi dan glikosida. Penentuan kadar fenolik total dilakukan dengan menentukan panjang gelombang maksimum asam galat, operating time, pengukuran kurva kalibrasi asam galat dan perhitungan kadar fenolik total dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil penentuan kadar fenolik total pada ekstrak metanol kayu kuning 99,8% sebesar 81,61002 ± 0,248610176 mg GAE/g sampel, 70% sebesar 68,8756 ± 0,24837736 mg GAE/g sampel dan 50% sebesar 57,7894 ± 0,13110763709 mg GAE/g sampel. One of the plants that contains secondary metabolite compounds is yellow wood (Arcangelisia flava (L.) Merr.), which contains alkaloids, phenolics, flavonoids, saponins and tannins in its stems. Phenolic compounds have activity as antioxidants. Phenolic compounds are chemical compounds that have conjugated double bonds and chromophore groups that can be determined using spectrophotometric methods. Differences in methods and use of solvents to extract different extracts can influence the levels and types of phenolic compounds that will be obtained. The aim of this research was to determine the secondary metabolite content and total phenolic content of yellow wood methanol extract with various concentrations of 99.8%, 70% and 50% methanol solvent using UV-VIS Spectrophotometry. The research results Phytochemical screening of methanol extract of yellow wood showed that it contained chemical compounds such as alkaloids, flavonoids, phenolics, tannins, steroids/triterpenoids, saponi and glycosides. Determination of total phenolic content was carried out by determining the maximum wavelength of gallic acid, operating time, measuring the gallic acid calibration curve and calculating total phenolic content using the UV-Vis spectrophotometric method. The results of determining the total phenolic content in 99.8% methanol extract of yellow wood were 81.61002 ± 0.248610176 mg GAE/g, 70% were 68.8756 ± 0.24837736 mg GAE/g and 50% were 57.7894 ± 0 .13110763709 mg GAE/g sample).
PENETAPAN KADAR KLORIN PADA BEBERAPA MERK PEMBALUT WANITA YANG ADA DI PASARAN DENGAN METODE IODOMETRI Daulay, Anny Sartika; Lubis, Minda Sari; Sandika, M Teguh
Jurnal Farmanesia Vol 4 No 2 (2017): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jf.v4i2.2706

Abstract

Sanitary napkin is a device product used by women during menstruation, sanitary napkins function to absorb blood from the vagina so that the blood that comes out does not interfere. Currently, there are many problems that arise in sanitary napkins, due to the presence of chlorine additives which function as an ingredient in the initial bleaching process of sanitary napkins. The purpose of this study was to identify the color reaction test, and to determine the chlorine content by iodometry method in sanitary napkins on the market. This research is an experimental study using a sample of sanitary napkins on the market. Sampling by random sampling (random). Determination of chlorine in sanitary napkins by testing qualitatively with a color reaction and quantitatively using the iodometric method.Based on the results of the study, it was found that of the 5 (five) samples used, 3 (three) positive samples contained chlorine, namely samples A, B and sample C. The chlorine content obtained in sample A was 0.0035%, sample B was 0.0014 % and sample C is 0.0027%. According to YLKI, the normal threshold for the use of chlorine in sanitary napkins is 5-55 ppm, so the samples tested still meet the stipulated conditions.
PENETAPAN KADAR MINERAL KALSIUM DAN MAGNESIUM PADA LABU SIAM (Sechium edule (Jacq.) Swartz) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Daulay, Anny Sartika; Ridwanto, Ridwanto; Rizki, Rahmad
Jurnal Farmanesia Vol 7 No 1 (2020): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jf.v7i1.2762

Abstract

Siamese pumpkin (Sechium edule (Jacq.) Swartz) is a plant originating from the cucurbitaceae tribe. This plant is a vegetable that grows in the subtropics that is used as food and at the same time used in medicine. Chayote contains secondary metabolites, minerals, and vitamins. The minerals contained in chayote include potassium, calcium, magnesium, sodium, phosphorus, zinc, iron and manganese. The purpose of this study was to determine the mineral content of potassium, calcium, and magnesium from old and young chayote and to determine the difference in mineral content of young and old chayote. The sample was taken by purposive sampling from Jalan Garu 2, Harjosari II Village, Medan Amplas District, North Sumatra. The sample consisted of old chayote and young chayote. Samples were treated with a wet digestion process. The assay was carried out using atomic absorption spectrophotometry with an air-acetylene flame. Quantitative analysis of potassium, calcium and magnesium was carried out at wavelengths of 766.5 nm, 422.7 nm and 285.2 nm, respectively. The results showed that the mineral levels of potassium, calcium, and magnesium in old chayote were (11.5926 -+ 2.2124) mg/100g, (31.1145 -+ 1.8648) mg/100g, (4.0623 -+ 2.6156) mg/100g. The mineral levels of potassium, calcium and magnesium in young chayote were (16.2461 -+ 2.2547) mg/100g, (16.5038 -+ 1.9765) mg/100g, (5.7721 -+ 0.1935), respectively. mg. There is a difference between the mineral content found in old chayote and young chayote with potassium and magnesium levels in old chayote being lower than young chayote and calcium levels in old chayote being higher than young chayote.
ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA MINUMAN CLASSIC ENZYME BERBAGAI MACAM BUAH TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS Harahap, Siti Salimah; Ridwanto, Ridwanto; Daulay, Anny Sartika; Rahayu, Yayuk Putri
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.32917

Abstract

Classic Enzyme adalah cairan yang dihasilkan dari buah-buahan melalui proses fermentasi dengan waktu panen 1 tahun. Bakteri Asam Laktat dapat di isolasi dari minuman Classic Enzyme. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengisolasi dan mendapatkan daya hambat antibakteri dari isolat BAL yang terdapat pada minuman classic enzyme. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan uji organoleptik, pengukuran pH dan % kadar asam laktat. Isolat yang telah diisolasi dikarakterisasi secara makroskopis (warna, bentuk, ukuran koloni) dan mikroskopis (pewarnaan Gram dan pewarnaan endospora). Uji biokimia (uji katalase dan tipe fermentasi). Uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri patogen dengan metode difusi cakram. Hasil Penelitian organoleptik classic enzyme memiliki aroma khas fermentasi, rasa asam, warna kuning muda keruh dan tekstur cair dengan pH 4,70 dan kadar asam laktat rata-rata 1,0717%. Dari isolasi 6 isolat yaitu BAL 1, BAL 2, BAL 3, BAL 4, BAL 5 dan BAL 6. Karakteristik makroskopis semua BAL berwarna putih susu, BAL 1, BAL 2, BAL 3 dan BAL 6 berbentuk batang sedangkan BAL 4 dan BAL 5 berbentuk bulat. Ukuran koloni berkisar 2,0-2,3 mm. pH sampel 4,70. Karakteristik mikroskopis semua isolat mempunyai pewarnaan gram positif dan endospora negatif. Karakteristik uji biokimia semua isolat katalase negatif dan tipe fermentasi homofermentatif. Semua isolat BAL dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan diameter zona hambat berkisar 8,8 mm hingga 10,6 mm. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa isolat yang diisolasi dari Classic enzyme adalah Bakteri Asam laktat yang memiliki aktivitas antibakteri yang berpotensi sebagai sumber probiotik.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ASETON DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL.) Fadillah, Nike; Pertiwi, Nia Novranda; Dalimunthe, Gabena Indrayani; Daulay, Anny Sartika
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.32249

Abstract

Senyawa fenolik berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menghambat reaksi radikal bebas. Daun alpukat (Persea americana Mill.) memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan antibakteri karena mengandung senyawa fenolik, daun alpukat merupakan tanaman obat yang berpotensi sebagai bahan obat tradisional yang memiliki aktivitas seperti analgesik dan antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar fenolik total serta uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan aseton dari daun alpukat terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat eksperimental. Pada penelitian ini, langkah awal yang dilakukan adalah uji karakterisasi terhadap serbuk simplisia daun alpukat dan dimaserasi dengan etanol 96% dan aseton. Maserat yang diperoleh ditetapkan kadar fenolik total menggunakan spektrofotometri visible pada panjang gelombang 744 nm. Penentuan kadar fenolik total menggunakan metode Folin-Ciocalteu dengan standar asam galat. Kadar fenolik total dinyatakan dalam mg equivalent asam galat (GAE) per gram simplisia. Kemudian ekstrak etanol dan aseton di uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan menggunakan metode difusi agar. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol 96% daun alpukat memiliki kadar fenolik total sebesar 6,948 ± 0,054 mg GAE/g. Hasil kadar rata-rata fenolik total ekstrak aseton sebesar 2,123 ± 0,011 mg GAE/g. Hasil uji aktivitas antibakteri diperoleh zona hambat yang terbentuk terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan sampel ekstrak etanol konsentrasi 100% lebih besar dibandingkan dengan ekstrak aseton, dimana zona hambat yang terbentuk sebesar 27,78 mm dengan kategori sangat kuat. Sedangkan pada bakteri Escherichia coli sampel ekstrak etanol dengan konsentrasi 100%  yaitu 19,87 mm kategori kuat.
PENETAPAN KADAR FENOLIK TOTAL DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN KUPU-KUPU (BAUHINIA PURPUREA L.) Nasution, Muhammad Amin; Asparyzha, Rhyzha; Dalimunthe, Gabena Indrayani; Daulay, Anny Sartika
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.32256

Abstract

Senyawa fenolik diketahui memiliki efek biologis seperti antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea L.) diketahui mengandung fenolik, dimana senyawa golongan fenolik juga diketahui sangat berperan terhadap aktivitas antioksidan, karena semakin besar kandungan senyawa golongan fenoliknya maka semakin besar aktivitas antioksidannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar fenolik total serta uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol dari daun kupu-kupu terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Pada penelitian ini dilakukan uji karakterisasi terhadap serbuk simplisia dan daun kupu-kupu dimaserasi dengan etanol 96%. Selanjutnya ekstrak etanol ditetapkan kadar fenolik total menggunakan Spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 744 nm. Penentuan kadar fenolik total menggunakan metode Folin-Ciocalteu  dengan standar asam galat. Kadar fenolik total dinyatakan dalam mg equivalent asam galat (GAE)/g simplisia. Kemudian dilakukan uji aktivitas antibakter terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan menggunakan metode difusi agar.  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh kadar fenolik total ekstrak etanol daun kupu-kupu sebesar 209,56 ± 0,5398 mg GAE/g. Data hasil uji antibakteri dianalisa statistika menggunakan uji One Way Anova menunjukkan adanya pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan bakteri uji dilihat dari nilai P<0,005. Hasil Penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun kupu-kupu mempunyai aktivitas antibakteri paling tinggi pada konsentrasi 100% terhadap Staphylococcus aureus dengan diameter zona hambat kategori kuat yaitu 19,12 mm sedangkan pada Escherichia coli termasuk kategori kuat dengan diameter zona hambat yaitu 13,57 mm.
Determination of secondary metabolite content of phenolic group from liquid smoke of coconut shell and husk (Cocos nucifera L.) using visible spectrophotometry Nabilla, Alfira; Daulay, Anny Sartika
Science Midwifery Vol 12 No 5 (2024): December: Health Sciences and related fields
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

So far, waste in Indonesia has been increasing. One of the types of waste commonly found in the community is coconut shell and husk waste. However, these wastes contain compounds with potential benefits for health systems. One of the beneficial compounds for health is phenolics and flavonoids. This study aims to determine the total phenolic and flavonoid content in liquid smoke from coconut shells and husks of grades 3, 2, and 1. The stages of this research include raw material processing, pyrolysis, distillation, phytochemical screening, and determination of the liquid smoke content from coconut shells and husks of grades 1, 2, and 3 using visible spectrophotometry. The results showed that the liquid smoke from coconut shells and husks contained flavonoids, tannins, saponins, triterpenoids/steroids, and glycosides. The determination of flavonoid and total phenolic content was carried out by determining the maximum wavelength of quercetin and gallic acid and calculating the total flavonoid and phenolic content using UV-Vis spectrophotometry. The results of determining the total flavonoid content in liquid smoke from coconut shells and husks of grades 1, 2, and 3 were 0.0720±0.828; 0.08975±0; 0.3002±0.00166 mgQE/mL and 0.04393±0; 0.05336±0; 0.52776±0 mgQE/mL. The results of determining the total phenolic content in liquid smoke from coconut shells and husks of grades 1, 2, and 3 were 13.425±0.0447; 14.3583±5.1691; 19.4416±0.1084 mgGAE/mL and 17.016±0.0423; 18.40±0; 18.9083±0.0423 mgGAE/mL. The highest phenolic and flavonoid content was found in the grade 3 liquid smoke, while the lowest content was found in the grade 1 liquid smoke.
Co-Authors Akbar, Windi Hari Ali Djamhuri Alistraja Dison Silalahi Alviana, Liya Anugrah, Bayu Asep Trizaldi Asparyzha, Rhyzha Azri, Atika Cici Andriani Daeng Elysa Putri Mambang Dalimunnthe, Gabena Indrayani Dalimunthe, Gabena Indriyani Dikki Miswanda Dina Agustia Parlin Dina Suciati Saragih Eva Fransiska Fadillah, Nike Fathur Rahman Fatur Rahman fatur Rahman, fatur Fithri Pulungan, Ainil Gabena Indrayani Dalimunthe Hafizha, Putri Harahap, Siti Salimah Haris Munandar Nasution Hasanah, Qori Hasrul Abdi Hasibuan Hindri Syahputri Ihsan Fadhilah Leni Handayani Lubis, Minda Sari M. Naufal Rifqi M. Pandapotan Nasution Makhfirah Manik, Umi Chairani Mardhatillah, Wulan Maya Syafira Mayang Sari Ritonga Merani Phaustina Lumban Gaol Miranza, Nona Muhammad Amin Nasution Muhammad Hizbullah Muhammad Wahyudi Munthe, Ariska Nabilla, Alfira nasution, Alfina Tri Utami Nasution, Nur Sahadah Nia Novranda Pertiwi Nst, Haris Munandar Nur Hanifah Nur'ain Harahap Nurhayati Nurhayati Nurul Salsa Abya Ritonga Pasaribu, Mesi Wilia Afrima Pasaribu, Mesi Willia Afrima Putri Intan Sari Putri Theresia Harianja Rafita Yuniarti Rahmadani Rahmadani Rahmasari, Siti Rahmi Ayusasmita Gultom Retno Sekarini Rezky , Deswita Ina Ricky Andi Syahputra Ridwanto Ridwanto Ridwanto Rika Yuliana, Rika Risma Fauziah Pasaribu Rizki, Rahmad Robiatun Rambe Rosaldi, Hikmah Sagita Marina Simatupang Sandika, M Teguh Sasnita, Merida Sekarini, Retno Siagian , Anggi Yani Sinaga, Novita Yulianti Sri Murni Sri Wahyuni Supiyani, Supiyani Syahfitri , Adelya Syahputra, Ricky Andi Syalsabila Putri Tuzzahra, Safira Yayuk Putri Rahayu Yayuk Putri Rahayu Yuniarti , Rafita Yuniarti, Rafita Zulmai Rani