Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Pengaruh Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Kadar Glukosa Darah Dan Gambaran Histopatologi Pankreas Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Galur Sprague-Dawley Yang Diinduksi Streptozotocin Cyntithia, L. Gita; Windarti, Indri; Soleha, Tri Umiana
Medula Vol 14 No 6 (2024): Medula
Publisher : CV. Jasa Sukses Abadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53089/medula.v14i6.1138

Abstract

Diabetes mellitus (DM) is one of the highest causes of death in the world whose prevalence increases every year, DM is characterized by elevated blood glucose levels and damage of the pancreas. Streptozotocin is a drug used to induce diabetes mellitus in experimental animals, single high dose administration can cause type 1 DM. Garlic has various component that have the potential as antidiabetic, anti-inflammatory and antioxidant. This study aim to determine the effect of garlic extract (Allium sativum) on blood glucose levels and pancreas histopathological images in white rats (Rattus norvegicus) Sprague-Dawley strain induced by streptozotocin. This research is an experimental study with a post test only control group design. This study used 24 rats and divided into 4 group, K- (normal group), K+ (STZ 60 mg/kgBB), P1 (STZ + garlic extract 500 mg/kgbb), P2 (STZ + garlic extract 750mg/kgBB). Blood glucose levels were assessed with a glucometer and the histopathological images of the pancreas was assessed by counting the number and size of the langerhans islet. The mean blood glucose levels for each group were K- = 73.3mg/dL, K+ = 400 mg/dL, P1=203.8 mg/dL, and P2=132.3 mg/dL. One Way ANOVA test obtained p value = 0.000. The mean number of langerhans islet in 10 fields of view obtained K- = 26.1; K+ = 4.6; P1= 7.8; P2=15.1. One Way ANOVA test obtained p = 0.000. The mean area of ​​the langerhans islet in each group obtained K- = 19092.4 µm2; K+ = 4759.3 µm2; P1=8561,4 µm2; P2=9621.8 µm2. Kruskal-Wallis test obtained p = 0.000 (p <0.05). There is an effect of garlic extract (Allium sativum) on blood glucose levels and pancreas histopathological images in white rats (Rattus norvegicus) Sprague-Dawley strain induced by streptozotocin.
Perbedaan Usia, Gejala Klinis, Hasil Leukosit Total dan Hemoglobin Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Titer Widal Pasien Demam Tifoid Frauprades, Kaltihennah Oktavia; Apriliana, Ety; Ismunandar, Helmi; Soleha, Tri Umiana
Journal of Language and Health Vol 5 No 2 (2024): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v5i2.4060

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara endemis demam tifoid. Salah satu pemeriksaan yang umum dilakukan untuk menunjang penegakkan diagnosis demam tifoid yaitu menggunakan uji widal namun banyak faktor yang memengaruhi titer widal pasien demam tifoid. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dan data yang digunakan berasal dari rekam medis pasien demam tifoid di RSUD dr. A. Dadi Tjokrodipo tahun 2019-2020. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna antara usia (p = 0,075), gejala klinis (p = 0,813), hasil leukosit total (p = 0,510), dan hasil hemoglobin (p = 0,742) berdasarkan titer widal H. Penelitian ini juga tidak menunjukkan perbedaan bermakna antara gejala klinis (p = 0,495), hasil leukosit total (p = 0,360), dan hasil hemoglobin (p = 0,893) berdasarkan titer widal O. Dari berbagai variabel yang dianalisis, hanya usia pada titer widal O yang menunjukkan perbedaan signifikan (p = 0,009). Terdapat perbedaan yang bermakna antara usia berdasarkan titer widal O.
Review: Efektivitas Daun Nangka Sebagai Antibakteri Purba, Gemi Sabrina; Oktoba, Zulpakor; Soleha, Tri Umiana; Adjeng, Andi Nafisah Tendri
Sains Medisina Vol 3 No 1 (2024): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi merupakan masalah kesehatan yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Biasanya, penyakit infeksi diobati dengan antibiotik, tetapi penyalahgunaan antibiotik yang umum terjadi dapat menyebabkan resistensi, membuat bakteri menjadi tidak peka terhadap pengobatan tersebut. Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) ialah salah satu tanaman yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional untuk mengobati beragam penyakit akibat infeksi bakteri. Dalam review artikel ini dibahas mengenai komposisi metabolit sekunder yang terkandung dalam daun nangka guna memahami kemajuan riset terkait potensi daun nangka yang berfokus pada eksplorasi senyawa-senyawa bioaktif yang berperan dalam aktivitas antimikroba. Metode yang digunakan yaitu studi literatur dengan data yang didapat berasal dari artikel dengan alat pencarian informasi literature Google Scholar dan PubMed dengan rentang tahun 2017 sampai 2023. Hasil didapat dan disimpulkan bahwa ekstrak daun nangka mengandung senyawa-senyawa aktif seperti flavonoid, tanin, dan saponin. Escherichia coli, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, dan Propionibacterium acnes merupakan contoh bakteri yang perkembangbiakannya terhambat secara signifikan oleh ketiga senyawa yang diteliti.
Efektivitas Antijamur Ekstrak Etanol Daun dan Akar Beluntas terhadap Pertumbuhan Candida Albicans dengan Metode Spektrofometri Dewayanti, Wahyu; Soleha, Tri Umiana; Himayani, Rani; Kurniawan, Betta
Jurnal Dunia Kesmas Vol 14, No 2 (2025): Volume 14 Nomor 2
Publisher : Persatuan Dosen Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v14i2.20137

Abstract

Kandidiasis merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh jamur family Candida, biasanya oleh spesies Candida albicans. Tanaman beluntas (family Asteraceae) merupakan salah satu tumbuhan yang mampu mengendalikan penyakit jamur. Tanaman tersebut mengandung senyawa flavonoid, tanin, minyak atsiri, dan alkaloid yang dikenal mampu berfungsi sebagai antiinflamasi, antiulkus, antioksidan dan anti mikroba. Lebih lanjut, akar tanaman beluntas juga memiliki kandungan flavonoid, fenol, proanthocyanidins, dan tannin yang terbukti memiliki efek farmakologis, inhibitor mikroorganisme dan mengurangi risiko infeksi jamur. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan daya antijamur ekstrak etanol daun dan akar tanaman beluntas terhadap pertumbuhan candida albicans. Penelitian berbentuk eksperimental murni (true experimental) dengan rancangan berupa post test only control group design. Metode spektrofotometri digunakan untuk mengetahui efek antijamur ekstrak etanol sehingga dapat ditentukan diameter zona hambat, Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM). Hasil penelitian menunjukan adanya efektivitas antijamur ekstrak etanol daun Beluntas konsentrasi 100%, 75%, 50%, 25% dan ekstrak etanol akar tanaman Beluntas (Plucea Indica Less) konsentrasi 100% terhadap pertumbuhan Candida albicans. Ekstrak etanol daun Beluntas memiliki efektivitas lebih baik daripada ekstrak etanol akar tanaman Beluntas dalam menghambat pertumbuhan Candida Albicans.
Community-Acquired Pneumonia in Elderly Patients Artanti, Mariesela; Soleha, Tri Umiana; Nareswari, Shinta
Journal of Health Science and Medical Therapy Том 3 № 02 (2025): Journal of Health Science and Medical Therapy
Publisher : PT. Riset Press International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59653/jhsmt.v3i02.1607

Abstract

Community-acquired pneumonia (CAP) is a lung infection acquired outside of healthcare facilities and is a leading cause of morbidity and mortality in the elderly. Older adults have a higher risk of CAP due to immune system decline, comorbidities, and impaired respiratory defence mechanisms. Streptococcus pneumoniae is the primary pathogen responsible for CAP in the elderly, followed by Haemophilus influenzae and other atypical bacteria. The diagnosis of CAP in older adults is often challenging due to atypical symptoms such as general weakness and confusion, necessitating chest radiography for confirmation. Treatment depends on disease severity and may involve oral or intravenous antibiotics, oxygen therapy, and close monitoring for complications such as respiratory failure and sepsis. Prevention through pneumococcal and influenza vaccination, personal hygiene maintenance, and management of comorbidities is crucial in reducing CAP incidence and mortality in the elderly.
Hubungan antara Pemberian Ekstrak Daun Putihan (Chromolaena Odorata) terhadap Lama Proses Penyembuhan Luka Sayat Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Galur Wistar Situmorang, Ezra Winandi; Kurniawaty, Evi; Soleha, Tri Umiana
Jurnal Farmasetis Vol 14 No 2 (2025): Jurnal Farmasetis: Mei 2025
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/far.v14i2.3849

Abstract

Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Salah satu jenis luka yang terjadi di kehidupan sehari-hari adalah luka sayat. Salah satu terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi luka sayat ialah pengobatan herbal seperti tanaman daun putihan (Chromolaena odorata). Ekstrak daun putihan (Chromolaena odorata) mengandung senyawa alkaloid, flavonoid dan tannin yang mempunyai khasiat terhadap penyembuhan luka sayat. Mengetahui hubungan antara pemberian ekstrak daun putihan (Chromolaena odorata) terhadap lama pemulihan luka sayat pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar.  Penelitian ini menggunakan desain true experimental dengan pendekatan posttest control group. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 28 tikus putih galur wistar yang di pelihara di Animal House Fakultas Kedokteran Unila. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling di Animal House Fakultas Kedokteran Unila. Lama proses penyembuhan diamati secara makroskopis dengan melihat penyembuhan luka. Analisis data menggunakan uji One Way ANNOVA yang disajikan dalam bentuk tabel. Statistik univariat berupa pemberian ekstrak etanol daun putihan (Chromolaena odorata) dan lama proses penyembuhan luka sayat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian salep ekstrak daun putihan (Chromolaena odorata) dengan lama proses penyembuhan Lukas sayat pada punggung tikus putih dengan nilai p 0,000. Terdapat hubungan antara pemberian ekstrak daun putihan (Chromolaena odorata) terhadap lama penyembuhan luka sayat pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur wistar.