Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI TERHADAP CANDIDA ALBICANS EKSTRAK METANOL KULIT BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA L.) Setiya, Kusumaningtiyas Putra; Tutik, Tutik; Marcellia, Selvi
JFM (Jurnal Farmasi Malahayati) Vol 7, No 1 (2024)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jfm.v7i1.8702

Abstract

Candida albicans merupakan mikroflora di tubuh manusia yang dapat ditemukan di traktus gastrointestinal, membran mukosa dan kulit. untuk mengetahui ekstrak metanol kulit bawang merah dengan metode ekstraksi refluk memiliki aktivitas antifungi terhadap fungi Candida albicans, tujuan penelitian untuk mengetahui konsentrasi ekstrak metanol kulit bawang merah ( Allium cepa L. ) yang berpengaruh terhadap fungi Candida albicans. Teknik ekstraksi yang digunakan yaitu refluks dan uji aktivitas. Hasil ekstrak diperoleh rendemen sebesar 10%. Hasil skrining fitokimia diperoleh senyawa flavonoid, alkaloid, tanin, saponin.  Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hambatan yang diterima pada fungi Candida albicans pada konsentrasi 5%, 30%, 55%, 80% dan 100%. Ekstrak metanol kulit bawang merah (Allium cepa L) yaitu senyawa flavonoid, alkaloid, saponin dan tannin. Tidak positif mengandung aktifitas antifungi terhadap Candida albicans. tidak ada penghambatan pertumbuhan terhadap fungi Candida albicans. Karena pada penelitian ini hanya dapat membuktikan adanya suatu senyawa metabolit sekunder secara kualitatif tidak secara kuantitatif terhadap antifungi.
POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT Tutik, Tutik; Septilia, Riska; Octavia, Selvia; Amanda, Sephia Putri; Sari, Septi Widya; Sofyan, Shefira
Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati (JPFM) Vol 7, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpfm.v7i1.7857

Abstract

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan layanan kesehatan dan penyuluhan pentingnya kesehatan diri dan keluarga melalui perilaku hidup sehat, pendidikan kesehatan, menjaga pola makan, dan memberi pemahaman tentang penanganan penyakit degeneratif sederhana yang dapat dilakukan oleh dirinya sendiri atau keluarga. Kegiatan ini tidak hanya memberikan demonstrasi, tetapi juga secara langsung mempraktekan dan mengajaribagaimana cara menjaga pola hidup bersih dan sehat. Antara lain memberi perlengkapan lengkap mandi pada anak anak dan anak langsung mempraktekan cara gosok gigi yang benar, cara mencuci tangan yang benar, cara membuang sampah, dan cara membersihkan diri dari kotoran dan kuman. Kegiatan pengabdian dilakukan di SD Negeri 1 Way gubak. Dari hasil. Kegiatan penyuluhan dan edukasi pola hidup bersih dan sehat, ternyata masih banyak anak anak yang belum tau bagaimana cara menjaga pola hidup bersih dan sehat. Dan dengan adanya kegiatan ini akhirnya anak anak menjadi paham dan mengerti bagaimana cara menjaga pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari segala penyakit. Karena dengan membiasakan pola hidup bersih,badan akan menjadi sehat,pikiran jernih dan akan mudah untuk belajar sehari hari di Sekolah. Kata Kunci : Edukasi Kesehatan, Pengetahuan, Informasi.
PEMANFAATAN TANAMAN OBAT TRADISIONAL KELOR UNTUK MENGATASI PENYAKIT DEGENERATIF Tutik, Tutik; Lestari, Alfi; Syahputri, Alivia Dela; Mentari, Chelsea Cidera; Eka Putra, Ari Subki
Jurnal Pengabdian Farmasi Malahayati (JPFM) Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpfm.v6i2.7866

Abstract

Penyakit degeneratif adalah penyakit tidak menular yang disebabkan oleh penurunan fungsi organ tubuh kronis akibat proses penuaan atau proses lain termasuk peradangan kronis. Penyakit ini terjadi karena adanya perubahan pada sel-sel tubuh yang akhirnya mempengaruhi fungsi organ secara menyeluruh, Penyakit degenerative semakin berkembang karena menurunnya aktivitas fisik, gaya hidup dan pola makan. Daun kelor (Moringa oleifera)  termasuk tanaman  herbal yang tumbuh di Indonesia, merupakan sumber daya alam yang sering digunakan bagi kesehatan. . Ekstrak tanaman herbal kelor yang mengandung berbagai phytochemical seperti alkaloid, flavonoid, steroid, glikosida dan lain-lain dapat digunakan sebagai antimikroba, antioksidan, antikanker, antidiabetes dan antihipertensi dan manfaat lainnya. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertujuan untuk memberikan penyuluhan pentingnya mengetahui penyakit degeneratif dan cara pencegahan terhadap penyakit ini dengan tanaman obat tradisional daun kelor. Dan dengan adanya kegiatan ini akhirnya masyarakat dan pengurus Kelompok Wanita Tani (KWT) Kelurahan Sumber Agung Kemiling, Bandar Lampung, Lampung menjadi paham serta mengerti bagaimana pencegahan penyakit degeneratif dengan menggunakan tanaman obat tradisional daun kelor. Kata Kunci : Penyakit Degeneratif, Daun Kelor, Penyuluhan
PERTUMBUHAN RAMBUT KELINCI JANTAN DARI PEMAKAIAN TONIK RAMBUT EKSTRAK KULIT JERUK SUNKIST (Citrus sinensis (L.) Osbeck) Nofita, Nofita; Tutik, Tutik; Putri, Rizka Amaliah
Jurnal Medika Malahayati Vol 8, No 1 (2024): Volume 8 Nomor 1
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jmm.v8i1.12970

Abstract

Abstrak: Pertumbuhan Rambut Kelinci Jantan Dari Pemakaian Tonik Rambut Ekstrak Kulit Jeruk Sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck). Senyawa metabolit sekunder flavonoid, tanin, dan polifenol zat berkhasiat dalam ekstrak kulit jeruk sunkist yang berguna sebagai media pembawa zat-zat nutrisi yang diperlukan oleh kulit untuk memperbaiki akar rambut, menguatkan dan memicu pertumbuhan rambut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah sediaan tonik rambut memenuhi persyaratan evaluasi fisik dari ekstrak etanol kulit jeruk sunkist (Citrus sinensis (L.) Osbeck), dan untuk mengetahui efek pertumbuhan rambut pada kelinci jantan dari sediaan tonik rambut ekstrak etanol kulit jeruk sunkist (Citrus Sinensis (L.) Osbeck). Ekstrak kulit jeruk sunkist diformulasikan menjadi tonik rambut, dengan konsentrasi 2%, konsentrasi 4% dan konsentrasi 6%. Kemudian dilakukan evaluasi stabilitas sediaan tonik rambut, uji organoleptik, uji pH, uji bobot jenis, uji viskositas, uji homogenitas, dan uji aktivitas pertumbuhan rambut kelinci. Hasil uji organoleptik tonik rambut ekstrak kulit jeruk sunkist memiliki warna orange pudar sampai orange pekat, berbentuk cair dan memiliki bau khas jeruk sunkist. Hasil pemeriksaan homogenitas sediaan formula 1, 2 dan 3 homogen. Hasil pengamatan pH bahwa semakin tinggi konsentrasi dari ekstrak kulit jeruk sunkist maka pH sediaan semakin tinggi. Hasil pengukuran panjang rambut kelinci menunjukkan tingkat pertumbuhan rambut yang paling tinggi adalah formula 3 konsentrasi 6%. Hasil ketiga formulasi konsentrasi ekstrak kulit jeruk sunkist menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit jeruk sunkist maka semakin panjang pertumbuhan rambut kelinci.
Eksplorasi Potensi Antioksidan dan Sitotoksisitas Metabolit Sekunder Ekstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L) Pada Sel WiDr Chusniasih, Dewi; Tutik, Tutik
Jurnal Analis Kesehatan Vol. 11 No. 1 (2022): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v11i1.3144

Abstract

Antioxidant compounds have the ability to inhibit or prevent oxidative damage to target molecules. Oxidative damage is one of the agents that play a role in the development of cancer cells. It is interesting to conduct research to find other anti-cancer compounds in order to minimize the side effects of these anti-cancer drugs.This study aimed to examine the antioxidant activity and cytotoxicity in vitro of acetone extract of cocoa pods (Theobroma cacao L.) on WiDr cells. This research is an experimental study, to see the effect of giving cocoa pod peel extract on the inhibition of free radicals, and WiDr cell death. Samples were extracted using 80% acetone. The antioxidant activity test was carried out using the DPPH method. The anti-cancer activity test was carried out using the MTT assay method. The test results obtained the IC50 value which indicates the cell death rate related to the concentration of the extract using linear regression analysis, as well as the percentage of antioxidant inhibition. Cocoa pod peel extract has an IC50 of 15.41 ppm and is classified as a very strong antioxidant. The IC50 value of the extract for vero cells was 528.13 ppm, while the IC50 value of the extract for WiDr cells was 47.47 ppm. This study showed that cocoa pod peel extract was classified as a very strong antioxidant component and was active in inhibiting the growth of WiDr cells and not actively inhibiting the growth of normal vero cells. 
Creative Economy Event Model in Improving the Economy in the Village Tutik, Tutik; Mistriani, Nina; Solichoel, Solichoel
Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) Vol 5, No 4 (2022): Budapest International Research and Critics Institute November
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v5i4.7176

Abstract

This study aims to find out how to increase people's income by utilizing the wealth of the village's creative economy, especially through cultural events. The purpose of tourism development research can be carried out through improving the creative economy of the community in cultural events with collaboration through human resources, relief, community products, as well as promotion through various media and planned in the event calendar. This research was conducted in Branjang Village, Semarang Regency, Central Java Province. This research is important to determine the potential of the creative economy which is the strength of Branjang Village to support tourism development. With cultural events, it indirectly has an impact on the surrounding community to create and promote creative products that can be marketed during the event. Cultural events are held indirectly to become an interesting promotional medium, because in addition to displaying various existing cultural uniqueness, it also displays various arts, culinary, crafts, natural wealth, interesting spots in the village and of course creative economy products. So that with an attractive packaging, it will give an impression to potential visitors. Cultural Event activities can improve the community's economy and the more pariwiata events are carried out, the more interest in visiting again increases, especially tourists so that they want to come back and visit the village. The visit will certainly provide enthusiasm for the community to continue to provide natural wealth and the various creative economies they have, so that the surrounding community will also benefit from the development of tourism. This research was conducted using qualitative methods using various sources including regional tourism offices, village officials, village managers, tourism managers, business actors, local communities and tourists. The output targeted in this study is published in 3 accredited journal articles in the Scientific Journal of Management and Business.
GREEN ECONOMY PROGRAM: MEMPERSIAPKAN PEREMPUAN WIRAUSAHA MELALUI PEMANFAATAN TANAMAN OBAT BIODIVERSITAS SEBAGAI WISATA EDUKASI Mistriani, Nina; Mansur, Ahmad; Tutik, Tutik; Octafian, Ray
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 6 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i6.19183

Abstract

Abstrak: Pemberdayaan perempuan sebagai indikator peningkatan ekonomi masyarakat melalui wirausaha dan pemanfaatan model pembangunan yang mensinergikan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas lingkungan (Green economy). Pemberdayaan perempuan menjadi strategi penting dalam potensi diri agar lebih mampu mandiri dan berkarya. Permasalahan muncul, masyarakat belum siap dalam penerimaan kedatangan wisatawan sebagai wisata edukasi. Tujuan pengabdian ini untuk mempersiapkan masyarakat khususnya perempuan dalam berwirausaha melalui pemanfaatan tanaman obat biodiversitas sebagai wisata edukasi. Peran perempuan sebagai pemandu wisata dalam melayani kunjungan wisatawan. Maka, metode yang tepat dilakukan dalam program pengabdian masyarakat ini melalui beberapa tahapan: sosialisasi, pendampingan, workshop, dan evaluasi. Mitra sasaran adalah pada masyarakat perempuan yang ada di Desa Branjang, khususnya pengelola tanaman toga. Jumlah sasaran ketercapaian 25 orang masyarakat perempuan. Hasil solusi yang ditawarkan terbentuknya masyarakat sadar wisata sekitar 100 %, terbentuknya kelompok pemandu wisata perempuan untuk kawasan konservasi tanaman obat 80%, dan pengadaan paket wisata 90%. Sehingga dapat dipromosikan kepada wisatawan, perluasan kawasan konservasi tanaman obat, terbentuknya kelompok baru konservasi tanaman obat dan pengemasan produk minuman tanaman obat sebagai usaha masayarakat perempuan di Desa dalam peningkatan ekonomi dan usaha baru yang menguntungkan bagi keluarga dan Desa.Abstract: Empowering women as a sign of boosting local economies through entrepreneurship and the application of development methods that promote both economic growth and improvements in environmental quality (green economy). In order to increase women's self-potential and increase their capacity for independence and employment, empowerment is a crucial tactic. There are issues since the locals are not prepared to welcome visitors on instructional trips. The purpose of this service is to prepare the community, especially women, for entrepreneurship through the utilization of medicinal plants with high biodiversity for educational tourism. The role of women is as tour guides who serve tourist trips. Therefore, this community service program's proper methodology involves a number of stages, including socialisation, counselling, workshops, and evaluation. The women's community in Branjang Village, in particular the manager of the toga plant, are the target partners. Fulfilment of the overall goal of 25 female community members. The results of the proposed solutions are forming a tourism awareness community reached about 100%, training a group of female tour guides to the medicinal plant conservation area reached 80% and providing travel packages up to 90%. So that it can be promoted to tourists, the expansion of medicinal plant conservation areas, the formation of new medicinal plant conservation groups and the packaging of medicinal plant beverage products as a business for women in the village in improving the economy and new businesses that are profitable for families and villages.
HUBUNGAN KADAR FLAVONOID DENGAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA DAUN JAMBU AIR (Syzygium aqueum) DAN DAUN KELOR (Moringa oleifera) MENGGUNAKAN Spektrofotometri UV-Vis Kausar, Radho Al; Eka Putra, Ari Subekti; Tutik, Tutik
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i2.11292

Abstract

polifenol. Senyawa ini banyak ditemukan di berbagai tumbuhan, seperti pada daun jambu air (Syzygium aqueum) dan daun kelor (Moringa oleifera). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kadar flavonoid yang dapat mempengaruhi nilai IC50 (aktivitas antioksidan) pada daun jambu air (Syzygium aqueum) dan daun kelor (Moringa oleifera). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode spektrofotometri UV-Vis dengan menggunakan ekstraksi maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Hasil rendemen dari ekstraksi daun jambu air dan daun kelor adalah sebesar 12,6% dan 12,3%. Hasil rata-rata kadar flavonoid yang diperoleh dari ekstrak daun jambu air adalah sebesar 6,408 dan dari ekstrak daun kelor adalah sebesar 5,419. Senyawa flavonoid diketahui dapat mempengaruhi aktivitas antioksidan, sehingga semakin besar kandungan flavonoid yang diperoleh, maka semakin besar pula aktivitas antioksidannya. Pengujian aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa nilai IC50 pada ekstrak daun jambu air adalah 75,204, sedangkan pada ekstrak daun kelor adalah 86,584. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya termasuk ke dalam kategori antioksidan yang kuat. Analisis data menggunakan uji Correlations menunjukkan korelasi yang kuat antara kadar flavonoid dan aktivitas antioksidan dengan nilai korelasi sebesar (-1,000) hal ini menandakan bahwa semakin tinggi kadar flavonoid maka semakin tinggi pula kadar antioksidannya. Terdapat perbedaan kadar antioksidan yang signifikan antara kedua ekstrak ditandai dengan nilai sig p < 0,05.
STANDARISASI MUTU SIMPLISIA KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) Wibowo, Fiko Bradi; Tutik, Tutik; Amalia, Putri
Jurnal Analis Farmasi Vol 9, No 2 (2024): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v9i2.11857

Abstract

Standarisasi simplisia merupakan tahapan penting dalam pengembangan obat bahan alam dari tanaman, dilakukannya standarisasi diperlukan untuk menjamin aspek dari keamanan dan stabilitas ekstrak. Standarisasi simplisia harus dilakukan sebagai penjamin bahwa suatu simplisia tersebut telah terjamin kualitas dan mutunya. Standarisasi dalam menjamin keseragaman mutu dari bahan alam yang diformulasikan dalam suatu sediaan farmasi diperlukan untuk menjamin keseragaman mutu produk. Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun. Kulit bawang merah (Allium cepa L.) dari beberapa penelitian menunjukkan tinggi akan antioksidan, bahkan lebih dari umbinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan parameter nonspesifik dari standarisasi mutu simplisia kulit bawang merah (Allium cepa L.) apakah memenuhi persyaratan standarisasi simplisia Farmakope Herbal Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode sortasi basah, maserasi pada pelarut klorofom, akuades, etanol 96%, dan metode gravimetri. Hasil penelitian didapat susut pengeringan hasil 0,171% standar Farmakope Herbal Indonesia Tidak lebih dari 10%, kadar abu total 3,0% standar Farmakope Herbal Indonesia Tidak lebih dari 3,0%, kadar abu tidak larut asam 1,0% standar Farmakope Herbal Indonesia tidak lebih dari 1.0%, kadar sari larut air 8,0% standar Farmakope Herbal Indonesia tidak kurang dari 5,0%, dan kadar sari larut etanol 12,0% standar Farmakope Herbal   Indonesia Tidak kurang dari 4,0%.
SKRINING FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK HIDROETANOL BUNGA KENCANA UNGU (Ruellia tuberosa L.) Salsabilla, Anantha; Saputri, Gusti Ayu Rai; Tutik, Tutik
Jurnal Analis Farmasi Vol 9, No 1 (2024): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v9i1.10255

Abstract

Tumbuhan kencana ungu (Ruellia tuberosa L.) mengandung banyak senyawa metabolit sekunder yang dapat bermanfaat seperti saponin, glikosida, karotenoid, flavonoid dan fenol yang cukup tinggi untuk dimanfaatkan sebagai antioksidan, Penentuan senyawa utama yang terkandung pada ekstrak bunga kencana ungu (Ruellia tuberosa L.) dan pengujian seberapa besar potensi pemanfaatan sebagai antioksidan menggunakan metode DPPH dengan spektofotometri. Penelitian ini dilakukan ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan perlarut hidroetanol. Hasil uji skrinning fitokimia menunjukan bahwa didalam ekstrak bunga kencana ungu positif mengandung flavonoid, terpenoid, saponin, tanin, dan alkaloid yang berkhasiat sebagai antioksidan. Hasil penelitian  didapatkan nilai IC50 ekstrak hidroetanol bunga kencana ungu sebesar 11,4 ppm yang artinya  IC50 < 50 adalah sangat kuat. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis linear merupakan konsentrasi sampel dan % inhibisi diplotkan masing masing pada sumbu x dan y untuk mendapatkan persamaan regresi linier probit, persamaan ini digunakan dalam menentukan IC50. Kesimpulan ekstrak bunga kencana ungu (Ruelliea tuberosa L.) memiliki aktivitas   antioksidan yang sangat kuat.