Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Hubungan Tingkat Stres dan Pola Makan Terhadap Derajat Acne Vulgaris: The Relationship of Stress Level and Diet to the Degree of Acne Vulgaris Ameliah, Nabila; Vitayani, Sri; Pramono, Sigit Dwi; Yuniarti, Lisa; Iskandar, Darariani
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 5 No. 1 (2024): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v5i1.1578

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Acne Vulgaris adalah kondisi inflamasi umum pada unit polisebasea yang ditandai dengan komedo, papul, pustule, dan nodul. Penyebab acne vulgaris multifactorial, antara lain stres dan pola makan, dan masih banyak lainnya. Stres akan merangsang hipotalamus untuk mengeluarkan hormon androgen yang apabila dikeluarkan dalam jumlah berlebih menyebabkan terjadinya peningkatan produksi sebum secara berlebih sehingga timbul acne vulgaris. Pola makan yang tidak baik mempengaruhi IGF-1 yang menstimulasi hormone androgen untuk mensekresi sebum dalam jumlah banyak. Dengan ini peneliti bertujuan mengetahui hubungan tingkat stres dan pola makan terhadap derajat acne vulgaris pada mahasiswa fakultas kedokteran universitas muslim Indonesia angkatan 2021. Metode: Metode penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna pada tingkat stres terhadap derajat acne vulgaris p=0,016 (p<0,05), pola konsumsi karbohidrat terhadap derajat acne vulgaris p=0,040 (p<0,05), pola konsumsi protein terhadap derajat acne vulgaris p=0,027 (p<0,05), pola konsumsi lemak terhadap derajat acne vulgaris p=0,021 (p<0,05). Namun tidak terdapat hubungan yang bermakna pola konsumsi sayuran terhadap derajat acne vulgaris p=0,316 (p<0,05) dan pola konsumsi buahan terhadap derajat acne vulgaris p=0,140 (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan diantara tingkat stres, pola konsumsi karbohidrat, protein, lemak terhadap derajat acne vulgaris. Abstract Background: Acne Vulgaris is a common inflammatory condition of the polysebaceous unit characterized by comedones, papules, pustules, and nodules. The causes of acne vulgaris are multifactorial, including stress and diet, and many others. Stress will stimulate the hypothalamus to release androgen hormones which, if released in excessive amounts, cause excessive sebum production to increase, resulting in acne vulgaris. Poor diet affects IGF-1 which stimulates the androgen hormone to secrete sebum in large quantities. With this, the researcher aims to determine the relationship between stress levels and diet to the degree of acne vulgaris in medical faculty students at the Indonesian Muslim University class of 2021. Method: This research method is analytical with a cross sectional approach. Result: The results showed that there was a significant relationship between the level of stress and the degree of acne vulgaris p=0.016 (p<0.05), the pattern of carbohydrate consumption on the degree of acne vulgaris p=0.040 (p<0.05), the pattern of protein consumption on the degree of acne vulgaris p=0.027 (p<0.05), fat consumption patterns on the degree of acne vulgaris p=0.021 (p<0.05). However, there was no significant relationship between vegetable consumption patterns and the degree of acne vulgaris, p=0.316 (p<0.05) and fruit consumption patterns with the degree of acne vulgaris, p=0.140 (p<0.05). Conclusion: There is a significant relationship between stress levels, consumption patterns of carbohydrates, protein, fat and the degree of acne vulgaris.
Karakteristik Penderita Lepra (kusta) yang Menjalani Pengobatan Rawat Jalan di Puskesmas Tamalate Makassar Periode 2017 - 2022 Mahfud, Multazam Pratama; Yuniati, Lisa; Adharia, Adharia; Vitayani, Sri; Frisa, Selis
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v8i1.14525

Abstract

Kusta adalah salah satu penyakit menular paling umum di seluruh dunia. Di beberapa negara, terutama negara berkembang, angka kusta masih tinggi, yang erat kaitannya dengan tingkat kemiskinan dan kepadatan penduduk. Minimnya pengetahuan tentang kusta dan tingginya stigma negatif yang melekat di masyarakat membuat penderita enggan berobat dan merahasiakan kondisinya. Hal ini menyebabkan penularan infeksi yang konstan dan tingkat kecacatan yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik karakteristik penderita Lepra (Kusta) yang menjalani pengobatan rawat jalan di puskesmas Tamalate Makassar periode 2017 – 2022. Metode pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional berdasarkan data di bagian rekam medis Puskesmas Tamalate Makassar . Penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan klasifikasi terbanyak pada kusta tipe Multibasiller yaitu 41 orang (82%), usia terbanyak pada kelompok usia 26-45 tahun (34%),jenis kelamin lebih banyak pada kelompok laki-laki sebanyak 39 orang (78%) dan pasien kusta yang sedang tidak bekerja yaitu 24 orang (48%). Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa ditemukan penderita kusta yang menjalani pengobatan rawat jalan terbanyak pada tipe kusta Multibasiller, kelompok usia 26-45 tahun, jenis kelamin laki-laki serta pasien yang tidak memiliki pekerjaan.
Hubungan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Keluarga terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di Puskesmas Mandai Kabupaten Maros Aprilia, Salsabila Tirta; Rijal, Syamsu; Wiriansya, Edward Pandu; Vitayani, Sri; Nasruddin, Hermiaty
Wal'afiat Hospital Journal Vol 5 No 1 (2024): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/whj.v5i1.135

Abstract

This study aims to explore the relationship between the implementation of clean and healthy living behaviors (PHBS) in the family with the incidence of Acute Respiratory Infections (ARI) in toddlers at Puskesmas Mandai, Maros Regency. Using a quantitative approach with a correlation analytic method, this study involved 58 toddlers aged 0-5 years who were diagnosed with ARI. The results showed that 58.6% of respondents were male, with the largest age group 0-12 months (25.9%). 74.1% of the toddlers were not exclusively breastfed, and 80.9% were underweight. In addition, 75.7% of respondents did not have the habit of washing hands with soap, and 94.8% lived in an environment with active smokers. Bivariate analysis showed a significant association between the PHBS variables and the incidence of ARI, with P values less than 0.05 for all variables. These results suggest that the implementation of exclusive breastfeeding, routine weighing of toddlers, hand washing with soap, and not smoking in the house play an important role in reducing the incidence of ARI. Therefore, health centers are advised to increase the socialization of PHBS and education about the dangers of smoking, as well as encourage the community to apply clean living behavior in everyday life. This study is expected to be the basis for improving health programs at Puskesmas Mandai and increasing public awareness about the importance of PHBS in preventing ARI.
Hubungan Penggunaan Masker Terhadap Kejadian Akne Vulgaris Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2021 Ali, Yaumil Mutmainnah; Dahliah, Dahliah; Idrus, Hasta Handayani; Vitayani, Sri; Nasruddin, Hermiaty
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 6 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Memakai masker telah menjadi kebiasaan baru dalam kehidupan sehari-hari bahkan di periode pasca-pandemi. Penggunaan masker dalam waktu yang lama memiliki efek negatif terhadap kulit waja, salah satunya adalah timbulnya akne vulgaris. Penggunan masker secara terus menerus dapat menyebabkan iritasi pada kulit wajah akibat dari gesekan dan tekanan berulang dari masker. Akne yang dicetuskan akibat penggunaan masker dikenal dengan maskne atau mask induced acne. Maskne merupakan timbulnya akne pada bagian wajah yang tertutup masker yaitu dagu, pipi dan hidung. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan penggunaan masker dengan kejadian akne vulgaris. Metode: Metode penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Hasil: Hasil penelitian diperoleh yakni penggunaan masker rutin (p=0,266) terhadap kejadian akne pertama kali dan (p=0,407) terhadap kondisi akne yang memberat, durasi penggunaan masker (p=0,504) terhadap kejadian akne pertama kali dan (p=0,140) terhadap kondisi akne yang memberat, jenis masker (p=0,496) terhadap kejadian akne pertama kali dan (p= 0,760) terhadap kondisi akne yang memberat, frekuensi mengganti masker (p=0,648) terhadap kejadian akne pertama kali dan (p=0,769) terhadap kondisi akne yang memberat. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan masker dengan kejadian akne vulagaris
Karakteristik Penderita Varicella Pada Anak di Puskesmas Layang dan RS Ibnu Sina Kota Makassar Tahun 2021-2023 Anwar, Mentari Maqfira; Vitayani, Sri; Eva, Floria; Frisa, Selis; Samosir, Abdi Dwiyanto Putra
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v10i7.60177

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik penderita varicella pada anak di Puskesmas Layang dan RS Ibnu Sina Kota Makassar pada tahun 2021-2023. Dari 36 pasien yang terdiagnosis varicella, kelompok usia remaja (11-19 tahun) menunjukkan distribusi tertinggi dengan 15 pasien (41,7%), diikuti anak pra-sekolah (6-10 tahun) sebanyak 13 pasien (36,1%) dan balita (1-5 tahun) sebanyak 8 pasien (22,2%). Jenis kelamin penderita menunjukkan bahwa varicella lebih banyak ditemukan pada perempuan, yaitu 21 pasien (58,3%), dibandingkan laki-laki yang berjumlah 15 pasien (41,7%). Gejala klinis yang paling sering ditemukan adalah sakit ringan dan sedang, masing-masing pada 17 pasien (47,2%), sedangkan sakit berat hanya dialami oleh 2 pasien (5,6%). Terapi antivirus diberikan kepada 30 pasien (83,3%), sementara 6 pasien (16,7%) tidak mendapatkan terapi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi varicella di Kota Makassar cukup tinggi, dengan distribusi karakteristik yang bervariasi berdasarkan usia, jenis kelamin, gejala klinis, dan terapi yang diberikan. Dengan demikian, penting untuk meningkatkan kesadaran akan varicella, terutama di kalangan remaja dan anak pra-sekolah, serta memperhatikan terapi yang tepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Penelitian ini juga menyoroti perlunya peningkatan akses dan pengawasan terhadap pengobatan varicella di fasilitas kesehatan guna mengurangi angka infeksi yang lebih luas.
KORELASI USIA DENGAN SKOR KEPARAHAN DERMATITIS ATOPIK PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR TAHUN 2022-2024 Dian Febriyanti Nur; Berry Erida Hasbi; Sri Vitayani; Dian Amelia Abdi; Dahliah
Medika Alkhairaat: Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Vol 7 No 03 (2025): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/ma.v7i03.377

Abstract

ABSTRAK Dermatitis atopik merupakan penyakit kulit inflamasi kronis yang prevalensinya terus meningkat dan berdampak signifikan terhadap kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi usia dengan skor keparahan dermatitis atopik pada pasien di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode 2022–2024. Penelitian dilakukan dengan desain observasional analitik menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian adalah seluruh pasien dengan diagnosis dermatitis atopik yang tercatat dalam rekam medis, dengan penilaian tingkat keparahan menggunakan skor SCORAD. Data dianalisis secara univariat untuk distribusi frekuensi dan bivariat menggunakan uji Fisher’s Exact Test karena ukuran sampel kecil. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi dermatitis atopik sebesar 4,05% dari total kunjungan, dengan mayoritas penderita berada pada kelompok usia dewasa 17 sampel (81%) dan berjenis kelamin perempuan 13 sampel (61,9%). Tingkat keparahan sebagian besar berada pada kategori sedang 13 sampel (61,9%). Uji statistik menghasilkan p-value 0,253 sehingga tidak ditemukan hubungan signifikan antara usia dengan skor keparahan dermatitis atopik. Simpulan penelitian ini adalah bahwa usia bukan merupakan faktor yang berhubungan langsung dengan tingkat keparahan dermatitis atopik pada populasi penelitian, meskipun distribusi kasus lebih banyak ditemukan pada kelompok usia dewasa. ABSTRACT Atopic dermatitis is a chronic inflammatory skin disease with increasing prevalence that significantly impacts patients’ quality of life. This study aimed to determine the correlation between age and the severity score of atopic dermatitis among patients at Ibnu Sina Hospital Makassar during 2022–2024. The research employed an analytical observational design with a cross-sectional approach. The study population consisted of all patients diagnosed with atopic dermatitis recorded in medical records, while disease severity was assessed using the SCORAD index. Data were analyzed univariately for frequency distribution and bivariately using Fisher’s Exact Test due to the small sample size. The results showed that the prevalence of atopic dermatitis was 4.05% of total outpatient visits, with the majority of patients being adults (81%) and females (61.9%). Most patients had moderate severity (61.9%). Statistical analysis revealed a p-value of 0.253, indicating no significant correlation between age and the severity score of atopic dermatitis. In conclusion, age was not directly associated with disease severity in this study population, although the majority of cases were found in adults.