Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Pendidikan Karakter Berbasis Adat dan Budaya Minangkabau Febri Yulika; Mulyadi Mulyadi
JURNAL PEMBELAJARAN DAN MATEMATIKA SIGMA (JPMS) Vol 9, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan (FKIP) Universitas Labuhan Batu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jpms.v9i1.4212

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Adat dan Syara’ Sebagai Landasan Filosofis Pendidikan Karakter bagi peserta didik di Minangkabau. Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK) yang dapat dijadikan model dan pola penanaman nilai serta pembinaan karakter, yaitu ”Baso Basi, Raso Pareso, dan Adat Salingka Nagari”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, sedangkan teknik pengumpulan data terdiri dari 1) studi pustaka, observasi, wawancara. Setelah data terkumpul, data tersebut dianalisis secara sistematis dengan metode straregi analisis kualitatif kedalam tulisan ilmiah. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan.
The ethnoecology of the Malay sacred myth through narratives of Kampung Tua Nongsa in Batam Tomi Arianto; Adrias Adrias; Septriani Septriani; Febri Yulika
Studies in English Language and Education Vol 11, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/siele.v11i1.19006

Abstract

The condition of the Malays is significantly marginalized due to the migration and the rapid industrial development in Batam, Indonesia. However, the Malay sacred myth is still sustained as a local wisdom for the Malay generations. Therefore, this study aims to analyze the ethnoecology behind the story of the sacred myth of Bumbum, Puak, and Batu Belah as a representation of environmental Malay local wisdom in Kampong Tua Nongsa, Batam. Within the conceptual framework of ethnoecology as a bridge to understanding the relationship between literature in the form of folklore and the culture of society, this qualitative research collected data through observation by being directly involved in the community and in-depth interviews with 21 informants including the key jury of the sacred places, community advice, community leaders, village officials, and the younger generation of Malay people in Kampong Tua Nongsa. Data analysis was carried out by comparing, reconfirming, classifying, and interpreting the data with an ethnoecology approach. The results showed that there were three important ethnoecological representations: (1) the ecological ties between forests and humans in the sacred Bumbum, (2) the reflection of the wise king in the sacred of Puak, and (3) the sea as the central life of nature in the sacred of Batu Belah. Sacred site prohibitions reveal deep connections between human behavior and nature, emphasizing ethical considerations; these stories highlight cultural values, insights for heritage preservation, and solutions for environmental challenges within an ethnoecological framework, stressing the importance of ethics in human-nature interactions.
MAKNA MEDIA KAMPANYE BAGI PEMILIH PASANGAN MAHYELDI DAN AUDY JOINALDY PADA PILKADA SUMATERA BARAT TAHUN 2020 Ilham, Muhamad; Minawati, Rosta; Yulika, Febri
VCoDe : Visual Communication Design Journal Volume 2, Nomor 1, Desember 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/vcode.v2i2.3646

Abstract

Penelitian ini berjudul “Analisis Media Kampanye Pasangan Mahyeldi dan Audy Joinaldy Pada Pilkada Sumatera Barat Tahun 2020”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis media kampanye pasangan Mahyeldi dan Audy Joinaldy pada pilkada Sumatera Barat tahun 2020. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Data dianalisis menggunakan analisis teori desain komunikasi visual, SWOT dan teori semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; pertama, media kampanye menjadi salah satu faktor penentu dalam upaya mendapatkan raihan suara terbanyak, terutama dalam mengkomunikasikan pesan dan tujuan personal branding kepada para pemilih. Adanya logo khusus (MA) pada media kampanye sebagai personal branding kedua pasang calon menjadi daya tarik tersendiri dalam proses kampanye yang dilakukan. Logo MA (Mahyeldy Audy) selalu muncul dalam setiap media kampanye yang dipublikasikan seperti spanduk, baliho, umbul-umbul dan media kampanye lainnya; Kedua, terdapatnya bentuk media utama dan media pendukung, saling berkaitan serta konsisten bentuk media kampanye yang digunakan. Media utama seperti logo, adanya keunikan simple, sederhana, elegant, identitas minangkabau, serta menarik perhatian sedangkan media pendukung seperti baliho, umbul-umbul, spanduk saling konsisten, keseragaman, unik dari segi figure atau foto, tagine, ikon logo, tipografi, dan warna. Makna media terdapat dari segi beberapa pandangan diantaranya komunikasi politik, antropologi politik, sosiologi politik dan lainnya.
Motisi Ubek Ritual in Traditional Medicine in Nagari Sumpur Kudus Selatan, Sumpur Kudus District, Sijunjung Regency Ulfa Putrinilam Sari; Febri Yulika; Septriani, Septriani
Journal of Scientific Research, Education, and Technology (JSRET) Vol. 3 No. 1 (2024): Vol. 3 No. 1 2024
Publisher : Kirana Publisher (KNPub)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58526/jsret.v3i1.356

Abstract

Research entitled Motisi Ubek Ritual in Traditional Medicine in Nagari Sumpur Kudus Selatan, Sumpur Kudus District, Sijunjung Regency. This research aims to find out the history and describe the procession of ritual implementation as well as the symbolic meaning contained in the motisi ubek ritual in treatment. The theory used is the ritual theory of Victor Turner and the symbolic interpretative theory of Clifford Geerzt. The method used is a qualitative method, with data collection techniques of observation, interviews and documentation. The results of this research show that the motisi ubek ritual is an expression of gratitude to Allah SWT, as a thank you to the shaman, to avoid conflict, and to provide new hope for the patient. The motisi ubek ritual has three stages, namely preparation, implementation and closing. The meaning of the motisi ubek ritual in general is to cleanse oneself of the remnants of disease if they are still left in the body and this is reflected in all the completeness of the ritual requirements.
Changes in People's Habits From Conventional Shopping to Shopee E-commerce In Padangpanjang City, West Sumatra Province Twidi Ramadhani; Yulika, Febri; Oktayanty, Yetty
Journal of Scientific Research, Education, and Technology (JSRET) Vol. 3 No. 3 (2024): Vol. 3 No. 3 2024
Publisher : Kirana Publisher (KNPub)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58526/jsret.v3i3.459

Abstract

This research is entitled Changes in Community Habits from Conventional Shopping to Shopee E-commerce in Padangpanjang City, West Sumatra Province. The purpose of this study is to explain the factors that cause changes in shopping activities and how the form of change that occurs due to shopee E-commerce shopping habits. The theory used in this research is the modernization theory of Talcott Parsons. Talcott Parsons defines that the development process carried out by developing countries today can be achieved when following the process carried out by developed countries, distinguishing between "modern" and "traditional" where technology plays a key role in this theory. The method used is a qualitative method with data collection techniques of observation, interviews and documentation. The results of this study discuss the factors that cause changes in conventional shopping activities to shopee e commerce shopping, namely E-commerce as a shopping forum for the community, people's consumptive behavior, and people's hedonism style. The occurrence of factors that cause changes in E-commerce shopping has an impact on forms of change such as changes in shopping activities, changes in shopping places, and changes in payment procedures.
Desain Komunikasi Visual Iklan Layanan Masyarakat tentang Pelecehan Seksual pada Anak di Kota Medan Elisabeth, Noprita; Yulika, Febri; Waspada, Agung Eko Budi
ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia Vol. 4 No. 02 (2018): August 2018
Publisher : Dian Nuswantoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/andharupa.v4i02.1683

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan merancang sebuah desain komunikasi visual untuk Iklan Layanan Masyarakat (ILM) mengenai pelecehan seksual pada anak sebagai media sosialisasi kepada para orang tua dan masyarakat luas agar lebih paham dan mengetahui efek atau akibat yang timbul akibat dari pelecehan seksual. Kekerasan pada anak pada saat ini semakin sering terjadi, baik itu di perkotaan maupun di pedesaan. Salah satu kekerasan pada anak adalah pelecehan seksual. Pelecehan seksual dapat terjadi pada anak siapa pun, dimana pun, dan kapan saja. Pelakunya bisa saja orang dewasa yang belum menikah atau pun yang sudah menikah, dan bisa juga dilakukan oleh orang terdekat korban. Metode yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif. Peneliti ingin merancang beberapa media sebagai sarana penyampaian ILM ini seperti spanduk, poster, baju, atau tas jinjing untuk belanja agar lebih mudah untuk dapat diketahui atau dilihat oleh masyarakat luas khususnya orang tua. Kata kunci: ILM, pelecehan seksual pada anak, desain komunikasi visual AbstractThis research is aimed to design a public service ads on child sexual abuse as a medium of socialization to parents and a wider community for a better understanding and knowing the results effecting from sexual harassment. Violence in children today is increasingly common, both urban and rural. One of child abuse is sexual harassment. Sexual harassment can happen to any child, anywhere, anytime. The culprit may be an adult who is unmarried or married, and can also be done by the person closest to the victim. The method used in this research is qualitative. Researcher want to design some media as a means of delivering these ads such as banners, posters, clothes, or handbags for shopping to make it easier to be known or seen by the wider community especially the parents. Keywords: public service ads, child sexual abuse, visual communication design
Kajian Organologi Pembuatan Alat Musik Tradisi Saluang Darek Berbasis Teknologi Tradisional Ediwar Ediwar; Rosta Minawati; Febri Yulika; Hanefi Hanefi
PANGGUNG Vol 29 No 2 (2019): Konstruksi Identitas Budaya dalam Seni dan Sastra
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v29i2.905

Abstract

ABSTRACTThe music of Saluang Darek wind instrument is Minangkabau traditional music that uses the musical instrument of aerophone classification (air as the main source of vibration) and the kind of end-blown without-block flutes musical instrument, and this musical instrument is used to accompany Minangkabau songs or dendangs. Saluang Darek is made of bamboo. The best bamboos for making Saluang Darek are (1) Talang bamboo (Schizostachyum brachycladum kurz), (2) Buluah Kasok bamboo (Gingantocholoa apus), (3) Tamiang bamboo (Schizostachyum zollingeri steud), and (4) Cimanak bamboo (Schizostachyum longispiculatum). The production of Saluang Darek musical instrument uses the traditional technology by still maintaining the quality of instrument that's ready to be used for the performing arts particularly in accompanying dendang. The method used in this research was the qualitative method by using the approach of organology study. Data were collected through the library research, observation, interview, and documentation. This study found the importance of the musical instrument study in order to give information for the musicologists' and ethnomusicologists' works, at once conserve the musical culture in West Sumatera.Keywords: Saluang Darek, Organology, Aerophone, Traditional technology ABSTRAKMusik tiup Saluang Darek adalah musik tradisional Minangkabau yang menggunakan alat musik klasifikasi Aerophone (udara sebagai sumber getaran utama) dan alat tiup jenis end-blown without-block flutes digunakan untuk mengiringi nyanyian atau dendang Minangkabau. Alat musik Saluang darek terbuat dari bambu, yang paling baik untuk alat musik Saluang adalah (1) bambu  talang ( Schizostachyum brachycladum kurz), (2) bambu buluah kasok (Gingantocholoa apus), (3) bambu tamiang (scizostachyum zollingeri steud), (4) bambu cimanak (Schizotachyum longispiculatum). Pembuatan alat musik Saluang darek menggunakan teknologi tradisional dengan tetap menjaga kualitas alat yang siap dipakai untuk seni pertunjukan dalam mengiringi dendang. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan kajian organologi. Data dikumpulkan melalui studi pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi. Kajian ini mendapati pentingnya   kajian instrumen musik untuk memberikan infomasi dalam pekerjaan musikolog dan etnomusikolog, sekaligus pelestarian budaya musikal di Sumatera Barat. Kata kunci: Saluang darek, Organology, Aerophone, Teknologi tradisional ABSTRACTThe music of Saluang Darek wind instrument is Minangkabau traditional music that uses the musical instrument of aerophone classification (air as the main source of vibration) and the kind of end-blown without-block flutes musical instrument, and this musical instrument is used to accompany Minangkabau songs or dendangs. Saluang Darek is made of bamboo. The best bamboos for making Saluang Darek are (1) Talang bamboo (Schizostachyum brachycladum kurz), (2) Buluah Kasok bamboo (Gingantocholoa apus), (3) Tamiang bamboo (Schizostachyum zollingeri steud), and (4) Cimanak bamboo (Schizostachyum longispiculatum). The production of Saluang Darek musical instrument uses the traditional technology by still maintaining the quality of instrument that's ready to be used for the performing arts particularly in accompanying dendang. The method used in this research was the qualitative method by using the approach of organology study. Data were collected through the library research, observation, interview, and documentation. This study found the importance of the musical instrument study in order to give information for the musicologists' and ethnomusicologists' works, at once conserve the musical culture in West Sumatera.Keywords: Saluang Darek, Organology, Aerophone, Traditional technology ABSTRAKMusik tiup Saluang Darek adalah musik tradisional Minangkabau yang menggunakan alat musik klasifikasi Aerophone (udara sebagai sumber getaran utama) dan alat tiup jenis end-blown without-block flutes digunakan untuk mengiringi nyanyian atau dendang Minangkabau. Alat musik Saluang darek terbuat dari bambu, yang paling baik untuk alat musik Saluang adalah (1) bambu  talang ( Schizostachyum brachycladum kurz), (2) bambu buluah kasok (Gingantocholoa apus), (3) bambu tamiang (scizostachyum zollingeri steud), (4) bambu cimanak (Schizotachyum longispiculatum). Pembuatan alat musik Saluang darek menggunakan teknologi tradisional dengan tetap menjaga kualitas alat yang siap dipakai untuk seni pertunjukan dalam mengiringi dendang. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan kajian organologi. Data dikumpulkan melalui studi pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi. Kajian ini mendapati pentingnya   kajian instrumen musik untuk memberikan infomasi dalam pekerjaan musikolog dan etnomusikolog, sekaligus pelestarian budaya musikal di Sumatera Barat. Kata kunci: Saluang darek, Organology, Aerophone, Teknologi tradisional 
Saluang Dendang Sirompak dalam Tradisi Ritual Magis di Payakumbuh: Satuan Kajian Karakteristik Musikal Ediwar Ediwar; Hanefi Hanefi; Rosta Minawati; Febri Yulika
PANGGUNG Vol 30 No 4 (2020): Kearifan Lokal dalam Metode, Model dan Inovasi Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v30i4.1369

Abstract

Saluang dan Dendang Sirompak merupakan bagian tidak terpisahkan dari pertunjukan Sirompak.Pertunjukan difungsikan untuk mempengaruhi orang lain melalui kekuatan magi. Tradisi ba-Sirompak diidentifikasi sebuah komposisi musik bersifat free rhythm. Mantera disajikan melaluikalimat yang disusun untuk mendatangkan kekuatan gaib. Ba-sirompak difungsikan untuk‘mengguna-gunai’ wanita secara ilmu kebatinan (magis). Penelitian ini dilakukan denganmenggunakan metode kualitatif, yaitu data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dandokumentasi. Dalam pengumpulan data digunakan tiga tahap penelitian. yaitu: Pertama,studi kapustakaan untuk mengumpulkan bahan tertulis yang diperlukan sesuai masalah yangditeliti. Kedua, penelitian lapangan untuk mungumpulkan data dengan teknik observasidan wawancara langsung secara mandalam, dengan difokuskan pada rekonstruksi ritual Basirompak.;Ketiga, pengolahan data, dilakukan berupa transkripsi music dalam bentuk notasi,deskripsi, dan analisis data yang siap dijadikan laporan. Tujuan penelitian adalah untukmengetahui karakteristik musical Saluang Dendang Sirompak dengan mengkaji unsur-unsurmusikal pada pusaran motif, frase, dan periode melodis.Kata Kunci: Ba-sirompak, Karakter musikal, Ritual Magi.
Makna Rokok Sebagai Kapalo Baso Di Lapau, Studi Kasus: Masyarakat Nagari Sikucur, Kecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman Hakim, Atthoriq Chairul; Yulika, Febri; Suharti, Suharti
Ethnography : Journal of Cultural Anthropology Vol 3, No 2 (2024): Vol 3, No 2 (2024): Juli - Desember 2024
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/ethnography.v3i2.4646

Abstract

Penelitian ini berjudul “Makna Rokok sebagai Kapalo Baso di Lapau Studi Kasus: Masyarakat Nagari Sikucur Kecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan munculnya rokok sebagai kapalo baso serta pengetahuan masyarakat terhadap rokok, nilai dan maknanya bagi laki- laki nagari Sikucur yang mayoritasnya perokok. Teori yang digunakan adalah Interpretivisme Simbolik oleh Clifford Geertz. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi literatur. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan prosedur diantaranya, pengumpulan data, mereduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan, munculnya rokok sebagai kapalo baso dikarenakan pengetahuan ninik mamak terhadap rokok, lalu diimplementasikan pada musyawarah adat. Ada tiga faktor rokok sebagai kapalo baso tetap bertahan di Nagari Sikucur, diantaranya, rokok sebagai konsumsi candu masyarakat, lapau sebagai wadah sentral tempat terjadinya rokok sebagai kapalo baso, dan keterikatan masyarakat terhadap rokok, norma, dan budaya. Kondisi sosial budaya juga mempengaruhi semakin kuatnya budaya rokok ini, dan didukung oleh budaya- budaya yang sering dilakukan masyarakat Sikucur, seperti, gotong- royong, budaya Ka Lapau, pernikahan secara adat, mendo’a, dan kesenian. Ditemukan juga perbedaan penggunaan siriah dan rokok sebagai kapalo baso, di masa sekarang pada masyarakat Sikucur lebih sering menggunakan rokok, karena sifatnya yang fleksibel, dibanding siriah yang sudah jarang digunakan. Pengetahuan masyarakat Sikucur terhadap rokok sangat mendalam, dan mereka menganggap jika tidak dilakukan budaya ini akan berdampak terhadap fungsi- fungsi lapau, rusaknya hubungan sosial- kekerabatan, dan tidak terwariskan dengan baik nilai- nilai budaya. Ada beberapa nilai yang menjadi pegangan masyarakat Sikucur pada budaya rokok sebagai kapalo baso antara lain, nilai kekerabatan, normatif, sosial, dan tradisional.
Merantau in The Ethnic Tradition of Minangkabau: Local Custom Without Sharia Basis? Siregar, Fatahuddin Aziz; Yulika, Febri; Nofialdi, Nofialdi; Harahap, Ikhwanuddin; Ridwan, Benny; Syahputra, Iswandi
Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam Vol 6, No 1 (2022): Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam
Publisher : Islamic Family Law Department, Sharia and Law Faculty, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sjhk.v6i1.9954

Abstract

Customary practice in Minangkabau is based on sharia, and sharia is based on the Qur’an (as provisioned in the proverb Adat Bersandi Syarak, Syarak Bersandi Kitabullah-ABS/SBK). As a customary practice, is merantau in the Minangkabau tradition based on sharia? This article explains the relationship between custom and sharia in Minangkabau’s merantautradition. This study is a qualitative research with in-depth interview data collection techniques and literature study. In-depth interviews were conducted with four distinct individuals representing customary figures and religious figures of West Sumatra. The study found that merantau in the Minangkabau tradition emerged out of the matrilineal customary system that has been in place long before Islam was introduced to the Minangkabau community. As a custom, several aspects of merantau in the Minang culture contradict Islamic sharia. This indicates that the relationship between custom and sharia is not hierarchical as stipulated in the ABS/SBK model. The study results may have implications on new relations between customary law, sharia, culture, and religion.