Penelitian ini membahas pengaruh variasi temperatur terhadap kualitas biodiesel yang diproduksi dari minyak jelantah melalui metode transesterifikasi. Minyak jelantah dipilih sebagai bahan baku karena ketersediaannya yang melimpah serta potensinya sebagai energi alternatif ramah lingkungan. Proses transesterifikasi dilakukan pada tiga variasi suhu, yaitu 55°C, 60°C, dan 65°C, untuk mengetahui bagaimana perubahan suhu memengaruhi karakteristik biodiesel yang dihasilkan. Parameter kualitas yang dianalisis meliputi bilangan asam, densitas, dan viskositas. Selain itu, dilakukan juga uji emisi asap dengan menggunakan biodiesel terbaik pada mesin diesel dengan putaran konstan 2000 RPM dan beban 1000–4000 watt. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi temperatur memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas biodiesel. Suhu optimum memberikan hasil dengan bilangan asam yang rendah, viskositas dan densitas yang sesuai dengan standar SNI 04-7182-2015, serta emisi asap yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar solar. Dengan demikian, pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan baku biodiesel dapat menjadi solusi dalam pengelolaan limbah rumah tangga serta sebagai alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Penelitian ini juga memberikan kontribusi dalam pengembangan energi terbarukan dan mendukung strategi pengurangan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.