Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIKETOMBE SEDIAAN SHAMPO EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (PANDANUS AMMARYLLIFOLIUS) TERHDAP PERTUMBUHAN JAMUR CANDIDA ALBICANS Gusmao, Nandito Manuel Ximenes; Adiyantoro, Bagas; Raharjo, Danang; Fitriwati, Anna
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.35142

Abstract

Pityriasis Sicca atau Dandruff disebut dengan nama lain adalah Ketombe ialah jenis kelainan kulit kepala yang pada umumnya disebabkan oleh jamur bernama Candida Albicans. Daun Panda wangi adalah Bahan alam yang mempunyai senyawa antijamur yaitu flavonoid, saponin, tanin, alkaloid dan felonik. Tujuan dalam penelitian ini adalah membuat formulasi sediaan shampo antiketombe ekstrak etanol daun Pandanus amaryllifolius dengan (3) konsetrasi yaitu konsentrasi 10%, 20% dan 30%, untuk menguji apakah ada pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak etanol daun Pandanus amaryfollius pada sediaan shampo antiketombe terhadap aktivitas antijamur. Metode penelitian ini merupakan metode eksperimental laboratorium. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa daun Panda Wangi (Pandanus Amaryfollius) ini dapat diformulasikan sebagai sediaan shampo antiketombe yang sudah memenuhi persyaratan seperti organoleptik, pH dan tinggi busa dan susut pengeringan serta kadar air. Uji aktivitas sediaan shampo antiketombe yang menggunakan kontrol (+), kontrol (-), dan konsetrasi sediaan shampo anti ketombe ekstrak daun pandan wangi 5%, 10%, 15% yang menunjukan 16,22mm, 8,78mm, 8,88mm, 8,28mm dan 8,2mm. Maka dapat disimpulkan bahwa konsetrasi ekstrak daun pandan wangi yang memiliki aktivitas penghambat paling kuat terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans yaitu 8,88mm yang dihasilkan oleh formula 1 dengan konsentrasi 5%.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL PELEPAH NIPAH (NYPA FRUTICANS. WURMB) TERHADAP KADAR GLIKOGEN HATI TIKUS DIABETES JANTAN GALUR WISTAR Wicahyo, Septian Maulid; Raharjo, Danang; Fadilla, Fitri Hansa
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.45638

Abstract

Definisi diabetes melitus yakni suatu penyakit menyerang metabolisme melalui kondisi glukosa darah yang mana melebihi batasan normal ataupun hiperglikemia. Tumbuhan nipah (N. fruticans) umumnya dimanfaatkan menjadi bahan obat tradisional misalnya obat sakit perut, diabetes serta obat penurun panas dalam bagi kalangan masyarakat. Glikogen yakni cadangan karbohidrat berwujud glukosa pada dalam tubuh yang mana dijadikan bahan bakar ataupun sumber energi. Tujuan penelitian ini guna menemukan dampak atas perbedaan dosis ekstrak etanol etanol pelepah nipah akan terjadinya peningkatan glikogen hati tikus diabetes. Metode yang digunakan adalah eksperimental. Sampel yang dimanfaatkan pada penelitian berikut yakni tikus jantan galur wistar yang diklasifikasikan enam kelompok, yakni tikus normal, kontrol negatif, kontrol positif, dosis 125 mg/kg, dosis 250 mg/kg, dan dosis 500 mg/kg. Glikogen hati tikus di uji menggunakan spektrofotometer, dan data diuji dengan menggunakan SPSS yaitu uji normalitas, homogenitas, one way anova, tukey dan duncan. Temuan hasil penelitian menegaskan bahwasanya pelepah nipah memiliki efek terhadap glikogen hati, dengan dosis 500 mg/kg dapat meningkatkan glikogen hati tikus. Ekstrak etanol pelepah nipah menunjukkan efek yang signifikan dalam menurunkan glikogen hati pada tikus diabetes
Aktivitas Antidiabetes Ektrak Etanol Pelepeh Nipah (Nypa fruticans. Wurmb) Terhadap Tikus Model Diabetes Danang Raharjo; M. Adam Firdausi; Bangkit Riska P
Jurnal Riset Ilmu Kesehatan Umum dan Farmasi (JRIKUF) Vol. 3 No. 3 (2025): Jurnal Riset Ilmu Kesehatan Umum dan Farmasi (JRIKUF)
Publisher : LPPM STIKES KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/jrikuf.v3i3.789

Abstract

Diabetes Mellitus remains a global health challenge. In Indonesia, diabetes ranks as the third leading cause of death, after heart disease and cancer. Flavonoids, as natural antioxidants, have proven effective in mitigating the pathogenesis and complications of diabetes. Nypa fruticans is a plant with potential as an antidiabetic agent due to its high flavonoid content.This study aimed to measure the total flavonoid content and explore the potential of ethanol extract of nipa fronds as an antidiabetic, specifically in reducing blood glucose levels. Flavonoid content was determined using the AlCl₃ complex method. Antidiabetic testing was conducted in-vivo using STZ-induced diabetic rat model. Ethanol extracts of nipa fronds at doses of 125, 250, and 500 mg/kg were administered to STZ (65 mg/kg)-induced diabetic rats for 21 days, with glibenclamide (0.45 mg/kg) serving as a positive control.The study results show that the ethanol extract of nipa fronds has a total flavonoid content of 48.247 ± 0.260 mgQE/g. In the antidiabetic testing, the ethanol extract of nipa fronds at a dose of 500 mg/kg BW significantly reduced the blood glucose levels of diabetic rats compared to the negative control (p<0.05) and was comparable to the positive control. Therefore, it can be concluded that the ethanol extract of nipa fronds can be utilized for managing Type 2 Diabetes Mellitus.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIDIABETES DARI EKSTRAK ETANOL SERTA FRAKSI BUAH ANGGUR Febriyani, Rima; Wardani, Tatiana Siska; Raharjo, Danang
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2025: SIKesNas 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/kmynds45

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan dan antidiabetes dari ekstrak etanol serta fraksi buah anggur (Vitis vinifera L.). Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan pengujian aktivitas antidiabetes melalui penghambatan enzim ?-amilase secara in vitro, serta pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dengan pengukuran nilai Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan fraksi buah anggur, yaitu fraksi air, fraksi etil asetat, dan fraksi n-heksan, mampu menghambat aktivitas enzim ?-amilase dengan nilai berturut-turut sebesar 54,213 µg/mL, 42,496 µg/mL, 32,393 µg/mL, dan 157,533 µg/mL. Fraksi etil asetat memiliki aktivitas penghambatan paling kuat dibandingkan fraksi lainnya. Pada pengujian aktivitas antioksidan, fraksi etil asetat menunjukkan kemampuan tertinggi dengan nilai sebesar 14,763 µg/mL. Simpulan penelitian ini menyatakan bahwa ekstrak etanol dan fraksi buah anggur memiliki potensi sebagai agen antidiabetes dan antioksidan alami. Fraksi etil asetat merupakan kandidat utama yang menjanjikan untuk pengembangan lebih lanjut sebagai bahan antidiabetes dan antioksidan alami yang efektif.
Formulasi Sediaan Face Mist Anti Acne Minyak Atsiri Lemon (Citrus limon (L.) Osbeck Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 Ilham Zikri; Wardani , Tatiana Siska; Raharjo, Danang
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi Vol 16 No 1 (2025): Cerata Jurnal Ilmu Farmasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61902/cerata.v16i1.1550

Abstract

Tanaman lemon (Citrus limon (L.) Osbeck dikenal mengandung minyak atsiri yang memiliki senyawa antibakteri, yang berpotensi menjadi bahan aktif dalam pembuatan face mist untuk mengatasi jerawat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas antibakteri face mist terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. Jenis penelitian yang digunakan adalah ekperimen laboratorium dengan metode difusi cakram sebagai tolak ukur untuk mengukur aktivitas dari minyak atsiri lemon. Berdasarkan hasil yang diperoleh, formulasi 1 (4%), formula 2 (8%) dan formula 3 (12%) menunjukkan daya hambat rata-rata sebesar 6,76 mm, 8,45 mm dan 12,26 mm. Selain itu, evaluasi fisik terhadap ketiga formula face mist menunjukkan bahwa ketiganya memenuhi standar mutu fisik yang diharapkan.
OPTIMASI GELLING AGENT DAN HEMUKTAN SEDIAAN SEMI PADAT EKSTRAK KULIT KAYU SECANG (Caesalpinia Sappan L.) Ardiyantoro, Bagas; Hidayat, Rahmat; Raharjo, Danang
Duta Pharma Journal Vol. 4 No. 2 (2024): DUTA PHARMA JOURNAL
Publisher : Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/kb0khh06

Abstract

Kulit kayu secang (Caesalpinia sappan L.) umumnya digunakan untuk obat tradisional guna mengobati banyak sekali penyakit. Secang sendiri mengandung senyawa fenolik misalnya asam gallat, brazilin dan brazilein. Senyawa tersebut dikenal sebagai senyawa intermediet antioksidan, dan memiliki fungsi sebagai penangkal radikal bebas serta serta reactive oxygen spesies (ROS) secara langsung, sehingga menghambat regenerasi ROS dan dapat meningkatkan aktivitas antioksidan dan enzim antioksidan seluler secara tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan manfaat ekstrak kulit kayu secang sebagai antioksidan alami, menemukan formula terbaik ekstrak kayu secang , dan mengevaluasi sediaan gel terbaik ekstrak kayu secang. Optimasi ekstrak kulit kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dengan menggunaan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Untuk evaluasi yang digunakan sebagai parameter penelitian menggunakan uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji daya lekat, dan uji sebar. Dengan optimasi menggunakan geling agent dan hemuktan gel, komposisi HPMC 4,210 % dan propilenglikol 14,790 % sebagai formula gel yang di gunakan. Kadar flavonoid total ekstrak etanol kulit kayu secang (Caesalpinia sappan L.) adalah 10,145 EQ/g sampel, dan aktivitas antioksidan metode DPPH (1,1- Diphenyl-2 Picrylhdrazyl) menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar 48,14 ppm, sediaan gel F1 sebesar 48,21 ppm dan F0 sebesar 563,03 ppm yang tidak memiliki antioksidan aktif karena >500.
AKTIVITAS STIMULANSIA EKSTRAK DAUN WORTEL (Daucus carota L.) PADA MENCIT PUTIH (Mus musculus) JANTAN DENGAN METODE ROTAROOD apriliyanti, laela intan; Ardiyantoro, Bagas; Raharjo, Danang
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.48932

Abstract

Pendahuluan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek stimulansia dari ekstrak daun wortel (Daucus carota L.) pada mencit putih jantan (Mus musculus) menggunakan metode rotarood. Daun wortel diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, dan steroid/terpenoid yang dapat memengaruhi sistem saraf pusat. Metode: Ekstraksi dilakukan secara maserasi menggunakan etanol 96%, dan 25 ekor mencit dibagi menjadi lima kelompok perlakuan: kontrol negatif (CMC-Na 0,5%), kontrol positif (kafein 100 mg/kgBB), serta tiga kelompok ekstrak dengan dosis 100, 150, dan 200 mg/kgBB. Hasil: Uji rotarood menunjukkan adanya peningkatan waktu bertahan mencit secara signifikan pada kelompok dosis 150 dan 200 mg/kgBB. Analisis statistik dengan ANOVA menghasilkan nilai p<0,05 yang menunjukkan perbedaan signifikan antar kelompok. Simpulan: Dengan demikian, ekstrak daun wortel terbukti memiliki efek stimulansia dan berpotensi dikembangkan sebagai bahan baku alami produk farmasi.
PENGARUH PELARUT TERHADAP FLAVONOID TOTAL, FENOLIK TOTAL dan AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN KUNYIT (Curcuma longa L.) dengan METODE ABTS Setyaningrum, Fidya; Raharjo, Danang; Luthfiyanti, Niken
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.50198

Abstract

Antioksidan merupakan senyawa yang berperan penting dalam menetralkan radikal bebas sehingga dapat mencegah berbagai penyakit degeneratif. Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai sumber antioksidan adalah kunyit (Curcuma longa L.), yang diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, fenolik, flavonoid, saponin, dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis pelarut terhadap kadar flavonoid total, fenolik total, serta aktivitas antioksidan dari ekstrak daun kunyit. Penentuan kadar flavonoid total dilakukan dengan metode kolorimetri AlCl₃ menggunakan kuersetin sebagai standar, sedangkan kadar fenolik total ditentukan dengan metode Folin-Ciocalteu menggunakan asam galat sebagai standar. Aktivitas antioksidan diukur menggunakan metode ABTS yang dinyatakan dalam nilai IC₅₀. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan pelarut berpengaruh signifikan terhadap kandungan metabolit bioaktif dan aktivitas antioksidan. Ekstrak daun kunyit dengan pelarut metanol menghasilkan kadar flavonoid total sebesar 54,032 mg QE/g, kadar fenolik total sebesar 64,760 mg GAE/g, serta aktivitas antioksidan tertinggi dengan nilai IC₅₀ sebesar 31,396 ppm yang termasuk kategori sangat kuat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelarut metanol lebih efektif dalam mengekstraksi senyawa bioaktif daun kunyit dibandingkan pelarut lain, sehingga berpotensi dikembangkan sebagai sumber alami antioksidan
STUDI IN VITRO ANTIKOLESTEROL DAN FLAVONOID TOTAL DARI EKSTRAK BAWANG PUTIH TUNGGAL (Allium sativum L) Nafiah, Azidatun; Raharjo, Danang; Ardiyantoro, Bagas
Jurnal Buana Farma Vol. 5 No. 3 (2025): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v5i3.1504

Abstract

Hypercholesterolemia is one of the main factors that increase the risk of heart and blood vessel disease, which can cause atherosclerosis and disorders in fat metabolism. Single garlic is known to contain bioactive compounds such as flavonoids that play a role in reducing cholesterol. This study aims to assess the total flavonoids and anticholesterol activity in vitro of ethanol extract of single garlic (Allium sativum L.). The extraction process was carried out using the maceration method with 96% ethanol as the solvent. Total flavonoids were measured using UV-Vis spectrophotometry with quercetin as the standard, while anticholesterol activity was tested using the Lieberman-Burchard method in vitro. The findings of this study indicate that the sample extract contains secondary metabolites such as flavonoids, alkaloids, saponins, and tannins. Single garlic shows effective flavonoid content in lowering lipid levels. The anticholesterol test shows that this extract can reduce cholesterol levels with a significant IC₅₀ value. The conclusion of this study is that single garlic has the potential as an alternative way to lower cholesterol.
PENGARUH KONSENTRASI ETANOL TERHADAP TOTAL FENOLIK DAN FLAVONOID SERTA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI DAUN KUNYIT (Curcuma longa L.) DENGAN METODE ABTS Nurcahyani, Dona Agustin; Raharjo, Danang; Apriliawan, Hidayah
Jurnal Buana Farma Vol. 5 No. 3 (2025): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v5i3.1520

Abstract

Turmeric's leaves possess the greatest antioxidant potential. Therefore, further utilization of flavonoid and phenolic compounds is necessary as antioxidants and to enhance their bioactivity as a medicine. This study aimed to determine the effect of ethanol concentration on total phenolic content using the Folin-Ciocalteau analysis method while total flavonoid content using the AlCl₃ analysis method and antioxidant activity of turmeric leaves using the ABTS method, The research design used was experimental research. The results obtained were ethanol concentrations of 50%, 70% and 96%, The results showed that 70% ethanol extract had the highest phenolic content with an average of (63.77 ± 0.40 mg GAE / g), and 70% ethanol extract had the highest flavonoid content with an average of (22.88 ± 0.5 mg QE / g). However, the strongest antioxidant activity was shown by 96% ethanol extract with an IC₅₀ value of (46.36 ± 1.15 ppm (<50 ppm). Thus, turmeric leaf extract with 96% ethanol solvent had the strongest antioxidant activity, while 70% ethanol produced the highest phenolic and flavonoid levels.