Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

KINERJA KELEMBAGAAN AGRIBISNIS PEPAYA CALIFORNIA Tuti Agustin; Suyudi Suyudi; Hendar Nuryaman
Jurnal Agristan Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Agristan
Publisher : Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.087 KB) | DOI: 10.37058/ja.v1i2.1378

Abstract

Pepaya California merupakan salah satu varietas unggul pepaya. Produksi pepaya nasional pada tahun 2018 mengalami penurunan. Hal ini diduga disebabkan oleh lemahnya peran kelembagaan agribisnis Pepaya California. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelembagaan agribisnis yang berperan dalam pengembangan agribisnis Pepaya California, mengukur tingkat kepentingan dan kinerja kelembagaan agribisnis, serta mengukur tingkat kepuasan petani terhadap kinerja kelembagaan agribisnis Pepaya California tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Urug, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan populasi sebanyak 125 orang petani Pepaya California. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling sebanyak 31 orang petani. Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepentingan dan kinerja kelembagaan agribisnis adalah Importance Performance Analysis (IPA). Untuk mengetahui tingkat kepuasan petani menggunakan Customer Satisfaction Index (CSI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua atribut pada penelitian ini termasuk kategori penting dan kinerja kelembagaan agribisnis Pepaya California dalam melaksanakan semua atribut tersebut termasuk kategori baik. Atribut yang menjadi prioritas adalah harga saprodi, kelengkapan alsintan dan keberadaan bank. Secara umum petani Pepaya California di Kelurahan Urug sudah merasa puas dengan kinerja kelembagaan agribisnis, karena atribut-atribut yang ditawarkan secara keseluruhan dinilai petani pelaksanaannya oleh pihak kelembagaan sudah sesuai dengan harapan petani.
Hubungan Persepsi Petani Terhadap Pembentukan Kelompok Tani dengan Minat Berkelompok Dede Aulia Rahma; Suyudi Suyudi; Hendar Nuryaman
Jurnal Agristan Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Agristan
Publisher : Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.028 KB) | DOI: 10.37058/ja.v2i2.2356

Abstract

Penguatan kelembagaan petani dengan membentuk kelompok tani menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam upaya pengembangan usaha tambak udang vaname. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi petani tambak udang vaname terhadap pembentukan kelompok tani, minat berkelompok petani tambak udang vaname, dan hubungan persepsi petani terhadap pembentukan kelompok tani dengan minat berkelompok. Metode penelitian menggunakan survei dengan penentuan responden secara sensus terhadap 11 petani tambak udang vaname di Desa Ciandum Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Untuk persepsi terhadap pembentukkan kelompok tani dan minat berkelompok dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Sedangkan untuk hubungan antara persepsi dengan minat digunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi petani tambak udang terhadap pembentukan kelompok tani termasuk kategori persepsi baik. Minat petani tambak udang untuk berkelompok termasuk kategori berminat. Hasil analisis hubungan menunjukkan bahwa persepsi petani tambak udang vaname terhadap pembentukan kelompok tani sangat berhubungan dengan minat berkelompok  dengan derajat keeratan sebesar 0,765 yang termasuk kategori kuat.
Analisis Pemasaran Pisang Nangka Riska Fitriani Nuramalia; Rina Nuryati; Suyudi Suyudi
Jurnal Agristan Vol 2, No 2 (2020): Jurnal Agristan
Publisher : Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.547 KB) | DOI: 10.37058/ja.v2i2.2351

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran, biaya, keuntungan, margin pemasaran, farmer’s share dan efisiensi pemasaran pada pemasaran pisang nangka. Metode penelitian menggunakan survei. Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah snowball sampling. Tempat penelitian di Desa Ciampanan Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya dilakukan pada bulan Juni hingga September 2020. Hasil penelitian menunjukkan : terdapat 3 saluran pemasaran pisang nangka, yaitu : saluran pemasaran I : petani – pedagang pengumpul – pedagang besar desa – konsumen antara, saluran pemasaran II : petani - pedagang pengumpul – pedagang besar luar desa – pedagang pengecer – konsumen akhir, saluran pemasaran III : petani - pedagang pengumpul – pedagang besar desa – pedagang besar luar desa – pedagang pengecer – konsumen akhir.  Biaya pemasaran tertinggi terdapat pada saluran pemasaran III sebesar Rp 2.114,8/kg sedangkan biaya pemasaran terendah terdapat pada saluran pemasaran I sebesar Rp 1.117,9/kg. Keuntungan pemasaran tertinggi terdapat pada saluran pemasaran III sebesar Rp 2.885,2/kg sedangkan keuntungan pemasaran terendah terdapat pada saluran pemasaran I sebesar Rp 682,1/kg. Berdasarkan analisis margin pemasaran dan farmer’s share saluran yang efisien adalah saluran pemasaran I dengan nilai margin pemasaran sebesar 18,2 persen dan nilai farmer’s share sebesar 52,6 persen. Berdasarkan analisis efisiensi pemasaran saluran I,II dan III sudah efisien, namun saluran yang paling efisien adalah saluran pemasaran I dengan nilai efisiensi pemasaran sebesar 29,4 persen.
PELATIHAN INOVASI TEKNOLOGI SALE PISANG TANPA PENGGORENGAN PADA KELOMPOK PENGRAJIN PANDAWA DI DESA KARANGPAWITAN, KEC. PADAHERANG, KAB. PANGANDARAN H. Aripin; Edvin Priatna; Suyudi Suyudi
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2 No 3 (2021)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.81 KB) | DOI: 10.31949/jb.v2i3.1135

Abstract

Produksi buah pisang Desa Karangpawitan, Kec. Padaherang adalah 11.573,9 ton tahun 2019 dan itu hampir 30% total produksi buah pisang Kab. Pangandaran. Sebagian pisang diolah menjadi sale pisang oleh kelompok pengrajin Pandawa di Kec. Padaherang. Jumlah pengrajin yang tergabung dalam kelompok Pandawa adalah 4 kepala keluarga dengan 16 orang pekerja. Dalam satu minggu, kelompok pengrajin Pandawa mampu mengolah bahan baku buah pisang 480 kg. Dari total bahan baku yang diolah, hasil keluaran rata-rata sale pisang kering siap jual 72 kg. Saat ini proses pengeringan sale pisang oleh pengrajin dilakukan secara tradisional menggunakan panas matahari selama lebih 6 jam. Karena cuaca mendung atau hujan, keadaan ini membuat tekstur dan warna sale pisang berubah serta kurang kering dan renyah. Pengrajin juga menggunakan oven pengering konvensional, namun itu menyebabkan kehilangan produksi sekitar 20 – 30% dari sale pisang cacat dalam satu minggu. Setelah pengeringan, selanjutnya pengrajin memproduksi sale pisang dengan penggorengan dan itu mempunyai karakteristik tekstur permukaan sale pisang dilapisi tepung dan bagian dalam sale pisang masih mengadung sisa-sisa minyak goreng. Permasalahan yang dihadapi oleh mitra adalah (1) pengeringan panas matahari dan oven pengering konvensional menghasilkan tingkat kehilangan produksi sale pisang cukup besar karena sale pisang cacat dan (2) produk sale pisang goreng di pasaran sudah mulai ditinggalkan oleh sebagian masyarakat karena masyarakat sudah memahami pentingnya kesehatan dengan tidak memilih sale pisang yang berkolesterol. Solusi yang ditawarkan adalah melengkapi oven pengering sale pisang dengan kontrol suhu otomatis untuk menahan suhu konstan sehingga distribusi panas di dalam oven merata. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok pengrajin Mandala di Desa Karangpawitan, Kec. Padaherang, Kab. Pangandaran dalam pembuatan sale pisang tanpa goreng menggunakan oven pengering dengan kontrol suhu otomatis. Jumlah peserta adalah 25 orang anggota kelompok pengrajin Pandawa. Pelaksanaan pelatihan adalah dari tanggal 6 sampai 8 Mei 2021. Kegiatan ini dilakukan dengan metode pelatihan, praktek, dan pendampingan. Metode pelatihan dilakukan dengan memberikan tatacara pengeringan sale pisang menggunakan oven pengering otomatis. Metode praktek dilakukan dengan mempraktekan langsung penggunaan oven pengering otomatis. Pendampingan secara teknis dilakukan dengan menempatkan pendamping mahasiswa untuk memantau kegiatan mitra dari tanggal 15 Mei sampai 5 Juni 2021. Hasil angket menunjukkan bahwa ketertarikan peserta dalam kegiatan ini terkatagori sangat baik terutama untuk aspek pemberdayaan masyarakat dan motivasi masyarakat untuk berkembang. Hasil juga menunjukkan bahwa di atas 80% peserta terampil dalam semua aspek kegiatan pengoperasian oven pengering sale pisang otomatis, yang mengindikasikan bahwa peserta dapat menggunakan dan mengoperasikan oven pengering secara mandiri tanpa bantuan pendampingan.
Edukasi Budidaya Black Soldier Fly (BSF) dalam Rangka Menciptakan Lapangan Kerja Baru dan Solusi Permasalahan Sampah di Area Pasar Manis Ciamis Hendar Nuryaman; Suprianto; Suyudi; Nur Arifah Qurota A’yunin
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2020): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v4i4.4369

Abstract

Waste becomes a problems if not managed properly, moreover comes from market activities whose are always there every day. Youth of Al Hilal live near "Pasar Manis" in Ciamis District, West Java, which some of the members do not have jobs. One of the activities in an effort to bring income is to cultivate the BSF (Black Soldier Fly), as a new breakthrough in providing cheap protein sources for animal feed and fish. This community service activity aims to provide education and management services for BSF cultivation in order to be able to utilize the economic potential of organic waste management and cultivation results. The method of activity is in the form of community education and BSF cultivation iptek with 34 participants. Generally, the results provide a new alternative to get income and improve skills in BSF cultivation so that is better in its management. Then an increase in understanding of the prospects, economic, social and environmental benefits so that it becomes an alternative solution in obtaining income and reducing the problem of organic waste in the surrounding area. The response of activities obtained by 88.2% greatly increases knowledge; 8.8% enough to add knowledge; and 2.9% are mediocre.
Diversifikasi Lahan Diversifikasi Lahan Marginal Dan Pekarangan Sebagai Solusi Ketahanan Pangan Keluarga Tani Di Desa Kamulyan Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya: Diversifikasi Lahan Marginal Dan Pekarangan Sebagai Solusi Ketahanan Pangan Keluarga Tani Di Desa Kamulyan Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya Nurul Risti Mutiarasari; Tenten Tedjaningsih; Suyudi Suyudi; Suhardjadinata Suhardjadinata
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2022): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v6i1.9259

Abstract

Terpenuhinya pangan bagi setiap masyarakat dengan ketersediaan pangan yang cukup, bermutu, aman, merata dan terjangkau disebut dengan ketahanan pangan. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencapai ketahanan pangan masyarakat adalah pemberdayaan potensi lokal dengan konsep pemanfaatan lahan marginal dan pekarangan di desa dan di perkotaan. Kegiatan Pengabdian Masyarakat Skema Ketahanan Pangan yang dilaksanakan di Desa Kamulyan Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya adalah mensosialisasikan cara mengoptimalkan lahan marginal dan pekarangan dengan sistem pertanian terpadu melalui konsep diversifikasi tanaman kepada anggota kelompok tani yang berada di Desa Kamulyan sebagai sasaran kegiatan dalam pemanfaatan potensi lahan tersebut untuk dapat menjadi salah satu sumber penghasil pangan keluarga tani untuk mendatangkan ketahanan pangan keluarga. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dengan pedekatan ceramah dan diskusi, serta pembuatan demonstrasi plot (demplot) sebagai percontohan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa lahan yang tersedia belum dimanfaatkan secara kontinyu dan maksimal oleh petani hal tersebut disebabkan : (1) pada proses pemeliharaan pada tanaman khususnya pada musim kemarau terdapat kendala yaitu disebabkan karena sulitnya memperoleh air, penggunaan pupuk belum sesuai dengan anjuran, yaitu menggunakan pupuk jika terdapat kelebihan pupuk dari pertanaman di sawah dari tanaman padi atau mendong, (2) input benih masih diperoleh dari pasar untuk komoditas sayuran tertentu, (3) gangguan tanaman oleh ternak unggas (ayam, bebek), karena sistem lepas pada pemeliharaan ternak unggas. Masih diperlukan pendampingan secara berlanjut untuk dapat memanfaatkan potensi lokal secara keseluruhan.
PRODUCTION RISK OF MORINGA (Moringa oleifera L.) IN THE RAINY AND DRY SEASONS Ina Berlianty; Suyudi Suyudi; Nurul Risti Mutiarasari
Journal of Agri Socio Economics and Business Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jaseb.4.1.17-28

Abstract

This study aimed to determine and analyze the risk of moringa (Moringa oleifera L.) production in rainy and dry seasons at PT Moringa Organic Indonesia, Blora. The research method used is a case study method, using secondary data and time-series data and interviews with the company. The analytical tools used are coefficient variation (CV) and lower limit (L). The results show that the sources of production risk at PT Moringa Organic Indonesia consist of external and internal production risks, external production risks consist of weeds, disease, and seasons, while internal production risks are human resource risks. The calculation result of risk level of Moringa production for rainy season and dry season show the risk level of production in dry season has a high risk because it has a coefficient variation value greater than the rainy season. The lower limit of production (L) was obtained in the dry season, based on the lower limit values of the two seasons, indicating that the losses were lower than dry season during the rainy season. 
Strategi Dan Model Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Rancah Suyudi Suyudi; Hendar Nuryaman; Erfan Erfan
Jurnal Riset Agribisnis dan Peternakan Vol. 1 No. 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.027 KB)

Abstract

The development of the livestock sector is focused on the business of livestock farmers with an agribusiness perspective in an effort to increase the economy in rural areas. Local livestock that becomes germplasm in each region certainly have their respective advantages and potential. one of them is Cattle Ranch which is the native local livestock of West Java. The purpose of this research is to identify the strengths, weaknesses, opportunities, threats, and strategies as well as models in the development of the Ranch cattle business. The method used is a case study and developmental research. The Al Hidayah Livestock Group was selected purposively and is one of the pilot groups of Ranch Cattle in Ciamis Regency with a livestock population of 49 heads and group membership of 30 people, and the land owned by this livestock group is still very large so that it is still very potential to be developed. The results of research using SWOT analysis show a total score of Internal Factors Analysis Summary (strengths and weaknesses) and a score of External Factors Analysis Summary (opportunities and threats) of 3.060. and 3,143. Alternative strategies that can be applied include increasing the knowledge and ability of farmers by optimizing the availability of natural resources around; develop breeders' skills in collaboration with various related institutions in order to increase effectiveness and efficiency in raising livestock with the aim of increasing livestock productivity; absorb and apply a variety of information regarding the use of technology for optimal utilization of agricultural waste, and participate actively in various government programs such as the development of the People's Animal Husbandry Center (SPR). The development model consists of three main components, namely breeders/livestock groups, agribusiness systems, and institutions which are largely determined by the roles of breeders, extension agents, and institutions related to the development of scaffolding. Keywords: Scaffolding, SWOT, Strategy, Mode
HUBUNGAN EFEKTIVITAS DISTRIBUSI PUPUK BERSUBSIDI DENGAN PENERAPANNYA PADA USAHATANI MENDONG Suyudi Suyudi; Zulfikar Noormansyah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 10, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/jimag.v10i1.9356

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas distribusi pupuk bersubsidi yang mengacu pada prinsip empat tepat (tepat harga, tepat jumlah, tepat tempat, dan tepat waktu), untuk mengetahui penerapan pupuk bersubsidi yang dilakukan oleh petani mendong dan untuk mengetahui hubungan antara efektivitas distribusi pupuk bersubsidi dengan penerapan pupuk bersubsidi. Metode yang digunakan adalah metode survei. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Penelitian dilakukan di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Analisis Deskriptif kualitatif untuk menjawab tujuan pertama dan kedua, sedangkan untuk mengetahui hubungan antara efektivitas distribusi pupuk bersubsidi dengan penerapan pupuk bersubsidi pada usahatani mendong secara simultan menggunakan uji Konkordansi Kendall W dan pengujian secara parsial digunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menujukkan bahwa 1) Variabel distribusi pupuk bersubsidi masuk dalam kategori efektif. Indikator tepat harga termasuk pada kategori tidak efektif, serta indikator tepat jumlah, tepat tempat, dan tepat waktu termasuk pada kategori efektif, 2) Variabel penerapan pupuk bersubsidi termasuk pada kategori tepat. Indikator tepat jenis termasuk kategori tepat, tepat dosis termasuk kategori cukup tepat, tepat cara termasuk kategori tepat, dan tepat waktu termasuk kategori tepat dan 3) Terdapat hubungan secara simultan antara efektivitas distribusi pupuk bersubsidi dengan penerapan pupuk bersubsidi. Secara parsial, indikator tepat harga dan tepat tempat masing-masing tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan penerapan pupuk bersubsidi. Sedangkan indikator tepat jumlah dan tepat waktu masing-masing memiliki hubungan yang signifikan dengan penerapan pupuk bersubsidi dan memiliki tingkat keeratan hubungan yang sedang.
Kajian dan Analisis Hermeneutika pada Puisi "When I Was One and twenty" Karya Alfred Edward housman: When I was One and Twenty lihin, Sholihin; Suyudi, Suyudi
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 5 No. 12 (2022): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.819 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v5i12.1173

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian mengenai unsur intrinsik puisi serta analisis hermeunetika puisi "when I was one and twenty" karya AE houseman. Penelitian ini menggunakan konsep hermeneutika untuk menganalisa puisi yang berjudul when I was one and twenty karya A E housman tersebut. Dalam konsep pemaknaan hermenetika maka puisi akan di analisis dengan tahapan-tahapan atau langkah-langkah analisis hermeneutika oleh Paul Ricoeur. Adapun tahapan-tahapan yang digunakan dalam menganalisis puisi Dengan menggunakan teori Paul Ricoeur adalah sebagai berikut: 1) puisi ditempatkan sebagai teks yang otonom, 2) mengklasifikasikan lapis simbol dalam puisi; 3) mengaitkan simbol dengan sesuatu di luar teks; dan 4) memaknai teks. 4 langkah-langkah tersebut digunakan untuk memaknai simbol-simbol puisi di dalam puisi when I was one and twenty oleh A E Housman. Melalui langkah-langkah tersebut maka kita akan mampu mendapatkan makna puisi dengan komprehensif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa puisi when I was want and twenty yang ditulis oleh AE houseman menggunakan simbol crowns, pound, Guiness, pearls, rubies sebagai sesuatu yang seharusnya diberikan untuk sang kekasih, bukan ikatan atau komitmen.