cover
Contact Name
Sofyan Mahfudy
Contact Email
jurnaltransformasi@uinmataram.ac.id
Phone
+6281329446085
Journal Mail Official
jurnaltransformasi@uinmataram.ac.id
Editorial Address
LPPM, UIN Mataram, Jl. Pendidikan 35 Mataram 83125
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
ISSN : 18583571     EISSN : 25809628     DOI : 10.20414/transformasi.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 243 Documents
Training on developing interactive student worksheets using Liveworksheets application to enhance creative thinking skills Muktadir, Abdul; Winarni, Endang Widi; Gumono; Susanti, Atika
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 20 No. 2 (2024): Transformasi Desember
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v20i2.11304

Abstract

[Bahasa]: Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan sangat penting untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Namun, guru-guru di SDN 50 Kota Bengkulu masih belum optimal dalam memanfaatkan teknologi untuk penyusunan LKPD interaktif. Hal ini menjadi mendesak karena keterbatasan keterampilan guru dalam menggunakan aplikasi berbasis teknologi. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk melatih guru-guru di SDN 50 Kota Bengkulu dalam menyusun LKPD interaktif dengan menggunakan aplikasi Liveworksheets untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah pelatihan dengan model Identifikasi Kebutuhan, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi (IPPE). Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di SDN 50 Kota Bengkulu yang berlokasi di Jl. Meranti No.4, Sawah Lebar Baru, Kec. Ratu Agung, Kota Bengkulu. Para guru yang menjadi sasaran program ini adalah seluruh staf pengajar di SDN 50 Kota Bengkulu. Instrumen evaluasi yang digunakan adalah lembar penilaian produk LKPD sebelum dan sesudah kegiatan. Pelatihan pengembangan LKPD interaktif menggunakan aplikasi Liveworksheets untuk guru SDN 50 Kota Bengkulu menunjukkan hasil yang signifikan. Setelah mengikuti pelatihan, guru-guru dapat menyusun LKPD interaktif secara mandiri dengan lebih baik. Penilaian melalui lembar tes menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menyusun LKPD meningkat secara substansial. Guru mampu menerapkan aplikasi Liveworksheets secara efektif dalam pengembangan LKPD interaktif yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Pelatihan ini berhasil meningkatkan keterampilan guru sekolah dasar dalam menyusun LKPD berbantuan aplikasi Liveworksheets dengan keunggulan utama pada peningkatan kreativitas dan relevansi LKPD sesuai perkembangan teknologi pembelajaran terkini. Kata Kunci: lembar kerja peserta didik, interaktif, aplikasi Liveworksheets [English]: The utilisation of technology in education is essential to enhance the effectiveness of learning. However, the Elementary School 50 Kota Bengkulu teachers have not yet optimised technology for developing interactive student worksheets (LKPD). This need has become urgent due to the teachers' limited skills in using technology-based applications. This community service program aims to train Elementary School 50 Kota Bengkulu teachers to create interactive student worksheets using the Liveworksheets application to foster creative thinking skills. The method applied in this program follows the Needs Identification, Planning, Implementation, and Evaluation training model. This community service activity was conducted at elementary school 50 Kota Bengkulu, located at Jl. Meranti No.4, Sawah Lebar Baru, Ratu Agung District, Kota Bengkulu. The target participants for this program were all teaching staff at Elementary School 50 Kota Bengkulu. The evaluation instrument was a product assessment sheet for student worksheets applied before and after the training. The training on interactive student worksheets development using the Liveworksheets application for teachers at Elementary School shows significant results. After completing the training, teachers were able to independently create interactive student worksheets more effectively. Evaluation through assessment sheets indicated a substantial improvement in teachers’ ability to design student worksheets. Teachers effectively implemented the Liveworksheets application in developing interactive student worksheets tailored to student needs. This training successfully enhanced the skills of teachers in designing student worksheets with the Liveworksheets application, with notable advantages in increasing creativity and relevance in student worksheets aligned with the latest developments in educational technology. Keywords: student worksheets, interactive features, Liveworksheets application
Innovative artificial intelligence (AI) technology learning support for Indonesian language teachers at a junior high school in Tuban Indarti, Titik; Fanani, Urip Zaenal; Nasrullah, Riki; Septiana, Hespi; Afdholy, Nadya
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 20 No. 2 (2024): Transformasi Desember
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v20i2.11317

Abstract

[Bahasa]: Kemajuan pesat Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam dunia pendidikan menawarkan potensi yang signifikan untuk meningkatkan pengalaman belajar. Namun, guru-guru bahasa Indonesia di sekolah menengah pertama, khususnya di Tuban, menghadapi tantangan kritis dalam mengintegrasikan AI, termasuk pelatihan yang terbatas, penguasaan teknis, dan masalah etika. Hambatan-hambatan ini menghambat adopsi alat AI yang efektif untuk pembelajaran yang dipersonalisasi, adaptif, dan fleksibel. Untuk mengatasi masalah ini, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi guru dalam integrasi AI melalui program pengabdian masyarakat yang terstruktur. Secara khusus, program ini menargetkan 30 guru bahasa Indonesia, melibatkan mereka dalam lokakarya dan sesi pendampingan berkelanjutan. Dengan menggunakan pendekatan partisipatif, program ini dilaksanakan dalam tiga tahap: persiapan, implementasi, dan evaluasi. Pre-test dan post-test dilakukan untuk menilai pemahaman awal para guru dan kemajuan selanjutnya. Hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan, dengan 85% peserta mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang konsep-konsep terkait AI dan 90% menunjukkan kemampuan untuk menggabungkan alat berbasis AI ke dalam kelas mereka. Terlepas dari pencapaian ini, masih ada tantangan yang dihadapi, terutama terkait keterampilan teknis dan pertimbangan etika. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pelatihan dan dukungan berkelanjutan untuk mencapai integrasi AI yang berkelanjutan dalam pendidikan bahasa Indonesia. Penelitian lebih lanjut direkomendasikan untuk mengeksplorasi dampak jangka panjang dari adopsi AI dalam praktik pengajaran dan mendorong kolaborasi antara pendidik dan pengembang AI. Kata Kunci: kecerdasan buatan, inovasi pendidikan, pembelajaran bahasa Indonesia, pelatihan guru, pengabdian masyarakat. [English]: The rapid advancement of Artificial Intelligence (AI) in education offers significant potential for enhancing learning experiences. However, Indonesian language teachers in junior high schools, particularly in Tuban, face critical challenges in integrating AI, including limited training, technical mastery, and ethical concerns. These barriers hinder the effective adoption of AI tools for personalized, adaptive, and flexible learning. Addressing this issue, this study aimed to improve teachers' knowledge and competencies in AI integration through a structured community service program. Specifically, the program targeted 30 Indonesian language teachers, engaging them in workshops and continuous mentoring sessions. Adopting a participatory approach, the program was implemented in three stages: preparation, implementation, and evaluation. Pre- and post-tests were conducted to assess teachers’ initial understanding and subsequent progress. Results revealed significant improvements, with 85% of participants gaining a deeper understanding of AI-related concepts and 90% demonstrating the ability to incorporate AI-based tools into their classrooms. Despite these achievements, challenges remained, particularly regarding technical skills and ethical considerations. This study underscores the necessity of sustained training and support to achieve sustainable AI integration in Indonesian language education. Further research is recommended to explore the long-term impacts of AI adoption in teaching practices and foster collaboration between educators and AI developers. Keywords: artificial intelligence, educational innovation, Indonesian language learning, teacher training, community service.
Android-based mathematics learning to increase student interest: A learning innovation at a Community Learning Centre in Samarinda City Ikmawati; Dimpudus, Ariantje; Haryaka, Usfandi; Greas, Kevin Ely Asar; Ramadani, Muhammad; Pakpahan, Yeisha Lorry Ega; Ramadhani, Nur Insan
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 20 No. 2 (2024): Transformasi Desember
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v20i2.11319

Abstract

[Bahasa]: Salah satu masalah utama yang sering dihadapi oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di kota Samarinda adalah rendahnya minat belajar peserta didik. Beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini antara lain kurangnya motivasi pribadi, materi yang dianggap membosankan atau tidak relevan, serta ketidaksesuaian antara metode pembelajaran dengan kebutuhan dan minat peserta didik menjadi penghambat utama dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di PKBM. Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) ini bertujuan meningkatkan minat belajar matematika dan memperkenalkan kepada peserta didik cara-cara baru dalam memperoleh pengetahuan yang lebih modern dan sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan menggunakan media berbasis Android dapat menciptakan metode pembelajaran yang lebih interaktif, menyenangkan, dan memotivasi peserta didik untuk lebih aktif. Metode yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif yang menggambarkan kegiatan PkM dalam bentuk pendampingan penggunaan teknologi pendidikan, berupa aplikasi mobile atau platform pembelajaran online yang mudah diakses oleh siswa, media belajar yang dapat diakses di handphone android khusus pembelajaran matematika. Pelaksanaan PkM ini disajikan dengan pendekatan inovatif, menggabungkan pembelajaran menarik dan motivasi inspiratif, baik dari segi materi maupun kisah nyata. Terdiri dari 3 tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa program pengabdian melalui inovasi media pembelajaran matematika berbasis Android dapat mendorong minat belajar peserta kejar paket C pada PKBM di kota Samarinda. Kata Kunci: Kejar Paket C, media belajar, Android, minat belajar [English]: One of the main problems Community Learning Activity Centers (CLAC) often face in Samarinda is students' low interest in learning. Several factors that influence this include a lack of personal motivation, material considered boring or irrelevant, and a mismatch between learning methods and students' needs and interests, which are the main obstacles to improving the quality of learning at CLAC. This Community Service (CS) program aims to increase interest in learning mathematics and introduce students to new ways of acquiring more modern knowledge in line with current developments. Using Android-based media can create learning methods that are more interactive and fun and can motivate students to be more active. The method used is a type of descriptive research that describes PkM activities in the form of assistance in the use of educational technology, in the form of mobile applications or online learning platforms that are easily accessed by students, learning media that can be accessed on Android cellphones specifically for mathematics learning. This community service consists of three stages: preparation, implementation, and evaluation. The implementation of CS is presented with an innovative approach, combining engaging learning and inspiring motivation regarding material and real stories. The results show that the community service program through Android-based mathematics learning innovations encourages students' learning interest in the Paket C equivalency program at PKBM in Samarinda City. Keywords: Paket C equivalency program, learning media, Android, learning interest
Organisational assistance for violence prevention and management teams to improve school safety Rakhmawati, Dini; Widiharto, Argo; Prasetyo, Agung
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 20 No. 2 (2024): Transformasi Desember
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v20i2.11755

Abstract

[Bahasa]: Kekerasan di lingkungan sekolah menjadi masalah serius yang dapat mengancam kenyamanan dan keamanan siswa. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi nomor 46 Tahun 2023, Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Semarang telah membentuk tim pencegahan dan penanganan kekerasan (TPPK) sekolah. Namun, dalam pelaksanaannya tim belum menjalankan perannya secara optimal karena kurangnya pemahaman tim terhadap tugas dan fungsinya. Program pengabdian kepada masyarakat melalui pendampingan tim TPPK sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anggota tim TPPK dalam upaya pencegahan kekerasan, baik secara preventif maupun kuratif. Pengetahuan dan pemahaman yang baik akan mendukung pelaksanaan penanganan kekerasan di sekolah secara efektif. Mitra program ini adalah Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kota Semarang yang terdiri dari 77 SMA dengan rincian 61 SMA Swasta dan 16 SMA Negeri. Metode yang digunakan dalam Program Kemitraan Masyarakat adalah pendekatan Community Development. Adapun tahapan program ini adalah observasi dan perijinan, workshop tentang tugas pokok dan fungsi dari tim pencegahan kekerasan berdasarkan Peraturan Mendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023, pendampingan implementasi tim pencegahan kekerasan di sekolah, dan evaluasi kegiatan. Hasil menunjukkan terdapat peningkatan pemahaman sebelum dan sesudah kegiatan. Peningkatan pemahaman tim pencegahan terdiri dari pemahaman terhadap tugas, pemahmanan terhadap implementasi tugas, pemahaman penyusunan program, dan pemahaman terhadap alur penanganan kasus. Setelah mengikuti pendampingan ini, sejumlah 30 sekolah dampingan berhasil menyusun program pencegahan kekerasan baik yang bersifat preventif maupun kuratif. Kata kunci: pencegahan dan penanganan kekerasan, sekolah, pengembangan komunitas [English]: Violence within the school environment represents a significant issue that jeopardizes the safety and well-being of students. Under Regulation Number 46 of 2023 issued by the Minister of Education, Culture, Research, and Technology, Senior High Schools (SMA) in Semarang City have established teams for violence prevention and management (TPPK). However, the effectiveness of the team’s implementation has been hindered by a poor understanding of their assigned duties and responsibilities. Good knowledge and understanding will support the effective implementation of handling violence at schools. This community service program aims to increase the knowledge and understanding of TPPK team members to prevent violence. The program collaborates with the Semarang City High School Principal's Working Meeting (MKKS), representing 77 high schools, including 61 private and 16 public schools. This program employed a Community Development approach. The stages of this program were observation and licensing, workshops on the main tasks and functions of the violence prevention team, assistance in implementing the violence prevention team in schools, and evaluation. The results show there was an increase in understanding before and after the program. Improving the understanding of the prevention team consists of an understanding of tasks, an understanding of the implementation of tasks, an understanding of program preparation, and an understanding of the flow of handling cases. After participating in this mentoring, a total of 30 assisted schools have successfully developed violence prevention programs, both preventive and curative. Keywords: violence prevention and management, school, community development
Enhancing the independence of pregnant women in preventing anemia using the Anvent application in Tanjung Anom Village, Deli Serdang Regency Purba, Edy Marjuang; Ginting, Laurena; Purba, Saut; Dermawan; Nainggolan, Anna Waris
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 20 No. 2 (2024): Transformasi Desember
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v20i2.11806

Abstract

[Bahasa]: Prevalensi anemia pada ibu hamil di Desa Tanjung Anom cukup tinggi (38,5%). Pemerintah melalui puskesmas telah berupaya menurunkan prevalensi anemia dengan memberikan tablet Fe  kepada setiap ibu hamil dan diwajibkan untuk mengonsumsi sebanyak minimal 90 tablet selama kehamilan. Namun sebagian besar ibu hamil di Desa Tanjung Anom tidak memiiliki kemandirian dalam mencegah anemia dan mengonsumsi Tablet Fe yang telah diberikan oleh Puskesmas. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ibu hamil untuk mencegah anemia dengan aplikasi Anvent (Anemia Prevention) di Desa Tanjung Anom Kabupaten Deli Serdang. Metode kegiatan dilakukan dengan tahapan persiapan, sosialisasi, edukasi pencegahan anemia pada ibu hamil, pelatihan penggunaan aplikasi Anvent, evaluasi pengetahuan dan keterampilan ibu hamil. Kegiatan dilakukan di Balai Desa Tanjung Anom pada bulan September sampai Oktober 2024 dan diikuti oleh sebanyak 96 orang ibu hamil. Aplikasi Anvent dibuat dengan tampilan yang menarik dan informatif  dan memiliki 5 menu yaitu : Home, Menu Pangan Lokal, Pantau, Bagan Koordinasi, dan Chat. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan yang siginifikan pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan pencegahannya setelah mengikuti kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Keterampilan ibu hamil dalam menggunakan aplikasi Anvent menunjukkan sebagian besar memiliki kemampuan yang baik. Sebagian besar ibu hamil juga dapat melihat tingkat kepatuhan mereka dalam mengonsumsi tablet Fe pada aplikasi Anvent. Aplikasi ini dapat menjadi solusi yang dapat dimanfaatkan oleh setiap ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan anemia dan menjadi alat pemantau dalam tablet Fe. Kata Kunci: anemia, aplikasi Anvent, ibu hamil, pantau, tablet Fe [English]: The prevalence of anemia among pregnant women in Tanjung Anom Village is relatively high at 38.5%. Through the health center, the government has implemented efforts to reduce this prevalence by providing pregnant women with iron tablets (Fe), requiring them to consume at least 90 tablets during pregnancy. However, most pregnant women in the village lack independence in preventing anemia and are inconsistent in consuming the Fe tablets provided. This community service program aims to improve the independence of pregnant women in preventing anemia by using the Anvent (Anemia Prevention) application in Tanjung Anom Village, Deli Serdang Regency. The program was carried out through several stages, including preparation, socialization, education on anemia prevention, training on using the Anvent application, and evaluation of participants’ knowledge and skills. The program was conducted at the Tanjung Anom Village Hall from September to October 2024 and involved 96 pregnant women. The Anvent application was designed to be informative and user-friendly, featuring five menus: Home, Local Food Menu, Monitor, Coordination Chart, and Chat. The program showed a significant increase in the knowledge of pregnant women regarding anemia prevention after their participation. Most participants demonstrated good skills in using the application and were able to monitor their compliance with consuming Fe tablets through Anvent. This application presents a practical and innovative solution for pregnant women to enhance their knowledge of anemia prevention and serves as an effective tool for monitoring Fe tablet consumption. Keywords: anemia, Anvent application, pregnant women, monitor, Fe tablets
Improving teacher competence in designing minimum competency assessment tasks Rufiana, Intan Sari; Arifin, Slamet; Wahyudi; Naana, Tesya Mahdaniya Ode; Wanti, Astika Berliana; Dewi , Elsa Haruna
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 20 No. 1 (2024): Transformasi Juni
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v20i1.8725

Abstract

[Bahasa]: Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) berfungsi sebagai salah satu indikator untuk menilai kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh karenanya, kemampuan menyusun soal berbasis AKM penting dimiliki oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan keterampilan guru dalam menyusun soal AKM. Metode dalam program pengabdian ini adalah lesson study. Lesson study terdiri dari tiga tahapan kegiatan yakni plan (perencanaan), do (pelaksanaan) dan see (merefleksikan). Mitra pengabdian adalah guru-guru yang tergabung dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus 8 Kecamatan Lowokwaru. Tahapan pelaksanaan pengabdian adalah perencanaan kolaboratif, pengajaran dan pengamatan, diskusi dan analisis, refleksi dan revisi. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa pelatihan yang dilaksanakan berhasil meningkatkan kualitas guru dalam menyusun instrumen soal AKM dan selanjutnya menerapkan dalam pembelajaran. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa pelatihan yang dilaksanakan berhasil meningkatkan kualitas guru dalam menyusun instrumen soal AKM dan selanjutnya menerapkan dalam pembelajaran. Hal ini dapat diketahui bahwa dari hasil respon peserta pelatihan menyebutkan bahwa 35% peserta memberikan respon sangat puas, 55% puas, dan sisanya cukup puas. Respon peserta terhadap materi program pengabdian menunjukkan bahwa, sebanyak 60% sangat mengerti, 35% mengerti, dan sisanya cukup mengerti. Selain itu, berkaitan dengan tindak lanjut dari kegiatan PkM ini, 12 peserta menyatakan bersedia untuk mengimplementasikan hasil kegiatan PkM, 5 orang sangat bersedia, dan sisanya cukup bersedia. Kegiatan pelethan penyusunan soal AKM terbukti efektif dalam implementasiya sehingga dapat mendukung guru dalam memahami implementasi kurikulum merdeka secara komprehensif. Kata Kunci: asesmen kemampuan minimum, lesson study, kelompok kerja guru [English]: Minimum Competency Assessment (AKM) is an indicator of assessing students' ability to achieve educational goals. Therefore, teachers need to have the ability to develop AKM-based tasks to improve the quality of learning. This community service program aims to improve teachers' skills in designing AKM-based tasks. This program used a lesson study approach consisting of three stages: planning, implementation, and reflection. The participants were teachers of the Teacher Working Group (KKG) Cluster 8 of Lowokwaru District. The stages of implementing service are collaborative planning, teaching, observation, discussion and analysis, reflection, and revision. The results show that the training improved teachers' ability to design and apply AKM-based tasks in the learning process. The measurement of the training participants' responses shows that 35% responded very satisfied, 55% were satisfied, and the rest were quite satisfied. The participants' responses to the program's material showed that as many as 60% understood very well, 35% understood, and the rest understood quite well. Furthermore, regarding the follow-up to this PkM activity, 12 participants stated they were willing to implement the program results, five people were very willing, and the rest were quite willing. The training program for preparing AKM questions has proven to be effective in its implementation so that it can support teachers in comprehensively understanding the implementation of the independent curriculum. Keywords: minimum ability assessment, lesson study, teacher working group
Cultivating digital entrepreneurship skills through empowering senior high school teachers Susanto, Celine Margaretha; Anjani, Angelica Mutiara; Kartikasari, Cynthia Yohanna; Tanaya, Olivia
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 21 No. 1 (2025): Transformasi Juni
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v21i1.11496

Abstract

[Bahasa]: Indonesia menghadapi tantangan untuk keluar dari middle income trap, meskipun telah mencapai status negara berpendapatan menengah keatas. Salah satu langkah penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah dengan meningkatkan jumlah wirausahawan melalui penguatan pendidikan kewirausahaan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan kewirausahaan para guru SMK PK Surabaya melalui Workshop Pembentukan Mindset Kewirausahaan Digital. Metode Participatory Action Research (PAR) digunakan untuk melibatkan guru dalam diskusi dan pengembangan solusi melalui sesi enrichment dan kegiatan berbasis proyek. Program ini berfokus pada pengajaran konsep kewirausahaan digital dan implementasi Empathy Map, yang bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dalam mengidentifikasi kebutuhan konsumen. Hasil pretest dan posttest menunjukkan peningkatan pemahaman kewirausahaan para guru SMK PK Surabaya, dengan output utama berupa Empathy Map dan inovasi metode pembelajaran kewirausahaan. Workshop ini berhasil mendorong pengembangan keterampilan kewirausahaan di SMK PK Surabaya, yang berpotensi mendukung peningkatan jumlah pengusaha muda dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kata Kunci: middle income trap, kewirausahaan, pendidikan vokasi, mindset kewirausahaan, empathy map [English]: Indonesia faces the challenge of escaping the middle-income trap, despite having achieved the status of an upper-middle-income country. One important step in encouraging economic growth is to increase the number of entrepreneurs through strengthening entrepreneurship education. This community service activity aims to develop the entrepreneurial skills of SMK PK teachers in Surabaya through a Workshop on developing a Digital Entrepreneurship Mindset. The Participatory Action Research (PAR) method is utilized to engage teachers in discussions and solution development through enrichment sessions and project-based activities. This program is designed to teach the principles of digital entrepreneurship and how to apply the Empathy Map to develop critical thinking skills for identifying consumer needs. The results of the pretest and posttest show an improvement in the understanding of entrepreneurship among the teachers of SMK PK Surabaya, with the main outputs being an Empathy Map and innovative methods for teaching entrepreneurship. This workshop successfully encouraged the development of entrepreneurial skills at SMK PK Surabaya, which has the potential to support the increase in the number of young entrepreneurs and accelerate Indonesia's economic growth. Keywords: middle-income trap, entrepreneurship, vocational education, entrepreneurial mindset, empathy map
Developing social-emotional learning programs for elementary school teachers in Prabumulih city Suratmi; Maharani, Siti Dewi; Harini, Bunda; Budiansyah; Aswasulasikin; Susanto, Ilham Arya; Hikmah, Putri Durrotul; Yolanda, Prita Amelia
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 21 No. 1 (2025): Transformasi Juni
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v21i1.11750

Abstract

[Bahasa]: Pendidikan dasar di Indonesia cenderung memprioritaskan aspek akademik, sehingga pengembangan sosial emosional siswa masih kurang diperhatikan. Untuk mengatasi masalah ini, Program Pengabdian Kepada Masyarakat yang berjudul "Pelatihan Penyusunan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)" dilaksanakan oleh tim PGSD FKIP Universitas Sriwijaya bagi guru SD di Kota Prabumulih. Program ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam menyusun pembelajaran berbasis sosial emosional yang berperan dalam kesejahteraan dan perkembangan siswa. Metode yang digunakan adalah Participatory Action Research (PAR) melalui tiga pertemuan; pertemuan pertama dilakukan secara tatap muka, dan dua pertemuan berikutnya dilakukan secara daring. Setiap sesi melibatkan pemberian materi, diskusi, pembimbingan, serta presentasi modul ajar PSE yang disusun oleh peserta. Pengumpulan data dilakukan menggunakan pretest dan posttest untuk mengukur pemahaman peserta sebelum dan setelah pelatihan. Hasil menunjukkan adanya peningkatan pada seluruh indikator pemahaman, menandakan efektivitas pelatihan dalam meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan PSE. Kesimpulannya, program ini berhasil membantu para guru mengintegrasikan pendekatan sosial emosional dalam pembelajaran, yang diharapkan dapat membawa dampak positif pada kualitas pendidikan di Kota Prabumulih. Rekomendasi dari program ini adalah perlunya pelatihan berkelanjutan dan pendampingan penerapan PSE di kelas untuk memastikan implementasi yang konsisten dan maksimal. Kata Kunci: pembelajaran sosial emosional, pengabdian kepada mayarakat, pelatihan guru [English]: Primary education in Indonesia has historically prioritized academic aspects, resulting in limited attention to students' social and emotional development. To address this issue, an initiative within the Community Service Program titled "Social Emotional Learning (SEL) in Training Program" was conducted by the PGSD FKIP team from Universitas Sriwijaya for elementary school teachers in Prabumulih City. This program aimed to enhance teachers' knowledge and skills in developing SEL-based teaching, which plays a significant role in students' well-being and growth. The program utilized a Participatory Action Research (PAR) approach through three sessions: a face-to-face first session followed by two online sessions. Each session included presentations, discussions, mentorship, and participants' presentations of SEL teaching modules they developed. Data collection was gathered using pretests and posttests to measure participants' understanding before and after the training. The results demonstrated improvement across all measured indicators, indicating the effectiveness of the training in enhancing teachers' skills in implementing SEL. This program successfully enabled teachers to integrate social-emotional strategies into their teaching practices, which is expected to positively impact educational quality in Prabumulih City. The program recommends ongoing training and support for SEL application to ensure consistency and optimal results. Keywords: social emotional learning, community service, teacher training
Digital-based learning material innovation workshop using GA-LARIS (Google Sites, Articulate Storyline, Augmented Reality, Physics Lab AR, Liveworksheet, and educational games) as a learning solution in era 4.0 Atmaja, Devi Yulianty Surya; Amelia, Riski; Harahap, Syafnah Aisyah Nauli; Ardiansyah, ⁠Abd Aziz; Kamilah, Dendy Siti; Budiman, Jovi Yuzzer; Valda, Vania; Sumiati; Illahi, Beta Kurnia; Andini, Firda Fikri; Nurfalah, Farika
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 21 No. 1 (2025): Transformasi Juni
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v21i1.12840

Abstract

[Bahasa]: Transformasi pendidikan di era 4.0, menuntut guru untuk mengintegrasikan teknologi digital secara efektif dalam proses pembelajaran. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru fisika di tingkat sekolah menengah atas melalui pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis digital dengan menggunakan GA-LARIS (Google Sites, Articulate Storyline, Augmented Reality, Physics Lab AR, Liveworksheets dan Permainan Edukasi). Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk hybrid selama tiga hari yang diikuti oleh 51 orang guru fisika se-Kabupaten Bandung Barat, Cimahi, dan Kota Bandung. Kegiatan ini dirancang menggunakan metode Participatory Action Research (PAR), yang terdiri dari tahap identifikasi masalah, pengembangan kolaboratif, dan refleksi. Peserta dibagi menjadi sembilan kelompok yang masing-masing mengembangkan materi pembelajaran berbasis digital. Evaluasi produk menggunakan instrumen kuesioner skala Likert 5 poin yang mengukur aspek desain visual, interaktivitas, dan keselarasan dengan kompetensi fisika. Uji validitas menggunakan indeks V Aiken menunjukkan skor di atas 0,80, sementara uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach menghasilkan nilai berkisar antara 0,80 hingga 0,97, yang dikategorikan Tinggi hingga Sangat Tinggi. Hasil ini menegaskan bahwa materi pembelajaran valid dan reliabel untuk digunakan dalam pembelajaran fisika SMA. Dalam hal kepraktisan, semua materi pembelajaran dinilai "Baik" hingga "Sangat Baik" (skor antara 80–90%). Sebagai tindak lanjut, kami merekomendasikan pelatihan yang fokus pada eksplorasi teknologi yang lebih maju, seperti Realitas Virtual (VR) dan Kecerdasan Buatan (AI), untuk mendukung pengembangan pembelajaran digital. Kata Kunci: kompetensi guru fisika, Google-Sites, Articulate-Storyline, Augmented-Reality, Physics-Lab-AR, LiveWorksheets [English]: The transformation of education during the 4.0 era requires teachers to integrate digital technology effectively into their teaching. This community service program aims to improve the competence of high school physics teachers through the development of interactive digital-based learning training media using the GA-LARIS (Google Sites, Articulate Storyline, Augmented Reality, Physics Lab AR, LiveWorksheets, and Educational Games). The program was implemented as a three-day hybrid workshop attended by 51 teachers from West Bandung Regency, Cimahi City, and Bandung City. The program was designed using the Participatory Action Research (PAR) method, consisting of problem identification, collaborative development, and reflection stages. Participants were divided into nine groups, each of which developed digital-based learning materials. A product evaluation used a 5-point Likert scale questionnaire instrument that measures aspects of visual design, interactivity, and alignment with physics competencies. Validity testing using Aiken’s V index showed scores above 0.80, while reliability testing using Cronbach’s Alpha yielded values ranging from 0.80 to 0.97, categorised as High to Very High. These results confirm that the learning materials are valid and reliable for use in high school physics instruction. In terms of practicality, all learning materials were rated as “Good” to “Very Good” (scores between 80% and 90%). We recommend follow-up training that focuses on the exploration of more advanced technologies, such as Virtual Reality (VR) and Artificial Intelligence (AI), to support digital learning development. Keywords: physics teacher’s competency, Google-Sites, Articulate-Storyline, Augmented-Reality, Physics-Lab-AR, LiveWorksheets
From training to practice: A community-based mentoring model for implementing Kurikulum Merdeka Gradini, Ega; Dhari, Putri Wulan
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 21 No. 1 (2025): Transformasi Juni
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v21i1.13153

Abstract

[Bahasa]:  Kurikulum Merdeka sangat penting karena mengedepankan otonomi guru dan pembelajaran yang berpusat pada siswa, namun kerangka kerjanya yang bersifat terbuka sering kali menimbulkan tantangan dalam penerapannya secara konsisten di tingkat sekolah. Untuk mengatasi masalah ini, inisiatif pengabdian masyarakat ini berupaya mengembangkan dan menilai model pendampingan berbasis masyarakat dengan menggunakan pendekatan Community-Based Participatory Research (CBPR). Tujuannya adalah untuk menciptakan kerangka kerja yang terukur yang secara efektif mendukung guru dan pemimpin sekolah saat mereka menerjemahkan prinsip-prinsip kurikulum ke dalam praktik di kelas. Proses ini melibatkan sesi pendampingan kolaboratif di mana para pemimpin sekolah dipandu dalam merancang Kurikulum Operasional Madrasah (KOM), sementara para guru menerima dukungan langsung dalam mengembangkan rencana pelajaran, membuat alat penilaian, dan melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil Alamin (P5RA). Umpan balik yang berulang dan diskusi reflektif memastikan bahwa proses pendampingan bersifat adaptif terhadap kebutuhan peserta, menumbuhkan rasa kepemilikan dan mendorong praktik pedagogi yang berkelanjutan. Model ini menunjukkan keefektifannya di dua sekolah menengah pertama Islam, di mana Sekolah B secara konsisten mengungguli Sekolah A dalam hal perencanaan, pengajaran, dan penilaian. Selain itu, sesi refleksi kolaboratif secara khusus meningkatkan efikasi diri guru, dengan 92% peserta menyatakan peningkatan kepercayaan diri dalam kemampuan mereka untuk mengimplementasikan kurikulum. Pendekatan pendampingan ini juga menghasilkan peningkatan partisipasi aktif siswa sebesar 25%, yang mengindikasikan adanya peningkatan yang signifikan dalam keterlibatan siswa di kelas. Temuan ini menunjukkan bahwa pendampingan yang terstruktur dan berbasis masyarakat dapat menjembatani kesenjangan antara pelatihan teoritis dan penerapan praktis, menawarkan kepada para pemangku kepentingan pendidikan sebuah kerangka kerja yang kuat untuk mengubah kegiatan pelatihan yang terisolasi menjadi komunitas praktik yang berkelanjutan. Kata kunci: kurikulum merdeka, penelitian partisipatif berbasis masyarakat, otonomi guru, pembelajaran yang berpusat pada siswa, model pendampingan [English]: Kurikulum Merdeka is highly significant because it prioritizes teacher autonomy and student-centered learning, yet its open-ended framework often poses challenges for consistent implementation at the school level. To address these issues, this community service initiative sought to develop and assess a community-based mentoring model using a Community-Based Participatory Research (CBPR) approach. The goal was to create a scalable framework that effectively supports teachers and school leaders as they translate the curriculum's principles into actual classroom practices. The process involved collaborative mentoring sessions in which school leaders were guided in designing the Kurikulum Operasional Madrasah (KOM). At the same time, teachers received hands-on support in developing lesson plans, crafting assessment tools, and implementing Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil Alamin (P5RA) projects. Iterative feedback and reflective discussions ensured that the mentoring process was adaptive to participants' needs, cultivating a sense of ownership and fostering sustainable pedagogical practices. The model demonstrated its effectiveness across two Islamic junior high schools, where School B consistently outperformed School A in planning, instruction, and assessment. Moreover, collaborative reflection sessions notably enhanced teacher self-efficacy, with 92% of participants expressing increased confidence in their ability to implement the curriculum. This mentoring approach also resulted in a 25% rise in active student participation, indicating a significant boost in classroom engagement. The findings suggest that structured, community-driven mentoring can bridge the gap between theoretical training and practical application, offering educational stakeholders a robust framework for transforming isolated training events into enduring communities of practice. Keywords: kurikulum merdeka, community-based participatory research, teacher autonomy, student-centered learning, mentoring model