Claim Missing Document
Check
Articles

48 PERSENTASE KEBUNTINGAN KEMBAR DAN ENUKLEASI VESIKEL EMBRIO DENGAN PANDUAN ULTRASOUND PADA KUDA Amrozi A; Ligaya ITA Tumbelaka
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 1 (2014): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i1.1257

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui persentase kebuntingan kembar pada kuda di Pulau Jawa dan Madura dan menguji tingkat keberhasilan enukleasi vesikel embrio dengan panduan ultrasound. Sebanyak 354 induk kuda dikawinkan secara alami dengan kebuntingan mencapai 57,6% (204 ekor) dan ditemukan 11 kebuntingan kembar (5,4%). Kebuntingan kembar dengan 2 vesikel embrio pada 10 induk dan 3 vesikel embrio pada satu induk. Pengurangan embrio dengan memberikan tekanan probe terhadap vesikel embrio berpanduan gambaran ultrasound terhadap 6 ekor kuda bunting kembar berhasil pada satu ekor induk kuda (16,6%) dan melahirkan satu anak. Semua kontrol kebuntingan kembar pada 5 induk kuda mengalami abortus pada usia kebuntingan 7-9 bulan. _____________________________________________________________________________________________________________________
KORELASI FOLIKEL DOMINAN AKIBAT PENYUNTIKAN HORMON PREGNANT MARE SERUM GONADOTROPIN (PMSG) DENGAN PENINGKATAN RESPONS BERAHI PADA KAMBING KACANG Andriyanto A; Amrozi A; Min Rahminiwati; Arief Boediono; Wasmen Manalu
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 9, No 1 (2015): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v9i1.2779

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penyuntikan pregnant mare serum gonadotropin (PMSG) terhadap peningkatan respons berahi kambing kacang. Sebanyak 20 ekor kambing kacang betina dewasa kelamin dibagi secara acak ke dalam 5 perlakuan dosis penyuntikan PMSG, yaitu 0,0 (K1); 1,0 (K2); 7,5 (K3); 15,0 (K4); dan 20,0 (K5) IU/kg bobot badan dan diulang 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada K3, K4, dan K5 terjadi peningkatan jumlah folikel dominan, total diameter folikel dominan, total volume folikel dominan, dan konsentrasi estrogen dalam serum darah (P0,05), serta menunjukkan gejala berahi yang lebih jelas dibandingkan K1. Konsentrasi estrogen dalam serum darah memiliki korelasi positif dengan jumlah folikel dominan, total diameter folikel dominan, total volume folikel dominan, onset berahi, durasi berahi, perubahan vulva menjadi merah, kebengkakan vulva, peningkatan respons betina terhadap pejantan, dan pergerakan ekor pada saat berahiatau fleging berturut-turut sebesar 53,10; 82,60; 48,80; 53,0; 45,50; 39.40; 32,60; 32,60; dan 80,20% dengan pola kuadratik. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa penyuntikan PMSG pada dosis 7,5; 15,0; dan 20,0 IU/kg bobot badan mampu meningkatkan konsentrasi estrogen dan respons berahi kambing kacang.
DINAMIKA OVARIUM SAPI ENDOMETRITIS YANG DITERAPI DENGAN GENTAMICINE, FLUMEQUINE DAN ANALOG PROSTAGLANDIN F2 ALPHA (PGF2α) SECARA INTRA UTERUS Juli Melia; Amrozi A; Ligaya ITA TumbelakaLigaya
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 2 (2014): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i2.2628

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas pengobatan endometritis dengan menggunakan kombinasi antibiotik (gentamicine, flumequine) dan analog prostaglandin F2 alfa (PGF2α) berdasarkan pengamatan dinamika ovarium dengan metode ultrasonografi (USG). Enam ekor sapi endometritis dibagi dalam 2 kelompok perlakuan. Kelompok I (K1, n= 3) diterapi dengan 250 mg Gentamicine, 250 mg Flumequine, dan 12,5 mg PGF2α secara intra-uterus. Kelompok II (K2, n= 3) diterapi menggunakan antibiotik dengan dosis dan cara pemberian yang sama seperti pada Kelompok I. Hasil pengamatan terhadap sapi-sapi endometritis K1 dan K2 memperlihatkan rataan panjang siklus estrus selama 18 hari. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap kelas folikel pada kedua kelompok perlakuan. Folikel besar (DF) dan folikel besar kedua (SF) pada ke-3 gelombang folikel yang muncul tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata antara K1 dan K2 (P>0,05), tetapi terdapat perbedaan yang nyata (P
Evaluasi Pemberian Produk Elektro Bio Stamino® Terhadap Performa Ayam Broiler Hamdika Yendri; Nugroho Sampurno; Fiqhi Alfiansyah; Akbar Wijaya Putra Purnama; Tukiran; Amrozi
Jurnal Veteriner dan Biomedis Vol. 1 No. 2 (2023): September
Publisher : Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jvetbiomed.1.2.108-114.

Abstract

Ayam broiler adalah jenis ayam yang dipelihara khusus untuk produksi daging yang cepat, sehingga pemeliharaan yang baik sangat penting untuk mencapai performa yang optimal. Kunci pemeliharaan ayam broiler dengan skala produksi adalah pakan, manajemen kandang, manajemen kesehatan, dan faktor eksternal. Perlu dikembangkan cara-cara yang baru dalam pemeliharaan ayam broiler agar menghasilkan kualitas yang baik. Salah satunya adalah dengan mengem-bangkan produk suplemen pendamping pakan. Sebanyak 12.000 ekor ayam DOC dibagi kedalam 2 kelompok yai-tu kelompok kontrol yang diberikan pemeliharaan secara normal. Kelompok berikutnya dalah kelompok EBS yaitu kelompok yang diberikan produk Elektro Bio Stamino® setiap hari didalam air minum dengan dosis 2 mL dalam 1 liter air minum. Pemberian sediaan dilakukan sebanyak 1 kali sehari. Parameter yang diamati meliputi penambahan bobot badan, Feed consumption rate dan Feed intake. Pengambilan data dilakukan selama 31 hari. Hasil penelitian menunjuk-kan kelompok yang diberikan sediaan Elektro Bio Stamino® memiliki performa yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini disebabkan nutrisi dan zat yang terkandung didalam produk mampu melengkapi kebutu-han nutrisi ayam selama masa pemeliharaan. Oleh karena itu pemberian Elektro Bio Stamino® memberikan efek positif terhadap performa ayam broiler.
PERSENTASE KEBUNTINGAN KEMBAR DAN ENUKLEASI VESIKEL EMBRIO DENGAN PANDUAN ULTRASOUND PADA KUDA Amrozi A; Ligaya ITA Tumbelaka
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 1 (2014): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i1.1258

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui persentase kebuntingan kembar pada kuda di Pulau Jawa dan Madura dan menguji tingkat keberhasilan enukleasi vesikel embrio dengan panduan ultrasound. Sebanyak 354 induk kuda dikawinkan secara alami dengan kebuntingan mencapai 57,6% (204 ekor) dan ditemukan 11 kebuntingan kembar (5,4%). Kebuntingan kembar dengan 2 vesikel embrio pada 10 induk dan 3 vesikel embrio pada satu induk. Pengurangan embrio dengan memberikan tekanan probe terhadap vesikel embrio berpanduan gambaran ultrasound terhadap 6 ekor kuda bunting kembar berhasil pada satu ekor induk kuda (16,6%) dan melahirkan satu anak. Semua kontrol kebuntingan kembar pada 5 induk kuda mengalami abortus pada usia kebuntingan 7-9 bulan. _____________________________________________________________________________________________________________________
SINKRONISASI ESTRUS DAN PENGAMATAN ULTRASONOGRAFI PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN DINI PADA DOMBA GARUT (Ovis aries) SEBAGAI STANDAR PENENTUAN UMUR KEBUNTINGAN Amrozi a; Bagus Setiawan
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 5, No 2 (2011): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v5i2.364

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengamati sinkronisasi estrus dan menentukan diagnosis kebuntingan dini pada domba garut (n=3) menggunakan ultrasonografi transrektal. Domba disinkronisasi dengan menggunakan PGF pada fase luteal. Onset dan durasi estrus diamati dengan menggunakan jantan pengusik. Kebuntingan 2a ditentukan dengan tampilan isoechogenic yang dikelilingi oleh tampilan hypoechogenic. Rata-rata onset estrus adalah 35±28,7 jam dan rata-rata lama estrus adalah 33±13,6 jam. Kebuntingan dini terdeteksi pada hari ke-22 (22,3±0,6 hari). Perkembangan fetus diikuti dengan peningkatan diameter dan ketebalan uterus. Diameter uterus meningkat dari hari ke-22 (1,8±0,7 cm) hingga hari ke-42 (5,6±1,1 cm), dan tebal uterus meningkat dari hari ke-22 (0,8±0,1 cm) hingga hari ke-42 (2,1±0,5 cm). Plasentom muncul pada kebuntingan hari ke-34 (0,8±0,2 cm) dan menunjukkan pola perkembangan yang terus meningkat secara signifikan sampai hari ke-56 (2,7±0,5 cm; P0,05). Diameter kotiledon hari ke-34 sekitar 0,8±0,2 cm hingga hari ke-56 (2,7±0,5 cm) dan hari ke-77 (3,3±0,4 cm). Dapat disimpulkan bahwa diagnosis positif dari kebuntingan pada domba garut terlihat pada hari ke-12 dan fetus dapat diamati pada hari ke-22.
Profil Hematologi, Kadar Besi (Fe), dan Rasio Mieloid: Eritroid Kuda Hiperimun yang digunakan dalam Produksi Plasma Antisera Dinar Arifianto; Anita Esfandiari; I Wayan Teguh Wibawan; Amrozi Amrozi; Maharani Maharani; Darsono Darsono; Hirawan Setiadi; Agus Setiyono
Jurnal Sain Veteriner Vol 42, No 1 (2024): April
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.90681

Abstract

Kuda merupakan salah satu hewan yang penting dalam produksi plasma antisera sebagai bahan baku pembuatan serum. Akhir abad ke-19 kuda berperan krusial dalam pengembangan serum pertama terhadap penyakit difteri manusia. Hingga saat ini kuda masih digunakan untuk memproduksi berbagai serum anti-venom, anti-rabies, anti-tetanus, hingga anti-SARS CoV-2. Proses produksi plasma antisera diawali dengan injeksi imunogen pada kuda yang disebut dengan hiperimunisasi. Antibodi dalam jumlah besar yang terbentuk dikoleksi kemudian dipurifikasi untuk digunakan pada manusia. Hiperimunisasi menimbulkan berbagai efek samping, diantaranya adalah penimbunan fibril amiloid pada berbagai jaringan yang dapat mengganggu fisiologi dan fungsi organ tubuh. Sebanyak 12 ekor kuda digunakan dalam penelitian ini dan dibagi menjadi 4 kelompok. Kuda kontrol (n=3) terdiri atas kuda yang belum pernah mendapatkan perlakuan hiperimunisasi, sedangkan 9 kuda lainnya dikelompokkan berdasarkan lamanya waktu produksi plasma antisera dengan metode hiperimunisasi (masing-masing kelompok berjumlah 3 ekor). Kelompok I terdiri atas kuda dengan masa produksi 2-3 tahun, kelompok II terdiri atas kuda dengan masa produksi 4-5 tahun, dan kelompok III terdiri atas kuda dengan masa produksi 6-7 tahun. Sampel darah, serum, dan aspirasi sumsum tulang dianalisis utuk menghitung niali eritrosit, Hb, PCV, trombosit, profil besi (besi serum, UIBC, TIBC, saturasi transferin), rasio mieloid:eritroid (M:E) dan persentase retikulosit. Analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada parameter eritrosit dan rasio M:E (P<0,05), sedangkan niali Hb, PVC, trombosit, prosentase retikulosit, dan profil besi tidak ditemukan perbedaan yang signifikan (P>0,05). Data tersebut menunjukkan bahwa perlakuan hiperimunisasi menyebabkan penurunan eritrosit dan peningkatan nilai rasio mieloid:eritroid (M:E) pada kuda penghasil plasma antisera.
PENGHAMBATAN ENZIM TIROSINASE dan AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUNGA TELANG (Clitoria ternatea) MENGGUNAKAN METODE DPPH Bayu Febram Prasetyo; Amrozi; Nur Anisa BS
Jurnal Buana Farma Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v4i1.942

Abstract

Clitoria ternatea or known as the butterfly pea is widely used in the health sector due to its efficacy as antidiabetic, anti-inflammatory, antimicrobial, anticancer, analgesic, antipyretic, and antioxidants. The purpose of this research is to examine the antioxidants and tyrosinase inhibitor activities of butterfly pea ethanol extract as well as to identify the phytochemical content. Antioxidants activities are determined by the DPPH method. The results of this study indicates that butterfly pea extract has very weak antioxidant activities with an IC50 value more than 200 ppm. The results of the tyrosinase inhibitor activities showed that the butterfly pea extract did not inhibit the tyrosinase enzyme. Based on the screening phytochemical tests, the chemical components contained in butterfly pea extract are flavonoids, tannins, saponins, and steroids. Bunga telang flower extract has very weak antioxidant activity and tyrosinase inhibitor testing showed antioxidant flower extract by DPPH method. Tyrosinase inhibitor assay results showed white Bungatelang extract has no activity to inhibit tyrosinase enzyme.
Ovarian Dinamics of Simmental Crossbreed Diagnosed Prolonged Oestrus Cows Treated With a Intravenous of Human Chorionic Gonadotrophin (hCG) nisfu bayu kurniadi; Ligaya ITA Tumbelaka; Amrozi Amrozi; Langgeng Priyanto
Jurnal Veteriner Vol 24 No 3 (2023)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/jveteriner.2023.24.3.271

Abstract

This study was aimed to identify ovarian dynamics using ultrasonography (USG) in simmental crossbreed cows diagnosed prolonged oestrus treatment with human chorionic gonadotrophin (hCG). A total of four Simmental crossbreed cows diagnosed with prolonged oestrous were used in this study. The first oestrous observations in all four cows were a control group, where as the next oestrous cycle observation to the same four cows treated with 1500 IU hCG in jugular vein refer to treated group. The observation of ovarian dynamics was started from the first oestrous day until ovulation occurs in the second oestrus cycle using ultrasonography (USG) with a linear rectal probe. At the same time, follicle and corpus luteum (CL) images were recorded every day. Data were analyzed using paired data comparison test (pair sample t-test). The observation results ovarian dynamics on prolonged oestrus cows showed that the long of oestrous cycle was 22.5 ± 0.5 days, and there are three follicular wave patterns in oestrous cycle. The first wave of dominant follicle was firstly identified on day 3.3 ± 0.5, reached maximum diameter 12.0 ± 0.3 cm. The second and third dominant follicle appeared on day 10.8 ± 0.5 and 15.8 ± 0.5 cm reached maximum diameter 1.2 ± 0.3 cm dan 1.5 ± 0.3 cm. Therapy with hCG does not significantly affect the dominant follicle’s diameter during oestrous (p>0.05). The conclusion of this study showed that 1500 IU of hCG therapy does not affect the development of dominant follicle, however, it can shorten the duration of oestrous and ovulation time.
Sifat bioavailabilitas implan intravaginal berbahan kitosan-PEG-PCL dalam simulasi cairan vagina dan vagina sapi Yessa, Elma Yuliani; Wientarsih, Ietje; Purwantara, Bambang; Amrozi, Amrozi; Ulum, Mokhamad Fakhrul
ARSHI Veterinary Letters Vol. 7 No. 3 (2023): ARSHI Veterinary Letters - August 2023
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.7.3.57-58

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengevaluasi bioavailabilitas implan intravaginal yang terbuat dari poli-ymer kitosan-polietilen glikol (PEG)-polikaprolakton (PCL) yang dapat terbiodegradasi dalam cairan simulasi vagina (SVF) dan vagina sapi. Implan dibuat menggunakan teknik peleburan dan pencetakan dengan 26 formulasi berbeda. Selanjutnya implan direndam dalam 40 mL SVF pada suhu 37,8℃ dan diamati perubahan morfologi implan setiap hari hingga hari ke 5. Implan yang bertahan hingga hari kelima diuji ketersediaannya lebih lanjut pada vagina sapi dan diamati setiap hari selama 2 minggu. Uji perendaman pada hasil SVF menunjukkan bahwa implan dengan kandungan PEG 75-85% lebih cepat meleleh dibandingkan implan dengan kandungan PEG 20-72%. Implan yang mengandung 1-10% PCL terkikis lebih cepat di SVF dibandingkan implan yang mengandung 22-80% PCL. Implan yang mengandung kitosan dapat tetap stabil di SVF lebih lama dibandingkan implan tanpa kitosan. Uji bioavailabilitas pada vagina sapi menunjukkan bahwa implan 21-23 bertahan hingga hari ke 10, sedangkan implan 24-26 dikeluarkan dari vagina sapi selama pengujian. Implan 21-23 merupakan formulasi yang menjanjikan untuk pengembangan implan intravaginal yang dapat terbiodegradasi. Dengan menyesuaikan komposisi kitosan (antara 14-18 berat%), PEG (maksimum 72 berat%), dan PCL (minimal 20 berat%), implan intravaginal mampu meningkatkan ketersediaan hayati cairan vagina dan vagina yang disimulasikan. ternak
Co-Authors . Aryogi A. Boediono A. Winarto Ade Ocktaviani Adi Winarto Afiqah binti Abd Latif Agik Suprayogi Agus Setiyono Akbar Wijaya Putra Purnama Andriani Andriani Andriyanto . Andriyanto A Anita Esfandiari Arief Boediono Arman Sayuti Asrori Asrori Aulia Andi Mustika Azery bin Kamiring B Purwantara B Purwantara B. Purwantara Bagus Setiawan Bambang Purwantara Bambang Purwatara Bayu Febram Prasetyo Bondan Achmadi Bondan Achmadi Bondan Achmadi Budianto Panjaitan D Sajuthi Darsono Darsono Dedi Rahmat Setiadi Diah Nugrahani Pristihadi Dian Masyitha Dinar Arifianto E. Y. Yessa Edelina Sinaga Elma Yuliani Yessa Erly R Adistya Erly Rizka Adistya Erly Rizka Adistya Fiqhi Alfiansyah Hamdika Yendri Hazar Sukareksi Herdis . Herdis H Herdis Herdis Hidayati Mukarromah Hidayati Mukarromah Hirawan Setiadi Ho Kin Wai I Supriatna I wayan Teguh Wibawan I. Wientarsih Ietje Wientarsih IETJE WIENTARSIH Iga Mahardi Iga Mahardi Iman Supriatna Juli Melia K. B. Putro Kiki Amalia Rama koekoeh santoso Krido Brahmo Putro Kudang Boro Seminar Langgeng Priyanto Leo Sapelani Soinbala Ligaya I. T. A. Tumbelaka Ligaya ITA Tumbelaka Luci Parwati M Agus Setiadi M Ibnu Satria M. F. Ulum M. Ibnu Satria Maharani Maharani Mokhamad Fakhrul Ulum, Mokhamad Muchidin Noordin MUHAMMAD AGIL Muhammad Danang Eko Yulianto Muhammad Imron Muhammad Imron Muhammad Imron Mutmainnah Mutmainnah Ni Wayan Kurniani Karja nisfu bayu kurniadi Nugroho Sampurno Nur Anisa BS Nurul Taufiqu Rochman Oriza Savitri Ariantie P Situmorang R I Afiriantini Rachmat Herman Rahminiwati, Min Rastina Rastina Riasari Gail Sianturi Ridi Arif Rivangga Yuda Hendika Roslizawaty r Roslizawaty Roslizawaty Rusdin - Santoso . Santoso S Santoso Santoso Sari Yanti Hayanti Satya Gunawan Siti Dwi Rahmah Ayumi Solly Aryza Srihadi Agungpriyono Sriyanto - Sugganya a/p Ravi Syafruddin S T L Yusuf Tukiran Tuty Laswardi Yusuf Tuty Laswardi Yusuf W. Manalu Wasmen Manalu Yessa, Elma Yuliani Yudha Fahrimal Yudi Eka Satria