Claim Missing Document
Check
Articles

IDENTIFIKASI LEUKOSIT POLYMORPHONUCLEAR (PMN) DALAM DARAH SAPI ENDOMETRITIS YANG DITERAPI DENGAN GENTAMISIN, FLUMEQUIN, DAN ANALOG PGF2 Melia, Juli; a, Amrozi; Tumbelaka, Ligaya Ita; Fahrimal, Yudha
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 6, No 2 (2012): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v6i2.342

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui persentase leukosit polymorphonuclear (PMN) dalam preparat ulas darah sapi endometritis. Enam ekor sapi endometritis dibagi dalam dua kelompok perlakuan. Kelompok I (n=3) diterapi dengan 250 mg gentamisin/ekor, 250 mg flumequin/ekor, dan PGF2 sebanyak 12,5 mg/ekor secara intra uteri. Kelompok II (n=3) diterapi dengan menggunakan antibiotik dengan dosis dan cara pemberian yang sama seperti pada Kelompok I. Hasil penghitungan leukosit diferensial sebelum terapi menunjukkan persentase jumlah limfosit yang lebih tinggi dibandingkan bentuk leukosit lainnya pada Kelompok I dan II masing-masing adalah 62,501,17 dan 63,662,35, sedangkan persentase jumlah neutrofil pada Kelompok I dan II masing-masing adalah 29,330,94 dan 27,330,94. Setelah terapi, tidak ada perbedaan persentase (P0,05) bentuk leukosit antara kedua kelompok perlakuan. Terapi kombinasi antibiotik dan PGF2 pada sapi penderita endometritis tidak menghasilkan perubahan diferensial leukosit termasuk PMN.
GAMBARAN KLINIS SAPI PIOMETRA SEBELUM DAN SETELAH TERAPI DENGAN ANTIBIOTIK DAN PROSTAGLANDIN SECARA INTRA UTERI Sayuti, Arman; Melia, Juli; a, Amrozi; s, Syafruddin; r, Roslizawaty; Fahrimal, Yudha
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 6, No 2 (2012): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v6i2.310

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran klinis sapi pyometra sebelum dan setelah diterapi dengan antibiotik dan prostaglandin. Dalampenelitian ini digunakan enam ekor sapi betina yang didiagnosis menderita piometra berdasarkan pemeriksaan secara klinis dan ultrasonografi pada organ reproduksi. Sapi tersebut dibagi ke dalam dua kelompok perlakuan, masing-masing 3 ekor sapi untuk tiap kelompok. Kelompok I diterapi dengan 5 ml antibiotik (gentamicine, flumequine) ditambah 15 ml NaCl fisiologis dan PGF2 (Luprostiol) 12,5 mg secara intra uteri,sedangkan kelompok II diterapi hanya dengan menggunakan antibiotik. Hasil penelitian menunjukkan pada sapi yang didiagnosis piometra ditemukan adanya cairan yang penuh mengisi uterus (100%), korpus luteum persisten pada salah satu ovarium (100%), discharge di sekitar ekor, perineum, dan vulva yang berwarna kuning (50%), krem (33,3%), dan hijau keabu-abuan (16,6%). Sapi yang diterapi dengan antibiotik dan PGF2 menyebabkan pengeluaran leleran yang lebih cepat dan lebih banyak dibandingkan sapi yang diterapi hanya dengan antibiotik.
Profil Hematologi, Kadar Besi (Fe), dan Rasio Mieloid: Eritroid Kuda Hiperimun yang digunakan dalam Produksi Plasma Antisera Arifianto, Dinar; Esfandiari, Anita; Wibawan, I Wayan Teguh; Amrozi, Amrozi; Maharani, Maharani; Darsono, Darsono; Setiadi, Hirawan; Setiyono, Agus
Jurnal Sain Veteriner Vol 42, No 1 (2024): April
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.90681

Abstract

Kuda merupakan salah satu hewan yang penting dalam produksi plasma antisera sebagai bahan baku pembuatan serum. Akhir abad ke-19 kuda berperan krusial dalam pengembangan serum pertama terhadap penyakit difteri manusia. Hingga saat ini kuda masih digunakan untuk memproduksi berbagai serum anti-venom, anti-rabies, anti-tetanus, hingga anti-SARS CoV-2. Proses produksi plasma antisera diawali dengan injeksi imunogen pada kuda yang disebut dengan hiperimunisasi. Antibodi dalam jumlah besar yang terbentuk dikoleksi kemudian dipurifikasi untuk digunakan pada manusia. Hiperimunisasi menimbulkan berbagai efek samping, diantaranya adalah penimbunan fibril amiloid pada berbagai jaringan yang dapat mengganggu fisiologi dan fungsi organ tubuh. Sebanyak 12 ekor kuda digunakan dalam penelitian ini dan dibagi menjadi 4 kelompok. Kuda kontrol (n=3) terdiri atas kuda yang belum pernah mendapatkan perlakuan hiperimunisasi, sedangkan 9 kuda lainnya dikelompokkan berdasarkan lamanya waktu produksi plasma antisera dengan metode hiperimunisasi (masing-masing kelompok berjumlah 3 ekor). Kelompok I terdiri atas kuda dengan masa produksi 2-3 tahun, kelompok II terdiri atas kuda dengan masa produksi 4-5 tahun, dan kelompok III terdiri atas kuda dengan masa produksi 6-7 tahun. Sampel darah, serum, dan aspirasi sumsum tulang dianalisis utuk menghitung niali eritrosit, Hb, PCV, trombosit, profil besi (besi serum, UIBC, TIBC, saturasi transferin), rasio mieloid:eritroid (M:E) dan persentase retikulosit. Analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada parameter eritrosit dan rasio M:E (P<0,05), sedangkan niali Hb, PVC, trombosit, prosentase retikulosit, dan profil besi tidak ditemukan perbedaan yang signifikan (P>0,05). Data tersebut menunjukkan bahwa perlakuan hiperimunisasi menyebabkan penurunan eritrosit dan peningkatan nilai rasio mieloid:eritroid (M:E) pada kuda penghasil plasma antisera.
Co-Authors . Aryogi A. Boediono A. Winarto Ade Ocktaviani Ade Ocktaviani, Ade Adi Winarto Afiqah binti Abd Latif Agik Suprayogi Agus Setiyono Akbar Wijaya Putra Purnama Andriani Andriani Andriyanto . Andriyanto A Andriyanto Andriyanto Anita Esfandiari Arief Boediono Arifianto, Dinar Arman Sayuti Arman Sayuti Asrori Asrori Aulia Andi Mustika Azery bin Kamiring B Purwantara B Purwantara B. Purwantara Bagus Setiawan Bagus Setiawan Bambang Purwantara Bambang Purwatara Bambang Purwatara, Bambang Bambang Sigit Widodo Bayu Febram Prasetyo Bondan Achmadi Bondan Achmadi Bondan Achmadi Bondan Achmadi, Bondan Budianto Panjaitan D Sajuthi Darsono Darsono Dedi Rahmat Setiadi Diah Nugrahani Pristihadi Dian Masyitha E. Y. Yessa Edelina Sinaga Elma Yuliani Yessa Erly R Adistya Erly Rizka Adistya Erly Rizka Adistya Fiqhi Alfiansyah Hamdika Yendri Hazar Sukareksi Hazar Sukareksi, Hazar Herdis . Herdis H Herdis H Herdis Herdis Hidayati Mukarromah Hidayati Mukarromah Ho Kin Wai I Supriatna I wayan Teguh Wibawan I. Wientarsih Ietje Wientarsih IETJE WIENTARSIH Iga Mahardi Iga Mahardi Iman Supriatna Juli Melia Juli Melia K. B. Putro Kamiliyah, Kamiliyah Kiki Amalia Rama koekoeh santoso Krido Brahmo Putro Kudang Boro Seminar Langgeng Priyanto Leo Sapelani Soinbala Ligaya I. T. A. Tumbelaka Ligaya ITA Tumbelaka Luci Parwati M Agus Setiadi M Ibnu Satria M. F. Ulum M. Ibnu Satria Maharani Maharani, Maharani Mokhamad Fakhrul Ulum, Mokhamad Muchidin Noordin MUHAMMAD AGIL Muhammad Danang Eko Yulianto Muhammad Imron Muhammad Imron Muhammad Imron Mutmainnah Mutmainnah Mutmainnah Mutmainnah Ni Wayan Kurniani Karja nisfu bayu kurniadi Nugroho Sampurno Nur Anisa BS Nurul Taufiqu Rochman Nurul Taufiqu Rochman Oriza Savitri Ariantie Oriza Savitri Ariantie P Situmorang Parwati, Luci R I Afiriantini Rachmat Herman Rahminiwati, Min Rastina Rastina Riasari Gail Sianturi Ridi Arif Rivangga Yuda Hendika Roslizawaty r Roslizawaty r Roslizawaty Roslizawaty Rusdin - Santoso . Santoso S Santoso S Santoso Santoso Sari Yanti Hayanti Satya Gunawan Setiadi, Hirawan Siti Dwi Rahmah Ayumi Solly Aryza Srihadi Agungpriyono Sriyanto - Sugganya a/p Ravi Syafruddin S Syafruddin s T L Yusuf Tukiran TUTY LASWARDI YUSUF Tuty Laswardi Yusuf Tuty Laswardi Yusuf W. Manalu Wasmen Manalu Yessa, Elma Yuliani Yudha Fahrimal Yudha Fahrimal Yudi Eka Satria